• TERKINI
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Rumah Kehidupan Penyair

07/03/2015/0 Comments/in Terkini /by Super News

 

            Himpunan Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (HMPS-PBSI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengadakan bazar buku di hall kampus II. Kegiatan yang diadakan sejak 2-7 Maret 2015 ini mengangkat tema “1 Buku 1000 Masa Depan”. Selain itu, diadakan pula bedah buku yang diadakan pada Rabu (3/3/2015). Dalam acara ini, HMPS PBSI mengundang Guru Besar Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Prof. Dr. Suminto A. Sayuti sebagai pembedah buku kumpulan puisi karya Raedu Basha yang berjudul Matapangara.

            Dalam pembahasannya, Suminto mengatakan bahwa dalam memasuki dunia puisi, akan ada pertemuan dua cakrawala, yaitu cakrawala penulis dan pembaca. Selain itu, dunia puisi bukanlah sebuah kebenaran. Tidak ada yang salah dan benar di dalamnya. Oleh sebab itu, ia mengajak para mahasiswa yang hadir dalam forum itu untuk berani memasuki dunia puisi.

            Menurutnya, “Pangara” berarti harapan. Bisa jadi kumpulan puisi ini berisi harapan-harapan penulis yang dituangkan ke dalam kata-kata yang bebas dimasuki oleh siapa pun.

Puisi Raedu yang berjudul “Instrumentalia Perjalanan” menggambarkan berbagai suasana dan kegelisahan yang penulis rasakan dalam hidup.  Bayangan tentang masa lalu menjadi tema dalam puisi tersebut.

            “Manusia memiliki dua kecenderungan, yaitu manusia yang selalu menggambarkan masa lalu dan yang suka membayangkan masa depan,” ujar Suminto dalam pembahasannya.  “Hampir semua puisi menyuarakan suasana yang sama, yaitu suasana penolakan untuk memoderinisasikan individu.”

            Sementara pada puisi berjudul “Hikayat Negeri Surga”, Raedu menggambarkan keadaan pulau Madura yang sudah tidak seperti dulu. Ia menceritakan tambak-tambak garam yang sudah tidak dapat menghasilkan garam dengan baik, dan keadaan-keadaan yang kini telah mengubah Madura.

“Puisi-puisi seperti ini menyadarkan saya bahwa puisi Indonesia modern adalah yang ditulis dengan selokal-lokalnya,” kata Suminto.

Kemudian sebagai penutup, Suminto mengatakan bahwa, puisi adalah rumah kehidupan penyair. Pembaca dapat memasukinya dari mana saja. Hal inilah yang memicu terjadi perseteruan antara cakrawala manusia dengan teks sastra atau puisi tersebut. (Rh)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2015-03-07 01:19:022015-03-07 01:19:02Rumah Kehidupan Penyair
0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply Cancel reply

You must be logged in to post a comment.

TERKINI

  • Meriah dan Penuh Apresiasi, UAD FAIR 2025 Resmi Ditutup14/06/2025
  • “Hai Dahlan Muda” UAD Hadirkan Inspirasi Akademik bagi Mahasiswa Baru14/06/2025
  • Lomba Mewarnai Jenjang PAUD/TK se-DIY Meriahkan UAD FAIR 202514/06/2025
  • Peran Konselor Sebaya Dampingi Adaptasi Mahasiswa14/06/2025
  • Mahasiswa Harus Kritis Hadapi Krisis Sosial-Politik14/06/2025

PRESTASI

  • Mahasiswi Gizi UAD Raih Juara I Kelas C Putri di Kejurnas Tapak Suci Semar VI13/06/2025
  • UAD Raih Juara Umum II di Kejuaraan Nasional Tapak Suci Semar VI13/06/2025
  • UKM Karate UAD Raih 12 Medali dalam Kejuaraan Internasional11/06/2025
  • Mahasiswa UAD Juara 2 Nasional Cover Lagu Islami11/06/2025
  • Mahasiswa UAD Juara 1 Nasional Solo Vokal Pop di Ajang Euphoria Art 202508/06/2025

FEATURE

  • Membangun Citra Positif Melalui Digital Public Relations14/06/2025
  • Merajut Kedekatan dengan Allah Lewat Istigfar, Syukur, dan Doa13/06/2025
  • Mendidik dengan Kata, Menggerakkan dengan Nalar12/06/2025
  • Pentingnya Manajemen Event Taktis dan Terstruktur12/06/2025
  • Persiapan Matang Jadi Kunci Tim Basket UAD Juara 1 Ajang GBC 202512/06/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top