• TERKINI
  • UAD BERDAMPAK
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Mengasah Wawasan dengan Belajar Kontinu

19/04/2024/in Feature /by Ard

Arif Setyawan – Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Istimewa)

Dunia yang kita tempati sekarang mengalami transformasi yang begitu pesat, teknologi kian memasuki semua ruang dan fungsi. Tren sosial, pergeseran cara bekerja, serta perubahan interaksi tentunya tidak bisa dielakkan. Dengan adanya perubahan teknologi yang signifikan, belajar secara kontinu dapat menjadi salah satu cara untuk mengiringi dan mengikuti perubahan tersebut.

Ketika berbicara belajar kontinu, maka tidak terarah hanya pada sebuah gelar atau sertifikat. Namun, mencakup pada ketidakpuasan atas pengetahuan, memahami tren terkini, serta mengintegrasikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Adapun beberapa alasan perlunya belajar kontinu dalam menghadapi dunia yang terus berubah secara signifikan dapat dilakukan dengan beragam cara.

Perubahan teknologi dan tren sosial telah menimbulkan tantangan baru dan perlu memahami secara cepat. Kadang apa yang tren hari ini sudah usang esok. Tak jarang perubahan-perubahan tersebut memberikan dampak yang kompleks ke seluruh lapisan masyarakat. Untuk menghadapi tantangan tersebut maka belajar kontinu memberikan langkah antisipasi dan efektif. Dengan terus menambah pengetahuan maka kita dapat dengan cepat dan cerdas dalam merespons sebuah perubahan.

Di era modern saat ini, semua informasi terhubung secara global, tentu persaingan dunia pekerjaan sudah bukan lingkup lokal, tetapi sudah skala internasional. Dengan cara belajar kontinu akan berdampak pada kesiapan dan kesanggupan dalam bersaing serta beradaptasi di pasar pekerjaan yang semakin kompetitif. Para pekerja yang mau belajar dan berinvestasi meningkatkan kompetensi maka akan lebih mudah dalam mengambil peluang pekerjaan yang seleksinya semakin ketat.

Belajar kontinu tidak hanya memahami dunia luar di sekitar kita, tetapi juga memahami pengembangan diri dan profesionalisme. Proses belajar kontinu akan membantu kita dalam memahami lebih dalam passion, minat dan bakat, serta potensi kita. Selain itu, akan mengembangkan skill dan mengembangkan keterampilan yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Memperbanyak pengetahuan dan wawasan akan sangat membantu dalam mengembangkan dan meningkatkan keterampilan-keterampilan yang menjadi privilese dalam mencari pekerjaan.

Fleksibilitas dalam Menghadapi Ketidakpastian

Ketidakpastian merupakan salah satu dampak dari perubahan cepat, belajar kontinu membekali kita dalam menghadapi hal tersebut. Dalam menghadapi perubahan cepat yang menimbulkan ketidakpastian, belajar kontinu sebagai salah satu cara meningkatkan kepercayaan diri dan membuat kita mengambil langkah yang lebih informatif dan siap dalam menghadapi segala perubahan. Selain itu, belajar kontinu memberikan wawasan yang luas, sehingga ketika terjadi perubahan cepat kita mampu menerima dan menyaring perubahan tersebut.

Pentingnya belajar kontinu di era zaman sekarang tidak bisa diindahkan, langkah tersebut dapat meningkatkan beberapa aspek peningkatan kompetensi diri. Selain itu, fleksibilitas dalam menghadapi perubahan dan ketidakpastian merupakan kunci untuk menghadapi tantangan baru. Dengan menerapkan belajar sepanjang hayat dan tidak adanya kepuasan dalam pengetahuan akan mengubah perubahan menjadi peluang dalam menunjang karier di jenjang pendidikan dan pekerjaan.

Arif Setyawan – Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Arif-Setyawan-Mahasiswa-Program-Studi-Pendidikan-Bahasa-dan-Sastra-Indonesia-PBSI-Fakultas-Keguruan-dan-Ilmu-Pendidikan-FKIP-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Istimewa.jpg 936 1000 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-04-19 08:11:302024-04-19 08:11:30Mengasah Wawasan dengan Belajar Kontinu

Hal-hal yang Perlu Diajarkan kepada Generasi Penerus Bangsa

05/04/2024/in Feature /by Ard

Tausiyah Jelang Tarawih Ramadan di Kampus (RDK) 1445 H Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Istimewa)

Ramadan di Kampus (RDK) 1445 H Universitas Ahmad Dahlan (UAD) selama bulan Ramadan melangsungkan tausiyah sebelum menunaikan solat tarawih berjamaah. Pada malam kesepuluh, Dr. Muhammad Lailan Arqam S.Pd., M.Pd. hadir sebagai penceramah di tengah-tengah jamaah Masjid Islamic Center UAD.

