• TERKINI
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Program AIMS: Pengalaman Berharga bagi Arzety Mahasiswa BSA UAD

19/12/2024/in Feature /by Ard

Arzety Nabilla Katili mahasiswa BSA UAD (Dok Arzety)

Arzety Nabilla Katili, mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Arab Universitas Ahmad Dahlan (UAD), berbagi kisahnya selama mengikuti Program ASEAN International Mobility for Students (AIMS) di Universiti Malaya, Kuala Lumpur. Program ini memberikan pengalaman belajar lintas budaya sekaligus tantangan akademis yang memperkaya wawasan dan keterampilan lintas disiplin. “Saya memulai perjalanan ini dengan mempersiapkan berkas seperti TOEFL dengan skor minimal 500, motivation letter, dan dokumen lainnya. Saya juga meminta arahan dari kakak tingkat, alumni AIMS 2023, untuk mempersiapkan diri,” ujar Arzety. Tantangan terbesar yang dihadapinya adalah wawancara berbahasa Arab, yang menjadi pengalaman menarik sekaligus kesempatan untuk mengasah kemampuannya.

Selama program berlangsung, Arzety harus menyesuaikan diri dengan budaya dan gaya hidup baru di Malaysia. Salah satu kebiasaan yang berubah adalah berjalan kaki hingga 4.000 langkah per hari karena jarak antargedung di Universiti Malaya cukup jauh. Selain itu, ia sering menemui istilah-istilah bahasa Melayu yang memiliki arti berbeda dengan bahasa Indonesia, yang kadang membuatnya bingung sekaligus terhibur. Pengalaman lintas budaya lainnya adalah mengenal berbagai tradisi hari libur agama, seperti Hari Raya Idulfitri, Tahun Baru Imlek, dan Deepavali. Libur selama seminggu untuk setiap perayaan ini mencerminkan keragaman budaya Malaysia dan memberikan kesempatan bagi Arzety untuk belajar lebih banyak tentang toleransi.

Dalam hal akademik, Universiti Malaya memberikan pengalaman baru melalui penggunaan bahasa Arab dan Inggris dalam pembelajaran sehari-hari. “Hal ini sangat membantu saya meningkatkan kemampuan bahasa Arab, khususnya dalam memahami diskusi akademik,” tambah Arzety. Selain itu, sistem pengajaran yang menekankan analisis dan diskusi lintas disiplin mendorongnya untuk berpikir lebih kritis. “Saya banyak belajar tentang budaya baru, meningkatkan toleransi, dan mengasah soft skills, terutama komunikasi lintas budaya dengan mahasiswa dari berbagai negara,” ujarnya.

Arzety menganggap program AIMS sebagai pengalaman yang sangat berharga. “Program ini memberikan tantangan untuk mengasah kemandirian, kemampuan adaptasi, dan berpikir kritis,” katanya. Ia juga berpesan kepada mahasiswa lain untuk tidak ragu berinteraksi dengan orang baru dan berbagi budaya atau pengetahuan dengan mereka. “Semoga program AIMS terus berkembang, memberikan lebih banyak peluang bagi mahasiswa, dan mampu melahirkan generasi yang berkontribusi di kancah internasional,” tutupnya. Program AIMS tidak hanya menjadi jembatan bagi pengembangan akademis, tetapi juga pembentukan karakter untuk menghadapi dunia global yang penuh dengan keragaman dan peluang. (Dilla)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Arzety-Nabilla-Katili-mahasiswa-BSA-UAD-Dok-Arzety.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-12-19 13:44:482024-12-19 13:44:48Program AIMS: Pengalaman Berharga bagi Arzety Mahasiswa BSA UAD

Pengalaman Fasya Aqilla Ayu Widyadhana Mengikuti Program AIMS di Universitas Malaya

19/12/2024/in Feature /by Ard

Fasya Aqilla Ayu Widyadhana Ikuti Program AIMS di Universitas Malaya (Dok Fasya)

Fasya Aqilla Ayu Widyadhana, mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Agama Islam Universitas Ahmad Dahlan (UAD), tengah menjalani program AIMS (ASEAN International Mobility for Students) di Universitas Malaya, Malaysia. Fasya membagikan cerita dan pengalamannya selama mengikuti program ini, termasuk hal-hal yang perlu dipersiapkan serta tantangan yang dihadapinya. “Hal pertama yang wajib kita siapkan adalah kemampuan bahasa Inggris. Walaupun jurusan saya Bahasa Arab, bahasa Inggris tetap penting untuk bersosialisasi dengan orang-orang asing,” ungkapnya.

