Menjadi Guru Profesional di Era New Normal
“Banyak hal di luar bidang keilmuan mengalami perubahan dan perkembangan yang pesat di era teknologi informasi. Pandemi Covid-19 berdampak pada seluruh tingkatan pendidikan dari universitas hingga taman kanak-kanak, sehingga pembelajaran dan pengelolaan pendidikan pun banyak berubah. Kompetensi pedagogik harus selalu diperbarui untuk mampu beradaptasi selama pandemic ini.” Begitulah sambutan Rektor Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Dr. Muchlas, M.T. dalam Webinar Pendidikan Profesi Guru (PPG) bertajuk “Guru Profesional dalam Pelaksanaan Pembelajaran pada Kondisi Wabah Corona dan Tantangan Era New Normal” di YouTube UAD, (24-7-2020).
Dalam webinar itu, Prof. Dr. Harun Joko Prayitno dari Universitas Muhammadiyah Surakarta menjadi pembicara. Ia menjelaskan bahwa guru merupakan pilar penting mencerdaskan bangsa. Tata kelola pendidikan dan pembelajaran di masa pandemi mengalami disrupsi sehingga perlu dirumuskan alternatif lain. Pembelajaran daring adalah pilihan terbaik dan praktis selama pandemi meskipun terasa kurang lengkap.
“Pembelajaran daring jangan sampai 100 persen, perlu diseimbangkan dengan pembelajaran tatap muka langsung, sebab pembelajaran daring mereduksi karakter dan nilai-nilai islami. Perlu penguatan pendidikan informal seperti home visits dan home schooling sehingga beban pendidikan tidak hanya bertumpu pada guru. Hakikat pendidikan adalah memartabatkan manusia. Calon guru profesional mestinya hidup dekat dengan masyarakat,” paparnya.
Lebih lanjut, Harun menawarkan pembelajaran M+HES (Milenial, Humoris, Ekspresif, Simpatik), yang dirasa cocok diterapkan dengan pesatnya perkembangan teknologi. Milenial ialah kemampuan guru menyajikan materi yang segar, guru harus menggembirakan dan mengikuti perkembangan teknologi. Guru mampu menciptakan pembelajaran yang menyenangkan ialah prinsip humoris. Ekspresif berarti seorang guru harus senang berinteraksi dengan muridnya. Guru juga harus perhatian (simpatik) pada masalah yang dialami oleh peserta didik. (JM)