Dalam penyampaiannya, Lailan menyampaikan hal-hal utama yang perlu diajarkan kepada anak-anak sebagai generasi penerus bangsa. “Anak kita yang terlahir di muka bumi ini memiliki dua unsur yang akan selalu melekat pada diri. Anak yang menjadi perhatian kita ada yang bersifat jasmani atau fisik. Ada tiga daya yang perlu disadari orang tua untuk memberikan pelajaran, melatih dan mengembangkannya.

Kemampuan Berpikir

Al-Quran banyak mengisyaratkan kepada umat Islam tentang kemampuan berpikir yang mendalam, substantif, dan fundamental. Sehingga manusia dapat menilai segala sesuatu dengan lebih komprehensif. 

Lailan menjelaskan bahwa peran keluarga sangatlah penting dalam mendidik anak sebagai generasi penerus dalam memahami dan menilai segala sesuatu yang terjadi. Dalam lingkup keluarga, kemampuan untuk berpikir harus ditanamkan pada anak-anak.

Ketika orang tua mengajarkan kepada anak tentang hakikat hidup. Pencapaian seorang anak tidak hanya dilihat dari fase keberhasilan dalam belajar, keberhasilan dalam meraih profesi. Anak pun perlu diajarkan bahwa segala sesuatu yang telah diraih itu berasal dari kemampuan berpikir yang ia miliki. Dengan demikian, anak pun akan paham bahwasannya dengan adanya kemampuan berpikir dengan baik, akan memudahkannya dalam menjalani kehidupan.

“Orang yang mau berpikir secara mendalam, akan paham bahwa untuk menciptakan rumah tangga yang sakinah mawadah warohmah itu dapat dicapai dengan kemampuan berpikir yang baik”, ucap Lailan.

Dengan demikian melatih anak untuk memiliki kemampuan berpikir yang cerdas, mendalam dan bersifat jangka panjang sangatlah penting.

Daya Berjuang

Untuk menciptakan generasi yang cerdas, perlu ditanamkan daya juang baik itu kepada anak-anak, remaja, maupun mahasiswa. Menurut Lailan aspek motivasional sangatlah penting, sebagaimana Islam mengajarkan mengenai untuk berjihad, termasuk jihad melawan hawa nafsu,

“Jika ditanya apakah shalat itu melelahkan, ketika hawa nafsu tidak bisa dikalahkan tentu saja dalam menjalankan salat tubuh kita terasa lelah. Akan tetapi jika kita sadar bahwa hidup itu  ada hal yang diperjuangkan, jihad melawan hawa nafsu pun akan dilakukan, Maka daya berjuang sangatlah penting dilatih sejak kecil”, terangnya.

Lailan mengatakan bagaimana peran orang tua untuk menanamkan semangat dalam berjuang saat Ramadan. Orang tua perlu memberikan pengertian kepada anak dalam menjalankan ibadah puasa dan juga salat berjamaah. Hal ini termasuk penanaman daya juang kepada anak untuk melawan hawa nafsu dan meningkatkan ibadah selama bulan Ramadan demi mengharap ridho Allah Swt.

Berani Berkorban

Dewasa kini, banyak anak-anak yang memiliki daya berkorban yang menurun. Ingin meraih keberhasilan akan tetapi usaha yang dilakukan tidak ada.

Daya yang ketiga yang harus diajarkan kepada generasi saat ini yakni daya berkorban banyak remaja hari ini ingin berhasil tapi tanpa usaha yang berarti. Dan juga tanpa pengorbanan. Lailan menyampaikan untuk mengajarkan kepada anak-anak bahwasanya hidup ini bisa tegak karena ada pengorbanan yang dilakukan oleh orang-orang yang dicintai bukankah ayah dan ibu adalah orang-orang yang berkorban dengan segala keinginan yang ia harapkan. Tapi demi anak-anaknya ia dahulukan kepentingan anak-anaknya. Sejatinya ibu dan ayah itu ingin mewujudkan satu impian tertentu tapi ia menyadari anaknya harus diperjuangkan dan ia harus berkorban.