Proses pendaftaran program AIMS, menurut Fasya, cukup mudah tetapi memerlukan persiapan matang. Dimulai dari seleksi pemberkasan seperti TOEFL, motivation letter, dan dokumen pendukung lainnya, mahasiswa kemudian mengikuti wawancara dari pihak program studi. Setelah dinyatakan lolos, pendaftar harus mendaftarkan diri ke portal kampus tujuan dan mengurus visa pelajar, yang memakan waktu sekitar 2‒3 bulan. Persiapan administrasi ini menjadi langkah awal untuk menjalani pengalaman luar biasa di negara tujuan.

Tinggal di Malaysia membawa pengalaman baru, termasuk culture shock bagi Fasya. Sebagai orang Yogyakarta yang terbiasa menggunakan motor ke mana-mana, Fasya harus menyesuaikan diri dengan budaya transportasi umum di Malaysia yang sangat populer. “Transportasi umum di sini sangat mudah diakses, tapi ada drama tersendiri, mulai dari salah jalur hingga desak-desakan waktu,” ceritanya. Meski demikian, Fasya menganggap pengalaman ini sebagai pelajaran berharga yang memperkaya pengalamannya selama tinggal di luar negeri.

Di lingkungan akademik, Fasya merasa sangat terbantu untuk memperdalam kemampuan bahasa Arab. Selama perkuliahan, mahasiswa diwajibkan berbicara menggunakan bahasa Arab, yang memberikan banyak keuntungan bagi Fasya. “Awalnya saya sering overthinking, takut kalau nahwu dan shorof saya salah. Tapi ternyata semua orang mendukung dan tidak masalah jika kita membuat kesalahan saat belajar,” tuturnya. Diskusi di kelas menjadi kesempatan emas bagi Fasya untuk memperkaya kosakata baru, meningkatkan kepercayaan diri, dan memahami berbagai perspektif teman-temannya.

Program AIMS membawa banyak manfaat, baik dari segi akademik maupun pengembangan diri. Fasya merasa lebih kritis, percaya diri, dan mendapatkan wawasan baru yang tidak hanya berhubungan dengan kuliah, tetapi juga kehidupan secara umum. “Intinya, kalau ada kesempatan seperti ini, jangan ragu untuk ambil. Kesempatan belum tentu datang dua kali, dan kita nggak akan tahu seberapa besar potensi kita sebelum mencoba,” pesan Fasya kepada mahasiswa lainnya yang ingin mengikuti program serupa. (Dilla)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Fasya-Aqilla-Ayu-Widyadhana-Ikuti-Program-AIMS-di-Universitas-Malaya-Dok-Fasya.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-12-19 10:04:112024-12-19 10:04:11Pengalaman Fasya Aqilla Ayu Widyadhana Mengikuti Program AIMS di Universitas Malaya

Perjalanan Shaldan Menuju Mimpi Menjadi Mahasiswa Kedokteran

13/12/2024/in Feature /by Ard

Shaldan Mahasiswa Kedokteran Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Dilla)

Dalam sesi “Dahlan Muda Menginspirasi” yang merupakan bagian dari kegiatan Sehari Menjadi Dahlan Muda pada Rabu, 11 Desember 2024, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menghadirkan Shaldan Bayu Yuska, mahasiswa Fakultas Kedokteran UAD yang telah meraih beasiswa senilai 1 miliar rupiah. Acara yang digelar di Amphitarium UAD ini menjadi momen inspiratif bagi ratusan siswa SMA/MA yang hadir.

Shaldan berbagi kisah perjuangannya meraih mimpi menjadi seorang mahasiswa kedokteran. Ia mengungkapkan bahwa perjalanan ini telah direncanakan sejak SMP, meskipun tantangan besar harus dihadapinya. “Ketika SMA, saya mulai fokus mengikuti olimpiade biologi dan perlombaan lainnya sebagai bagian dari strategi untuk mendapatkan beasiswa. Selain itu, saya selalu konsisten berdoa, beribadah, dan meminta dukungan dari orang tua,” ungkapnya. Berkat usaha keras tersebut, Shaldan berhasil meraih beasiswa penuh sejak SMA hingga menjadi mahasiswa Kedokteran UAD.

Akan tetapi, jalan Shaldan menuju dunia kedokteran tidaklah mudah. Ia mengenang percakapan dengan ibunya saat menyampaikan keinginan menjadi dokter. Ibunya sempat berkata bahwa keluarga tidak mampu membiayai pendidikan kedokteran, tetapi Shaldan tidak menyerah. Dengan tekad kuat, ia mencoba berbagai beasiswa hingga akhirnya berhasil mewujudkan impiannya. “Ibu saya selalu mendoakan agar saya sukses. Itu yang membuat saya terus berusaha,” katanya penuh haru.

