Koordinasi PDPT PTN dan Kopertis Se-Indonesia
Dani Fadillah*
Dalam Islam, puasa wajib dilaksanakan saat datangnya bulan Ramadan. Dalam waktu satu tahun ada waktu selama satu bulan dimana umat Islam ditempa untuk ber-laku prihatin dalam kawah candra dimuka bernama bulan ramadhan. Dimana dalam bulan Ramadhan umat islam diperintahkan untuk mengendalikan diri baik secara lahir mapupun batin, supaya menjadi pribadi yang bertakwa baik secara kerohananian maupun sosial.
Manusia laksana bermetamorfosis dari ulat yang rakus menjadi kupu-kupu nan cantik, berubah dari manusia yang dipenuhi syahwat dunia menjadi sosok hamba yang membawa rahmat bagi seluruh alam dengan iman dan takwa. Suasana religius yang khusyuk, serta dahaga serta lapar yang melanda berpotensi menghadirkan empati yang dapat membawa kita pada “kesalehan sosial” serta kesadaran bahwa manusia akan dimintai pertanggungjawaban pada hari yang dijanjikan kedatangannya (kiamat). Hari pengadilan seadil-adilnya, tidak seperti pengadilan manusia yang bisa direkayasa dan dimanipulasi. Namun yang ada pada hari itu sebuah pengadilan Tuhan yang tidak bisa disuap.
Sebuah Pertanyaan Besar
Sangat memalukan memang, Indonesia sebuah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia turut masuk dalam jajaran negara paling korup di dunia. Padahal setiap tahun selama sebulan penuh dilatih menahan diri dan mengasah jiwa melalui ibadah puasa.Sebuah pertanyaan besar apa yang sebenarnya salah dengan puasa umat Muslim di negeri ini. padahal puasa merupakan aturan serta sebuah pendidikan dari tuhan yang amat luar biasa untuk membuat manusia mampu mengontrol nafsu dunia. Realitasnya, alih-alih korupsi berhenti dan lenyap dari muka bumi, kegemaran korupsi itu bahkan terus bertumbuh subur di negeri ini. Bahkan konon turut dijangkiti pula oleh politisi-politisi dari partai berlabel agama.
Apa puasanya dan syariatnya yang salah? Tentu saja tidak. Puasa pada bulan Ramadhan adalah Syariat perintah langsung dari Tuhan YME, dan tuhan tidak mungkin salah. Maka jawabannya adalah sangking korupnya manusia, jangankan anggaran negara, puasa pun dikorupsi di negeri ini. Kegemaran kita mengorupsi puasa menjadikan kita bangsa korup karena gagal membumikan pesan-pesan langit syariat puasa ini.
Korupsi puasa bisa dipetakan menjadi dua kategori. Pertama, mengkorupsi puasa dengan tidak menjalankannya padahal puasa hukumnya adalah fardhu ’ain (wajib wajib atas semua orang). Namun betapa mirisnya masih banyak yang menjadikan bulan istimewa ini sama saja dengan sebelas bulan lainnya. Banyak umat islam yang tidak berpuasa, asyik makan, minum, dan merokok di ruang publik tanpa malu-malu, bahkan terkesan bangga.
Kedua, menjalankan puasa tapi masih gemar berdusta, bergunjing, bahkan korupsi yang jelas-jelas adalah musuh semua agama. Tidak menutup kemungkinan bahwa inlah fakta dari pelaksanaan puasa di negara kita hingga mengakibatkan masyarakat, khususnya para pemimpin kita tidak pernah bisa mempelajari hakikat dan hikmah berpuasa, apalagi membumikannya dalam hidup keseharian.
Nabiyullah SAW pernah menyampaikan pada kita semua bahwa betapa banyak orang yang berpuasa, namun tidak mendapatkan apa pun selain hanya lapar dan dahaga saja. Puasa ramadhan sungguh memiliki hikmah yang luar biasa. Sayangnya justru umat Islam sendirilah yang mendekonstruksi dengan mengorup makna dan keagunganNya. Akibatnya, kita terjebak sekadar pada gempita ritualitas semata, namun gagal beroleh lautan hikmah dariNya.
*Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahla
Sule Subaweh
Karyawan UAD
Takjilan menjadi budaya pada bulan puasa terutama di masjid-masjid. Takjilan merupakan sumbangan kaum Muslim atau jemaah Masjid yang diberikan secara bergantian sesuai jadwal setiap hari selama Ramadhan. Takjil sendiri berasal dari bahasa Arab disebut ‘ta’jiilul fithr’ artinya mensegerakan berbuka puasa. Akan tetapi makanan yang disajikan untuk berbuka puasa biasanya juga disebut dengan takjil.
Di bulan puasa di bulan penuh hikmah, orang berbondong-bondong panen pahala, salah satunya dengan memberikan buka puasa kepada orang berpuasa atau takjil. Orang yang berpuasa meninggalkan makan dan minumnya. Jika dia dapat membantu orang lain yang berpuasa agar kuat dengan makan dan minum maka kedudukannya sama dengan orang yang meninggalkan syahwatnya karena Allah, memberikan dan membantukannya kepada orang lain. Namun yang jelas, pemberian takjil harus didasarkan pada keikhlasan pribadi masing-masing tanpa rasa keterpaksaan.
Orang yang memberikan buka akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang yang berpuasa tersebut. Sebagaimana sabda Rasulullah saw: “Barang siapa yang memberi buka orang yang berpuasa, niscaya dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut sama sekali.” (Hadits Shahih Riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Selain itu, orang yang memberikan buka kepada orang yang berpuasa, Malaikat akan mendoakannya sampai orang yang berpuasa tersebut menyelesaikan hajatnya. Sebagaimana sabda Rasulullah saw: "Sesungguhnya orang yang berpuasa jika ia berbuka pada seseorang, maka malaikat akan mendo'akan orang tersebut hingga orang yang berpuasa tersebut selesai hajatnya, atau: Sampai menyelesaikan makanannya." (HR Darimi dan Abu Ya'la dengan isnad Jayid).
Atas dasar hadis di atas, banyak orang memberikan takjil yang berlangsung selama bulan puasa, biasanya dipusatkan di masjid, surau, musholla, atau langgar. Suasana masjid menjadi lebih hidup. Pemberian takjil biasanya dilakukan menjelang berbuka. Banyak macam pemberian takjil, seperti nasi, roti, kurma, kolak, teh, maupun camilan tradisional lokal lainnya. Takjil disediakan oleh umat secara sukarela sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama. Untuk itu disyari’atkan bagi umat muslim memberi hidangan berbuka kepada orang-orang yang berpuasa bersamanya, karena makanan ketika itu sangat disukainya. Di situlah letak nikmat sesungguhnya. Itulah keutamaannya memberikan makanan berbuka untuk orang yang berpuasa.
Kebiasaan memberi takjil itu menjadi rutinitas dan menjadi tradisi dalam masyarakat. Sehingga pada bulan Ramadhan, sudah bisa diduga, masjid-masjid akan terelihat ramai dan lebih makmur jika dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya.
Penulis berharap, kebiasaan-kebiasaa baik yang dilakukan di bulan puasa tidak hanya berhenti pada bulan puasa saja. Saling memberi seharusnya juga menjadi tradisi pada bulan dan hari-hari biasa. Bulan puasa seharusnya menjadi renungan untuk kita dan menjadikan awal setafet untuk melakukan hal baik.
Semoga pada bulan-bulan yang lain kepekaan kita terhadap orang yang membutuhkan dan keikhlasan kita saat member, sama dengan ketika bulan puasa. Semoga.
Di era modern ini, pembelajaran di sekolah dituntut untuk lebih inovatif agar materi yang disampaikan oleh guru dapat terserap ke siswa secara baik dan benar, sehingga dapat lebih memotivasi daya kreatif siswa. Pembelajaran berprograma merupakan jenis inovasi pendidikan dengan prinsip-prinsip belajar melalui langkah pendek, materi dari unit terkecil. Pembelajaran model ini mendorong belajar dengan aktivitas tinggi, adanya umpan balik, maju berkelanjutan.
Pembelajaran berprograma bertujuan untuk pembelajaran secara individual. Jika sudah mengenal pola pembelajarannya, maka anak tidak perlu didampingi oleh guru maupun orang tua. Setiap unit harus dipelajari tuntas (mastery learning system), adanya tes dalam setiap unit, untuk mengetahui ketuntasan materi. Jika siswa belum dapat menjawab dengan benar dia wajib untuk kembali ke bingkai-bingkai sebelumnya dimana dia belum menguasai materi. Setelah jawabannya benar, baru siswa yang bersangkutan boleh melanjutkan ke bingkai berikutnya.
