UAD Bekerja Sama dengan Banjarnegara
“Acara ini sangat layak untuk dijadikan atau diabadikan dalam sejarah di Desa Pucang. Kejadian ini bisa menjadi momentum, untuk pengharapan Kabupaten Banjarnegara dalam mewujudkan desa-desa yang berkembang, berkemajuan, dan sejahtera. Semoga beasiswa satu miliar rupiah yang diberikan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bisa membuat Desa Pucang lebih gampang lagi dalam menjalankan pendidikannya di UAD,” jelas Syamsudin selaku Wakil Bupati Banjarnegara saat ditemui di acara UAD Award, di Desa Pucang, Bawang, Banjarnegara.
Kerja sama antara UAD dengan Banjarnegara terjalin sangat baik. Itu dibuktikan pada setiap tahunnya, mahasiswa dari Banjarnegara berjumlah ratusan yang mendaftar di UAD.
Syamsudin mengatakan, banyak aspek yang mendukung kerja sama ini. Pertama, kerena perserikatan ikatan Muhammadiyah sangat besar dan cukup tua umurnya dan kuat karakternya di Banjarnegara. Apalagi, tokoh-tokoh besar Muhammadiyah masih keturunan dari Banjarnegara. Kedua, ditinjau dari kearifan lokal, seperti perguruan Tapak Suci di Muhammadiyah yang salah satu pendirinya dari keturunan Banjarnegara.
Di sisi lain, kepercayaan warga Banjarnegara terhadap UAD sangat kuat. Sebab, UAD merupakan perguruan tinggi yang mampu mengelola sumber daya masyarakat dengan baik sehingga bisa menjadi daya tarik untuk menuntut ilmu.
“Saya sangat beharap, warga Banjarnegara bisa merespons dengan optimal peluang ini. Kami dari Banjarnegara juga akan menjalin hubungan timbal balik dengan UAD supaya UAD bisa lebih terlihat eksistensinya. Semoga UAD bisa membimbing dengan baik warga Banjarnegara,” imbuhnya pada Rabu (2/5/2018).
Alumni UAD di Banjarnegara sangat berperan dalam membangun perekonomian, pendidikan, kearifan, serta kreatif masyarakat khususnya di Desa Pucang. Mereka yang tersebar di Banjarnegara, tidak ada yang menganggur dan sukses dalam memikul amanah dengan mengedepankan syariat-syariat Islam.
Uniknya, di Desa Pucang ada satu keluarga berjumlah 23 orang yang semuanya kuliah di UAD. Mulai dari orang tua, anak-anaknya, sampai cucu-cucunya masuk di UAD, sejak dulu UAD masih bernama IKIP Muhammadiyah. Keunikan itu dibuktikan saat ditemui alumni pertama dari UAD di Desa Pucang yang bernama Sri Listiyanti dan Endah Hartuti. Keduanya angkatan 1985.
“UAD memiliki dasar kemuhammdiyahan yang mengedepankan moral dan pendidikan agama lebih banyak. Apalagi pergaulaun di lingkungan UAD sangat sehat,” ucap keluarga Listiyanti.
Selain beasiswa, UAD juga memberikan 30 sembako untuk kaum duafa, 20 parsel tea set untuk kenang-kenangan, serta menjuluki Desa Pucang sebagai “Kampung UAD”. (ASE)