Selain perjalanan akademiknya, Shaldan juga membagikan pengalaman luar biasanya sebagai mahasiswa UAD. Ia menceritakan pertama kali naik pesawat saat mengikuti kompetisi Olimpiade Nasional Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (ONMIPA) di Universitas Hasanuddin, Makassar. Ia juga pernah menjadi delegasi dalam Smart Innovation Competition di Sarawak, Malaysia, serta memenangkan juara dalam Medical Competition and Fair Anatomy and Physiology 2024 di Padang. Pengalaman-pengalaman ini, menurutnya, memperkaya wawasan sekaligus membuktikan bahwa keberhasilan adalah hasil dari kerja keras dan keberanian bermimpi besar.

Shaldan berharap kisahnya dapat memotivasi generasi muda untuk terus berjuang menggapai cita-cita, meski tantangan menghadang. Ia menegaskan bahwa kunci utama keberhasilan adalah konsistensi, doa, dan dukungan keluarga. Acara ini menjadi inspirasi bagi para siswa yang hadir untuk lebih percaya diri merancang masa depan dan berjuang mewujudkan impian mereka.

Melalui sesi ini, UAD menunjukkan komitmennya tidak hanya sebagai institusi pendidikan tetapi juga sebagai ruang untuk menginspirasi generasi muda. Kegiatan seperti Dahlan Muda Menginspirasi membuktikan bahwa UAD tidak hanya mencetak lulusan unggul, tetapi juga memberikan kontribusi nyata dalam membangun karakter dan semangat generasi penerus bangsa. (Dilla)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Shaldan-Mahasiswa-Kedokteran-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Dilla.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-12-13 12:12:512024-12-13 12:12:51Perjalanan Shaldan Menuju Mimpi Menjadi Mahasiswa Kedokteran

Raka Afrinata, Alumnus Ilmu Komunikasi UAD Bagikan Pengalaman Menariknya Ikuti Kompetisi Menyanyi

12/12/2024/in Feature /by Ard

Raka Afrinata Alumni Mahasiswa Ilmu Komukasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Raka)

Alumnus mahasiswa Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) angkatan 2020 membagikan pengalaman menariknya dalam mengikuti kompetisi menyanyi. Pemilik nama Raka Afrinata ini memang suka bernyanyi sejak kecil, kemudian saat Sekolah Menengah Atas (SMA) ia ditunjuk sebagai perwakilan dalam Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N). Ia mendapatkan juara dalam perlombaan tersebut sehingga dari sanalah ia terus mengasah bakatnya.

“Pada tahun 2021, saya mewakili UAD untuk perlombaan Pekan Seni Mahasiswa Muhammadiyah ‘Aisyiyah se-Indonesia dan alhamdulillah saya meraih gold medal pertama saya semasa kuliah,” ungkap Raka.

Beberapa kejuaraan lain yang pernah Raka raih yakni, juara III nyanyi tunggal daerah putra KOMNASSENIOR 2021, juara harapan I nyanyi tunggal Melayu putra KOMNASSENIOR 2021, juara harapan I nyanyi tunggal dangdut putra KOMNASSENIOR 2021, juara II dangdut internal PEKSIMPROV UAD 2022, juara harapan I solo singing competition 2022, juara III vokal group FSPI UNY Nasional 2023, juara I menyanyi tunggal lagu nasional kebangsaan putra KOMNASSENIOR 2023, juara III duet islami/pop religi KOMNASSENIOR 2023, juara III menyanyi tunggal dangdut putra KOMNASSENIOR 2023, juara I dangdut internal PEKSIMIDA 2024, dan ⁠finalis seriosa putra PEKSIMIDA DIY 2024.

Ia menjelaskan, latihan menuju perlombaan sering kali membuatnya sakit tenggorokan. Untungnya, untuk mengatasi itu ia imbangi dengan menjaga kesehatan seperti istirahat yang cukup, konsumsi vitamin, dan stop minum es. “Kalau untuk mental, apalagi perlombaan, pastinya sangat diuji ya, tapi intinya saya harus tetap berusaha menampilkan yang terbaik. Apa yang sudah diajarkan oleh pelatih, saya terapkan dan yang terpenting selalu berdoa kepada Allah untuk selalu dilancarkan dalam segala urusan,” ucap Raka.

Tujuan Raka melalui kegiatan tersebut adalah ingin mengasah kemampuan dirinya di bidang suara, menambah prestasi, dan selalu ingat jangan cepat puas dengan pencapaian yang ada. Mengingat dirinya sudah lulus, Raka berharap teman-teman di UAD dapat melanjutkan perjuangan di bidang seni suara.