Adalah mahasiswa Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan dengan Dosen Pembimbing Prof. Dr. Suharsimi Ariekunto pada Kamis (31/1/2013) melakukan ujicoba di SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta dan Sabtu (20/7/2013) melakukan ujicoba di SD Muhammadiyah Ngupasan, Yogyakarta. Modul Berprograma hasil karya mahasiswa pada matakuliah Inovasi Pendidikan yang diujicobakan untuk SMP meliputi mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), sedangkan di SD meliputi mata pelajaran Bahasa Indonesia, Pendidikan Kewarganegaraan (PKN), dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Dalam praktik pembelajaran berprograma tersebut, siswa terlihat sangat antusias. Tidak ada rasa canggung sedikitpun meski yang mengajar bukan guru kelas mereka. Suasana kelas begitu hidup dengan adanya tanya jawab, kerjasama antar siswa terbangun baik.
“Pembelajaran ini melatih anak untuk berfikir kreatif, jujur, mandiri, dan bertanggung jawab,” ungkap Suprapti, S.Pd. yang mempraktikkan Modul Berprograma PKN didampingi Sukiyah, S.Pd. Kepala Sekolah sekaligus penyusun Modul Bahasa Indonesia. Hal tersebut dibenarkan oleh Joko Widiyanto, S.Pd. yang mengungkapkan bahwa akivitas siswa cukup tinggi digambarkan dengan banyak kegiatan dalam berfikir, bertanya, dan menjawab. “Anak yang pandai akan sangat menikmati pembelajaran model ini, tetapi bagi yang kurang pandai masih perlu pendampingan, “ demikian tambah Joko mahasiswa Magister Manajemen Pendidikan Angkatan II. Sedangkan Sri Harini, S.Pd. dan Riyanto, S.Pd. yang melakukan ujicoba modul di SMP menyampaikan bahwa bahan ajar yang diberikan cukup mampu mewakili guru. Saat mengajar guru harus memberikan contoh/ilustrasi, penguatan, respon, bahkan motivasi. Kalau guru tidak kreatif, bisa-bisa tidak dianggap/diacuhkan, karena siswa sudah sangat asyik dengan modul.
Pengamatan pelaksanaan pembelajaran berprograma dilakukan oleh Yuliani, S.Ag., Naqiyah, S.E., Danang Sukantar, S.Pd. dan dipimpin oleh Prof. Dr.Suharsimi. Program inovasi pendidikan ini dibiayai oleh Program Studi Magister Manajemen Pendidikan dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan (LPP) UAD. (danang)
Rabu (24/7/2013) Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG-PAUD) tandatangani Memorandum Of Understanding (MoU) dengan TK ABA se-DIY. Selain penandatanganan MoU, PG-PAUD juga meyelenggarakan workshop selama tiga hari, dari Rabu s/d jum'at. Acara tersebut dalam rangka meningkatkan profesional (PG-PAUD).
MoU PG-PAUD dengan TK ABA se-DIY tersebut, dibuka oleh Dr. Muchlas MT. (warek I), selain itu hadir juga Ketua Prodi PG-PAUD Alif Muarifah, S.Psi.,M.Si dan Dekan FKIP Dra. Trikinasih Handayani, M.Si, PWA DIY, dan guru TK yang menjadi lembaga mitra PG-PAUD.
Acara yang berlangsung di kampus 5 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) jl Ki Ageng Pemanahan no.19 Sorosutan Yogyakarta tersebut, mengusung tema "Mengenali dan mengendalikan emosi anak" Ibu Alif Muarifah menyampaikan, kita sebagai guru harus lebih kreatif, inovatif agar dapat mengendalikan emosi anak. “Dengan kerjasama ini diharapkan kedepan kita lebih baik” harapnya.
Pada kegiatan workshop, para peserta akan diberikan materi yang terdiri dari: pengenalan emosi, pengendalian emosi dan kemampuan mengekspresikan emosi dengan tepat (peningkatan emosi positif). (Doc)
Adalah Bagus Wisnu Harimurti, Intan Dwi Isparulita, Elza Novita Putri, mahasiswa semester IV Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri (FTI) dan Tika Jayanti mahasiswa Fakultas Farmasi UAD.