Lailan mengatakan “Perlu disadari bahwa, Islam telah mengajarkan soal pengorbanan. Kita bisa berkuliah karena ada pengorbanan yang dilakukan oleh orang-orang yang dicintai, orang tua misalnya. Demi anak-anaknya mereka mendahulukan kepentingan kita. Daya berkorban orang tua harus kita sadari sebagai nilai penting, agar kita memiliki daya berkorban juga dalam meraih kebaikan”

“Kita harus sadar, tidak mungkin tidak ada yang berkorban dalam ajaran Islam, justru Islam menyimbolkan pengorbanan, Maka daya berkorban ini menjadi penting untuk melatih kita sebagai generasi penerus memiliki daya berkorban sehingga tidak terjangkit pada kesehatan mental”, tambahnya.

Tiga hal inilah yang disampaikan Lailan yang perlu ditanamkan kepada generasi sekarang, Hal ini adalah upaya yang akan membawa pada kemajuan dan menuju kepada pribadi-pribadi yang bertakwa.

Sebagaimana Allah Swt berfirman “Barang siapa yang bertakwa dan bersabar maka sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan baginya pahala bagi orang-orang yang berbuat baik”

“Segala yang kita lakukan itu sesungguhnya manifestasi perwujudan dari taqwa kita. Puasa mengajarkan kita taqwa dan tercermin dari tiga daya tersebut dalam mencapai keridhaan Allah Swt”, tutur Lailan.

Lailan berpesan momentum Ramadan harus dimaksimalkan untuk menanamkan daya berpikir, daya juang dan daya berkorban. “Mudah-mudahan kita punya kesadaran yang baik dan diberikan keistiqomahan untuk terus merawat, membina, melatih, mencontohkan dan mendoakan orang tua dan anak-anak kita. Sehingga kita akan menciptakan generasi yang kuat akan imannya, ilmunya, amalnya, hartanya, fisiknya, dan mental.” tutupnya (can)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Tausiyah-Jelang-Tarawih-Ramadan-di-Kampus-RDK-1445-H-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Istimewa.jpg 1125 2000 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-04-05 09:12:592024-04-05 09:13:07Hal-hal yang Perlu Diajarkan kepada Generasi Penerus Bangsa

Menguraikan Karakter-Karakter Mulia Menurut Al-Qur’an

03/04/2024/in Feature /by Ard

Kajian Dhuha dalam rangkaian Ramadan di kampus (RDK) 1445 H Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta (Dok. Istimewa)

Ramadhan di kampus (RDK) 1445 H Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta menggelar Kajian Dhuha setiap satu kali dalam seminggu selama bulan Ramadan. Kajian Duha diadakan pada hari Kamis, 11 Ramadan 1445 H secara luring di Masjid Islamic Center UAD dan disiarkan secara langsung melalui kanal Youtube masjid tersebut. Pemateri dalam acara kajian kali ini adalah H. Saijan, S.Ag., M.S.I. Dengan tema kajian yang mengangkat tentang “Manusia Berkarakter Mulia Menurut Al-Qur’an.”

“Sengaja kami mengangkat terkait karakter, terkait masalah kepribadian. Karena berangkat dari sebuah keprihatinan banyak orang yang cerdas, banyak orang yang hebat luar biasa tapi tidak punya karakter, tidak punya etika,” Tutur Saijan.

Mengambil inspirasi dari Surat Al-Furqan ayat 63, Saijan menguraikan dengan penuh kebijaksanaan tentang karakter-karakter yang patut dicontoh dalam kehidupan sehari-hari. Ayat yang menjadi pusat perhatian dalam kajian ini menyiratkan beberapa poin penting yang mendasari sebuah kepribadian mulia.

Menghindari Sifat Angkuh dan Sombong

Sifat ini dianggap sebagai hal yang merugikan dan bertentangan dengan ajaran Islam karena memunculkan kurangnya penghargaan terhadap orang lain.

