• TERKINI
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Memimpin dengan Nilai Progresif, Inovatif, dan Kritis

17/01/2022/in Feature /by Ard

Alaf Muhammad Zulfikri ketua umum terpilih IMM FAI Universitas Ahmad Dahlan periode 2022/2023 (UAD)

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) senantiasa memberikan ruang bagi organisasi otonom milik Muhammadiyah, salah satunya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM). Pada 13 Januari 2022 lalu, IMM Fakultas Agama Islam (FAI) UAD resmi dilantik untuk kepengurusan yang baru, dengan mengambil tema “Reaktualisasi Teologi Al-‘Asr wujudkan IMM Berkemajuan”. Alaf Muhammad Zulfikri selaku ketua umum terpilih periode 2022/2023 menegaskan bahwa tema ini diambil karena sesuai dengan grand design yang akan dibawa satu periode yang akan datang. Alaf sudah menyiapkan beberapa hal untuk menakhodai IMM FAI ke depan. Jika dalam menjalani kepemimpinan nanti mengalami beberapa hambatan maka sangat dibutuhkan kerja sama tim untuk mewujudkan IMM FAI yang berkemajuan dengan teologi Al-Maun sebagai landasan.

Apa saja yang sudah disiapkan untuk menjadi seorang pemimpin?

Persiapan dengan tolok ukur gambaran ke depannya, baik pengalaman yang dimiliki, jiwa kader yang dibangun selama menjadi kader, dan menjabat sebagai Pimpinan Komisariat. Semuanya senantiasa dilalui dengan ikhlas Lillahi ta’ala. Selain itu dalam ber-IMM tidak digunakan semata-mata untuk eksistensi belaka, tetapi sebagai jalan dakwah perjuangan di ikatan untuk membantu terwujudnya cita-cita Muhammadiyah.

Grand design apa yang akan dibawa selama satu periode ke depan?

Grand desain satu periode ini berlandaskan bangunan awal yang menjadi impian besar demi mewujudkan IMM FAI yang berkemajuan. Kami mempunyai visi yakni transformasi spirit iqra spirit berkemajuan sebagai basis gerakan. Sedangkan misi ada empat, yaitu menanamkan ideologi secara masif, optimalisasi pengilmuan IMM, revitalisasi creative minority, dan menumbuhkan etos ejawantah sebagai bentuk semangat transformasi.

Strategi kepemimpinan seperti apa yang akan diterapkan di IMM FAI?

Untuk strategi simpelnya gaya kepemimpinan ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Di depan memberi contoh, di tengah membangun prakarsa, di belakang memberi dorongan.

Nilai apa yang harus diterapkan untuk menjadi seorang pemimpin yang baik dan berhasil?

Nilai yang ditumbuhkan sebagai pemimpin sebenarnya sangat kompleks. Banyak hal yang mungkin bisa langsung dilihat secara langsung terjun ke lapangan secara historis, tidak sekadar teoritis saja. Sampai saat ini nilai-nilai yang saya bangun untuk diterapkan menjadi pemimpin yaitu nilai profesionalitas, yakni seorang pemimpin mampu mengayomi, melayani, menjadi teladan contoh yang baik, mendorong support dari belakang, dan membangun suatu bangunan yang kokoh.

Kedua, soliditas. Inilah poin penting seorang pemimpin bisa memengaruhi untuk saling bersinergi dari segenap pimpinan dari atas hingga turunannya, untuk saling beriringan gerak bersama agar tercapai visi misi dan kegiatan, proker yang diinginkan untuk mewujudkan cita-cita tujuan IMM dan Persyarikatan Muhammadiyah.

Lalu nilai inovatif, yang menjadi pokok seseorang di setiap organisasi untuk berpikir, bertindak untuk membangun inovasi hal-hal baru agar berkembang dan lebih bermanfaat lagi. Nilai progresif, ini juga menjadi daya juang sebagai kader mampu bergerak maju lebih berkembang dari hari ke hari agar ke arah kemajuan untuk memperbaiki keadaan.

Banyak hal yang perlu dibangun sebagai pemimpin yang berani untuk dipimpin. Tidak lupa pula untuk adaptasi, menyesuaikan keadaan dan perkembangan zaman. Dengan begitu, maka impian besar organisasi pun akan tercapai.

Satu lagi nilai kritis, untuk selalu berpikir ke depan baik untuk memutuskan suatu dan menyelesaikan persoalan dengan solusi dan memecahkan masalah dengan menempatkan posisinya.

Seberapa pentingnya peran internal untuk kemajuan IMM FAI?

Penting banget, karena internal ini yang menjadi peranan yang sangat besar, dari konseptor dan eksekutor yang saling bersinergi, juga para Pimpinan Komisariat dari atas hingga ke bawah yang saling berintegrasi.

Harapan untuk IMM FAI ke depan?

Membangun sebuah kekeluargaan yang saling merangkul yang menjadikan IMM ini rumah. Ketika ada masalah atau persoalan maka saling berbagi suka maupun duka. Selain itu sebagai ladang perjuangan, ladang dakwah, ladang untuk berani berproses, berani berubah lebih baik ke arah kemajuan. Tujuannya agar bermanfaat bagi diri sendiri, orang lain, IMM, dan Persyarikatan Muhammadiyah.

