Tingkatkan Ekonomi Warga, Mahasiswa UAD Kembangkan Desa Wisata
Sektor wisata dan ekonomi kreatif menjadi ladang usaha yang menjanjikan. Selain mampu menyerap banyak tenaga kerja, sektor wisata mampu meningkatkan nilai ekonomi pada suatu wilayah. Galuh Rakasiwi bersama Salma Khoirunnisaa’ A., Muh. Ilham, Dedi Adi Saputra, dan Puteri Bunga, mahasiswa Fakultas Teknologi Industri (FTI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) berhasil mengembangkan potensi wisata di Desa Bunder, Kemuning, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul.
Desa Bunder Kemuning dengan potensi alamnya berupa telaga desa serta panorama alam pedesaan menjadi daya tarik sendiri yang perlu dikembangkan.
“Sebagai upaya mengembangkan potensi desa, kami tidak hanya menjual tempat wisata sebagai objeknya. Namun, kami memperdayakan masyarakat sebagai subjek dalam rangka membangun desa wisata berbasis masyarakat. Kegiatan sehari-hari warga seperti bertani di ladang, mencari pakan, dan memandikan hewan ternak menjadi contoh paket rekreasi yang ditawarkan oleh wisata Oase Gunungsewu Kemuning,” papar Galuh.
Kegiatan outbound, camping, homestay, kuliner, pesona hutan, hingga paket wisata pedesaan berbasis pemberdayaan masyarakat, menjadi keunikan dari wisata tersebut. Pada tahun 2021, Oase Gunungsewu Kemuning berhasil mendapatkan dana hibah dari Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia (RI) melalui program Kegiatan Berwirausaha Mahasiswa Indonesia (KBMI) 2021.
Konsep wisata berbasis pemberdayaan masyarakat menjadikan Oase Gunungsewu Kemuning mampu memperoleh dana hibah tersebut. Masyarakat diberikan pelatihan seperti pengolahan limbah sampah, pengelolaan hasil pertanian, dan pelestarian budaya seperti tarian serta permainan tradisional guna menarik wisatawan.
“Hampir 80% masyarakat baik orang dewasa hingga anak-anak kami berikan pelatihan dan pendampingan guna meningkatkan minat wisatawan. Ibu-ibu kami bekali dengan pembuatan kerajinan dari sampah dan produk olahan yang dapat dijadikan buah tangan bagi wisatawan. Begitu pula dengan anak-anak yang kami latih menari tradisional sebagai pembukaan dalam menyambut wisatawan,” ungkap Galuh.
Ia menambahkan, semenjak berdirinya desa wisata menjadikan profit masyarakat meningkat hingga 10%. Di masa pandemi Coronavirus Diseases 2019 (Covid-19), Oase semakin menunjukkan eksistensi wisata yang ramah dengan protokol kesehatan ketat. (Chk)