Beberapa orang mungkin merasa sombong karena merasa memiliki pengetahuan yang lebih dari orang lain. Namun, Islam mengajarkan bahwa ilmu seharusnya membuat seseorang lebih merendah dan bertanggung jawab atas penggunaannya. Ada juga yang merasa sombong karena usia yang telah mereka capai. Islam menegaskan bahwa usia bukanlah indikator keunggulan seseorang, melainkan amal dan ketakwaannya kepada Allah. Selain itu, orang yang memiliki kekayaan materi seringkali cenderung merasa lebih tinggi daripada yang lain. Namun, Islam mengajarkan bahwa kekayaan hanyalah ujian dari Allah, dan seharusnya tidak membuat seseorang sombong atau menghina orang lain yang kurang mampu.

Mengendalikan Emosi

Islam mengajarkan pentingnya untuk memahami dan mengendalikan emosi, termasuk amarah, kesedihan, kebahagiaan, dan lain-lain. Pengendalian diri merupakan tanda dari kedewasaan spiritual dan kebijaksanaan seseorang.

Mengendalikan emosi berarti mampu menahan diri dari tindakan atau perkataan yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain. Hal ini melibatkan penggunaan akal dan pertimbangan yang bijaksana dalam menanggapi situasi-situasi yang menimbulkan emosi.

Ibadah di Sepertiga Malam

Ibadah di sepertiga malam menunjukkan ketakwaan dan kecintaan yang mendalam kepada Allah SWT. Waktu tersebut dipandang sebagai waktu yang paling dekat dengan Allah, di mana doa-doa diterima dengan lebih baik. Sepertiga malam merupakan waktu yang sangat baik untuk berdoa, bertafakur, dan merenungkan kebesaran Allah. Rasulullah Muhammad SAW dan para sahabatnya seringkali melakukan ibadah di sepertiga malam. Oleh karena itu, mengikuti jejak mereka dalam beribadah di waktu tersebut merupakan amalan yang sangat diberkahi dan sangat dianjurkan dalam Islam.

Rasa Takut akan Dosa

Ketakutan akan dosa didasarkan pada kesadaran akan konsekuensi buruk yang dapat ditimbulkan oleh perbuatan dosa. Seorang muslim menyadari bahwa setiap perbuatan buruk yang dilakukan akan memiliki dampak negatif, baik dalam kehidupan dunia maupun akhirat. Ketakutan akan dosa menjadi pemicu untuk terus memperbaiki diri. Melalui kesadaran akan dosa, seseorang akan lebih berhati-hati dalam bertindak dan berusaha untuk selalu melakukan kebaikan serta menjauhi segala bentuk kemungkaran.

Terakhir namun tak kalah pentingnya, kajian ini mengingatkan umat Islam untuk tetap konsisten dalam menjaga tauhidnya, yaitu tidak mencari tuhan selain Allah SWT. Pada intinya, karakter mulia menurut Al-Qur’an membutuhkan kesatuan dalam pengabdian dan penghambaan kepada Sang Pencipta semata. (dnd)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kajian-Dhuha-dalam-rangkaian-Ramadan-di-kampus-RDK-1445-H-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Yogyakarta-Dok.-Istimewa.jpg 1080 2400 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-04-03 09:16:582024-04-03 09:17:08Menguraikan Karakter-Karakter Mulia Menurut Al-Qur'an

Tips Berprestasi Ala Rino

31/03/2024/in Feature /by Ard

Ansyafarino Armawahyudi Mahasiswa Prodi Sistem Informasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Istimewa)

Mahasiswa Sistem Informasi 2020 Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Ansyafarino Armawahyudi, menapaki perjalanan mimpi dari organisasi menjadi prestasi. Ia menjelaskan dalam menyusun setiap target rencana di dalam perjalanan hidupnya, tidak ada cara khusus. Ia mencapai itu semua dengan melihat kemampuan dan kekurangan yang dimiliki. Setelah menemukan hal yang disenangi, ia mencoba mengorelasikan dengan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki lalu dilanjutkan membuat daftar hal perlu dipelajari dan ditinggalkan.

“Untuk mencapai target, saya membagi menjadi beberapa kategori, yaitu jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Sewaktu SMA, saya juga selalu meningkatkan skill dan meminimalisir kekurangan yang saya rasa itu bukan bidang saya. Tentu saja saya pernah merasakan gagal, tetapi saya selalu tidak pantang menyerah untuk mencoba kembali,” ucapnya.