Sebagai penutup wawancara Raka mengatakan, “Halo teman-teman UAD yang akan mengikuti lomba di bidang seni suara khususnya, harus selalu semangat dan harus punya jiwa kompetisi yang tinggi. Jangan memikirkan kalah, karena sejatinya orang yang menang ialah orang yang pernah merasakan kekalahan. Jangan takut kalah, lomba bukan semata-mata tentang menang saja tetapi ada banyak hal positif yang dapat kita ambil seperti dapat teman baru, bisa belajar banyak hal, dan lain sebagainya.” (Rini)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Raka-Afrinata-Alumni-Mahasiswa-Ilmu-Komukasi-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Raka.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-12-12 11:44:012024-12-12 11:44:01Raka Afrinata, Alumnus Ilmu Komunikasi UAD Bagikan Pengalaman Menariknya Ikuti Kompetisi Menyanyi

Nafisa Mahasiswa Baru UAD yang Berprestasi sebagai Atlet Taekwondo

07/12/2024/in Feature /by Ard

Nafisa Mahasiswa Baru UAD yang Berprestasi Sebagai Atlet Taekwondo (Dok Nafisa)

Nafisa Anindya Kusumo, mahasiswi Program Studi Gizi angkatan 2024 Universitas Ahmad Dahlan (UAD), berhasil mencuri perhatian sebagai atlet taekwondo berprestasi. Meskipun baru memulai perjalanan sebagai mahasiswa, Nafisa telah membuktikan kemampuannya di dunia olahraga yang digelutinya sejak kecil. Ia kini bergabung dengan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Taekwondo UAD sejak Juni 2024 untuk terus mengembangkan bakatnya.

Kecintaan Nafisa terhadap taekwondo berawal sejak ia duduk di bangku sekolah dasar pada tahun 2013. “Awalnya, saya cuma coba-coba ikut taekwondo untuk punya kegiatan di luar sekolah. Tapi ternyata saya merasa nyaman di sini, dan orang tua juga sangat mendukung, jadi saya terus lanjut sampai sekarang,” ujar Nafisa. Baginya, taekwondo bukan sekadar hobi, melainkan jalan untuk meraih prestasi sekaligus membangun disiplin dan kepercayaan diri.

Kesuksesan Nafisa dalam berbagai kejuaraan tidak terlepas dari dedikasi dan prinsipnya yang kuat. “Yakin aja, apa yang sedang di jalani sekarang pasti akan berdampak pada apa yang kamu inginkan ke depannya. Tidak ada sesuatu yang sia-sia,” katanya saat ditanya tentang tips menjadi juara. Semangat ini mendorongnya untuk terus berlatih dan memberikan yang terbaik di setiap kompetisi.

Saat ini, Nafisa memiliki mimpi besar untuk meraih medali emas di Pekan Olahraga Nasional (PON) empat tahun mendatang. “Tahun ini saya belum bisa ikut, tapi saya punya target harus dapat emas di PON berikutnya. Meski begitu, saya tentu tidak akan meninggalkan perkuliahan dan berusaha lulus tepat waktu. Saya ingin terus berprestasi di taekwondo, tapi juga tetap menjaga keseimbangan akademis,” jelasnya. Komitmennya terhadap pendidikan dan olahraga menjadi teladan bagi rekan-rekan mahasiswa lainnya.

Keberhasilan Nafisa dalam mengelola waktu antara perkuliahan dan latihan menunjukkan bahwa mahasiswa baru pun bisa berprestasi di bidang non-akademik. Dengan semangat dan tekadnya, ia tidak hanya mengharumkan nama UAD tetapi juga menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk berani mengejar mimpi. Nafisa percaya bahwa dengan kerja keras, dukungan, dan disiplin, tidak ada impian yang tidak mungkin diraih. (Dilla)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Nafisa-Mahasiswa-Baru-UAD-yang-Berprestasi-Sebagai-Atlet-Taekwondo-Dok-Nafisa.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-12-07 12:00:472024-12-07 12:00:47Nafisa Mahasiswa Baru UAD yang Berprestasi sebagai Atlet Taekwondo

Finalis Pilmapres UAD, Arivan: Pelatihan Ini Memberikan Banyak Insight Baru

07/12/2024/in Feature /by Ard

Arivansi Ringu Kodi, finalis mahasiswa berprestasi tingkat UAD (Dok. Eka)

Pelatihan Gagasan Kreatif (GK), Produk Inovatif (PI), dan Capaian Unggulan (CU) yang digelar Universitas Ahmad Dahlan (UAD) memberikan kesan mendalam bagi Arivansi Ringu Kodi, salah satu finalis seleksi Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Pilmapres) tingkat universitas. Dalam wawancara pada Selasa 3 Desember 2024, Arivan berbagi pengalaman dan pandangannya mengenai pelatihan tersebut.

