Ciptakan Alat Pintar B&G, Mahasiwa UAD Raih Dua Medali di Shanghai
Dua mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yaitu Ponco Sukaswanto dan Mar’atul Husna dari Fakultas Teknologi Industri (FTI), berhasil meraih medali Special Gold Medal dari Saudi Arabia dan Silver Medal dari organisasi Shanghai dalam event Shanghai International Exhibition of Inventions (SIEI) di Shanghai, Tiongkok, 19−21 April 2019. Pada event SIEI itu, kedua mahasiswa UAD mengadu gagasan atau produk yang diberi nama Brecelet and Glasses For Blind People yang singkat B&G.
B&G ini merupakan produk teknologi berbasis IoT, praktis dan efisien. Cocok digunakan oleh kalangan tunanetra. Alat ini menyediakan navigasi mudah yang berfungsi untuk memandu tunanetra ke tempat tujuan atau yang diinginkan. B&G memiliki dua perangkat yang saling berhubungan, yakni kacamata pintar dan gelang pintar.
“Cara kerjanya, kacamata pintar memiliki fungsi untuk mendeteksi lingkungan dalam jarak empat meter dengan menggunakan sensor ultrasonik. Tunanetra yang menggunakannya dapat menerima informasi dalam bentuk suara melalui pengeras telinga,” jelas Mar’atul Husna saat diwawancara Senin (22-4-2019) via WhatsApp.
Sedangkan gelang pintar dipakai di tangan, supaya memudahkan tunanetra melakukan kegiatan sehari-hari. Gelang pintar ini memiliki tiga tombol. Tombol pertama berfungsi untuk menghidupkan atau mematikan perangkat, tombol kedua berfungsi untuk mengatur ulang ketika terjadi kesalahan sistem, tombol ketiga berfungsi untuk mengirim lokasi pengguna secara real time ke keluarga atau seseorang, melalui aplikasi yang telah terintegrasi antara gelang pintar dan gawai.
“Pengiriman lokasi dari GPS melalui koneksi internet yang berasal dari modem, yang telah diinstal pada gelang pintar. Dalam hal ini kacamata pintar dan gelang pintar dipakai secara bersama,” paparnya.
B&G juga memiliki kelebihan dan kekurangannya tersendiri. Kelebihannya, alat ini berbasis IoT, yang bisa mengirimkan lokasi secara real time kepada keluarga atau seseorang yang gawainya terkoneksi dengan alat tersebut. Namun, kekurangan dari alat ini adalah halangan terdeteksi yang masih berjarak empat meter saja.
Dalam event SIEI yang diikuti oleh seluruh negara itu, persiapan yang dilakukan Ponco Sukaswanto dan Mar’atul Husna dimulai sejak Januari, dan dibimbing langsung oleh Anton yudhana, S.T., M.T., Ph.d. Adapun kendala saat keberangkatan adalah mencari dana, tetapi UAD berperan penting dalam memberikan dana 95 persen untuk kebutuhan mulai dari pemberangkatan sampai kepulangan mereka. (ASE)