Redaksi Online Adakan Pelatihan Blog
/0 Comments/in Terkini /by Super NewsMinggu, 31 Maret 2013. Redaksi Online Kreativitas kita (Kreskit) mengadakan pelatihan blog bagi seluruh anggota Kreskit. Acara tersebut dilaksanakan di kampus 2 Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.
Kurniawan Restu Pambudi selaku pembimbing dalam pelatihan itu mengajarkan mulai dari pembuatan blog sampai hal-hal yang lebih jauh mengenai blog. Acara tersebut mendapatkan antusias yang sangat baik dari seluruh anggota Kreskit terbukti hampir 30 orang mengikuti pelatihan tersebut. Mereka mengaku pelatihan tersebut sangat penting diikuti karena banyak manfaat yang dapat diambil, khususnya untuk para mahasiswa.
Rio Pamungkas selaku ketua panitia pada acara tersebut sangat senang dengan terselenggaranya acara tersebut karena dapat meningkatkan kemampuan anggota kreskit mengenai blog, ia pun berharap agar para anggota kreskit dapat memanfaatkan blog dengan sebaik-baiknya.
Diana salah satu anggota yang mengikuti acara tersebut mengaku senang karena banyak pelajaran yang didapatnya mengenai blog. “saya berharap acara seperti ini tidak hanya sekali dilaksanakan tetapi juga harus sering dilaksanakan dan tidak hanya blog saja yang diajarkan tetapi juga pelatihan-pelatihan lainnya agar anggota kreskit lebih berbeda dari yang lainnya”ujarnya. (ayy)
Tiga Pilar Satu Hati Kuatkan Organisasi
/0 Comments/in Terkini /by Super News
Kamis, 28 Maret 2012. Bertempat di Pondok pemuda ambarbinangun kasihan Bantul. Himpunan Mahasiswa Program Study(HMPS)Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia(PBSI) mengadakan Malam Keakraban(Makrab).
Acara yang bertemakan Tiga Pilar Satu Hati Kuatkan Organisasi itu dihadiri oleh 50 peserta yang terdiri dari anggota Himpunan Mahasiswa Program Study(HMPS), Jaringan Anak Bahasa(JAB), dan Kreativitas Kita (Kreskit). Acara Makrab tersebut diisi oleh permainan-permainan yang membutuhkan kerjasama dan dapat mempererat tali persaudaraan. Selain itu yang paling penting pada acara tersebut yaitu terdapat materi-materi yang cukup menarik seperti materi pertama tentang dinamika organisasi oleh Andi Irfana Ardhi dan materi kedua tentang administrasi organisasi oleh ibu Dedi Wijayanti serta materi ketiga tentang motivasi oleh Iqbal H Saputra, dengan materi-materi tersebut kita banyak mengetahui hal-hal baru yang sangat bermanfaat bagi diri kita sendiri.
Nely salah satu panitia dalam acara tersebut mengaku acara ini bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan antara HMPS, JAB, dan Kreskit karena dengan acara ini semua anggota akan saling mengenal satu sama lain sehingga kedepannya kerjasama diantara ketiganya akan semakin baik. Ia pun berharap tidak hanya pada acara makrab saja mereka saling mengenal tetapi kedepannya mereka akan saling menyapa dimanapun mereka berada.
Wulan salah satu peserta mengaku banyak manfaat yang didapat dalam acara tersebut. Seperti banyak mendapatkan teman-teman baru dan banyak mengetahui hal-hal yang terkait dengan administrasi organisasi. Ia berharap acara seperti ini akan sering diadakan. (Ayy/Doc)
GURU: JURU KUNCI PERUBAHAN
/0 Comments/in Terkini /by Super News
Ika Maryani, M.Pd
Dosen Prodi PGSD, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Dunia Pendidikan memang sedang diramaikan oleh “tamu” yang menjadi perdebatan di banyak media. Kurikulum 2013, yang beberapa waktu lalu, baru pada tahap uji publik nampaknya tak lama lagi akan menjadi bagian dari kita yang berkecimpung di dunia pendidikan. “Bukan waktunya lagi memperdebatkan kurikulum 2013 halal atau haram dan benar atau salah,” kata M. Nuh saat Pemantapan Sosialisasi Kurikulum 2013 di Balai Sudirman, Jakarta, Kamis (28/3/2013). Yang paling dibutuhkan sekarang adalah saran dan solusi terbaik agar pelaksanaan dari kurikulum 2013 ini dapat berjalan sesuai dengan harapan kita semua.