“Jujur, pelatihan ini sangat membantu karena sebelumnya saya belum memiliki pengalaman dalam Pilmapres,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa sesi Gagasan Kreatif (GK) dan Capaian Unggulan (CU) menjadi wawasan baru baginya. “GK dan CU ini salah satu indikator yang paling penting dalam Pilmapres, jadi materi tadi sangat membuka insight saya.”

Ketika ditanya tentang sesi pelatihan yang paling membantu, Arivan menyebut materi Gagasan Kreatif sebagai yang paling berkesan. “Saya kan dari Program Studi Ilmu Komunikasi, jadi agak struggle untuk mengorelasikan gagasan saya dengan sustainable development goals (SDGs). Namun, materi dari sesi GK membantu saya memahami bagaimana mengaitkan ide yang saya angkat, yaitu gender equality, dengan materi-materi di program studi saya.”

Arivan juga memuji metode pengajaran yang digunakan selama pelatihan. “Menurut saya, bagus banget. Interaktif dan tidak monoton. Kami langsung dapat materi, bisa tanya jawab saat itu juga. Itu membuat proses belajarnya lebih efektif.” Ia mengapresiasi upaya UAD dalam mendukung mahasiswa melalui pelatihan ini. “Menurut saya, ini langkah yang sangat bagus. Kami tidak dibiarkan sendiri untuk menghadapi Pilmapres, terutama untuk mahasiswa seperti saya yang belum punya pengalaman sebelumnya.”

Sebagai penutup, Arivan memberikan pesan dan motivasi kepada mahasiswa lainnya. “Semangat terus, jangan pernah sia-siakan kesempatan yang ada. Seperti kata Taylor Swift, don’t waste your opportunities. I can, you can, and we can!” (eka)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Arivansi-Ringu-Kodi-finalis-mahasiswa-berprestasi-tingkat-UAD-Dok.-Eka.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-12-07 10:31:192024-12-07 10:31:19Finalis Pilmapres UAD, Arivan: Pelatihan Ini Memberikan Banyak Insight Baru

Siti Fatimatus Solikhah: Pelatihan Mahasiswa Berprestasi UAD Membuka Wawasan dan Memotivasi

07/12/2024/in Feature /by Ard

 

Siti Fatimatus Sholihah, finalis mahasiswa berprestasi UAD (Dok. Eka)

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali menunjukkan komitmennya dalam mencetak mahasiswa unggul melalui pelatihan bahasa Inggris dan public speaking sebagai persiapan Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Pilmapres). Salah satu peserta, Siti Fatimatus Sholihah, membagikan pengalamannya setelah mengikuti kegiatan tersebut.

Menurut Siti, pelatihan ini sangat membantu dirinya memahami konsep public speaking secara lebih rinci. Ia belajar berbagai tips dan strategi agar materi yang disampaikan dapat diterima audiens dengan baik, meskipun dalam waktu singkat. “Sesi praktik memberikan banyak manfaat, terutama dalam melatih improvisasi berbicara secara sistematis. Saya juga jadi mengetahui kekurangan dalam penyampaian materi, sehingga bisa mempersiapkan diri lebih matang untuk tahap penilaian,” jelasnya.

Sesi diskusi leaderless group discussion (LGD) dan praktik presentasi menjadi momen yang sangat berkesan bagi Siti. Ia merasa mendapatkan motivasi besar dari sesi ini karena mampu melihat kemampuan dirinya dan rekan-rekan peserta lainnya. “Praktik LGD membuka mata saya bahwa banyak hal yang perlu dipersiapkan untuk menghadapi pertanyaan tak terduga. Sementara itu, sesi presentasi membantu saya memahami poin-poin penting yang harus dijelaskan, serta bagaimana menyusun alur agar materi tersampaikan secara efektif tanpa memakan terlalu banyak waktu,” katanya.

Meskipun pelatihan ini memberikan banyak wawasan, Siti mengakui tantangan terbesar yang dihadapinya adalah presentasi dalam bahasa Inggris. “Kosakata saya masih terbatas, sehingga membutuhkan waktu dan persiapan ekstra untuk bisa tampil maksimal. Namun, pelatihan ini sangat membantu meningkatkan rasa percaya diri saya,” ujarnya.

