GURU DAN DOSEN SEBAGAI HIPNOTERAPIS
Oleh : Rendra Widyatama, SIP., M.Si
Staf Pengajar pada Prodi Sastra Indonesia Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Beberapa waktu terakhir ini, media televisi kita diramaikan dengan pertunjukkan hipnotis. Dalam tontonan itu, seseorang ditanamkan pesan tertentu oleh penghipnotis sehingga orang tersebut melakukan peran imajinatif sesuai dengan yang dikehendaki penghipnotis. Misalnya seseorang dihipnotis untuk memerankan tokoh orang lain yang sangat berbeda dengan karakter dirinya sendiri, melakukan tindakan yang aneh-aneh, dan lain-lain. Keadaan hipnotis membuat seseorang mau dan mampu melakukan apa saja di luar kehendaknya, bahkan melebihi kemampuan dan keberaniannya. Seseorang yang terhipnotis akan meyakini informasi yang diterima tanpa berpikir panjang. Hipnotis untuk tujuan hiburan dikenal sebagai stage hipnosis.
Hipnoteraphy
Hipnotis tidak hanya berguna untuk hiburan, melainkan untuk sesuatu yang lebih positif, misalnya terapi. Hipnosis untuk terapi disebut hipnoterapi. Hipnotis ini digunakan untuk maksud-maksud positif, merekayasa agar orang yang dihipnotis meninggalkan persepsi, sikap, dan perilaku buruk dan berganti dengan persepsi, sikap, dan perilaku yang lebih positif. Misalnya menghentikan kebiasaan merokok, membuang kegugupan saat berbicara di depan public, menghilangkan phobia pada sesuatu, dan sebagainya.
Jika subjek merespon sugesti hipnotis, pertanda hipnosis tersebut berhasil. Umumnya, hipnotis akan berhasil bila sugesti tersebut masuk ke dalam alam bawah sadar seseorang.
Penananaman sugesti dalam hipnosis selalu melalui proses induksi dimana sugesti ditanamkan ke dalam alam bawah sadar seseorang, sehingga orang tersebut akan mengubah persepsi, sensasi, emosi, pikiran atau tingkah laku sesuai dengan pesan yang disugestikan penghipnotis.
Sebenarnya, semua orang dapat terhipnotis. Manakala pesan dinduksi, maka ia akan menjadi bentuk hipnotis. Penyampaian induksi person tersebut dapat terjadi dalam berbagai keadaan, baik subyek dalam keadaan sadar maupun tidak sadar serta dapat terjadi sewaktu-waktu.
Di sisi lain, semua orang juga dapat melakukan hipnotis, meski tidak pernah mempelajarinya secara khusus. Manakala pesan diinduksi seseorang, maka kita telah berhasil menghipnotis. Tidak perduli apakah penyampaian pesan tersebut disadari atau tidak. Misalnya, guru, dosen, tutor,instruktur, orang tua, atau siapapun yang menyampaikan pesan pada muridnya dengan pesan ”kamu ini kok bodoh, to. Soal seperti itu saja tidak tahu…”, maka sebenarnya merupakan pesan hipnosis yang bisa jadi akan diinduksi oleh murid sehingga mereka akan benar-benar jadi bodoh.
Meski disampaikan dengan maksud kelakar, dalam bentuk langsung maupun tidak langsung, sindiran, metafora, dan lain-lain, tidak ada jaminan pesan tersebut tidak diinduksi. Apapun konteksnya, pesan dapat berpotensi menghipnotis seseorang. Siswa yang pandai dapat berubah jadi bodoh, yang rajin jadi malas, dan yang alim jadi nakal manakala pesan disampaikan adalah pesan negative.
Itulah sebabnya, khususnya para orang tua, guru, dosen, instruktur, public figure, pemimpin, dan lain-lain, perlu berhati-hati menjaga lisan. Jangan pernah sekalipun menyampaikan pesan negative, sebab ia berpotensi menghypnosis dan mengsugesti orang lain menjadi negatif. Guru, dosen, pendidik, dan lain-lain, justru harus menjadi hipnoterapis pada murid-muridnya.

Ikantan Mahasiswa Muhammadiyag Universitas Ahmad Dahlan (IMM-UAD) adakan bedah buku dengan tema “Pedoman MUI Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syiah di Indonesia dan berita terbaru dari Syuriah” dengan pembedah Ustadz Fahrurrozy Abu Syamil (Pemerhati dunia islam) dan Ustadz Fuadi Romdhoni, Lc. (Relawan Syuriah). Di Masjid Darussalam Kampus I UAD Jalan Kapas 09 Semaki Yogyakarta Sabtu (29/03).
Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menuju world class university. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya kerja sama yang dilakukan baik dari dalam maupun luar negeri. Diantaranya kerja sama dengan beberapa Sekolah Menengah Malaysia.
Negara-negara di Benua Asia mempunyai sistem pendidikan. Sistem pendidikan tersebut antara satu Negara dengan Negara lain mempunyai perbedaan. Setiap Negara mempunyai sebuah tolok ukur tersendiri untuk penerapan sistem pendidikan di negaranya masing-masing. Begitu juga dengan Negara Indonesia.
Kamis pagi (27/03), Dua sekolah dari Thailand, Islam suksasat school dan Songserm Wittaya Muniti School mengadakan kunjungan ke Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bertempat di Ruang Sidang Kampus I UAD Jalan Kapas 09 Semaki Yogyakarta.