Perempuan Bercahaya yang Mencuri Hati
“Jangan menjadi dosen sastra yang hanya bisa berteori. Menulislah. Dengan menulis, secara tidak langsung kita memberikan proses pembelajaran terhadap mahasiswa sastra”.
Begitulah ungkapan yang disampaikan oleh Dra. Rina Ratih S.S., M.Hum. saat menyampaikan harapnnya saat peluncuran buku kumpulan cerpen “Perempuan Bercahaya” di Gedung PP Muhammadiyah di jalan K.H. Ahmad Dahlan Yogyakarta Rabu, (13/4) kemarin.
Selain menulis, ibu dari tiga anak ini juga berprofesi sebagai dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) di Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta. Bertepatan hari ulang tahunnya yang jatuh pada bulan peluncuran bukunya tersebut, dosen berdarah Sunda ini memancarkan cahayanya dengan meluncurkan buku kumpulan cerpen “Perempuan Bercahaya”.
Perempuan bercahaya adalah sebuah karya yang merangkum fenomena perempuan yang sedang berkembang dan terjadi di masyarakat saat ini. Lewat kumpulan cerpen yang berisikan enam (6) buah cerpen ini dia mencoba mengekspresikan dunia feminis ke dalam karyanya. Dosen yang sebentar lagi akan menyelesaikan studi S3-nya ini sangat piawai dalam memainkan kata demi kata. Melukis kekuatan perempuan dari sudut pandang yang oleh kebanyakan orang dianggap sebagai kelemahan bahkan “Kebodohan” perempuan. Nrimo Ing Pandum.
Acara yang bekerja sama dengan Lembaga Seni Budaya dan Olahraga (LSBO) Muhammadiyah itu mencoba untuk membuktikan eksistensi melalui beberagai kegiatan-kegiatan. “Ini adalah bukti kepedulian kami sebagai Pimpinan Pusat LSBO Muhammadiyah. Kami memang sengaja menuntut anggota untuk produktif dibidangnnya. Seperti Rina ini. Insyaallah, dalam waktu dekat kami akan meluncurkan buku kumpulan puisi Jawa. Selain Sastra, kami juga mendukung kegiatan lainnya. Asalkan itu positif, kenapa tidak?” tegas Jabrohim dalam sambutannya sebagai ketua LSBO PP Muhammadiyah.
Bedah buku yang dihadiri oleh para seniman dan mahasiswa itu juga diikuti oleh Prof. Dr. Rachmad Djoko Pradopo. “Saya lebih senang semisal kata bercahaya itu diganti dengan Pencuri. Jadi judulnya diganti saja: Perempuan Pencuri. Sebab, sekarang banyak perempuan yang berprofesi sebagai pencuri. Pencuri hati. Rina Ratih salah satunya. Ia berhasil mencuri hati kita. Tidak hanya kaum Adam, kaum Hawa pun merasa hak dan kedudukannya dirampas oleh diskusi hari ini” papar Prof. Dr. Rachmad Djoko Pradopo yang memberikan penutup di hadapan puluhan tamu undangan yang hadir dalam diskusi hangat di acara bedah buku tersebut. (Sbwh/IHS)
“Jangan menjadi dosen sastra yang hanya bisa berteori. Menulislah. Dengan menulis, secara tidak langsung kita memberikan proses pembelajaran terhadap mahasiswa sastra”.
Begitulah ungkapan yang disampaikan oleh Dra. Rina Ratih S.S., M.Hum. saat menyampaikan harapnnya saat peluncuran buku kumpulan cerpen “Perempuan Bercahaya” di Gedung PP Muhammadiyah di jalan K.H. Ahmad Dahlan Yogyakarta Rabu, (13/4) kemarin.
Selain menulis, ibu dari tiga anak ini juga berprofesi sebagai dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) di Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta. Bertepatan hari ulang tahunnya yang jatuh pada bulan peluncuran bukunya tersebut, dosen berdarah Sunda ini memancarkan cahayanya dengan meluncurkan buku kumpulan cerpen “Perempuan Bercahaya”.
Perempuan bercahaya adalah sebuah karya yang merangkum fenomena perempuan yang sedang berkembang dan terjadi di masyarakat saat ini. Lewat kumpulan cerpen yang berisikan enam (6) buah cerpen ini dia mencoba mengekspresikan dunia feminis ke dalam karyanya. Dosen yang sebentar lagi akan menyelesaikan studi S3-nya ini sangat piawai dalam memainkan kata demi kata. Melukis kekuatan perempuan dari sudut pandang yang oleh kebanyakan orang dianggap sebagai kelemahan bahkan “Kebodohan” perempuan. Nrimo Ing Pandum.
Acara yang bekerja sama dengan Lembaga Seni Budaya dan Olahraga (LSBO) Muhammadiyah itu mencoba untuk membuktikan eksistensi melalui beberagai kegiatan-kegiatan. “Ini adalah bukti kepedulian kami sebagai Pimpinan Pusat LSBO Muhammadiyah. Kami memang sengaja menuntut anggota untuk produktif dibidangnnya. Seperti Rina ini. Insyaallah, dalam waktu dekat kami akan meluncurkan buku kumpulan puisi Jawa. Selain Sastra, kami juga mendukung kegiatan lainnya. Asalkan itu positif, kenapa tidak?” tegas Jabrohim dalam sambutannya sebagai ketua LSBO PP Muhammadiyah.
Bedah buku yang dihadiri oleh para seniman dan mahasiswa itu juga diikuti oleh Prof. Dr. Rachmad Djoko Pradopo. “Saya lebih senang semisal kata bercahaya itu diganti dengan Pencuri. Jadi judulnya diganti saja: Perempuan Pencuri. Sebab, sekarang banyak perempuan yang berprofesi sebagai pencuri. Pencuri hati. Rina Ratih salah satunya. Ia berhasil mencuri hati kita. Tidak hanya kaum Adam, kaum Hawa pun merasa hak dan kedudukannya dirampas oleh diskusi hari ini” papar Prof. Dr. Rachmad Djoko Pradopo yang memberikan penutup di hadapan puluhan tamu undangan yang hadir dalam diskusi hangat di acara bedah buku tersebut. (Sbwh/IHS)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!