Siti juga mengapresiasi pendekatan interaktif yang diterapkan selama pelatihan. Para peserta tidak hanya mendengarkan materi, tetapi juga diberi kesempatan untuk mengemukakan ide dan berdiskusi aktif. “Ini membuat suasana pelatihan sangat menyenangkan dan membuka peluang belajar dari perspektif yang berbeda,” tambahnya.

Lebih dari sekadar pelatihan teknis, kegiatan ini memberikan gambaran komprehensif tentang tahapan seleksi Pilmapres hingga tingkat internasional. Peserta dibekali strategi, wawasan, dan fasilitas yang mendukung untuk menghadapi setiap tahapan. “Kami diberi panduan tentang apa saja yang perlu dipersiapkan dan langkah-langkah yang harus diambil. Semua itu memberikan gambaran yang jelas tentang apa yang akan dihadapi di masa depan,” tutur Siti.

Menutup wawancara, Siti memberikan pesan kepada mahasiswa lain untuk memanfaatkan setiap kesempatan yang ada. “Gali potensi dan fokus pada bidang yang benar-benar kalian kuasai. Bangun portofolio sejak dini, baik dalam akademik maupun non-akademik. Pilmapres bukan soal menang atau kalah, tetapi tentang proses belajar dan pengembangan diri. Jadikan masa kuliah sebagai waktu untuk mengeksplorasi hal-hal baru dan bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain,” pesannya. (eka)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Siti-Fatimatus-Sholihah-finalis-mahasiswa-berprestasi-UAD-Dok.-Eka.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-12-07 10:02:152024-12-07 10:02:15Siti Fatimatus Solikhah: Pelatihan Mahasiswa Berprestasi UAD Membuka Wawasan dan Memotivasi

Himmah ‘Aliyah dalam Berkeluarga

07/12/2024/in Feature /by Ard

Kajian Ahad Pagi Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dengan penceramah Dr. Mhd. Lailan Arqam, M.Pd. (Dok. Lusi)

Himmah ‘aliyah adalah suatu tekad kuat dengan semangat luar biasa yang juga kerap disebut cita-cita luhur, di dalamnya terdapat komitmen, tujuan mulia untuk mencapai rida Allah dan dapat menempuh keberhasilan dunia serta akhirat. Himmah ‘aliyah juga merupakan suatu komitmen rumah tangga yang harus dibangun dengan kesungguhan untuk mencapai nilai luhur dalam rumah tangga.

Allah berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 148 yang artinya “Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” Ayat tersebut mendorong umat Islam untuk memiliki semangat tinggi dalam berlomba-lomba melakukan amal kebaikan.

Allah juga mengisyaratkan himmah ‘aliyah pada Surah Al-Isra’ ayat 19 yang artinya “Barang siapa menghendaki akhirat dan berusaha ke arah tersebut dengan cara sungguh-sungguh sedangkan ia beriman. Maka itulah orang yang usahanya dibalas dengan baik.” Kegagalan terbesar dalam berkeluarga dapat terjadi karena tidak adanya tujuan yang pasti, maka topik tentang himmah merupakan suatu hal mutlak dalam berkeluarga.

Rasulullah pernah bersabda bahwa mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah. Dalam riwayat lain juga disebutkan bahwa sesungguhnya Allah mencintai seseorang yang apabila bekerja, mengerjakannya secara profesional (itqan). Himmah merupakan ambisi atau obsesi yang ditempuh menuju pada satu kemuliaan. Sedangkan ambisi merupakan keinginan manusia yang sifatnya besar tetapi ditargetkan dengan aksi yang besar.

Cara membangun himmah dalam berkeluarga yang pertama, yaitu dengan mengimplementasikan suatu hal positif dalam pembiasaan. Hal ini berupa rutinitas yang mengarah ke himmah, dukungan dalam seluruh kegiatan, pembiasaan positif dan terarah, dan pendampingan dalam setiap keadaan. Kedua, senantiasa mengikrarkan tujuan mulia dunia akhirat dan saling mengingatkan aturan dan tujuan keseharian. Saat ini masyarakat muslim banyak terdoktrin dengan cara-cara pendidikan psychology minded tetapi kenyataannya menghancurkan generasi. Ketiga, implementasi pembiasaan positif dalam pembiasaan rumah tangga.

Bentuk kegagalan orang tua di dalam berumah tangga antara lain, kurangnya ilmu dan belajar (malas upgrade pengetahuan), keterbatasan waktu untuk keluarga, tidak kompak dan tidak istikamah dalam mendidik anak, lingkungan keluarga yang tidak mendukung tercapainya himmah, serta jarang memotivasi dan mengapresiai antarkeluarga.

