• TERKINI
  • UAD BERDAMPAK
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Teater JAB Unjuk Gigi pada Konser Harmoni Musik Puisi

30/05/2011/0 Comments/in Terkini /by Super News

Konser musik harmoni yang diadakan di Bantara Budaya Kamis (26/05/11) kemarin, dimeriahkan oleh sembilan Kelompok Musik Puisi atau yang biasa disebut juga Musikalisasi Puisi di ataranya: Teater JAB UAD, Assarkem Yogyakarta (KM), Kinnara, Lakukita, Sobaya Ethtic Religion, UMK (Urba Musik Kustik) UNY, Unstrat serta dimerihakan SABU Musik Puisi tertua di Yogyakarta yang digawangi oleh Untung Basuki.

Acara semacam ini tentu menjadi kerinduan bagi penikmat musik puisi, terutama pasca vakumnya gelaran acara fenomenal “Festival Musik Puisi” pada tahun 2003 lalu. “Kehadiran acara “Konser Harmoni Musik Puisi Jogja” ini jauh dari bermaksud menggantikan keberadaan acara fenomenal tersebut. Isu yang kami bawa adalah mengutip kata Prof. Suminta A. Sayuti, being together. Mengada bersama dan merangkul kreativitas secara komunal”, ungkap fairus selaku ketua panitia yang ditemui di sela persiapannya.

Selama ini, dalam lingkup nasional, “musik puisi” masih menjadi polemik, terutama dalam istilah dan konsep. Berbagai kelompok dan pengamat seni menyebutkan istilah yang berbeda dengan pembelaannya masing-masing. Untung Basuki menyebutnya sebagai “Lagu Puisi” dengan komunitasnya SABU, Saut Situmurang menyebut “Puisi Musik Puisi” dalam bukunya “Politik Sastra”, Tan Lio Le dengan “Puisi Musik” dengan kelompoknya Bali Musik Puisi, Fredi Arsi menyebutnya “Musikalisasi Puisi” dengan komunitasnya Musikalisasi Puisi Indonesia (KOMPI) dan Sanggar Matahari Jakarta. Di Jogja Masyarakatnya cenderung menyebutnya Musik Puisi atau Musikalisasi Puisi baik pada kelompok independen atau kelompok kampus. Meski dengan penyebutan istilah yang cukup berbeda, secara konsep dapat dilihat memiliki kemiripan, dan pada malam itu kita dapat melihat bagaimana kecenderungan musik puisi yang dilestarikan di Jogja.

“Meskipun mempunyai ciri-ciri tersendiri, tapi pada intinya semua kelompok mempunyai konsep yang sama, semua kelompok menggunakan puisi sebagai syair yang dilagukan” ungkap sefi ketua Musikalisasi Puisi Teater JAB UAD.

Dalam mempersiapkan acara pada malam tersebut, termasuk relatif mudah, yang sulit adalah mengumpulkan kelompok yang intens menggarap musik puisi. Sebelumnya pihak panitia telah menyebarkan surat dan formulir sebanyak 20 buah, baik bagi kelompok independen maupun kelompok Musik Puisi Kampus dan sekolah yang ada di Yogyakarta. Tapi hanya satu kelompok yang mengembalikan formulir pendaftaran, meski beberapa kelompok menyatakan kesediaannya kepada paitia secara lisan. Akhirnya terkumpul sembilan kelompok musik puisi yang siap mementaskan karya-karyanya. “Sembilan kelompok merupakan kelompok yang sudah intens baik lokal maupun nasional” tegas Fairus.

“Banyak harapan yang akan diraih dalam konser kali ini, khususnya pada terciptanya forum-forum Musik puisi yang dapat menggagas arah musik puisi agar dapat dikenal masyarakat luas dan memberikan masukan kepada pejabat terkait sehubungan dengan dimasukkanya musik puisi dalam kurikulum sekolah menengah pertama. Selain itu. Semoga ini bisa menjadi event yang rutin dengan terjalinnya berbagai kerjasama dengan berbagai pihak. (Sbwh)

Konser musik harmoni yang diadakan di Bantara Budaya Kamis (26/05/11) kemarin, dimeriahkan oleh sembilan Kelompok Musik Puisi atau yang biasa disebut juga Musikalisasi Puisi di ataranya: Teater JAB UAD, Assarkem Yogyakarta (KM), Kinnara, Lakukita, Sobaya Ethtic Religion, UMK (Urba Musik Kustik) UNY, Unstrat serta dimerihakan SABU Musik Puisi tertua di Yogyakarta yang digawangi oleh Untung Basuki.

Acara semacam ini tentu menjadi kerinduan bagi penikmat musik puisi, terutama pasca vakumnya gelaran acara fenomenal “Festival Musik Puisi” pada tahun 2003 lalu. “Kehadiran acara “Konser Harmoni Musik Puisi Jogja” ini jauh dari bermaksud menggantikan keberadaan acara fenomenal tersebut. Isu yang kami bawa adalah mengutip kata Prof. Suminta A. Sayuti, being together. Mengada bersama dan merangkul kreativitas secara komunal”, ungkap fairus selaku ketua panitia yang ditemui di sela persiapannya.

