Hari Teater Dunia: Menilik Dunia Teater saat Ini
Tanggal 27 Maret selalu diperingati sebagai Hari Teater Dunia. Yogyakarta, sebagai kota pendidikan, merupakan basis besar teater kampus. Misalnya Universitas Ahmad Dahlan (UAD) memiliki Teater JAB, PeBei, Ruang 28, dan Teater 42. Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) punya Teater UNSTRAT, Sangkala, Misbah, dan Regenboegen. Sementara Universitas Gadjah Mada (UGM) punya Teater Gadjah Mada, Selasar, dan Sanggar Lincak.
Aktivitas teater kampus menunjukkan grafik yang meningkat dan volume pementasan semakin banyak. Teater kampus selalu melakukan pementasan tunggal atau pentas produksi yang digelar setidaknya satu kali dalam setahun. Teater hari ini bukan hanya sebagai hobi, tetapi sebagai edukasi, media kritik, dan menyampaikan informasi kepada publik.
Anes Prabu Sadjarwo alumnus Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) UAD yang juga pegiat serta pengajar teater menuturkan tentang dunia teater yang digelutinya. Semasa kuliah, ia sangat aktif berkecimpung dalam teater kampus.
“Saat ini saya berperan sebagai pengajar. Dalam mengajar teater, saya menggunakan teknik bermain dan belajar. Bahwa belajar itu sesuatu yang menyenangkan. Belajar ialah dialektika, sebuah ruang yang mengakomodir diskusi. Posisi guru sebagai teman, fasilitator, mediator, dan transformator ilmu pengetahuan. Namun, kendalanya soal waktu, sebab mengajarkan seni membutuhkan waktu yang tidak pendek. Selain teater, terdapat cabang ilmu lain yang diajarkan, semisal sastra (teks), seni rupa (pewarnaan, bentuk), tata rias, dan kostum. Semua itu saya dapatkan ketika berteater di kampus maupun di luar kampus semasa mahasiswa,” jelas Anes yang saat ini mengajar teater di MAN 2 Yogyakarta dan SMK N 4 Yogyakarta.
“Mas Guru Sugiyo” ialah pementasan terbaru yang dibuat oleh Anes bersama Teater Puspanegara SMA N 5 Yogyakarta dalam ajang Festival Teater Linimasa DIY 2020. Menurut pengamatannya, saat ini pementasan teater banyak bentuk kontemporer yang merespons isu-isu terbaru yang terjadi di masyarakat. Meski demikian, tak jarang juga pementasan mengangkat bentuk tradisi dalam kemasan modern.
“Ada beberapa hal yang harus dibenahi dalam teater kampus. Pertama, memperkuat diri dan pengetahuan pelaku teater sehingga menjadi manusia yang tajam pikiran dan halus hatinya. Kedua, teater kampus berisi agen perubahan yang harus menampakkan diri dan intelektualitasnya. Ketiga, teater kampus harus mengikuti perkembangan zaman, menciptakan karya dan wacana baru pada pemerintah dan masyarakatnya,” lanjutnya membahas tantangan dunia teater kampus. (JM)