Rino, sapaan akrabnya, melanjutkan, “Terkait organisasi dan prestasi, saya menyesuaikan dengan kebutuhan, tetapi menurut saya rekam jejak perlu dibangun sejak masih muda. Saya merasa bahwa organisasi dan prestasi adalah hal penting dalam membentuk karakter diri. Kita bisa memahami banyak hal dari organisasi, mulai dari cara kerja hingga cara sudut pandang orang lain. Lalu, untuk prestasi kita dapat mengatur emosi dan kendali diri terhadap suatu hal. Terkait motivasi tidak ada hal khusus karena saya beranggapan bahwa masa depan kita ada di tangan kita sendiri. Ada hal lain yang saya jadikan dasar, ialah bagaimana kita dapat berdampak kepada sekitar kita. Jika ditanya apakah semua rencana berjalan dengan baik? Tentunya tidak, bahkan sampai detik ini juga terkadang saya merasa belum imbang terhadap sesuatu yang saya kerjakan. ”

Ia juga menyampaikan secara struktural, ia baru mengikuti organisasi di bangku SMA. Dikarenakan saat SMP ia adalah siswa pindahan yang membuatnya harus fokus dalam penyesuaian diri. Dalam rekam jejak perjalanan hidupnya, ia mengatakan sewaktu SMA dulunya mengikuti organisasi Santri Pecinta Alam (SAPALA). Untuk SMP lomba yang ia tekuni adalah KSM Fisika meskipun belum sesuai harapan, ia bangga sudah mau mencoba hal tersebut. Lalu, ia juga mencoba Olimpiade Ekonomi dan Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI).

Di bangku perkuliahanlah prestasi-prestasi mulai ia raih dari bidang penelitian hingga organisasi. Prestasi yang ia raih adalah antara lain, lolos pendanaan PKM 2023, lolos PPK ORMAWA BEM FAST 2022, menjadi Gubernur BEM FAST 2023, mendapatkan Gold Medal san IYSA Special Award dalam kegiatan International Invention Competition For Young Moslem Scientists di Bandung 2022, dan mendapatkan Gold Medal dalam kegiatan World Science Environment And Engineering di Jakarta 2022, tentunya prestasi ini tidak luput juga dari keahliannya dibidang desain dan perancangan aplikasi.

“Orang tua sangat berperan penting di dalam perjalanan hidup saya. Meskipun ada beberapa masalah keluarga yang saya hadapi, saya merasa dukungan dan doa restu orang tua selalu mengalir di perjalanan hidup dan karier yang saya tekuni,” ungkapnya.

Rino selalu mengandalkan rida orang tua terhadap segala hal yang dijalani dan selalu memohon petunjuk yang membuatnya sampai di titik saat ini. “Saya sangat berterima kasih kepada kedua orang tua saya, kakek, nenek yang telah merawat saya, dan memberikan pelajaran hidup yang berbeda-beda. “Mulai dari lebih peka atau perasa, lebih rasional dan disiplin, dan yang penting adalah mereka mengajarkan saya untuk selalu tetap bersyukur terhadap segala hal yang terjadi di dalam hidup.” (Rini)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Ansyafarino-Armawahyudi-Mahasiswa-Prodi-Sistem-Informasi-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Istimewa.jpg 1067 1225 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-03-31 08:57:022024-03-31 08:57:17Tips Berprestasi Ala Rino

Stunting dalam Islam: Stunting Masihkah Genting?

26/03/2024/in Feature /by Ard

Kajian menjelang berbuka puasa Ramadan di Kampus (RDK) Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Istimewa)

Kegiatan rutin Ramadan di Kampus (RDK) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) tak terasa sudah memasuki hari ke-12 bertepatan dengan 22 Maret 2024. Pada hari itu, RDK melangsungkan Kajian Jelang Berbuka Puasa yang dimoderatori oleh Mustika Devi, M.Pd. dengan Ustazah Yuniar Wardani, S.K.M., M.P.H., Ph.D. sebagai penyampai materi kajian. Ia merupakan dosen Program Studi (Prodi) Ilmu Kesehatan Masyarakat UAD, Divisi Kesehatan Masyarakat, Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah.

Memiliki latar belakang di bidang kesehatan masyarakat, Ustazah Yuniar memaparkan, “Stunting sebagai kondisi gagal tumbuh pada anak yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi pada 1.000 hari pertama kehidupan. Tentunya, hal itu memengaruhi gangguan perkembangan otak di usia dewasa dan menjadi beban pembangunan. Ketika akademisi memperhatikan hal ini, sudah pasti merupakan sebuah kegentingan.”

