Berbagai Program KUBI UAD untuk Majukan Bisnis Mahasiswa
“KUBI merupakan kepanjangan dari Kantor Urusan Bisnis dan Investasi. Seperti namanya, KUBI memiliki dua bidang yakni pengembangan bisnis dan investasi,” kata Dr. Muhammad Ridwan, S.E., M.M. selaku ketua KUBI Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dalam acara Obrolan Tipis-Tipis Sabtu, 02 Juli 2022.
Menurutnya, KUBI menginginkan UAD menjadi Islamic entrepreneur university untuk memusatkan bisnis dan kewirausahaan yang menerapkan nilai-nilai islami. Dengan adanya sumber pendanaan lain, diharapkan pihak universitas tidak bergantung pada biaya Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) dari mahasiswa.
“KUBI memiliki beberapa program yang akan dikembangkan kepada mahasiswa, dosen, dan masyarakat umum. Dalam menjalankan program ini ditargetkan 10% mahasiswa UAD adalah berbisnis. Dosen diprioritaskan dalam komersialisasi hasil penelitian sehingga hasil komersial tersebut berguna bagi universitas dalam mencapai akreditasi yang tinggi. Sementara itu, masyarakat umum bisa menjadi bagian KUBI dengan membagi relasi kepada Jaringan Saudagar Muhammadiyah,” jelasnya.
Adanya program tersebut diharapkan mampu menumbuhkan perekonomian UAD. Memang, untuk menjalankan bisnis diperlukan sebuah modal material tetapi bagi mahasiswa modal utama yang dibutuhkan adalah kepercayaan. Berbagai cara menjalankan bisnis tanpa modal salah satunya yakni menjual barang orang lain dengan menggunakan media sosial untuk mendapatkan kepopuleran sebuah toko daring sebagai modal utama.
“Masalah utama mahasiswa saat baru memulai berbisnis adalah mendapat kepercayaan dari orang tua. Seorang mahasiswa harus bisa bertahan dalam menggapai kesuksesan saat menjalankan masa pendidikan. Tidak hanya itu, sebagai orang tua harus mampu membebaskan anaknya untuk memiliki perspektif tersendiri dalam menggapai kesuksesannya.”
Adapun langkah-langkah KUBI dalam menjalankan program yang ditujukan kepada mahasiswa di antaranya pelatihan kewirausahaan, pendampingan bisnis, dan lomba kewirausahaan. Saat ini KUBI masih menjalin kerja sama dengan Pusat Pengembangan Karakter dan Kesejahteraan Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa) UAD untuk mengelola keuangan universitas.
“Ke depannya bentuk pelatihan kewirausahaan akan diadakan secara semi-daring untuk memaksimalkan setiap mahasiswa yang ingin berbisnis. Tips yang harus dilaksanakan saat ini untuk mempermudah dalam memulai berbisnis adalah melakukan hal-hal yang Anda cintai dan mencari bisnis yang risikonya paling kecil. Misalnya seperti menjadi seorang penjual untuk mendapatkan sebuah kepercayaan dari orang lain,” tegasnya.
Ia menambahkan, seorang wirausaha harus memiliki passion yang matang. Setiap hobi yang dimiliki merupakan hal positif yang dapat dikembangkan menjadi uang. Pelatihan yang diadakan oleh KUBI bertujuan untuk membimbing mahasiswa dalam berbisnis hingga bisa menikmati hasil yang telah dicapai. Dengan mengundang mentor dari Jaringan Saudagar Muhammadiyah adalah salah satu cara untuk memaksimalkan bimbingan dalam merintis karier bisnis.
“Dalam kurun waktu dua tahun PP Muhammadiyah telah membuat klaster bisnis terbaru yaitu jaringan properti dan jaringan wisata Muhammadiyah. Dosen memiliki program pengabdian di desa yang berhubungan dengan KUBI untuk membangun wisata-wisata kecil dan mendapatkan kebebasan waktu pengabdian tidak terhingga,” tutup Muhammad Ridwan. (rai)