Hal ini disampaikan pada Kajian Ahad Pagi Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada 1 Desember 2024 dengan pemateri Dr. Mhd. Lailan Arqam, M.Pd. selaku dosen Magister Pendidikan Agama Islam (MPAI).

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kajian-Ahad-Pagi-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-dengan-penceramah-Dr.-Mhd.-Lailan-Arqam-M.Pd_.-Dok.-Lusi.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-12-07 09:18:132024-12-07 09:18:13Himmah ‘Aliyah dalam Berkeluarga

Meningkatkan Tawakal kepada Allah Swt. sebagai Cerminan Muslim yang Baik

06/12/2024/in Feature /by Ard

Dr. Yoyo, S.S., M.A. Khatib Jum’at di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD). (Dok. Lusi)

Salah satu rangkaian cerminan keimanan kepada Allah Swt. dapat dilihat pada aspek tawakal. Tawakal memiliki arti menyandarkan diri atau berserah diri kepada Allah Swt. setelah melakukan berbagai upaya maksimal. Sikap tawakal dengan berbasis keimanan yang kuat akan melahirkan rasa percaya diri. Hal ini dikarenakan seorang muslim berada di jalan yang benar dan ia percaya bahwa upaya tersebut juga benar menurut Allah. Maka ketika terdapat ancaman, intimidasi, dan hal buruk lainnya, orang yang bertawakal kepada Allah tidak takut akan hal tersebut. Mereka percaya bahwa Allah adalah sebaik-baik tempat bersandar. Allah berfirman pada Surah Ali Imran ayat 173 yang artinya, “Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung.”

Allah juga berfiman pada Surah Ali Imran ayat 139 yang memiliki arti, “Janganlah kamu merasa lemah dan jangan bersedih hati, padahal kamu tinggi (derajatnya) jika kamu orang-orang mukmin.” Hal ini dimisalkan seperti seorang murid ketika ujian. Jika ia tahu menguasai materi dan belajar maka ia akan mudah menyelesaikan ujian. Sikap ini pun hendaknya dimiliki oleh orang mukmin.

Tawakal tidak hanya berlaku pada saat ini, tetapi para pejuang pun mengandalkan keimanan yang kuat untuk berdiplomasi, seperti perjuangan Thariq bin Ziyad ketika menaklukkan Semenanjung Iberia yang hanya membutuhkan waktu 2 tahun dengan dibantu Musa bin Nusayr. Tentara Thariq bin Ziyad tidak mungkin mengalahkan pasukan Roderik jika tidak bertawakal kepada Allah. Maka keimanan yang teguh dan bertawakal kepada Allah menghasilkan muslim yang hebat dan kuat.

Allah memperingatkan hamba-Nya agar tidak bersikap melampaui batas, karena Allah tidak menyukai hal tersebut. Diplomasi yang baik menurut Al-Qur’an juga dapat digambarkan pada kisah Nabi Musa dan Harun ketika melawan Firaun. Dalam situasi tersebut, Nabi Musa menggunakan tutur kata yang baik untuk berdiplomasi dengan Firaun. Maka sebagai seorang muslim sudah sepantasnya menggunakan kata-kata yang baik kepada saudara seiman. Muslim yang baik semestinya mampu menyampaikan pesan-pesan moral dengan cara dan tutur kata yang baik.

Hal ini disampaikan pada khutbah Jum’at, 27 Jumadil Awal 1446 H bertepatan dengan 29 November 2024 oleh Dr. Yoyo, S.S., M.A. selaku Wakil Dekan Bidang Sumber Daya Manusia, Keuangan, Kehartabendaan, dan Administrasi Umum Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD).

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Dr.-Yoyo-S.S.-M.A.-Khatib-Jumat-di-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD.-Dok.-Lusi.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-12-06 08:18:162024-12-06 08:18:16Meningkatkan Tawakal kepada Allah Swt. sebagai Cerminan Muslim yang Baik

Tri Lintang Suryani, Pengalaman Berkesan dalam Program Kampus Mengajar di Ketapang, Kalimantan Barat

05/12/2024/in Feature, MBKM /by Ard

Tri Ikuti Program Kampus Mengajar di SDN 16 Delta Pawan, Ketapang (Dok. Tri)

Tri Lintang Suryani, mahasiswa angkatan 2021 Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Ahmad Dahlan (UAD), mendapatkan pengalaman tak terlupakan melalui Program Kampus Mengajar. Program ini mengantarnya kembali ke kampung halaman di Kalimantan Barat, tepatnya di SDN 16 Delta Pawan, Ketapang. Selama 9 September hingga 27 Desember 2024, Tri menjalankan peran sebagai pengajar, berkolaborasi dengan para guru, serta menghadapi tantangan mengajar di lingkungan pesisir.

