Mahasiswa PGSD Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Juara harapan II pada lomba Video Media Pembelajaran Tingkat Nasional (Foto: Istimewa)
“Keterkaitan kami dengan lomba ini salah satunya berhubungan erat dengan keilmuan kami, yaitu keguruan. Selain itu, motivasi yang kami miliki untuk mengembangkan keterampilan dalam hal media pembelajaran menjadi faktor utama.”
Hal itu yang disampaikan oleh Ketua Tim Lomba Video Media Pembelajaran Rashika Ardafa Sahila yang akrab dipanggil Dafa dari Program Studi (Prodi) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) angkatan 2020. Lomba itu beranggotakan Siti Nur Fadhilah dan Viranika Ade Rahayu yang keduanya juga dari Prodi PGSD UAD angkatan 2020. Saat diwawancarai via WhatsApp pada 20-05-2022, Dafa mengatakan mengikuti perlombaan tingkat nasional yang diselenggarakan FKIP Universitas Bangun Nusantara Sukoharjo (Univet Bantara).
“Perlombaan dilaksanakan secara daring oleh Univet Bantara. Dalam membuat proyek lomba ini pun kami melakukannya secara daring. Setelah pembahasan konsep, setiap anggota akan bertugas mengerjakan proyeknya secara individu di rumah. Sampai akhirnya, penyusunan proyek tersebut dilakukan secara bersama. Namun, dalam penyusunan proyek itu, saya dan tim senantiasa untuk berkomunikasi jika ada beberapa bagian proyek yang mungkin sekiranya terdapat kesulitan ataupun sekadar memberi saran maupun pendapat,” tutur Dafa.
Lebih lanjut Dafa menjelaskan, perlombaan dilaksanakan dengan tiga tahap, yaitu pendaftaran yang dilaksanakan pada 28 Maret hingga 22 April 2022, pengumpulan karya pada 13 April hingga 30 April 2022, dan terakhir pengumuman pemenang pada 9 Mei 2022.
Menurutnya, ada beberapa kendala yang dihadapi, salah satunya ialah komunikasi dan koordinasi saat proses mengedit video pembelajaran. Dafa dan timya membutuhkan waktu kurang lebih tiga minggu untuk bisa menyelesaikan proyek video pembelajaran secara maksimal. Motivasinya dalam mengikuti perlombaan adalah ingin mencoba hal yang baru, mengisi waktu luang, dan mengasah kemampuan yang dimiliki. Selain itu, dengan adanya beberapa mahasiswa dari universitas maupun Prodi PGSD yang berprestasi, mendorong mereka untuk mencoba mengikuti perlombaan ini.
Dafa dan timnya memberikan beberapa cara yang bisa dilakukan agar dapat mengikuti perlombaaan walaupun sibuk dengan perkuliahan. Salah satunya dengan pandai mengatur waktu. “Dalam sehari, biasanya hanya ada satu mata kuliah ataupun lebih. Paling banyak dalam satu hari ada empat mata kuliah dan perkuliahan tidak semuanya full. Dari hari Senin sampai Sabtu, di beberapa hari ada jatah liburnya. Dengan begitu, di sela-sela waktu inilah, kami mendiskusikan tema atau konsep video yang akan dibuat. Setelah itu, dalam pembuatan video kami mengerjakannya sedikit demi sedikit, mulai dari proses pembuatan sampai editing yang ditentukan dengan kesepakatan deadline sehingga jam perkuliahan tidak akan terganggu. Namun, itu semua tergantung pengaturan waktu dari masing-masing orang,” papar Dafa.
Di akhir ia berharap, dalam mengukuti perlombaan yang akan datang dapat memaksimalkan diri, tidak hanya memaksimalkan hasil untuk perlombaan tetapi juga konten-konten dan proses yang mereka alami. Dari perlombaan satu ke perlombaan yang lainnya, pasti akan ada plus minusnya sehingga yang perlu dimaksimalkan tidak hanya hasil yang didapatkan tetapi prosesnya.
“Pesan yang ingin saya sampaikan adalah jangan pernah putus asa walaupun sebanyak apa pun kita berusaha dan seberapa banyak kita berdoa. Ketika hasil yang didapatkan belum sesuai dengan apa yang diinginkan, jadikanlah sebagai pelajaran jangan jadikan sebagai sebuah hukuman. Tidak semua manusia sempurna. Jika gagal pelajari apa yang menjadi kekurangan dan jangan mengeluh.Yakinlah bahwa seberapa banyak perlombaan atau prestasi yang ingin diraih jika itu sudah menjadi takdir dan rezeki kita maka tidak akan jatuh ke tangan orang lain,” tutupnya. (ctr)