“Stunting dalam perspektif Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 233, dijelaskan bahwa ibu diperintahkan untuk menyusui anaknya selama dua tahun penuh. Kata kunci kedua, Allah Swt. tidak pernah membebani hambanya melainkan menurut kadar kesanggupannya. Siklus stunting adalah sebuah siklus sepanjang hayat yang dimulai sejak anak itu lahir kemudian masuk usia remaja, usia subur, hamil, menyusui, dan lansia,” lanjutnya. Namun, kondisi di lapangan ternyata sulit untuk menanggulangi stunting jika sudah terjadi pada bayi atau balita, karena walaupun sudah diberi makanan yang bergizi hanya sedikit berat badan yang naik. Di tangan remajalah proses pencegahan stunting itu dimulai, yakni kecukupan energi dan terhindar dari anemia.

Lantas, bagaimana kecukupan gizi remaja saat ini?

Ustazah Yuniar memaparkan, “Hikmah dalam Surah Al-Baqarah ayat 168 mengingatkan umat manusia untuk memilih makanan yang halal dan baik, yang dapat memberikan nutrisi yang seimbang dan cukup untuk tubuh. Selain itu juga menekankan agar manusia tidak terpengaruh oleh godaan setan yang dapat membawa pada perilaku yang merugikan, termasuk pemilihan makanan yang tidak sehat yang bisa menyebabkan stunting.”

Pada era Jahiliah, yang akrab dengan fenomena pembunuhan anak, memberi kita pelajaran bahwa terkadang beberapa orang tua takut akan berkurang rezekinya jika mereka mempunyai anak. Padahal, Allah-lah yang memberi anak itu rezeki, setiap anak memiliki hak atas kehidupan yang layak dan sebagai orang tua, harus yakin bahwa rezeki datangnya dari Allah Swt. Oleh karena itu, menyerukan agar manusia memperhatikan jenis makanan yang dikonsumsi itu keharusan, sehingga dapat mempertahankan kesehatan tubuh dan mencegah stunting. Tentu saja, dalam makan kita juga tidak boleh israf atau berlebihan.

Terakhir, Ustazah Yuniar berpesan, “Mari menengok kembali sudahkah kita memberikan apa yang harus diberikan kepada anak terkait kebutuhan gizi? Al-Qur’an menyerukan umat Islam untuk proaktif memerangi stunting dengan memberikan anak makanan bergizi dan sehat dengan memastikan mereka hidup dalam lingkungan yang mendukung kesehatan fisik, kecerdasan emosi, dan spiritual. Berpuasa salah satu upaya untuk mengistirahatkan sistem pencernaan tubuh dan agar tidak termasuk orang yang berlebihan dalam makan dan minum dengan berbuka yang berkualitas, karena stunting juga merupakan kesenjangan dan tanggung jawab sosial semua sektor.” (Uln)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kajian-menjelang-berbuka-puasa-Ramadan-di-Kampus-RDK-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Istimewa.jpeg 394 720 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-03-26 13:08:122024-03-26 13:08:12Stunting dalam Islam: Stunting Masihkah Genting?

Manajemen Waktu ala Mawapres UAD

22/03/2024/in Feature /by Ard

Dhita Pratama Putra dari Prodi Fisika 2020, mahasiswa berprestasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Istimewa)

Mahasiswa Fisika 2020 Dhita Pratama Putra yang kerap disapa Dhita, membagikan tips betapa pentingnya menyeimbangkan segala hal di dalam hidup. Laki-laki yang pernah menjadi Mahasiswa Berprestasi I tingkat Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dan Wilayah tahun 2023 ini menjelaskan, dirinya menyusun setiap target selalu dibuat dari jauh-jauh hari.

“Untuk mencapai target di dalam hidup, saya membuat plan A dan B. Jika Plan A tidak bisa maka plan B juga harus dipersiapkan. Jangan pernah takut untuk gagal. Kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. Kita harus mencoba lagi dan lagi karena dalam prosesnya setiap orang akan merasakan yang namanya kegagalan, atau dengan istilah lainnya ‘terbentur, terbentur, dan terbentuk’,” ucapnya.

Selain itu, Dhita juga menuturkan terkait pentingnya organisasi dan prestasi. “Menurut saya organisasi dan prestasi itu penting karena di organisasi kita mendapatkan pelatihan baik dari segi soft skill maupun hard skill. Dua keterampilan tersebut tentu saja akan mendukung prestasi yang kita miliki sehingga organisasi dan prestasi harus seimbang,” tambahnya.