Jika kita flashback ke belakang, Indonesia pernah mengalami lebih dari sepuluh kali perubahan kurikulum. Setelah tahun 1945 saja, ada sekitar 12 (dua belas) kurikulum yang pernah diterapkan di Indonesia, yaitu Kurikulum 1947, Kurikulum 1952, Rentjana Pelajaran Terurai 1952, Kurikulum 1964, Rentjana Pendidikan 1964, Kurikulum 1984,Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999, Kurikulum 2004, KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi), Kurikulum 2006, dan yang terakhir KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).
Menurut penulis, bukan hal yang buruk sebenarnya jika pemerintah terus berupaya memperbaiki kualitas pendidikan melalui perubahan kurikulum. Penulis yakin, hal ini didasari pada riset dan pertimbangan matang semata-mata demi terwujudnya pendidikan Indonesia yang berkualitas. Hal yang sebenarnya menjadi masalah adalah, Siapkah guru-guru kita menerima perubahan kurikulum 2013 ini?
Guru memiliki peran besar di dalam proses pembelajaran pada setiap pergantian kurikulum. Setidaknya ada empat aspek kompetensi guru yang perlu dipersiapkan dalam menghadapi pelaksanaan kurikulum 2013. Keempat Kompetensi guru yang dimaksud adalah Kompetensi pedagogi, kompetensi akademik, kompetensi sosial, dan kompetensi manajerial. Kompetensi pedagogi merupakan kompetensi guru dalam pemahaman substansi bahan ajar, guru dituntut untuk menguasai metodologi pembelajaran agar dapat membawa peserta didik dalam proses belajar yang maksimal. Kompetensi akademik (keilmuan), ini juga penting, karena guru sesungguhnya memiliki tugas untuk bisa mencerdaskan peserta didik dengan ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya, jika guru hanya menguasai metode penyampaiannya tanpa kemampuan akademik yang menjadi tugas utamanya, maka peserta didik tidak akan mendapatkan ilmu pengetahuan apa-apa.
Guru harus juga bisa dipastikan memiliki kompetensi sosial, karena ia tidak hanya dituntut cerdas dan bisa menyampaikan materi keilmuannya dengan baik, tapi juga dituntut untuk secara sosial memiliki kompetensi yang memadai. Apa jadinya seorang guru yang asosial, baik terhadap teman sejawat, peserta didik maupun lingkungannya. Kompetensi yang terakhir adalah kompetensi manajerial, pada diri gurulah sesungguhnya terdapat teladan, yang diharapkan dapat dicontoh oleh peserta didiknya.
Guru sebagai ujung tombak penerapan kurikulum, diharapkan dapat menyiapkan dan membuka diri terhadap beberapa kemungkinan terjadinya perubahan. Kesiapan guru sangat penting, karena dalam tujuan kurikulum 2013, diantaranya mendorong peserta didik mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan- mempresentasikan, apa yang mereka peroleh setelah menerima materi pembelajaran. Melalui empat tujuan itu, diharapkan siswa memiliki kompetensi sikap, ketrampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif. Disinilah guru berperan besar di dalam mengimplementasikan tiap proses pembelajaran pada kurikulum 2013. Guru ke depan dituntut tidak hanya cerdas tapi juga adaptip terhadap perubahan, karena guru merupakan “Juru Kunci” dari segala perubahan.
KURIKULUM UNTUK ORANGTUA-GURU
/0 Comments/in Terkini /by Super News
Sebelum menghadiri Sidang Senat Terbuka Dies Natalis ke-37 Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Senin (11/3) lalu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh menyatakan, pelatihan guru untuk penerapan Kurikulum 2013 akan dilaksanakan mulai Juni mendatang. Pernyataan mantan Rektor ITS itu kiranya dapat dibaca dari perspektif lain, yaitu tentang peluang kurikulum baru tersebut bagi orangtua dan guru. Bagaimana penjelasannya?