Keempat mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta tersebut berhasil mengubah biji Kefir (Japanese Crystal Algae) menjadi obat untuk menurunkan berat badan (obesitas).
Di bawah bimbingan dosen FTI UAD Siti Jamilatun, hasil penelitian mahasiswa UAD berjudul 'Pemanfaatan Biji Kefir Sebagai Penurun Obesitas' ini bisa memenangkan 'Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian dari Dirjen Dikti Kemendikbud 2013.'
Menurut Bagus, biji Kefir merupakan sejenis tumbuhan alga. Alga ini kata dia, dengan mudah bisa berkembang biak di tempat atau wadah plastik maupun kaca. Biji Kefir sendiri kata dia, mengandung bakteri bermanfaat untuk menurunkan obesitas antara lain Lactobacillus Bulgaricus. Bakteri inilah yang berperan penting dalam penurunan kolesterol dan berdampak pada penurunan obesitas manusia.
“Biji Kefir yang banyak tumbuh di daerah Pegunungan Kaukakus tersebut bisa menurunkan berat badan penderita obesitas hingga 25 kilogram dalam kurun tiga bulan. Obat obesitas dari biji yang berwarna bening laksana kristal inipun mudah pembuatannya dan bisa diperoleh di berbagai tempat” tambahnya.(Sbwh)
Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar acara Pengajian dan Buka Puasa Ramadan 1434 H di Kampus 3, Senin (22/7). Acara tersebut diikuti oleh seluruh dosen, karyawan, dan mahasiswa di lingkungan UAD. Penceramah yang hadir ialah Prof. Dr. H. Amien Rais, M.A., Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah yang juga Guru Besar FISIPOL Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Dalam ceramahnya, Prof Amien menyampaikan, saripati hikmah dari ibadah puasa Ramadan ialah agar kita selaku umat Muslim dapat mengendalikan hawa nafsu. “Sebab, dalam diri kita, setiap manusia diberikan dua kekuatan yang saling berlawanan, yaitu kekuatan iman dan hawa nafsu,” ujarnya.
Kedua kekuatan tersebut, lanjut Prof Amien, perlu dimanajemen secara baik. Apabila kita hanya menuruti hawa nafsu, katanya, maka kualitas diri kita telah turun sebagai manusia. Sebaliknya, apabila kita hidup tanpa hawa nafsu, sesungguhnya hal itu tidak mungkin. “Jadi, jalan yang terbaik ialah dengan menyeimbangkan kekuatan iman dan hawa nafsu,” ajaknya.
Menurut Prof Amien, dengan berpuasa kita pun dapat belajar hikmah dari sosok Nabi Yusuf a.s. “Beliau merupakan contoh hamba Allah swt yang tetap istiqomah berpuasa meskipun dirinya menjadi raja di Mesir dan menguasai gudang-gudang makanan di negeri tersebut,” katanya. [sdy]
Sule Subaweh
Karyawan UAD
Pengamat Pendidikan
Pendidikan berkarakter pada kurikulum 2013 begitu ramai diperbincangkan. Bahkan pemerintah telah siap dengan kurikulum terbaru berbasis karakter Kemahiran Berfikir secara Kreatif dan Kritis (KBKK) untuk direalisasikan. Kurikulum yang didesain dengan tujuan agar siswa mendapat latihan berfikir secara kritis dan kreatif untuk membuat keputusan dan menyelesaikan masalah dengan bijak, dapat mengaplikasikan pengetahuan, pengalaman dan kemahiran berfikir secara lebih praktik sama ada di dalam atau di luar sekolah, dan dapat menghasilkan idea atau ciptaan yang kreatif dan inovatif.
Pendidikan karakter mengingat telah terjadi degradasi moral pada masyarakat bangsa kita ini khususnya generasi penerus bangsa. Pertanyaannya apakah perubahan kurikulum ini bisa menjamin terbentuknya karakter anak?
Faktor guru
Salah satu faktor keberhasilan kurikulum adalah guru. Banyak guru-guru atau pendidik cerdas di antara kita, namun hanya segelintir dari mereka yang jujur dan bisa membakar semangat siswanya untuk belajar. Mereka cerdas, pengetahuannya luas tapi tidak banyak dari mereka yang bisa membangun motivasi anak didiknya. Sebab itulah banyak siswa hanya bisa menghafal daripada mengembangkan. Banyak siswa yang tidak mampu menjangkau imajinasinya untuk berkembang sehingga imajinasi yang muncul adalah pikiran-pikiran yang kurang bermanfaat yang mengakibatkan mereka tidak punya karakter yang bermoral.