Organisasi dan prestasi dapat bermanfaat besar bagi kita karena kita bisa menjalin relasi. Contohnya saja misalkan kita kenal dengan si A dan ternyata si A memiliki minat bakat yang sama dengan diri kita, ambil saja contohnya desain, dari sana kita bisa menambah relasi di bidang desain dan bisa belajar dengan orang yang pandai di bidang tersebut.

Dhita melanjutkan, “Dari SMP dan SMA, kebetulan saya memang aktif dalam organisasi. Dulu waktu SMP saya jadi ketua OSIS. SMA juga mengikuti OSIS kembali, menjadi kepala bidang 4 dan kepala bidang 6 selama dua tahun. Di sanggar Pramuka, saya pernah menjadi kepala regu. Kesibukan lainnya yakni mengikuti Duta Bahasa di Kabupaten Semarang, dan aktif mengikuti lomba puisi, cerpen, maupun artikel.”

Selama kuliah di UAD, Dhita pun selalu aktif mengikuti organisasi di luar dan di dalam kampus. Mulai dari HIMAFI, Duta Bahasa, ASEAN di bidang desain, dan masih banyak lagi. Tak ketinggalan, karya tulis ilmiah juga menjadi bidang yang ia geluti.

Bagi Dhita orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam perjalanan kehidupannya. Selama menentukan dan mengambil keputusan, tak lupa ia selalu meminta masukan orang tuanya. Selanjutnya setelah memberikan masukan, ia diminta mandiri dalam menentukan setiap keputusan di dalam hidupnya. (Rini)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Dhita-Pratama-Putra-dari-Prodi-Fisika-2020-mahasiswa-berprestasi-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.Istimewa.jpg 1008 1078 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-03-22 11:00:422024-03-22 11:00:42Manajemen Waktu ala Mawapres UAD

Bijak dalam Mengelola Waktu

21/03/2024/in Feature /by Ard

Kajian menjelang berbuka puasa Ramadan di Kampus (RDK) Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Istimewa)

Ramadan di kampus (RDK) 1445 H Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta melangsungkan Kajian Jelang Buka Puasa setiap hari selama bulan Ramadan. Kajian jelang berbuka diadakan secara luring di Masjid Islamic Center UAD dan disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube masjid tersebut. Pemateri pada kajian kali ini yaitu Qaem Aulassyahied, S.Th.I., M.Ag. selaku Dosen Prodi Ilmu Hadis UAD sekaligus Sekretaris Divisi Fatwa dan Pengembangan Tuntunan Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Qaem mengungkapkan, “Ilmuwan dalam tema ini yaitu merujuk kepada ulama. Biasanya, ilmuwan yang sering dipahami yaitu orang yang ahli dalam bidang saintis. Tetapi dalam pandangan Islam, ilmuwan tidak hanya orang yang ahli dalam bidang tersebut. Ilmu yang dikembangkan oleh ulama bertujuan untuk memahami dalil-dalil agama, sehingga kita dapat menjalankan agama sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ.”

Kemudian ia melanjutkan, “Kehidupan ulama banyak sekali yang dapat kita teladani dan kita pelajari. Salah satunya yaitu tentang bagaimana para ulama menghargai dan mengelola waktu, sehingga kehidupan yang mereka jalani dapat mencetak diri mereka sebagai ulama. Rujukan dari kajian kali ini yaitu Kitab Qimah az-Zaman ‘Inda al-Ulama yang ditulis oleh ulama muhaddis Syaikh Abdul Fattah Abu Ghuddah. Kemudian kitab ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yakni berjudul Tradisi Ulama Terdahulu Di Dalam Mengelola Waktu yang diterbitkan oleh Qaf.”

Filosofi Judul Kitab ‘Qimah az-Zaman’

Penulis menamai kitab ini dengan judul Qimah az-Zaman (nilai waktu), dengan harapan bahwa buku ini bisa menjadi rangsangan bagi para penuntut ilmu, khususnya kalangan generasi muda. Semangat menuntut ilmu generasi di zaman sekarang sudah mulai tergerus karena didominasi oleh rasa malas dan tekad yang lemah.

Buku ini diawali dengan penjelasan tentang nikmat yang Allah berikan. Para ulama pun menjelaskan pentingnya nikmat Allah di dalam lafadz hamdalah, yakni Allah dipuji atas dua hal. Pertama, Allah dipuji karena Dzat Allah yang mulia. Kedua, kita memuji Allah karena perbuatan atau jasa Allah kepada kita.