Dalam berbagai rilis beritanya, Kemdikbud menyatakan bahwa implementasi Kurikulum 2013 dilaksanakan secara bertahap. Tahun ini dijadikan tahun pertama dalam implementasi kurikulum baru tersebut. Selanjutnya, tahun 2014 sebagai tahun kedua, dan tahun 2015 sebagai tahun ketiga. Dengan cara demikian, diharapkan Kurikulum 2013 bisa “diamankan” dari adanya ancaman perombakan kurikulum seiring pergantian kabinet/menteri.
Itulah jawaban sekaligus harapan dari Kemdikbud saat ditanya mengapa Kurikulum 2013 dilaksanakan secara bertahap. Meskipun posisi Mendikbud nantinya tidak lagi dijabat oleh Mohammad Nuh, tetapi implementasi kurikulum baru tersebut harus tetap jalan. Saya pikir, harapan tinggal harapan jika pihak Kemdikbud tidak melakukan perbaikan-perbaikan isi dan konsep kurikulum yang tengah dirancangnya saat ini.
Dalam bacaan saya, isi dan konsep Kurikulum 2013 hanya diperuntukkan bagi siswa dan terbatas pada lingkup sekolah. Sementara itu, peluang kurikulum baru tersebut bagi orangtua di rumah dan guru di sekolah cenderung disisihkan. Atau, jikalau disinggung tentang peran guru di kelas, itu pun lagi-lagi masih dipertanyakan. Pasalnya, selama ini tak sedikit guru kita yang mengajar dengan cara itu-itu saja, tidak mengalami perkembangan yang signifikan.
Tegasnya, meskipun kurikulum telah berganti-ganti, cara mengajar dan pendekatan yang digunakan oleh para guru umumnya tidak bervariasi. Padahal, berbagai penelitian dan literatur terbaru menunjukkan bahwa inovasi pembelajaran yang digulirkan oleh guru, apapun mata pelajarannya, akan berpengaruh besar bagi keberhasilan siswa dalam memahami materi pelajaran dari gurunya di kelas. Lantas, bagaimana dengan Kurikulum 2013?
Sejauh ini, yang terkait dengan keberadaan guru ialah adanya pelatihan bagi guru-guru yang akan dilaksanakan pada Juni mendatang. Pelatihan tersebut diperuntukkan bagi guru-guru yang mengajar di kelas-kelas tahun pertama penerapan Kurikulum 2013. Terhadap pelatihan itu, saya perlu memberikan komentar; apapun pelatihan yang diberikan kepada guru-guru, toh hal itu tidak lantas menjadi jaminan bahwa guru bisa berinovasi dalam mengajar.
Inovasi dalam mengajar hanya terwujud apabila seorang guru telah memiliki rasa keingintahuan dan kepeduliaan yang tinggi terhadap permasalahan yang dihadapi oleh siswanya di kelas. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, misalnya, guru tahu bahwa siswanya sulit mengembangkan imajinasi saat menulis puisi atau cerita pendek. Kesulitan yang dialami siswa tadi sepatutnya menjadi tugas bagi guru untuk mencarikan jalan keluar baginya.
Walhasil, mau tidak mau, guru juga dituntut untuk berpikir guna menghasilkan formula atau cara jitu guna mengatasi persoalan siswanya di kelas. Formula atau cara jitu tersebut mungkin dapat diperoleh, misalnya dari memperkaya diri dengan bahan bacaan, berinteraksi dengan koleganya, ataupun melakukan penelitian ilmiah (bersama dosen). Saya pikir, apa-apa yang dilakukan guru seperti contoh tersebut perlu diperhatikan.
Yang tak kalah penting, isi dan konsep Kurikulum 2013 perlu memberikan ruang bagi peran orangtua di rumah. Selama ini, makna mendasar dari pendidikan nasional telah bergeser jauh. Pendidikan kini hanya dimaknai sebagai proses yang berlangsung di sekolah atau kampus. Sementara itu, tak sedikit orangtua yang memiliki persepsi bahwa pendidikan di lingkungan keluarga sebagai pelengkap dari pendidikan di lingkungan sekolah/kampus.
