Nur Kholis: Tenaga Pengajar di Muhammadiyah Wajib Baca Jejak-Jejak Filsafat Pendidikan Muhammadiyah
Dr. Nur Kholis, S.Ag., M.Ag. selaku Dekan Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menjadi narasumber pada acara Bedah Buku Jejak-Jejak Filsafat Pendidikan Muhammadiyah di Perpustakaan UAD pada Rabu, 5 Februari 2020. Pak Nur, begitu ia disapa, menuturkan isi buku tersebut dengan didampingi langsung oleh Dr. H. Robby Habiba Abror, M.Hum. yang merupakan Ketua Majelis Pustaka & Informasi PWM DIY, sekaligus kontributor dan editor dari buku Jejak-Jejak Filsafat Pendidikan Muhammadiyah.
“Bagi saya sebagai orang tafsir Hadis, lebih mudah menafsirkan Hadis dan Al-Qur’an dibanding membedah buku filsafat pendidikan ini. Terlebih menelusuri jejak K.H. Ahmad Dahlan dalam pendidikan. Susah sekali mencari bukti peninggalannya,” ungkap Nur Kholis dalam membuka sesi pemaparan materi.
Lebih jauh ia memaparkan bahwa di dalam buku tersebut, Abdul Munir Mulkhan menuturkan bahwa gagasan filsafat pendidikan Muhammadiyah dapat dirujuk pada tiga sumber. Pertama, pidato K.H. Ahmad Dahlan dalam kongres Muhammadiyah pada Desember 1922 dengan judul “Kesatuan Hidup Manusia”. Kedua, Praeadvies HB Muhammadiyah pada Kongres al-Islam di Cirebon tahun 1921. Ketiga, Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-46 tahun 2010 di Yogyakarta tentang Revitalisasi Pendidikan Muhammadiyah.
Dalam pidato terakhir K.H. Ahmad Dahlan yang berjudul “Tali Pengikat Hidup” memiliki tiga kata kunci yang menggambarkan tingginya minat kiai dalam pencerahan akal, yaitu pengetahuan tertinggi adalah pengetahuan tentang kesatuan hidup yang dapat dicapai akal sehat dan istiqamah terhadap kebenaran akal dengan didasari hati yang suci, akal adalah kebutuhan dasar hidup manusia, ilmu mantiq atau logika adalah pendidikan tertinggi bagi akal manusia yang hanya akan dicapai jika manusia menyerah kepada petunjuk Allah Swt.
Selain itu, di dalam keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-46 Bab II tentang rumusan filsafat pendidikan Muhammadiyah, menyebutkan bahwa “Pendidikan Muhammadiyah adalah penyiapan lingkungan yang memungkinkan seseorang tumbuh sebagai manusia yang menyadari kehadiran Allah Swt. sebagai Rab dan menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (Ipteks)”.
“Buku Jejak-Jejak Filsafat Pendidikan Muhammadiyah sangat wajib dibaca oleh tenaga pendidik di Muhammadiyah, baik dosen maupun guru. Sehingga, para pengajar tidak hanya sibuk mengurus banyaknya jumlah peserta didik, namun perlu mengetahui esensi yang dimaksud dengan pendidikan di Muhammadiyah,” tandas Nur Kholis dalam sesi terakhir penyampaian materi. (Chk)