Selanjutnya yaitu harapan yang sangat besar, impian besar mengenai membangun kultur IMM FAI. Hal ini berhubungan dengan tri kompetensi dasar atas arah gerak IMM dan sebagai kader mampu menanamkan nilai religiusitas, intelektualitas, serta humanitas. Kader IMM semoga juga mampu memahami prinsip ideologi IMM secara menyeluruh sehingga diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, juga mampu menyesuaikan keadaan bergerak maju, meningkatkan progresivitas agar lebih baik ke depannya dalam segala hal, berjuang di jalan Allah untuk berdakwah di mana pun berada dan kapan pun. (wid)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Alaf-Muhammad-Zulfikri-ketika-menyampaikan-sambutan-sebagai-ketua-umum-terpilih.jpeg 1066 1599 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-01-17 09:10:022022-01-17 08:48:24Memimpin dengan Nilai Progresif, Inovatif, dan Kritis

Mewujudkan Toleransi Antarumat Beragama di Indonesia

15/01/2022/in Feature /by Ard

Ustaz Drs. H. Anhar Anshory, M.S.I., Ph.D., pemateri Kajian Rutin Bakda Magrib Masjid IC Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Didi)

Kajian Rutin bakda Magrib yang diadakan oleh Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bersama Lembaga Pengembangan Studi Islam (LPSI) UAD dan Pesantren Mahasiswa K.H. Ahmad Dahlan (Persada) UAD, melanjutkan pembahasannya tentang Akidah Akhlak. Acara ini ditayangkan secara langsung di kanal YouTube Masjid Islamic Center UAD pada Kamis, 13 Januari 2022.

Kembali hadir sebagai pemateri, Ustaz Drs. H. Anhar Anshory, M.S.I., Ph.D. selaku anggota Majelis Tabligh PP Muhammadiyah dan merupakan Kepala LPSI UAD. Anhar membahas lebih mendalam tentang cara Al-Qur’an agar bisa menjadi pedoman hidup manusia, dan pokok kebebasan beragama di dalam Pancasila untuk mewujudkan toleransi antarumat beragama di Indonesia.

Menurutnya, Al-Qur’an sebagai pedoman hidup haruslah dipahami sehingga bijak bila dipelajari secara bertahap, seperti yang dijelaskan pada ayat pertama Surah Al-Alaq. Dalam praktiknya, salah satu metode belajar ialah membaca, dan bisa dilakukan dengan melihat maupun meniru. Untuk menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup, adalah dengan memiliki kesadaran di dalam diri manusia.

“Pada kesibukan kita di keseharian luangkan waktu untuk belajar, meskipun belajar yang dilakukan itu sejenak atau sedikit. Dalam proses belajar ini, lebih baik jika tidak hanya membaca Al-Qur’an saja, tetapi dibarengi dengan membaca terjemahan atau tafsirnya agar belajar dan ilmu yang diperoleh lebih rinci dan mendalam. Itu bisa dilakukan secara perorangan atau dengan bimbingan ahli,” jelas Anhar.

Manusia juga hendaknya selalu berusaha dengan kemampuan yang dimiliki, dan jangan berkecil hati jika hasil yang diperoleh sedikit. Sebab, sejatinya ilmu yang diperoleh akan terus berkembang, terlebih jika dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

“Dalam Pancasila tercantum di Pasal 29 Ayat 1 dan 2 tentang kebebasan orang beragama untuk menjalankan perintah agamanya masing-masing. Sedari itu, yang perlu dibangun untuk menuju Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah nilai-nilai yang terkandung dalam agama. Mustahil mewujudkan NKRI yang di dalamnya terdapat kesatuan, persatuan, keutuhan, kohesi sosial, pada bangsa jika tanpa mempelajari agama. Oleh sebabnya, kepada seluruh masyarakat Indonesia patuhilah perintah agama masing-masing yang dianut, tunjukkan nilai-nilai sakral agama dalam realitas kehidupan berbangsa dan bernegara, serta bangun toleransi beragama,” tegas Anhar. (didi)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Ustaz-Drs.-H.-Anhar-Anshory-M.S.I.-Ph.D.-sebagai-pemateri-pada-Kajian-Rutin-Bakda-Magrib-bertemakan-Akidah-Akhlak-2.jpg 750 1334 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-01-15 10:13:132022-01-15 10:13:13Mewujudkan Toleransi Antarumat Beragama di Indonesia

Jangan Ragu Ikut PKM, Enggak Ada Ruginya!

10/01/2022/in Feature /by Ard

Program podcast mahasiswa FAST mengundang narasumber Aulia Husnia Putri (kanan) dan Abimanyu Diba Pradana (tengah) (Foto: Didi)

Fakultas Sains dan Teknologi Terapan (FAST), Universitas Ahmad Dahlan (UAD), dalam program FASTcast Episode 3 membawakan tema menarik serta penuh pembelajaran yang bermanfaat. Tayang secara langsung di kanal YouTube FAST UAD pada Jumat, 7 Januari 2022, program ini dipandu oleh Feny Pramadita, mengundang narasumber Aulia Husnia Putri mahasiswi Fakultas Farmasi UAD sekaligus Ketua Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM Center) UAD 2021, dan Abimanyu Diba Pradana mahasiswa Program Studi (Prodi) Biologi UAD sekaligus Ketua Tim Finalis Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-34 Universitas Sumatera Utara (USU).

PKM Center UAD adalah sebuah organisasi mahasiswa (ormawa) guna mewadahi para mahasiswa UAD yang terjun ke dalam suatu kompetisi, salah satunya ialah kompetisi PKM. “Selain mengurus kompetisi PKM, banyak kegiatan maupun kompetisi yang juga diurus oleh PKM Center, di antaranya ialah Program Kompetisi Bisnis Mahasiswa Indonesia (KBMI), Kompetisi Mahasiswa Nasional Bidang Ilmu Bisnis, Manajemen dan Keuangan (KMBK), Program Wira Desa, Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D), Pagelaran Mahasiswa Nasional Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (GEMASTIK), dan lain sebagainya,” jelas Aulia.