Padahal, jika kita merujuk pada bunyi cita-cita bangsa Indonesia yang termaktub pada Pembukaan UUD 1945, ‘mencerdaskan kehidupan bangsa’, sepatutnya pencerdasan anak bangsa tak hanya berlangsung di sekolah/kampus formal. Proses pencerdasan anak bangsa dapat berlangsung di mana pun, termasuk di lingkup keluarga. Dalam hal ini, kedua orangtua menjadi peletak dasar bagi perkembangan intelektual, moral, dan spiritual seorang anak.
Untuk itu, jika Kemdikbud betul-betul ingin merombak kurikulum, saatnya pihak orangtua di rumah dan guru di sekolah dijadikan sebagai mitra dialog yang tepat dan mumpuni. Yang pasti, Kurikulum 2013 hanyalah sepertiga dari kurikulum kehidupan bagi seorang anak. Sisanya, duapertiga bagian merupakan ranah yang perlu diisi oleh orangtua di rumah dan guru di sekolah. Dan, hal itulah yang kelak dapat menentukan keberhasilan hidup seorang anak. Begitukah?[]
Ngudarasa KORAN MERAPI PEMBARUAN
Sudaryanto, M.Pd., Dosen PBSI FKIP UAD Yogyakarta.
HP.: 081578031823.
KKN UAD Launching Posdaya Kotagede
/0 Comments/in Terkini /by Super NewsYogyakarta, Minggu (31/3), KKN Alternatif UAD Periode XXXVI melaunching 41 Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) di setiap RW se-Kecamatan Kotagede.
Acara launching Posdaya yang sekaligus penarikan mahasiswa KKN se-Kecamatan Kotagede yang diadakan di lapangan karang, Kotagede dimeriahkan dengan beberapa rangkaian acara seperti senam masal, fashionshow, pelayanan kesehatan dan pembagian hadiah pemenang lomba dan pembagian doorprise. Diperkirakan 500 orang menghadiri acara tersebut yang terdiri dari pengurus posdaya, mahasiswa KKN se-Kecamatan Kotagede, serta warga sekitar.
Drs. Nur Hidayat, Camat Kotagede, juga hadir dalam acara tersebut. “Launching posdaya inti sudah pernah diadakan secara serentak di balaikota yang diresmikan oleh Ketua umum yayasan Damandiri Profesor Dr Haryono Suyono tahun lalu. Sekarang telah terbentuk juga posdaya tingkat RW diseluruh Kecamatan Kotagede yang terdiri dari tiga kelurahan yaitu Prenggan, Rejowinangun, dan Purbayan.” Jelas Nur Hidayat dalam sambutan singkatnya. “Peresmian Posdaya kali ini merupakan tindak lanjut dari diadakannya posdaya inti untuk membangkitkan kembali posdaya di tingkat RW agar ada monitoring secara langsung di tingakat RW,” lanjutnya.
Peresmian 41 Posdaya secara simbolis dilakukan oleh Drs. Hur Hidayat selaku camat sebagai perwakilan dari pihak kecamatan Kotagede dan Dr. Rina Ratih Sri Sudaryani, M.Hum selaku ketua kampus KKN sebagai perwakilan dari pihak UAD. Simbol posdaya dalam bentuk papan nama posdaya diberikan kepada ketua posdaya masing masing RW dari setap kelurahan.
Yuniar Wardani, MPH, koordinator posdaya di Kotagede menyatakan, “Ini adalah tahun pertama diadakannya KKN bertema Posdaya. KKN bertema posdaya bertujuan untuk mempercepat target Millenium Development Goals (MDGs).”
“Pembentukan posdaya itu sangat penting untuk meningkatkan pemberdayaan keluarga. Dalam kegiatan posdaya semua kalangan dapat terlibat mulai dari balita, remaja, ibu-ibu sampai lansia. Dengan adanya posdaya ini diharapkan dapat tercipta masyarakat mandiri dan dapat bermanfaat bagi masyakat khususnya masyarakat di RW nya sendiri.” Ungkap Yuniar, ketua panitia launching posdaya sekaligus panarikan makasiswa KKN. (Mel)
Berbahaya, meng-oplos obat herbal dengan alkohol
/0 Comments/in Terkini /by Super News
Oleh: Dr.rer.nat. Endang Darmawan, Apt.*)
Obat herbal atau lebih sering dikenal dengan istilah jamu merupakan obat yang berasal dari bahan tanaman dengan khasiat tertentu. Obat herbal tersedia di pasaran dalam berbagai bentuk sediaan. Ada dalam bentuk sediaan puyer dan ada juga dalam bentuk kapsul. Umumnya masyarakat mengkonsumsi obat herbal untuk tujuan pengobatan penyakit tertentu. Penyakit-penyakit yang lazim diatasi dengan obat herbal antara lain adalah penyakit sederhana, seperti pegal linu, encok dan meningkatkan stamina tubuh. Selain itu, obat herbal digunakan untuk pengobatan penyakit-penyakit degeneratif, seperti penyakit diabetes, kolesterol, dan asam urat.
