Daswati, Lokomotif Terbaik di Tiga Sekolah Berbeda
“Tujuan saya di SMP Muhammadiyah 2 Prambanan saat itu adalah mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap sekolah ini, sebagaimana dulu awal berdiri sebagai sekolah swasta favorit,” begitulah yang disampaikan Daswati Rofiatun Sahifah, S.T., M.Pd. alumnus Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang menjadi Kepala Sekolah Terbaik Kabupaten Sleman tahun 2020.
Perjalanan karier kepala sekolahnya dimulai dari menjadi kepala sekolah pada jenjang Pendidikan Luar Sekolah (PLS), jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) nonformal Kelompok Bermain ‘Aisyiyah (KBA) Prambanan. Ia diberi amanah oleh Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Prambanan untuk mendirikan KBA pada tahun 2006.
“Saat pendirian KBA, usia saya 23 tahun, secara otomatis waktu itu saya yang masih muda harus menjadi lokomotifnya. Berbekal niat dan tekad, saya mencari referensi dari berbagai sumber juga studi banding ke PAUD unggulan lainnya, maka berdirilah KBA Prambanan,” ungkap Daswati
Selama kurun lima tahun memimpin KBA Prambanan, kelompok bermain ini memiliki siswa yang terus bertambah dan semakin mendapat kepercayaan dari masyarakat. Tahun pertama siswa yang dijemput dari pintu ke pintu berjumlah 23, pada tahun kelima hampir menyentuh angka 100.
Karena kepemimpinannya yang bagus, Daswati kemudian diamanahi Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sleman sebagai Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 2 Prambanan. Selama sepuluh tahun, SMP ini tidak memiliki kepala sekolah definitif.
Berawal dari kepercayaan ini, ia kemudian alih jenjang dari pimpinan KBA ke SMP sejak tahun 2011. “Saya fokus di satu sekolah, di SMP Muhammadiyah 2 Prambanan. Manajemen dan tata kelola dua sekolah ini sebenarnya hampir sama, hanya jenjang dan kurikulumnya saja yang berbeda,” ujarnya.
Pelan tapi pasti ia menggandeng berbagai pihak, memberikan inovasi berbagai program untuk memajukan sekolah. Mulai dari sekolah berbasis life skills, memperbaiki sarana dan prasarana sekolah, sampai program peningkatan prestasi.
Selain itu, selama menjabat sebagai Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 2 Prambanan, Daswati menggembleng siswanya dengan kegiatan Kokam. Tujuannya untuk membentuk mental dan karakter siswa serta memberikan ilmu berorganisasi.
“Banyak alumni yang aktif di kegiatan Kokam, PCPM, atau PC IPM Prambanan. Kami bangga dan senang melihat anak-anak tumbuh juga di ortom. karena memang pada dasarnya selain memiliki misi pendidikan dan dakwah, sekolah juga memiliki misi pengkaderan.”
Pada tahun 2016, Daswati harus berpindah sekolah lagi. Ia ditunjuk sebagai Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 1 Prambanan karena kepala sekolah yang lama telah purnatugas. Tugasnya untuk menguatkan manajemen internal, inovasi program dan penjaminan mutu, serta syiar.
“Polanya berbeda dengan sekolah sebelumnya, karena dari jumlah siswa sudah lumayan stabil. Hanya membutuhkan kerja ekstra lagi untuk memberikan layanan yang lebih bermutu kepada siswa dan orang tua.”
Penguatan manajemen sumber daya manusia di sekolah ini dibuat dengan pola kaderisasi berjenjang. Sementara untuk inovasi program kegiatan belajar mengajar, sarana prasarana, kegiatan habituasi, hingga kegiatan ekstrakurikuler ditata bersama. Ada juga gerakan infaq minimal seribu (Gerimis) yang menjadi andalan, setiap hari siswa, guru, dan karyawan berinfaq.
“Untuk ekstrakurikuler sebelumnya hanya yang wajib, namun setelah saya di sini, ditata ulang dengan setidaknya ada 14-an kegiatan ekstrakurikuler yang diminati siswa. Di antara yang ditekankan adalah kepedulian kepada lingkungan dan alam, serta terkait dengan pengelolaan sampah dengan produk ecobrik atau yang lainnya,” kata Daswati ketika diwawancarai via WhatsApp.
Tekad dan komitmennya adalah melakukan yang terbaik meskipun hanya suatu hal kecil. Bahwa amanah ini sangat singkat, dan harus siap jika sewaktu-waktu diambil lagi.
“Amanah harus disiapkan dengan matang, dilakukan dengan sungguh-sungguh sehingga dapat mengakhiri amanah dengan husnul khatimah. Artinya program-program semua harus berjalan baik, dan syiar sekolah serta persyarikatan semakin memancar, serta kesejahteraan guru karyawan diperhatikan.”
Selama menjadi kepala sekolah, banyak pengorbanan yang dilakukan Daswati. Baik secara fisik, psikis, pemikiran, waktu, ataupun biaya. Menurutnya itu wajar, sebab ia sudah terbiasa berkegiatan sejak di ortom. Selain itu, sebagai kepala sekolah harus terbuka, merangkul semuanya, mendengarkan setiap keluh kesah dan usulan, siap dikritik, dan selalu berpikir positif dan berjiwa besar.
Program-program Daswati di sekolah SMP Muhammadiyah 1 Prambanan antara lain penguatan sistem keorganisasian sekolah dengan pola jenjang pengkaderan, menyiapkan sarana dan prasarana yang memadai, membangun ruang kelas baru, perluasan masjid untuk salat berjamaah serentak.
Selain itu juga menyiapkan sumber daya manusia yang benar-benar punya komitmen membesarkan sekolah, sebagai wujud konsekuensi menambah layanan kepada siswa. Serta membuat inovasi program ekstrakurikuler pilihan, di antaranya panahan, robotika, renang, futsal, menjahit, badminton, tari, lukis, English club, jurnalistik, kuliner, tanaman hias, PMR, dan lain-lain.
Perempuan ini juga menginisiasi program unggulan, tahfiz pada jam awal sebelum masuk kelas kegiatan belajar-mengajar. Inovasi program pembiasaan senyum, sapa, salam, sopan, santun (5S), salat Dhuha, Zhuhur berjamaah, tadarus Alquran, iqro, penguatan pendidikan karakter, nasionalisme, dan pengelolaan sampah.
Semua manajemen dan inovasi tersebut dirangkum dan dibuat sistem “One Hope”, akronim dari Observation, Need Assessment, Hearing, Organizing, Praktis, Evaluation, yang semuanya tersimpulkan dalam sistem manajemen dasar yaitu Planning, Organizing, Actuating, Controlling.
Daswati merupakan lokomotif utama dalam pengembangan sekolah-sekolah Muhammadiyah selama 14 tahun terakhir di Prambanan. Ia seorang lokomotif yang memajukan KBA Prambanan, SMP Muhammadiyah 2 Prambanan, dan SMP Muhammadiyah 1 Prambanan. (ard)