Alami Traumatik, Tak Surutkan Semangat Belajar
“Sampai sekarang tidak ada kendala serius yang dapat menghambat perkuliahan saya. Hanya saja karena sakit yang saya derita, jadi sedikit kewalahan untuk mengatur waktu,” begitu tutur Lina Anggraeni, wisudawan terbaik kedua Universitas Ahmad Dahlan (UAD) periode November 2018. Alumnus Program Studi Pendidikan Matematika ini memperoleh Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,96.
Lina menjelaskan tidak bisa terlalu lelah dalam berkegiatan. Ia memiliki traumatik berat yang berakibat ke psikoligis dan syaraf otakanya. Meski demikian, semangatnya untuk belajar tidak pernah surut. Kedua orang tua menjadi motivasinya dalam menuntut ilmu di perguruan tinggi.
“Pernah beberapa kali saya pingsan saat perkuliahan. Sebenarnya agak mengganggu, tapi saya tidak ingin kalah dengan penyakit ini. Saya ingin membanggakan kedua orang tua dengan berprestasi,” jelasnya.
Perempuan kelahiran Rembang ini mengaku tidak belajar rutin setiap hari. Namun, ia memiliki keinginan kuat dan memaksakan pikiran untuk fokus memahami materi yang diberikan dosen ketika di kelas. “Catatan kuliah di kelas tidak pernah rapi. Tapi sesampainya di kos harus disalin rapi supaya mudah untuk dipelajari.”
Selain itu, Lina tidak belajar di jam-jam seperti mahasiswa umumnya. Ia lebih sering belajar di waktu sepertiga malam sekaligus menjalankan ibadah. Terkadang sampai waktu menjelang subuh. Itu dilakukannya untuk menjawab kepercayaan orang tuanya yang telah menguliahkan di perguruan tinggi.
Selama kuliah di UAD, putri dari pasangan Supagi dan Sripah ini aktif di Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Pendidikan Matematika selama dua periode. Bahkan ia bersama timnya pernah menjadi juara 1 lomba futsal dalam acara Mathematic Skill Competition ke-4.
“Yang menjadi motivasi dalam belajar adalah perjuangan orang tua. Mereka sangat hebat dan tidak pernah kenal lelah. Bapak hanya lulusan SD dan ibu lulusan SMP, mereka tidak mau anak-anaknya berpendidikan rendah. Harus memiliki pendidikan yang lebih lebih tinggi,” katanya ketika ditemui di kampus 1 UAD, Jumat (23-11-2018).
Lina berasal dari Desa Mojorembun, Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Kedua orang tuanya bekerja sebagai petani untuk menghidupi keluarga dan menyekolahkan dua anaknya. Hanya berpenghasilan Rp1.500.000,00 tapi bisa meluluskan putri sulungya di perguruan tinggi UAD. Sementara satunya masih SMA kelas XI.
Terkadang ketika musim libur atau waktu mudik, perempuan yang suka membaca novel ini membantu pekerjaan di sawah. Apa pun yang bisa dikerjakan untuk meringankan kerja orang tuanya akan ia lakukan dengan harapan padi yang ditanam bisa menghidupi keluarga. Saat ini ia sedang mempersiapkan diri untuk melanjutkan kuliah S2 dan bekerja untuk membantu orang tua.