Dalam satu bungkus, jamu/obat herbal dapat mempunyai kandungan yang tersusun dari beberapa jenis tanaman yang berbeda. Penggabungan 2–5 jenis bahan tanaman ini dimaksudkan untuk menghasilkan efek yang lebih manjur. Kerja masing-masing komponen tanaman di dalam obat herbal berbeda-beda. Ada kandungan tanaman yang berkhasiat meningkatkan nafsu makan, meningkatkan stamina, atau efek yang lain. Salah satu khasiat tanaman dalam yang sering dijumpai adalah efeknya sebagai pemacu denyut jantung untuk meningkatkan stamina tubuh. Adapun mekanisme kerja dari tanaman tersebut yaitu dengan cara membongkar asam laktat yang menumpuk dalam tubuh. Penimbunan asam laktat ini merupakan salah satu penyebab timbulnya kelelahan dalam tubuh. Jika asam laktat segera dikeluarkan dari dalam tubuh maka tubuh tidak akan mengalami kelelahan.
Yang sering terjadi di tengah masyarakat obat herbal di-oplos dengan alkohol. Telah banyak kita jumpai kejadian akibat pengoplosan obat herbal dan alkohol. Misalnya: seorang pemuda meninggal setelah mengkonsumsi obat kuat (Suara merdeka 28 Juli 2010), dan pesta miras jamu yang dioplos dengan alkohol sehingga menyebabkan kematian 3 pemuda di Tangerang (Tangerangnews.com, 8.11.2012). Sebenarnya konsumsi alkohol di kalangan tertentu biasanya ditujukan untuk meningkatkan kepercayaan diri dalam pergaulan, menumbuhkan rasa tenang dan senang. Mekanisme kerja alkohol umumnya mempengaruhi pusat syaraf otak. Bila penggunaan alkohol ini dihentikan maka syaraf otak menjadi tidak sensitif lagi sehingga ada keinginan untuk menggunakan alkohol lagi atau lebih sering disebut dengan efek adiktif. Salah satu hal yang mendorong beberapa orang meng-oplos alkohol dengan obat atau dengan obat herbal adalah keinginan untuk mendapatkan pengalaman khasiat yang lain jika obat herbal dicampur dengan alkohol.
Namun hal ini sangatlah berbahaya, karena akan terjadi interaksi antara alkohol dengan obat herbal itu. Pertama akan terjadi interaksi pada proses penyerapan obat herbal di saluran cerna. Pada interaksi ini alkohol akan meningkatkan proses penyerapan obat herbal dari dalam saluran cerna ke dalam pembuluh darah. Kalau terjadi peningkatan konsentrasi obat di dalam darah maka efek obat herbal ini juga akan meningkat. Yang kedua, terjadi interaksi pada efek obat. Efek obat herbal dan alkohol akan saling memperkuat, sehingga efek yang dirasakan merupakan hasil sinergisme efek obat herbal dan efek yang diberikan oleh alkohol. Artinya efek yang didapatkan otomatis akan jauh lebih tinggi dari efek yang diharapkan. Misal obat kuat dari obat herbal tujuannya adalah untuk meningkatkan kontraksi denyut jantung sehingga aliran darah ke seluruh tubuh lancar. Orang yang minum obat kuat ini tidak mudah merasakan lelah. Bila di-oplos dengan alkohol maka efek obat obat kuat ini akan meningkat sehingga denyut jantung akan meningkat, aliran darah ke seluruh tubuh akan meningkat, akibatnya tekanan darah akan meningkat terutama ke otak. Bila tekanan meningkat ke otak maka kita akan mengalami pusing-pusing, mual-muntah, kejang dan bisa menyebabkan pingsan, bila hal ini tidak bisa dikendalikan, maka akan menyebabkan kematian.