“Sedari sekarang apakah PKM Center sudah melakukan persiapan atau sosialisasi kepada para mahasiswa, untuk berbagai kompetisi yang akan datang, khususnya kompetisi PKM itu sendiri?” tanya Feny.

“Sudah tentunya, PKM Center UAD sejak bulan November tahun lalu telah mengadakan sosialisasi kepada mahasiswa, narasumbernya berasal dari finalis di kompetisi PKM, dosen pembina, dan para pendamping tim. Untuk saat ini PKM Center masih terus melakukan sosialisasi, dan di bulan Januari ini insyaallah akan diluncurkan timeline UAD. Dari timeline itu akan membantu para mahasiswa UAD untuk bisa melakukan persiapan dini, sembari menunggu timeline resmi dari pemerintah pusat,” jawab Aulia.

Kompetisi PKM adalah suatu rangkaian acara yang panjang. Di dalamnya terdapat persiapan dari para peserta, pencarian kelompok, diskusi dengan dosen pembimbing, penentuan judul dan tema penelitian, pengajuan proposal, dan jika tahapan itu telah selesai dan dinyatakan lolos, akan maju ke tahap berikutnya.

“Tahap selanjutnya ini ialah proses penelitian, masuk ke dalam rangkaian acara, lalu sampai di penghujung kompetisi PKM, yaitu mempresentasikan hasil penelitian kepada para juri yang terdiri atas dosen-dosen terbaik dan terpilih di Indonesia,” Diba menambahkan.

Saat ditanya apa hal yang diperoleh ketika mengikuti kompetisi PKM oleh Feny, Diba menjawab lugas dan penuh kebahagiaan, “Bagi saya adalah mendapatkan pengalaman ketika di laboratorium, karena disibukkan dengan kegiatan penelitian yang jarang didapat pada bangku perkuliahan umum, dan bagaimana bekerja di dalam sebuah tim.”

“Kepada mahasiswa yang masih bimbang untuk mengikuti kompetisi PKM ini ke depannya, jangan ragu dan cobain aja dulu, enggak akan ada ruginya, kok! Banyak kegiatan dan pembelajaran yang mahasiswa UAD bisa dapatkan dari mengikuti kompetisi PKM. Bahkan saya setelah mengikuti kompetisi PKM ini, terasa sangat mudah dalam mengerjakan proposal skripsi, enggak sampai sehari!” pesan Diba. (didi)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Program-podcast-mahasiswa-FAST-mengundang-narasumber-Aulia-Husnia-Putri-dan-Abimanyu-Diba-Pradana.jpg 566 1007 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-01-10 10:39:332022-01-10 10:40:27Jangan Ragu Ikut PKM, Enggak Ada Ruginya!

Kiblat dan Masyarakat Islam Ideal

07/01/2022/in Feature /by Ard

Kajian Rutin Bakda Magrib Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Didi)

Kajian Rutin Bakda Magrib Masjid Islamic Center UAD (Universitas Ahmad Dahlan) kembali digelar pada Rabu, 5 Januari 2021, melalui siaran langsung di kanal YouTube Masjid Islamic Center UAD. Dengan mengusung tema “Kiblat dan Masyarakat Islam Ideal” Al-Baqarah 142‒152 Bagian 1, kajian rutin yang diadakan oleh UAD, Lembaga Pengembangan Studi Islam (LPSI) UAD, Masjid Islamic Center UAD, dan Pesantren Mahasiswa K.H. Ahmad Dahlan (Persada) menghadirkan Ustaz Dr. H. Nur Kholis, S.Ag., M.Ag. sebagai pemateri. Ia juga merupakan dekan Fakultas Agama Islam (FAI) UAD, anggota di Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, sekaligus sebagai Imam Besar Islamic Center UAD.

Umat Islam sebagai golongan penengah mempunyai tugas yang tidak ringan, di dalamnya terdapat tugas internal maupun eksternal, yakni meyakinkan keimanan di dalam diri sendiri serta meyakinkan keimanan atas orang lain, yang disebut sebagai syiar. Orang-orang yang beriman inilah akan selalu mendapat petunjuk dari Allah.

Dalam penyampaiannya terkait tema kajian, Nur mengungkapkan, “Kalau dilihat dari munasabah ayatnya, surah Al-Baqarah ayat 142 dan 152 ini erat terkait dengan ayat-ayat sebelumnya, terutama yang dimulai pada surah Al-Baqarah ayat 130. Dalam ayat-ayat sebelumnya ini, membahas tentang agama yang diajarkan dan dipraktikkan oleh Nabi Ibrahim, atau biasa disebut Millah Ibrahim, yang kemudian menjadi panduan dari para pemeluk agama-agama sesudahnya.”

“Pada surah Al-Baqarah ayat 135 bahwasanya hanif di ayat ini adalah orang yang cermat dalam menempuh jalan istikamah. Dengan kualitas hanif ini, maka apa yang dipraktikkan Nabi Ibrahim menjadi suatu tuntunan yang menekankan pada keberagaman etis, atau keberagaman iman kepada Allah dengan keterlibatan yang intens di dalam kehidupan,” jelas Nur.