Selama ini, dalam lingkup nasional, “musik puisi” masih menjadi polemik, terutama dalam istilah dan konsep. Berbagai kelompok dan pengamat seni menyebutkan istilah yang berbeda dengan pembelaannya masing-masing. Untung Basuki menyebutnya sebagai “Lagu Puisi” dengan komunitasnya SABU, Saut Situmurang menyebut “Puisi Musik Puisi” dalam bukunya “Politik Sastra”, Tan Lio Le dengan “Puisi Musik” dengan kelompoknya Bali Musik Puisi, Fredi Arsi menyebutnya “Musikalisasi Puisi” dengan komunitasnya Musikalisasi Puisi Indonesia (KOMPI) dan Sanggar Matahari Jakarta. Di Jogja Masyarakatnya cenderung menyebutnya Musik Puisi atau Musikalisasi Puisi baik pada kelompok independen atau kelompok kampus. Meski dengan penyebutan istilah yang cukup berbeda, secara konsep dapat dilihat memiliki kemiripan, dan pada malam itu kita dapat melihat bagaimana kecenderungan musik puisi yang dilestarikan di Jogja.

“Meskipun mempunyai ciri-ciri tersendiri, tapi pada intinya semua kelompok mempunyai konsep yang sama, semua kelompok menggunakan puisi sebagai syair yang dilagukan” ungkap sefi ketua Musikalisasi Puisi Teater JAB UAD.

Dalam mempersiapkan acara pada malam tersebut, termasuk relatif mudah, yang sulit adalah mengumpulkan kelompok yang intens menggarap musik puisi. Sebelumnya pihak panitia telah menyebarkan surat dan formulir sebanyak 20 buah, baik bagi kelompok independen maupun kelompok Musik Puisi Kampus dan sekolah yang ada di Yogyakarta. Tapi hanya satu kelompok yang mengembalikan formulir pendaftaran, meski beberapa kelompok menyatakan kesediaannya kepada paitia secara lisan. Akhirnya terkumpul sembilan kelompok musik puisi yang siap mementaskan karya-karyanya. “Sembilan kelompok merupakan kelompok yang sudah intens baik lokal maupun nasional” tegas Fairus.

“Banyak harapan yang akan diraih dalam konser kali ini, khususnya pada terciptanya forum-forum Musik puisi yang dapat menggagas arah musik puisi agar dapat dikenal masyarakat luas dan memberikan masukan kepada pejabat terkait sehubungan dengan dimasukkanya musik puisi dalam kurikulum sekolah menengah pertama. Selain itu. Semoga ini bisa menjadi event yang rutin dengan terjalinnya berbagai kerjasama dengan berbagai pihak. (Sbwh)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2011-05-30 10:00:002011-05-30 10:00:00Teater JAB Unjuk Gigi pada Konser Harmoni Musik Puisi
0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply Cancel reply

You must be logged in to post a comment.

TERKINI

  • Tingkatkan Keselamatan Warga, Mahasiswa UAD Pasang Delineator Jalan di Dusun Pakel Kopek, Gunungkidul05/09/2025
  • Mahasiswa KKN UAD Dorong Pola Hidup Sehat Warga Ngelo I dengan Olahan Manis Alami05/09/2025
  • Lentera Kehidupan, Rahmat bagi Semesta04/09/2025
  • Inovasi Berkelanjutan Biopori untuk Mengurangi Risiko Stunting04/09/2025
  • Inovasi Pengelolaan Sampah Organik dan Anorganik oleh Mahasiswa UAD di Dusun Karanganyar04/09/2025

PRESTASI

  • Mahasiswa UAD Raih Juara Harapan III Kompetisi Artikel Ilmiah Tingkat Nasional 202528/08/2025
  • Mahasiswa UAD Raih Juara Harapan I di National Economic Business Competition 202527/08/2025
  • Mahasiswa UAD Raih Penghargaan Karya Jurnalistik Terbaik Pers Mahasiswa 2025 dari AJI Indonesia25/08/2025
  • Mahasiswa UAD Raih Juara II Lomba Pengabdian Masyarakat Tingkat Nasional pada ASLAMA PTMA 202519/08/2025
  • Mahasiswa UAD Raih Juara II di Ajang AILEC 202519/08/2025

FEATURE

  • Konseling Harapan bagi Keluarga dan Remaja05/09/2025
  • Potensi Minyak Atsiri Bunga Cengkeh untuk Obat Antiinflamasi04/09/2025
  • Psikologi Komunitas Kelompok Rentan03/09/2025
  • Konsep Strategi Ilmiah dalam Pengelolaan Sampah DIY03/09/2025
  • Dinamika Implementasi Pembelajaran Mendalam di Indonesia02/09/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top