Bahaya peng-oplosan ini lebih mudah terjadi bila yang mengkomsumsi obat oplosan ini adalah orang lanjut usia karena organ-organ yang dimiliki sudah melemah dalam melakukan kompensasi dalam mengatasi keracunan obat. Jadi, sangatlah berbahaya meng-oplos obat herbal dengan alkohol karena efek obatnya tidak bisa diprediksi. Cara yang aman adalah bila mengkonsumsi obat herbal, sebaiknya tidak dicampur dengan alkohol atau dengan obat lain.
*) Penulis adalah Pengajar pada Program Pasca Sarjana Farmasi dan Drug Informer pada Pusat Informasi Obat, Makanan-Minuman dan Kosmetik Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta.
Jurnal UAD teregistrasi oleh CrossRef dengan DOI prefix 10.12928
/0 Comments/in Terkini /by Super NewsRevolusi pengelolaan jurnal di era reformasi semakin menuntut dilakukannya pengelolaan jurnal yang lebih profesional. Setiap makalah terpublikasi sudah seharusnya tersedia online dan mudah diunduh oleh seluruh masyarakat ilmiah, sehingga dapat memberikan kemanfaatan yang lebih besar bagi kehidupan umat manusia. Selain harus tersedia online, sebuah artikel jurnal seharusnya memiliki identitas yang unik. Misal untuk penghitungan citation akan lebih cepat dan akurat apabila setiap artikel sudah mempunyai unique identifier sendiri.
Digital Object Identifier (DOI) adalah alamat unik yang bersifat permanen. Berbeda dengan ISSN yang memberikan identitas unik bagi tiap jurnal, DOI memberikan identitas unik bagi setiap makalah. Salah satu cara menandai sebuah jurnal yang dikelola secara serius dan profesional adalah ketika jurnal tersebut meregistrasikan setiap artikel yang diterbitnya agar memiliki DOI, sebagai kode identitas yang unik. Dengan memiliki DOI, setiap artikel akan terhubung ke seluruh dunia sehingga ada link of citation. Semua publisher besar seperti IEEE, Springer Link, Elsevier Groups, Taylor & Frances, dan Jhon Wiley & Sons adalah member CrossRef untuk registrasi DOI. Kini Jurnal UAD juga telah teregistrasi oleh CrossRef dengan DOI prefix 10.12928, dan alamat suffix bisa ditentukan secara mandiri.
Muchlas, Wakil Rektor I Bidang Konsolidasi dan Peningkatan Kualitas Akademik, ketika ditemui di ruang kerjanya menyampaikan bahwa UAD sangat paham pentingnya penggunaan Teknologi Informasi di era digital dan sangat serius dalam mendukung pengelolaan jurnal yang profesional dan mengikuti dinamika perkembangan teknologi informasi, termasuk registrasi ke CrossRef untuk mendapatkan alamat DOI prefix bagi seluruh jurnal di lingkungan UAD.
Sementara itu secara terpisah Tole Sutikno, Dosen Teknik Elektro UAD, Ketua Penyunting Jurnal TELKOMNIKA dan sekaligus Administrator jurnal di lingkungan UAD ketika dihubungi menyampaikan bahwa sistem DOI menyediakan infrastruktur teknikal dan sosial pada jaringan digital. Sistem DOI ini mengimplementasikan Handle System dan Indecs “interoperability of data in e-commerce systems” Framework. Selanjutnya, Tole Sutikno memperinci bahwa Handle System merupakan arsitektur obyek digital yang menyediakan layanan resolusi yang efisien, dapat diperluas dan aman untuk identifikasi yang unik dan persistent. Sistem DOI telah dikembangkan berbasis Indecs Framework sebagai basis untuk model interoperabilitas semantik, yang merupakan sebuah model siklus hidup dari berbagai jenis konten dan kekayaan intelektual dari konsep hingga bentuk fisik akhir atau salinan digitalnya.