Nur juga menyampaikan, pada keyakinan bahwa sebenarnya salat telah lebih dahulu dilakukan sebelum peristiwa Isra Miraj, ini bisa didasarkan pada Surah Hud ayat 114 dan Thaha ayat 132. Ia menerangkan bahwa fenomena ini juga bisa didasarkan pada suatu idealitas keberagaman Islam, yang berkerangka Millah Ibrahim.

Nur menambahkan, “Sebelumnya, arah kiblat ke Baitul Maqdis bukanlah berdasarkan wahyu, melainkan karena tradisi saja, kemudian Nabi Muhammad memohon kepada Allah agar memerintahkan peralihan arah kiblat ke Masjidil Haram. Inilah yang akhirnya menjadi perbedaan, dari yang semula arah kilat berdasar tradisi ke arah kiblat yang berdasarkan wahyu, atau perintah Allah melalui Al-Qur’an.” (didi)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kajian-Rutin-Baada-Maghrib-Islamic-Center-UAD.jpg 750 1334 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-01-07 14:01:432022-01-07 14:06:09Kiblat dan Masyarakat Islam Ideal

Indonesia Darurat Kekerasan Seksual

03/01/2022/in Feature /by Ard

Pemaparan materi tentang isu kekerasan seksual oleh Hudaturahmah, S.Psi pada forum diskusi oleh Kastrat BEM FSBK UAD (Foto: Tsabita)

Pada periode Januari‒Oktober 2021, Komnas Perempuan menerima aduan 4.500 kasus kekerasan terhadap perempuan. Angka ini melonjak drastis dua kali lipat jika dibandingkan dengan tahun 2020. Dengan semakin sempitnya ruang aman bagi perempuan, maka tidak heran jika saat ini Indonesia dilabeli “DARURAT” kekerasan seksual.

Menyiasati persoalan tersebut, Departemen Kajian Strategis (Kastrat) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Sastra, Budaya, dan Komunikasi (FSBK) menggelar Kastrat Forum yang membahas tentang isu kekerasan seksual terhadap perempuan. Acara tersebut diselenggarakan secara daring bagi peserta umum dan luring bagi internal BEM FSBK pada Rabu, 29 Desember 2021.

Menurut Rancangan Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (RUU TPKS), terdapat sembilan bentuk kekerasan seksual yaitu perkosaan, pelecehan seksual, penyiksaan seksual, eksploitasi seksual, perbudakan seksual, pernikahan paksa, pemaksaan pelacuran, pemaksaan kontrasepsi, dan pemaksaan aborsi.

Hudaturahmah, S.Psi., selaku pembicara menuturkan bahwa kekerasan seksual terjadi ketika adanya paksaan, tanpa persetujuan kedua belah pihak (consent), dan ketimpangan relasi kuasa dan gender. Hal ini yang akan memosisikan korban menjadi pihak yang tidak berdaya dan takut untuk melakukan perlawanan, bahkan untuk sekadar membela diri.

“Korban kekerasan seksual rentan mengalami penderitaan atau kesengsaraan secara fisik, psikis, dan kerugian secara ekonomi, sosial, budaya, dan/atau politik,” terang Huda. Lebih lanjut, ia menjelaskan tentang bahaya kekerasan seksual dari segi fisik, psikis, dan sosial. Secara fisik, korban akan mengalami keluhan rasa sakit dan memiliki kemungkinan mengidap penyakit seksual menular. Secara psikis, umumnya mereka akan mengalami Post-traumatic Stress Disorder (PTSD) dan kecemasan berlebih yang akan menggiring pada keinginan untuk menyakiti diri sendiri hingga bunuh diri. Terakhir, secara sosial, korban jelas akan menerima stigma buruk dari masyarakat yang akan menyebabkan mereka menarik diri dari lingkungan sosial, sulit membangun relasi dengan lawan jenis, dan rasa tidak aman saat berada di tempat ramai.

Darurat kekerasan seksual yang sedang terjadi saat ini tidak bisa hanya dimaknai dengan semakin tinggi dan ekstremnya angka kasus kekerasan seksual, tetapi justru kegagalan dalam penanganan kasus yang terjadi sehingga membuat korban makin merasa dihantam, tidak berdaya, dan kehilangan rasa aman.

Masyarakat kita, yang terbelenggu dengan nilai-nilai patriarki, kerap melakukan manipulasi sosial seperti menyuruh korban menikah dengan pelaku sebagai solusi dari kekerasan seksual. Kurangnya pengetahuan tentang isu kekerasan seksual juga membuat masyarakat sering menormalisasi bentuk-bentuk kekerasan seksual yang terjadi. Yang paling dibutuhkan korban adalah perlindungan, baik secara moral maupun hukum. RUU TPKS adalah instrumen hukum yang akan menjadi payung pelindung korban untuk mendapatkan keadilan. Meski dalam praktiknya, rancangan undang-undang ini tidak kunjung paripurna dan mengalami berbagai pro dan kontra.

