Mahasiswa UAD Kembangkan Ecotech Village

limbah kelapa di desa Kanoman yang berserakan membuat mahasiswa UAD melakukan inovasi dengan membuat pestisida dan kerajinan tangan
āEcotech village merupakan gerakan inovasi pengembangan di Desa Kanoman melalui pengolahan limbah kelapa. Limbah tersebut diubah menjadi pestisida dan kerajinan guna menaikkan taraf hidup di desa setempat,ā terang Dedi Adi Saputra mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknik Industri selaku ketua tim PKM.
Dedi bersama Ikhwan Nur Afiq, Muhammad Fajrul Falah, dan Ina Maryani , berhasil lolos di ajang Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2021 pada kategori pengabdian masyarakat dengan judul āEcotech Village (Inovasi Pengembangan Desa dari Limbah Kelapa menjadi Pestisida dan Kerajinan untuk Menumbuhkan Ekonomi dan Teknologi pada Desa Kanoman)ā. Dedi menuturkan gagasan tersebut bermula dari kegelisahan akan banyaknya limbah kelapa dari perkebunan warga.
Gagasan dikembangkan dan disambut baik oleh warga sekitar. Melalui PKM yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), ide dan gagasan tersebut dapat tersalurkan hingga berhasil didanai. Hayati Mukti Asih, S.T., M.Sc., Ph.D. selaku dosen pembimbing senantiasa memberikan arahan dan dukungan.

Tim Ecotech Village berhasil lolos PKM-PM 2021
āPestisida dari limbah kelapa memiliki keunggulan seperti membantu umur kayu menjadi tahan lama, membunuh hama, antiseptik, dan membantu menghilangkan bau. Kerajinan dari limbah akan kami olah menjadi mangkuk, alas makan, pot bunga, dan hiasan,ā ujar Dedi.
Dengan adanya ecotech atau economic technology village menjadikan warga semakin terbantu baik secara finansial dan bermanfaat bagi lingkungan. āSelain pestisida dan kerajinan, kami juga akan mengolah limbah kelapa menjadi peralatan rumah tangga dan antiseptik,ā imbuhnya.
āSemoga dengan program ini dapat menjadikan Desa Kanoman lebih maju lagi. Ilmu yang kami berikan kepada warga dapat terus bermanfaat bagi setiap orang. Besar harapan kami agar produk ini tidak hanya untuk satu desa saja melainkan banyak orang,ā pungkas Dedi di akhir sesi wawancara. (Chk)