Salah satu penyebabnya adalah kurangnya retorika guru dalam menyampaikan pelajaran. Retorika yang menyelipkan unsur motivasi dalam mata pelajaran masih jarang digunakan oleh guru. Sehingga siswa hanya menerima tanpa bayangan motivasi atas apa yang diterimanya.
Kebanyakan guru hanya bisa bercerita tanpa muatan motivasi yang kuat. Lepas dari dunia diksi bercerita. Banyak guru yang hanya mendapatkan bahan ajar dari literatur internet atau buku. Buku akan berbeda rasa dan imbasnya di hati ketika seseorang itu mengalami sendiri apa yang ia ucapkan. Sebenarnya jika guru mampu bercerita dengan baik, sekalipun menggunakan bahan dari buku cerita yang dibaca dan mampu memberikan motivasi, itu tidak masalah. Hanya saja tidak banyak guru yang bisa bercerita dengan baik. Maksudnya tidak sebaik menceritakan pengalamannya sendiri. Sehingga banyak pesan moral dalam cerita tidak sampai dengan baik.
Dengan pengalaman guru sendiri siswa akan mendapat asupan motivasi dari sumber yang tepercaya. Seorang guru melalui cerita yang dialaminya menjadi bahan ajar bagi anak didiknya. Dengan bercerita tentang pengalamannya sendiri, siswa akan lebih yakin bahwa apa yang didengarnya begitu nyata. Sebab orang yang mengalami sebuah peristiwa dialah pendongeng yang sesungguhnya.
Orang yang menceritakan pengalamanya sendiri akan lebih lues, dengan aliran alur cerita yang sudah menyatu dengan dirinya sendiri. Sehingga terlihat dan terasa begitu nyata. Terlebih dengan gaya bahasa yang baik.
Mari jadikan diri kita sebagai sosok pendidik yang mampu memberi motivasi hidup untuk anak didik kita melalu cerita inspiratif dari diri kita sendiri, bukan hanya cerita bualan kosong tapi sebuah realita hidup. Semua kalimat motivasi yang berasal dari pengalaman hidup akan lebih bermakna dan membekas di lubuk hati setiap orang yang mendengarnya. Guru dengan segudang pengalaman hidup, seluas samudra ilmu dan wawasannya, sebening air budi dan akal kita. Maka menamkan karakter pada anak tidak akan sulit, karena mereka melihat sosok kita benar seperti apa yang mereka lihat di depan mata. Dengan begitu sisiwa dapat meningkatkan aspek kognitif dan afektif, dan seterusnya perkembangan intelek mereka yang berkarakter. Semoga.
Masa anak-anak adalah masa dimana seluruh dunia dinikmati dengan cara bermain, bergembira dan bersenang senang. Demikianlah cara mereka untuk mempelajari kehidupan, mulai dari mengenal orang tuanya, saudara kandungnya keluarga dekatnya lalu beranjak mengenal lingkungan masyarakat di sekitarnya sampai nanti dia tumbuh menjadi dewasa dengan membawa banyak bekal ilmu yang diperolehnya di masa kanak kanak. Secara teori yang dikatakan anak-anak adalah fase sebelum seseorang mengalami pendewasaan secara biologis, yang perempuan ditandai dengan menstruasi dan laki laki ditandai dengan mimpi basah kemudian diikuti dengan kedewasaan secara psikologis.
Akan tetapi teori ini menjadi kurang tepat karena fenomena yang terjadi sekarang anak-anak mengalami proses pendewasaan yang lebih cepat dari sebelumnya. Hal ini sangat mungkin muncul karena pengaruh pemberian gizi yang baik, lingkungan yang memberikan pengaruh sehingga seorang anak menjadi lebih cepat mengalami proses pendewasaan baik secara psikologis dan biologis.
Faktor faktor yang medukung proses pendewasaan dini pada anak salah satu contohnya adalah kemajuan teknologi informasi yang sangat pesat saat ini didukung dengan adanya perangkat perangkat canggih yang bisa diakses siapapun tanpa batas tempat dan usia termasuk di dalamnya tentu saja anak-anak.