Secara moral, masyarakat berperan sebagai passive community karena tidak terlibat langsung dengan kejadian. Namun, hal ini tidak berarti bahwa kontribusinya berakhir begitu saja, masyarakat harus menjelma menjadi support community yang siap memberikan pendampingan dan ruang aman bagi korban. Kita tidak bisa hanya diam dan tutup mata atas apa yang terjadi di sekitar kita. (tsa)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Pemaparan-materi-tentang-isu-kekerasan-seksual-oleh-Hudaturahmah-S.Psi-Foto-Tsabita.jpg 765 1307 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-01-03 08:27:092022-01-03 08:40:43Indonesia Darurat Kekerasan Seksual

Angkringan Kebudayaan: Rangkaian Kenduri Sastra dalam Menumbuhkan Gairah Literasi dan Wirausaha

28/12/2021/in Feature /by Ard

Bazar Buku, salah satu rangkaian kegiatan Angkringan Kebudayaan Kenduri Sastra #2 FSBK UAD (Foto: Istimewa)

Program Studi (Prodi) Sastra Indonesia, Universitas Ahmad Dahlan (UAD), mengadakan Angkringan Kebudayaan yang masih bagian dari rangkaian kegiatan Kenduri Sastra #2, yakni perayaan Milad Prodi Sastra Indonesia dan peringatan Bulan Bahasa. Acara ini dibuka secara resmi oleh Kepala Prodi (Kaprodi) Sastra Indonesia UAD Intan Rawit Sapanti, S.S., M.A., pada Selasa, 26 Oktober 2021 lalu di Auditorium Kampus I UAD.

Berlangsung selama tiga hari sejak dibukanya pada Rabu, 22 Desember 2021, Angkringan Kebudayaan yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia (HMPRISAI) ini terbuka untuk umum, dan di dalamnya terdapat beberapa kegiatan. Di antaranya bazar buku, cendera mata, makanan, mimbar bebas ekspresi, bedah buku, serta pameran karya tulis orisinal dari para mahasiswa Prodi Sastra Indonesia. Ada pun karya tulis yang dipamerkan berupa puisi, cerpen, pantun, anekdot, sajak, dan lain sebagainya.

Untuk bazar buku sendiri ada empat penerbit yang turut berperan di dalam menyukseskan kegiatan ini. Penerbit itu ialah Gambang, JBS (Jual Buku Sastra), Jejak Pustaka, dan Pataba. Selain dari penerbit, Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) turut berperan dengan mengikut sertakan buku-buku mereka di dalam bazar.

“Diperlukan membaca dengan intensitas tinggi untuk menghasilkan karya tulis yang baik, dan jangan ragu untuk mulai menulis. Muatan yang terdapat di buku ini sangat menarik, hanya saja perlu beberapa perbaikan dari segi kepenulisan agar pemilihan kata terasa lebih efektif,” ungkap Alfiandana Susilo Aji, S.S., sebagai pemantik sekaligus alumnus berprestasi mahasiswa Sastra Indonesia UAD, dalam sesi bedah buku Angsa di Batas Impian. Buku tersebut karya dari mahasiswa Sastra Indonesia UAD angkatan 2018 pada tugas mata kuliah Sastra Populer.

Selaku ketua panitia Kenduri Sastra #2 yang juga mahasiswa Prodi Sastra Indonesia UAD, Didi Risaldi mengatakan, hadirnya Angkringan Kebudayaan dalam serangkaian kegiatan di Kenduri Sastra #2 adalah salah satu upaya agar minat dan kreasi mahasiswa UAD dalam berliterasi dan berwirausaha semakin berkembang. “Mahasiswa perlu menunjukkan eksistensinya dalam berliterasi, sebab literasi adalah salah satu gerbang keilmuan, sembari belajar bagaimana agar bisa berbisnis di dalamnya,” pungkas Didi. (didi)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Penampakan-denah-Angkringan-Kebudayaan-scaled.jpg 2068 2560 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2021-12-28 14:45:592021-12-28 14:45:59Angkringan Kebudayaan: Rangkaian Kenduri Sastra dalam Menumbuhkan Gairah Literasi dan Wirausaha

Pemuda Harus Lebih Peduli terhadap Kebudayaan

24/12/2021/in Feature /by Ard

Pemaparan materi dari Dr. Restu Gunawan, M.Hum., dalam Webinar Nasional Cultural Discussion FSBK UAD (Foto: Tsabita)

Pada tahun 2018, Indeks Pembangunan Kebudayaan Indonesia tercatat memiliki nilai sebesar 53,74. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi yang paling unggul dengan nilai 73,79 dan Papua menduduki peringkat terbawah dengan 46,25. Hal ini menjadi bukti bahwa keberagaman memang telah mendarah daging dalam tubuh bangsa Indonesia.

Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Dr. Restu Gunawan, M.Hum., sebagai pembicara dalam Webinar Nasional Cultural Discussion yang diadakan dalam rangka Milad FSBK 2021 membahas banyak seputar peran keberagaman dalam perkembangan kebudayaan di Indonesia.

Contohnya, Indonesia tercatat memiliki kurang lebih 718 bahasa dan 1.350 suku bangsa yang tersebar di seluruh penjuru daerah, maka diharapkan anak-anak muda lebih peduli terhadap bahasa dan budaya daerah masing-masing. Untuk menyikapinya, bisa dimulai dari hal kecil seperti membiasakan berbicara dengan bahasa lokal ketika bertemu teman satu daerah. Jika hal ini tidak dilakukan maka penggunaan bahasa daerah akan semakin merosot seiring berjalannya waktu karena berkurangnya penutur asli.

UNESCO Thematic Think Piece mencatat bahwa budaya adalah pengendali dan penjamin pembangunan berkelanjutan (a driver and an enabler of sustainable development). Hal ini menjadi penting karena ketika kebudayaan dikembangkan maka ia akan terus menjadi besar dan memberi dampak positif terhadap sekitarnya. Sebut saja kawasan Candi Ijo, ketika di area tersebut dilakukan revitalisasi dan pemberdayaan menjadi sebuah cagar budaya maka hal tersebut berimplikasi langsung pada peningkatan ekonomi masyarakat setempat.