“Pengalaman ini sangat berkesan. Saya belajar langsung dari guru-guru di sekolah bagaimana cara mengajar dan memahami karakter anak-anak SD, terutama mereka yang memiliki suasana hati yang sering berubah-ubah,” ungkap Tri. Ia menambahkan bahwa selama program ini, ia mendapatkan berbagai pengalaman berharga, mulai dari belajar sabar hingga mengelola tantangan mengajar di wilayah dengan karakteristik yang unik.

Salah satu fokus utama kegiatan Kampus Mengajar di SDN 16 Delta Pawan adalah literasi. Tri menjelaskan bahwa banyak siswa di kelas tiga ke atas yang masih kesulitan membaca. “Kami menekankan literasi dengan memberikan pembelajaran yang lebih intensif. Tim kami harus ekstra sabar, mengikuti mood siswa, dan memberikan edukasi secara perlahan, termasuk pembelajaran nilai-nilai menghargai orang yang lebih tua,” katanya.

Tri juga mengapresiasi program-program sekolah yang mendukung pengembangan siswa, seperti pembiasaan pagi berupa sarapan rohani dengan membaca surah-surah pendek dan kegiatan Yasinan bersama setiap Jumat. Meskipun menghadapi tantangan, Tri merasa bahwa sekolah ini cukup maju dalam mengintegrasikan pendidikan karakter melalui aktivitas literasi dan spiritual.

Harapannya, pengalaman yang didapat selama menjalankan program ini dapat menjadi bekal berharga setelah menyelesaikan studi S-1. “Saya berharap, setelah mengikuti kegiatan ini, saya memiliki pedoman yang lebih baik dalam mengajar. Pengalaman ini benar-benar mempersiapkan saya untuk masa depan, baik secara mental maupun kemampuan profesional,” ujar Tri.

Melalui program tersebut, ia tidak hanya mengasah kompetensinya sebagai calon pendidik, tetapi juga berkontribusi dalam membangun kualitas pendidikan di daerah pesisir. Pengalaman suka dan duka yang ia alami menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk terjun langsung ke masyarakat dan memberikan dampak positif melalui pendidikan. (Dilla)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Tri-Ikuti-Program-Kampus-Mengajar-di-SDN-16-Delta-Pawan-Ketapang-Dok.-Tri.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-12-05 15:17:542024-12-12 11:45:42Tri Lintang Suryani, Pengalaman Berkesan dalam Program Kampus Mengajar di Ketapang, Kalimantan Barat
Page 26 of 69«‹2425262728›»

TERKINI

  • Alfi Pujiasih, Mahasiswi PBSI UAD Asal Sintang, Raih Predikat Wisudawan Terbaik dengan IPK 3,9608/08/2025
  • Perjalanan Tira Oktavianda: Dari Atlet Silat ke Delegasi Nasional08/08/2025
  • Cerita Asra Al Habib: Dari Santri hingga Menjadi Atlet Berprestasi08/08/2025
  • Menjadi Fasilitator Keamanan Pangan, Cerita Adi Satria Tumbuh Bersama Sapa Kampus08/08/2025
  • Shifa Maulidya: Setiap Langkah Adalah Pilihan untuk Terus Tumbu07/08/2025

PRESTASI

  • Mahasiswa UAD Raih Juara II Lomba Tangkas Terampil Perkoperasian Tingkat Provinsi08/08/2025
  • Putri Nirmalasari Raih Juara Harapan I dalam Kompetisi Poster Nasional 202507/08/2025
  • UKM Taekwondo UAD Borong 27 Medali di Kejuaraan Nasional06/08/2025
  • Kampanye Jamu Kekinian Bawa NusantaRise UAD Raih Juara Nasional04/08/2025
  • Tim CaNaRy ADEF UAD Raih Penghargaan di Ajang Global Youth Innovators Competition 202504/08/2025

FEATURE

  • Tujuh Pintu yang Mengundang Setan ke Hati02/08/2025
  • Burnout di Balik Jas Putih: Siapa yang Peduli?28/07/2025
  • Tantangan Hafiz dalam Meraih Medali Kyorugi Senior Putra U-5426/07/2025
  • Cerita Mahasiswa Hukum UAD Raih Medali Perak Kyorugi Senior Putri U-5323/07/2025
  • Efektivitas Ketepatan Data dan Kebijakan Publik22/07/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top