Gaya hidup lingkungan sekitar juga memberikan warna dalam perkembangan anak-anak secara mental dan biologis, hal ini sangat wajar karena lingkungan sekitar adalah tempat yang paling sering berinteraksi dengan anak, sehingga pola pikir anak akan terbentuk sesuai dengan lingkungan yang ada didekatnya. Tidak kalah pentingnya adalah kebijakan serta peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah secara tidak langsung akan memberikan dampak terhadap perkembangan anak yang ada di Indonesia.
Teknologi informasi yang berkembang pesat juga memberikan dampak positif dan juga negatif. Dampak positifnya tentu saja segala macam informasi dapat diakses secara global dengan cara yang sangat mudah dan murah apalagi didukung dengan perangkat perangkat canggih yang dapat diperoleh dengan harga murah.
Salah satunya sebagai dampak negatif adalah informasi yang bisa diakses secara global dengan mudah dan murah menjadi salah pakai jika diakses anak-anak yang mungkin belum waktunya mengakses informasi tersebut, salah satunya adalah banyaknya gambar dan video porno yang semakin hari semakin marak di situs situs internet, anak-anak yang belum saatnya mengetahui hal tersebut menjadi sangat mudah untuk mengakses dan melihatnya. Akhirnya banyak kasus anak-anak melakukan hubungan seksual dengan temannya akibat kebiasaannya menonton film dan gambar gambar porno.
Belum lagi perilaku orang orang dewasa dilingkungan sekitarnya yang mungkin menganggap hubungan seks adalah hal yang biasa dan tidak perlu malu untuk dipertontonkan, hal yang sangat memberikan pengaruh terhadap tumbuh kembang anak. Perilaku orang dewasa yang menggunakan teknologi informasi tanpa disertai kesadaran pendidikan moral dan iman menyebabkan semakin tingginya kasus kekerasan seksual yang terjadi pada anak-anak dan dilakukan oleh orang dewasa.
Akibatnya banyaknya kasus yang terjadi pada anak-anak, mulai dari kasus anak putus sekolah, anak di bawah umur yang dipekerjakan dengan tidak layak, kasus anak jalanan, banyaknya kasus kekerasan seksual pada anak, kekerasan fisik terhadap anak, ancaman penyakit pada anak bahkan sampai hubungan seksual yang dilakukan oleh anak-anak di bawah umur menjadi suatu kajian kita bersama.
Kepedulian pemerintah terhadap pengembangan kota layak anak sudah mencapai tahap serius dalam hal melegitimasi produk Peraturan Menteri Negara dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia tahun 2011. Dalam Peraturan Menteri tersebut pada BAB I, Pasal 1 ayat 3 dijelaskan bahwa Kabupaten/Kota Layak Anak yang selanjutnya disingkat KLA adalah kabupaten/kota yang mempunyai sistem pembangunan berbasis hak anak, melalui pengintegrasian komitmen dan sumberdaya pemerintah, masyarakat dan dunia usaha yang terencana secara menyeluruh dan berkelanjutan dalam kebijakan, program dan kegiatan untuk menjamin terpenuhinya hak anak.
Lepas dari KLA kita harus tumbuhkan suatu kepedulian di antara kita untuk bisa mencegah pelecehan dan mengurangi jumlahnya. Lingkungan baik lingkungan yang berupa fisik dan sosial harus bisa memberikan dukungan terhadap tumbuh dan kembang anak sehingga mereka akan menjadi pemimpin-pemimpin yang hebat di masa depan. Menciptakan rasa aman, nyaman dan dilengkapi dengan sarana prasarana yang mampu mendukung dengan baik semua proses pertumbuhan anak-anak menjadi pribadi-pribadi yang hebat, tangguh dan bermoral menjadi suatu tujuan yang harus bisa dicapai suatu bangsa, jika ingin generasi penerus bangsanya adalah orang-orang terbaik.
Hendra Darmawan*)
Puasa adalah ritual publik umat islam dunia. Surat Al-baqoroh ayat 183-187 adalah satu-satunya ayat yang menerangkan tentang ibadah puasa. Nuansa puasa di Indonesia sungguh sangat berbeda dibandingkan dinegara-negara lain. Seakan ibadah puasa adalah puncak spiritualiatas umat islam Indonesia. Semarak penyambutan romadhon sangat nampak mulai dari pemberitaan media, spanduk dan baliho-baliho ucapan selamat berpuasa, ritual padusan jelang bulan romadhon termasuk tradisi ziarah kubur juga ada dalam rangkaian penyambutan romadhon. Bahkan beberapa acara masjid tertentu menggunakan event organizer untuk memeriahkan semua agenda ramadhan. Mulai dari takjil, kajian jelang maghrib, kajian mingguan, bedah buku, talkshow, seminar dan lomba-lomba untuk anak-anak dan remaja dll.