Umumnya, orang akan berpikir bahwa budaya dan sejarah adalah masa lalu, sesuatu yang tidak lagi relevan dengan era modern. “Padahal budaya adalah cerita masa lalu, masa kini, dan masa depan, semakin digali semakin memberi makna yang luar biasa,” tegas Restu dalam penyampaian materinya melalui Zoom Meeting pada Minggu, 19 Desember 2021.

Lalu kontribusi apa yang bisa diberikan oleh anak muda yang hidup di era serba digital berkaitan dengan kebudayaan? Selaras dengan kemajuan teknologi yang begitu melekat dalam kehidupan generasi kita, maka upaya pelestarian budaya juga harus disesuaikan. Contohnya, kita bisa mulai membuat kanal YouTube yang berisi konten-konten untuk memperkenalkan kebudayaan daerah masing-masing. Hal ini akan lebih menarik minat kalangan muda dan berdampak positif terhadap pelestarian budaya. (tsa)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Dr.-Restu-Gunawan-M.Hum_.-memberi-materi-dalam-Webinar-Nasional-Cultural-Discussion-2-Foto-Tsabita.jpg 768 1303 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2021-12-24 07:52:302021-12-24 07:52:30Pemuda Harus Lebih Peduli terhadap Kebudayaan

Industri Rumah Tangga Olahan Produk Herbal dan Peluang Industri Rumah Tangga di Era 4.0

23/12/2021/in Feature /by Ard

apt. Rudi Afrinanda, S.Far. sedang memaparkan materi dalam Podcast Farmasi Inspiratif #10 (Foto: Farida)

Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menyelenggarakan Positif (Podcast Farmasi Inspiratif) #10 dengan tema “Industri Rumah Tangga Olahan Produk Herbal dan Peluang Industri Rumah Tangga di Era 4.0” pada Sabtu, 18 Desember 2021 secara daring melalui live streaming YouTube Farmasi UAD.

Hadir sebagai pemateri adalah apt. Dr. Iis Wahyuningsih, M.Si. yang merupakan dosen Fakultas Farmasi UAD dan apt. Rudi Afriananda, S.Far. alumnus Farmasi UAD sekaligus founder Carijamu.

Iis Wahyuningsih menyampaikan mengenai pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) obat tradisional ke arah UMKM pangan. Menurutnya, dalam mengembangkan obat tradisional yang paling mudah yakni dengan Usaha Mikro Obat Tradisional (UMOT), tetapi sangat disayangkan karena belum bisa menyediakan oral.

“Untuk ketersediaan masa jangkauan lama, pada tahap awal lebih ke arah pengembangan pangan dengan Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT). Namun tidak hanya ke arah ia bisa menyembuhkan atau menambah manfaat fisiologis. Sebaiknya ada aspek nutrisi dan sensorik, yakni untuk pengembangan lebih mudah PIRT baru ke arah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan seterusnya.”

Dalam memulai usaha produk herbal, biasanya di tahap awal lebih mengedepankan dalam mengembangkan ide, karena persaingan cukup tinggi agar produk yang dihasilkan berbeda dari yang lain. Tahap berikutnya merancang produk, lalu pengemasan, dan pemasaran. Kabar baiknya, saat ini Kemendikbudristek Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) diberi peluang membuat proposal atau program untuk mengajak dan memberdayakan masyarakat, salah satunya menggali potensi dalam kajian farmasi obat herbal.

Rudi Afriananda selaku pemateri kedua mengungkapkan saat ini banyak industri yang membuka jasa maklon, yakni sebuah kegiatan menciptakan produk yang biasanya dilakukan oleh individu atau sebuah korporasi agar bisa memenuhi kebutuhan dari pihak lain. Apabila ingin membuat produk atau mempunyai ide, kita hanya cukup menyiapkan modal dan strategi marketingnya. Tidak perlu dengan membuat produksi dengan skala besar, karena dengan mudah kita cukup menggunakan jasa maklon tersebut.

“Di masa pandemi, produk yang paling dicari adalah imunomodulator, yaitu produk yang bisa meningkatkan imun, memutarkan imun. Namun ke depannya, menurut apa yang kami amati dari berbagai laporan, akan banyak permintaan untuk kosmetologi, khususnya berkaitan dengan kosmetik herbal karena menjadi kualitas tersendiri,” ucap Rudi.

Dalam pernyataan penutup Positif #10 Iis mengatakan, “Apa yang kamu tidak bisa, jangan menutupi apa yang kamu bisa. Bisanya satu orang dengan orang lain itu berbeda, sehingga ketidakbisaan itu jangan menutupi bisanya. Termasuk dalam usaha jamu atau bahan herbal. Tidak ada yang tidak bisa ketika kita mencoba.”

Senada dengan Iis, Rudi juga mengatakan bahwa kesempatan gagal itu ketika menjadi mahasiswa saja, kalau sudah kerja dan terjun dalam masyarakat kesempatan gagal itu ada tetapi jangan sampai terlalu banyak. Maksimalkan gagal itu ketika menjadi mahasiswa dan terus jadikan support untuk ke depannya. (frd)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/apt.-Rudi-Afrinanda-S.Far-sedang-memaparkan-materi-dalam-POSITIF10-Farmasi-Industri-Industri-Rumah-Tangga-Olahan-Produk-Herbal-dan-Peluang-Industri-Rumah-Tangga-di-Era-4.0-foto-Farida.jpg 768 1366 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2021-12-23 09:26:222021-12-23 09:27:04Industri Rumah Tangga Olahan Produk Herbal dan Peluang Industri Rumah Tangga di Era 4.0

