Pahlawan di Balik Kemenangan Ratno
Ratno Singgih dari Program Studi (Prodi) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) merupakan anggota Tapak Suci (TS) di bidang perkaderan. Ia juga menjadi pengurus di Pemerintah Daerah (Pemda) TS Bantul sebagai sekretaris. Awalnya Ratno hanya penasaran dan menyalurkan hobi, tapi justru meraih juara 3. Ia mewakili Kabupaten Bantul memenangkan kelas seni ganda putra pada Pekan Olahraga Daerah (PORDA) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Doa bapak dan ibu turut hadir dalam sebuah kemenangan Ratno. Selain itu, ada pelatih yang menjadi pahlawan di balik kemenangannya. Ketika tidak bisa atau tidak mempunyai bakat, bukan menjadi hal yang mengerikan. Sebab, pelatih memiliki potensi yang apik. Semua kondisi atlet tergantung dari pelatihnya. Selama proses, pelatih harus mempunyai jadwal latihan yang teratur. Atlet juga harus mengikuti jadwal supaya kemenangan menjadi mungkin.
Mahasiswa asli Bantul ini menjelaskan, “Pencak silat harus dilestarikan. Harusnya tiap jenjang pendidikan wajib ada dan diterapkan di sekolah-sekolah karena kebutuhan pencak silat tidak hanya level kabupaten atau kecamatan saja. Pada level internasional, kebudayaan bangsa perlu dibawa, yakni sebagai wadah untuk membanggakan negara. Tak hanya sebuah budaya, bela diri ini juga membiayai pendidikan gratis bagi orang yang berprestasi.”
“Jangan bosan ikut kegiatan, misalnya pencak silat. Justru kebosanan ialah seleksi alam yang bisa menyeleksi diri sendiri. Kalau kita bosan tapi tetap kita lakukan, insya Allah pasti tidak akan pernah ada hasil yang sia-sia. Tetap usaha dan yakin saja, pasti akan ada hasil yang terbaik,” pesannya pada 23-11-19 di Hall Kampus Utama UAD. (Dew)