Kita berharap hiruk pikuk itu semua tidak membuat kita lupa akan esensin pembentukan insan muttaqin yang menjadi tujuan utama berpuasa. Ismail Raj’i Al faruqi (2012) mengatakan bahwasanya puasa memiliki dua dimensi pesan yang pertama adalah pengendalian diri termasuk di dalamnya disiplin pribadi, yang kedua adalah kepedulian sosial, dengan merasakan lapar dan dahaga serta nestapa kemiskinan.
Mahmoud M Ayoub (1970) menyitir Qurtubi yang menegaskan asal muasal kata romadhon, yakni romadho yarmudu artinya membakar dengan suhu panas yang sangat tinggi. Dulu puasa selalu jatuh pada musim kemarau/musim panas (between summer and winter) maka ia dinamakan romadhon. Puasa disyariatkan ke semua umat sejak umat nabi Adam samapi nabi muhamamd. Bahkan kaum kristiani melakukan protes untuk menaqmbah 20 hari puasa di luar bulan romadhon karena bulan romadhon datang pada musim panas. Ini awal kritik dan inovasi keagamaan yang dilakukan kaum kristiani.
Semua kitab suci diturunkan pada bulan romadhon, yakni taurat, zabur, injil, shuhuf nabi Ibrahim dan laquran amsing-masing pada tanggal 3, 5, 15, 18, serta 17 ramadhan. Dengan ini kiranya umat islam dapat lebih mantap menjadikan bulan romadhon sungguh bulan yang suci, upaya untuk tazkiyatunnafs/mensucikan diri seyogyanya menjadi perioritas kegiatan ibadah dibulan romadhon.
Makan dan minum yang Alloh halalkan tetapi saat bulan ramadahn tiba ia menjadi haram sejak terbit fadjar sampai terbenam matahair, hubungan suami istri juga demikian. Nampak bahwa kedua hal itu diposisikan untuk melatih jiwa manusia dalam menahan hawa nafsunya.
Makanan adalah kesenangan individu manusia, segala upaya dilakukan hanya untuk semata-mata mendapatkan kenikmatan makan dan minum. Makanan yang dinikmati juga beragam dari yng sangat murah sampai yang mahal sekalipun. Tidak heran dimana-mana berjamuran pusat-pusat kuliner, sampai yang berbintang lima. Manusia sangat dimanjakan hanya semata-mata karena kenimatan yang sesaat. Kenikmatan indinvidu itu harus dikelola dengan baik tidak lantas menuruti hawa nafsu, jika ia dituruti maka hancurlah kehidupan individu.
Hubungan suami istri dilakukan untuk bertujuan melanjutkan kehidupan kelompok, kehidupan bermasyarakat. Maka institusi perkawinan, membuat kehidupan kelompok itu makin mulia, akan jelas siapa bapak dan siapa anaknya. Jangan sampai terjadi seperti akhir-akhir ini ada beberpa bayi yang/ditinggalkan bapak dan ibunya di dalam kardus ditempatkan di pinggir jalan. Jika itu terjadi sungguh telah menghancurkan kemanusiaan, tidak menghargai kehidupan. Dalam surat Al-baqoroh disebutkan faman ahyannasa, faqod ahyannasa jamian artinya barag siapa yang telah menghidupkan kehidupan seseorang seakan ia telah menghidupkan kemanusiaan semuanya. Begitu juga sebaliknya barang siapa yang membunuh satu jiwa dan alasan yang jelas maka ia telah membunuh kemanusiaan seutuhnya.
Keseimbangan pemenuhan kebutuhan individu dan kebutuhan syahwati harus dimanaj dengan baik, tidak berlebihan disatu sisi. Sehingga titik kesadaran manusia itu muncul mencerahkan dirinya menjadi manusia yang utuh (insan kamil) tidak split personality.
*) Dosen PBI FKIP UAD, Wakil Ketua MPK PWM DIY, Alumni La Trobe University Melbourne.