Kepedulian UAD Terhadap Kesejahteraan Mental Mahasiswa

22/12/2021/in Feature /by Ard

Dr. Dody Hartanto, M.Pd., Wakil Dekan FKIP UAD menyampaikan materi dan pandangannya mengenai isu mental mahasiswa (Foto: Didi)

Mental merupakan bagian penting yang harus selalu diperhatikan pada diri manusia. Jika mental sejahtera dan sehat, maka akan memberikan dampak baik yang berpengaruh pada jalannya kehidupan. Sayangnya, perhatian terhadap kesejahteraan dan kesehatan mental di Indonesia masih cukup minim, terlebih di dalam lingkup perguruan tinggi. Beranjak dari hal tersebut, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sampai saat ini menaruh perhatian khusus terhadap isu kesejahteraan dan kesehatan mental di setiap kepribadian mahasiswa.

Dr. Dody Hartanto, M.Pd., selaku Wakil Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UAD mengatakan bahwa perjuangan sebagai mahasiswa terdapat delapan aspek. Di antaranya manajemen waktu, masalah finansial, kompetensi dalam keterampilan, konflik batin menghadapi dosen, perubahan jadwal perkuliahan, deadline sekaligus kuis dadakan, adaptasi lingkungan, dan depresi. Kedelapan aspek tersebut adalah rangkaian masalah yang perlu untuk segera ditangani dengan bijak.

“Berikutnya yang perlu disaksikan lagi adalah fenomena kekerasan seksual di kampus. Apakah masalah tersebut kemudian perlu ditangani? Iya, ini harus segera ditangani. Selain itu, data dari WEduShare pada 21 November 2021, menunjukkan bahwa 87 persen mahasiswa Indonesia merasa salah masuk jurusan. Bayangkan jika masalah ini masih berkelanjutan, mahasiswa yang bersangkutan tidak akan memiliki kompetensi secara maksimal, sama halnya ketika terjun dalam dunia kerja,” terang Dody.

Lebih lanjut Dony mengungkapkan, tingkat depresi mahasiswa di Indonesia cukup tinggi, jika hal tersebut tidak segera ditangani maka berdampak fatal pada dunia pendidikan. Bijak kemudian UAD menggencarkan pendidikan karakter dan kepedulian mental hingga saat ini. Selain itu mahasiswa kerap mengalami future anxiety, yakni ketakutan terhadap masa depan, ketakutan ini bermula dari keraguan akan jadi apa di masa depan kelak.

Bersama Dony, Muslikah, M.Pd., selaku Dosen Program Studi (Prodi) Bimbingan dan Konseling (BK) Universitas Negeri Semarang (Unnes) turut memberikan pandangannya terkait isu mental di kepribadian mahasiswa. Ia mengatakan bahwa hidup tidak selalu harus cerdas secara intelektual, tetapi bagaimana kecerdasan emosional dan spiritual menjadi suatu hal yang penting untuk dimiliki. Konseling pada usia sebaya penting untuk digagas sebab umumnya remaja lebih nyaman untuk menceritakan masalahnya pada teman. Untuk hal ini konseling sebaya yang dimaksudkan adalah layanan konseling yang diberikan oleh teman sebaya, dan ia telah terlebih dahulu mendapatkan pelatihan untuk menjadi konselor.

Sebagai penutup, Diana Septi Purnama, Ph.D., selaku Kepala Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) BK Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mengungkapkan, konsep sejahtera ialah rasa bahagia, tingkat stres yang rendah, dan sehat secara fisik maupun mental. Selain itu harus pula ditemukan kesejahteraan psikologis, yaitu kondisi ketika individu memiliki sikap positif terhadap dirinya dan orang lain, dapat membuat keputusan sendiri dan mengatur tingkah lakunya, mampu mengendalikan lingkungan untuk kebutuhannya, memiliki tujuan hidup yang bermakna, serta berusaha untuk terus mengembangkan potensi dalam diri. (didi)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Dr.-Dody-Hartanto-M.Pd_.-selaku-Wakil-Dekan-Fakultas-Keguruan-dan-Ilmu-Pendidikan-FKIP-UAD-menyampaikan-materi-dan-pandangannya-mengenai-isu-mental-di-mahasiswa.jpg 750 1334 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2021-12-22 10:09:562021-12-22 10:09:56Kepedulian UAD Terhadap Kesejahteraan Mental Mahasiswa

Hidup Cemerlang Bermasyarakat Berawal di Harmonisnya Keluarga

20/12/2021/in Feature /by Ard

Ustaz Drs. H. Anhar Anshory, M.S.I., Ph.D., Kepala LPSI Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sebagai pemateri di Kajian Rutin ba’da Maghrib Aqidah Akhlak (Foto: Didi)

Kehidupan bermasyarakat merupakan salah satu hal yang tidak boleh terabaikan karena manusia adalah makhluk sosial. Dalam bermasyarakat, manusia mendapatkan suatu proses hidup yang sangat bernilai, baik untuk diri sendiri maupun pada urusan yang meliputinya. Saat hal itu diabaikan dan tidak dilaksanakan dengan bijak, maka dampak sebaliknya akan diperoleh, yakni kesulitan dan tidak mendapat kesejahteraan.

“Pada perspektif Islam, tentu masyarakat akan baik secara keseluruhan tergantung pola hidup di masyarakat itu sendiri. Maka dari itu, harus dibicarakan bagaimana internalisasi tauhid ini berawal di dalam hidup berkeluarga. Mengapa? Sebab keluarga berkaitan dengan tetangga dan keduanya bagian dari masyarakat. Jika di suatu wilayah kehidupan keluarga berjalan baik, maka tetangga pun sama halnya, dan berdampak luas di kehidupan bermasyarakat,” terang Ustaz Drs. H. Anhar Ansyory, M.S.I., Ph.D.