Ditanya lebih detail apa itu DOI dan apa pentingya alamat DOI, Tole Sutikno menjawab bahwa alamat DOI adalah alfanumerik unik untuk mengidentifikasikan obyek digital dan metadata dari objek digital tersebut pada jaringan digital. Sistem DOI tidak hanya mengidentifikasi elemen informasi tentang versi digital dari artikel, film atau rekaman digital, tetapi juga sebagai indentitas unik dari obyek digital dan metadata dari obyek digital tersebut, yang meliputi informasi batasan akses ke obyek digital, informasi kepemilikan, dan juga indentitas persetujuan lisensi, jika ada. Sistem DOI menerapkan Handle System dan indecs Framework, dan dirancang untuk bekerja pada internet yang memungkinkan pembaca dapat memperoleh alamat URL baru untuk mengakses sebuah dokumen meskipun URL jurnal sudah berubah. Dengan Handle System yang merupakan komponen arsitektur obyek digital maka memungkinkan pengelolaan informasi digital meliputi identifikasi, pengaksesan dan proteksi sesuai kebutuhan. Handle System ini mengandung seperangkat protokol tertentu yang memungkinkan sebuah sistem komputer terdistribusi untuk menyimpan indentitas-identitas guna penentuan lokasi, akses, kontak, autentifikasi dan penggunaan sumber daya. Informasi ini dapat diubah sesuai kebutuhan yang merefleksikan kondisi saat ini, tanpa mengubah identitas. Dengan indecs Framework akan tersedia analisis kebutuhan metadata untuk e-commerce dari konten (kekayaan intelektual) pada lingkungan jaringan, utamanya pada interoperabilitas semantik. Ini akan menghasilkan mekanisme generik untuk menangani metadata yang kompleks untuk semua jenis konten. (ts)
Jurnal UAD teregistrasi oleh CrossRef dengan DOI prefix 10.12928
/0 Comments/in Terkini /by Super NewsRevolusi pengelolaan jurnal di era reformasi semakin menuntut dilakukannya pengelolaan jurnal yang lebih profesional. Setiap makalah terpublikasi sudah seharusnya tersedia online dan mudah diunduh oleh seluruh masyarakat ilmiah, sehingga dapat memberikan kemanfaatan yang lebih besar bagi kehidupan umat manusia. Selain harus tersedia online, sebuah artikel jurnal seharusnya memiliki identitas yang unik. Misal untuk penghitungan citation akan lebih cepat dan akurat apabila setiap artikel sudah mempunyai unique identifier sendiri.
Digital Object Identifier (DOI) adalah alamat unik yang bersifat permanen. Berbeda dengan ISSN yang memberikan identitas unik bagi tiap jurnal, DOI memberikan identitas unik bagi setiap makalah. Salah satu cara menandai sebuah jurnal yang dikelola secara serius dan profesional adalah ketika jurnal tersebut meregistrasikan setiap artikel yang diterbitnya agar memiliki DOI, sebagai kode identitas yang unik. Dengan memiliki DOI, setiap artikel akan terhubung ke seluruh dunia sehingga ada link of citation. Semua publisher besar seperti IEEE, Springer Link, Elsevier Groups, Taylor & Frances, dan Jhon Wiley & Sons adalah member CrossRef untuk registrasi DOI. Kini Jurnal UAD juga telah teregistrasi oleh CrossRef dengan DOI prefix 10.12928, dan alamat suffix bisa ditentukan secara mandiri.
Muchlas, Wakil Rektor I Bidang Konsolidasi dan Peningkatan Kualitas Akademik, ketika ditemui di ruang kerjanya menyampaikan bahwa UAD sangat paham pentingnya penggunaan Teknologi Informasi di era digital dan sangat serius dalam mendukung pengelolaan jurnal yang profesional dan mengikuti dinamika perkembangan teknologi informasi, termasuk registrasi ke CrossRef untuk mendapatkan alamat DOI prefix bagi seluruh jurnal di lingkungan UAD.
Sementara itu secara terpisah Tole Sutikno, Dosen Teknik Elektro UAD, Ketua Penyunting Jurnal TELKOMNIKA dan sekaligus Administrator jurnal di lingkungan UAD ketika dihubungi menyampaikan bahwa sistem DOI menyediakan infrastruktur teknikal dan sosial pada jaringan digital. Sistem DOI ini mengimplementasikan Handle System dan Indecs “interoperability of data in e-commerce systems” Framework. Selanjutnya, Tole Sutikno memperinci bahwa Handle System merupakan arsitektur obyek digital yang menyediakan layanan resolusi yang efisien, dapat diperluas dan aman untuk identifikasi yang unik dan persistent. Sistem DOI telah dikembangkan berbasis Indecs Framework sebagai basis untuk model interoperabilitas semantik, yang merupakan sebuah model siklus hidup dari berbagai jenis konten dan kekayaan intelektual dari konsep hingga bentuk fisik akhir atau salinan digitalnya.
