Berawal dari Softskill hingga Terinspirasi Jadi Mawapres
Universitas Ahmad Dahlan (UAD) selalu memberikan wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan prestasi. Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Pilmapres) yang diadakan oleh Biro Kemahasiswaan & Alumni (Bimawa) menjadi salah satu agenda universitas yang dinantikan oleh banyak mahasiswa. Mawapres adalah kompetisi tertinggi di tingkat universitas sebagai ajang unjuk diri mahasiswa terutama dalam bidang Karya Tulis Ilmiah (KTI). Nantinya Mawapres yang terpilih akan dipersiapkan dalam rangka mengikuti Pemilihan Pilmapres tingkat Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah V DIY tahun 2020.
Pemilihan Mawapres telah dilaksanakan seleksi pada 11−30 November 2019, dan diikuti oleh seluruh fakultas di UAD. Bayu Selo Aji mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling (BK) angkatan 2017 dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan (FKIP) dinobatkan sebagai Mawapres Rangking II tingkat universitas.
KTI dengan judul “Pengembangan Aplikasi Android Berdasarkan Teori Multiple Intelligences sebagai Individual Student Planning di Era Revolusi 4.0” menjadi salah satu keunggulannya saat seleksi Mawapres tingkat universitas, walaupun tidak berhasil menduduki rangking I. Bayu tidak hanya sekadar membuat KTI saja, namun sudah dalam bentuk aplikasi perencanaan karier bagi siswa SMA sesuai dengan intelligence yang dimiliki. Namun, aplikasi berbasis android tersebut belum sempat diunggah olehnya.
Bayu menuturkan proses seleksi Mawapres di tingkat universitas lebih ketat. Mulai dari seleksi berkas, membuat KTI, seleksi bahasa Inggris, dan tes psikologi menjadi tahapan yang harus dilaluinya. Beruntung dalam membuat KTI, ia tidak merasakan kesulitan karena sudah biasa menjuarai lomba esai dan KTI baik tingkat provinsi maupun nasional. Tes psikologi menjadi tantangan terberat baginya karena Bayu harus lebih banyak mengerjakan soal tentang psikologi dan menggambar dibanding saat seleksi Mawapres di tingkat fakultas. Selama proses seleksi berlangsung, baik dari pihak prodi dan fakultas, sangat memberikan dukungan dan bimbingannya.
Keinginannya untuk mengikuti Mawapres sudah ada sejak semester 1. “Saat softskill, saya mulai tertarik dan ingin sekali menjadi Mawapres. Apalagi saat itu trainer menjelaskan sosok Ika Suciwati. Nah, dari situ saya ingin menjadi Mawapres,” jelasnya saat ditemui di hall Kampus Utama pada Rabu, (29-1-2020).
“Walaupun saya hanya menjadi cadangan untuk mengikuti Pilmapres LLDIKTI, saya akan tetap berprestasi dengan mencari lomba-lomba yang lain,” tambahnya. (Chk).