Ia mengisi Kajian Rutin Ba’da Magrib Aqidah Akhlak yang diadakan oleh Universitas Ahmad Dahlan (UAD) melalui Lembaga Pengembangan Studi Islam (LPSI) UAD, Masjid Islamic Center UAD, dan Pesantren Mahasiswa K.H. Ahmad Dahlan (Persada). Anggota Majelis Tabligh PP Muhammadiyah sekaligus Kepala LPSI UAD tersebut memberikan nasihat pentingnya terkait hidup bijak bermasyarakat. Kajian ini disiarkan langsung di kanal YouTube Masjid Islamic Center UAD, pada Kamis, 16 Desember 2021.

Dengan tema “Internalisasi Tauhid pada Kehidupan Bermasyarakat sedari Keluarga”, Anhar menyampaikan bahwa tauhid dalam bermasyarakat merupakan konsekuensi dari tauhid Rububiyah dan Uluhiyah. Tauhid Rububiyah ialah bagaimana manusia bersikap ideal dari segi dunia dengan praktiknya di kehidupan bermasyarakat, sedangkan tauhid Uluhiyah adalah ibadah atau bentuk pendekatan manusia kepada Allah.

Lebih lanjut ia menjelaskan, Islam memulai dari bawah yakni keluarga, seperti yang terdapat di dalam Surah At-Tahrim ayat 6. Ayat ini mengandung konteks dakwah dan pendidikan, karena pendidikan adalah bagian dari dakwah. Untuk mewujudkan keluarga yang harmonis disertai ketaatan pada Allah, maka harus diawali dengan proses yang cermat dan kepekaan. Dalam proses ini berawal dari mencari pasangan hidup karena pasangan adalah pilar utama dalam berkeluarga. Itulah alasan dalam perspektif pendidikan Islam menikah adalah suatu proses seleksi manusia, makanya jangan gegabah dan mendahului hawa nafsu semata.

Manusia tidak memakan agama tetapi dengan agama manusia bisa menapaki jalan hidup secara benar. Agama mampu membimbing di segala aspek kehidupan dengan nilai yang terkandung di dalamnya. Dengan agama manusia mampu mengemban hidup berumah tangga secara baik.

“Jika komunikasi yang baik telah dimiliki, maka seseorang akan mampu menghadapi berbagai dimensi permasalahan yang dihadapi. Apa pun yang diperoleh di dunia harus tetap disyukuri. Tidak lupa juga bahwa keharmonisan dalam keluarga tidak boleh padam, ia harus menyinari diri sendiri dan orang lain di sekitarnya, sehingga menciptakan kehidupan masyarakat yang cemerlang,” tutup Anhar. (didi)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Ustaz-Drs.-H.-Anhar-Anshory-M.S.I.-Ph.D.-yang-merupakan-anggota-Majelis-Tabligh-PP-Muhammadiyah-dan-Kepala-LPSI-UAD-sebagai-pemateri-di-Kajian-Rutin-bada-Maghrib-Aqidah-Akhlak.jpg 750 1334 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2021-12-20 16:02:012021-12-20 16:02:36Hidup Cemerlang Bermasyarakat Berawal di Harmonisnya Keluarga
Page 43 of 67«‹4142434445›»

TERKINI

  • Kolaborasi KKN UAD dan Warga Ngestiharjo: Seminggu Penuh Kreasi, Edukasi, dan Kebersamaan30/06/2025
  • Mengungkap Kriminalitas Lewat Sains: Kuliah Umum Forensik Molekuler bersama Puslabfor POLRI30/06/2025
  • Sinergi Mahasiswa KKN UAD Alternatif ke-97 dan KWT Krapyak Kulon Tanam Tanaman Herbal30/06/2025
  • Mahasiswa KKN UAD dan Warga Kalipucang Berkolaborasi Kelola Sampah Organik30/06/2025
  • Sivitas Akademika UAD Dukung Peluncuran Kalender Hijriah Global Tunggal30/06/2025

PRESTASI

  • Tapak Suci UAD Raih Juara Umum II di Kejuaraan Nasional Bhayu Manunggal Championship 202530/06/2025
  • Mahasiswa UAD Torehkan Prestasi di Kejuaraan Nasional UPI Karate Cup V 202526/06/2025
  • Mahasiswa FK UAD Raih Juara 3 Lomba Artikel Ilmiah Nasional25/06/2025
  • Mahasiswa UAD Juara 2 Lomba Fotografi dengan Karya Bertema Edukasi Islami24/06/2025
  • Ahmad Syaiful Hadi Raih Juara 1 Baca Puisi di Festival Kenduri Sastra #420/06/2025

FEATURE

  • Menyemai Sila Pertama, Menuai Takwa30/06/2025
  • Krisis Identitas di Kalangan Mahasiswa, Kamu Salah Satunya?30/06/2025
  • Penyampaian materi tentang Digital Public Health oleh Kepala BKPK Kemenkes RI dalam kuliah pakar Prodi Magister Kesmas Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Isah)Digital Public Health Competencies30/06/2025
  • Mendidik Anak Tak Semudah Memindahkan Air28/06/2025
  • Apakah AI Dapat Dimintai Pertanggungjawaban jika Menyebarkan Disinformasi dan Deepfake?28/06/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top