Ditanya lebih detail apa itu DOI dan apa pentingya alamat DOI, Tole Sutikno menjawab bahwa alamat DOI adalah alfanumerik unik untuk mengidentifikasikan obyek digital dan metadata dari objek digital tersebut pada jaringan digital. Sistem DOI tidak hanya mengidentifikasi elemen informasi tentang versi digital dari artikel, film atau rekaman digital, tetapi juga sebagai indentitas unik dari obyek digital dan metadata dari obyek digital tersebut, yang meliputi informasi batasan akses ke obyek digital, informasi kepemilikan, dan juga indentitas persetujuan lisensi, jika ada. Sistem DOI menerapkan Handle System dan indecs Framework, dan dirancang untuk bekerja pada internet yang memungkinkan pembaca dapat memperoleh alamat URL baru untuk mengakses sebuah dokumen meskipun URL jurnal sudah berubah. Dengan Handle System yang merupakan komponen arsitektur obyek digital maka memungkinkan pengelolaan informasi digital meliputi identifikasi, pengaksesan dan proteksi sesuai kebutuhan. Handle System ini mengandung seperangkat protokol tertentu yang memungkinkan sebuah sistem komputer terdistribusi untuk menyimpan indentitas-identitas guna penentuan lokasi, akses, kontak, autentifikasi dan penggunaan sumber daya. Informasi ini dapat diubah sesuai kebutuhan yang merefleksikan kondisi saat ini, tanpa mengubah identitas. Dengan indecs Framework akan tersedia analisis kebutuhan metadata untuk e-commerce dari konten (kekayaan intelektual) pada lingkungan jaringan, utamanya pada interoperabilitas semantik. Ini akan menghasilkan mekanisme generik untuk menangani metadata yang kompleks untuk semua jenis konten. (ts)
Tiga Pilar Satu Hati Kuatkan Organisasi
/0 Comments/in Terkini /by Super News
Untuk menjalin kerjasama dan membentuk jiwa pemimpin. Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) mengadakan Malam Keakraban (Makrab).
Kamis, 28 Maret 2012. Bertempat di Pondok pemuda ambarbinangun kasihan Bantul.
Acara yang bertemakan “Tiga Pilar Satu Hati Kuatkan Organisasi” itu dihadiri oleh 50 peserta yang terdiri dari anggota Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS), Jaringan Anak Bahasa (JAB), dan Kreativitas Kita (Kreskit).
Acara Makrab tersebut diisi oleh permainan-permainan yang membutuhkan kerjasama dan dapat mempererat tali persaudaraan. Selain itu yang paling penting pada acara tersebut yaitu terdapat materi-materi yang cukup menarik seperti materi pertama tentang dinamika organisasi oleh Andi Irfana Ardhi dan materi kedua tentang administrasi organisasi oleh ibu Dedi Wijayanti serta materi ketiga tentang motivasi oleh Iqbal H Saputra, dengan materi-materi tersebut kita banyak mengetahui hal-hal baru yang sangat bermanfaat bagi diri kita sendiri.
Nely salah satu panitia dalam acara tersebut mengaku acara tersebut bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan antara HMPS, JAB, dan Kreskit, karena dengan acara ini semua anggota akan saling mengenal satu sama lain sehingga kedepannya kerjasama diantara ketiganya akan semakin baik.
“Saya harap tidak hanya pada acara makrab saja mereka saling mengenal, tetapi, kedepannya mereka akan saling menyapa dimanapun mereka berada” ungkap Nely
Wulan salah satu peserta mengaku banyak manfaat yang didapat dalam acara tersebut. Seperti banyak mendapatkan teman-teman baru dan banyak mengetahui hal-hal yang terkait dengan administrasi organisasi. Ia berharap acara seperti ini akan sering diadakan. (Ayy)