Pembagian nikmat

Kenikmatan terbagi menjadi dua sebagai berikut.

Pertama Furu’ an-Ni’am, yaitu nikmat-nikmat yang sifatnya cabang dan dapat hadir karena adanya nikmat asasi. Contohnya kesempatan memelihara ibadah-ibadah sunnah (seperti perlakuan baik dalam interaksi sesama manusia, memiliki sikap ramah, mampu menjaga kebiasaan masuk masjid dengan mendahulukan kaki kanan dan keluar dengan kaki kiri, menghindarkan gangguan di jalan, dll).

Kedua Ushulun-Ni’am, yaitu hadirnya nikmat asasi sehingga nikmat-nikmat lain bisa dirasakan. Contohnya nikmat kesehatan rohani dan jasmani yang menjadi pusat dan faktor penting manusia dapat berkegiatan. Begitu pula ilmu, termasuk dalam nikmat asasi. Sebab ilmu, dari segi manapun merupakan kenikmatan; mencarinya, memahaminya, mengamalkannya hingga mengajarkannya adalah kenikmatan.

Waktu Sebagai Ushulun-Ni’am

Waktu adalah nikmat yang pokok diantaranya yang paling pokok. Karena tanpa waktu, semua hal tidak dapat kita raih dan dapatkan. Di dalam kitab tersebut, Syaikh Abdul Fattah Abu Ghuddah mengatakan waktu itu adalah umurnya kehidupan dan waktu adalah ruang dimana kita bisa ada. Begitu pula waktu adalah nikmat yang membuat kita bisa eksis. Dalil yang menunjukkan waktu sebagai ushulun-ni’am yaitu Surah Ibrahim ayat 32-34.

Tafsir Fakhruddin ar-Razi

Syaikh Fakhruddin ar-Razi dalam kitabnya menafsirkan Surah al-‘Ashr. Beliau berkata Allah bersumpah dengan waktu. Karena banyaknya keajaiban yang terkandung di dalamnya. Sebab melalui waktu terciptalah kebahagiaan dan keburukan, kesehatan dan kesakitan, kekayaan dan kefakiran. Waktu pun merupakan barang mewah yang tidak bisa digantikan oleh apapun. 

Peringatan Allah atas Pengelolaan Waktu

Allah memberikan ultimatum yang keras terhadap pemanfaatan waktu. Semakin besar kenikmatan yang Allah berikan, maka semakin besar pula tanggungjawab yang Allah minta kepada kita.Orang kafir memohon kepada Allah untuk dihidupkan kembali, yakni untuk mengerjakan kebaikan-kebaikan yang tidak dikerjakan sebelum meninggal. Hal ini termuat dalam firman Allah Q.S. Fathir ayat 37.

Syaikh Qatadah mengatakan “Ketahuilah wahai manusia! Bahwa sesungguhnya panjangnya waktu adalah bukti dan saksi yang bisa memberatkan timbangan kita di hadapan Allah. Maka hendaknya kita berdoa kepada Allah agar kita terhindar dari ketercelaan yang disebabkan oleh waktu yang panjang, tetapi tidak digunakan untuk hal yang baik.”

Prinsip-prinsip pengelolaan dan penghargaan waktu oleh ulama, agar kita tidak menjadi orang yang merugi. Pertama mematri mindset bahwa waktu adalah sumber kemaslahatan. Kedua menghargai waktu meski sekecil apapun. Ketiga berani berkorban untuk memaksimalkan kesempatan.

“Kesimpulannya mari kita senantiasa memanfaatkan waktu yang Allah berikan kepada kita. Karena waktu merupakan nikmat yang paling pokok yang besar tanggungjawabnya dihadapan Allah. Diantara yang bisa kita lakukan agar waktu ini bermanfaat adalah mengkuti prinsip-prinsip yang sudah dibiasakan oleh para ulama. Meskipun tidak bisa seperti ulama tetapi kita berupaya seperti ulama”, tutup Qaem. (Lus)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kajian-menjelang-berbuka-puasa-Ramadan-di-Kampus-RDK-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Istimewa.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-03-21 12:23:392024-03-21 12:23:39Bijak dalam Mengelola Waktu

Duta Kepemudaan Indonesia: Berani Memulai Adalah Kunci Kesuksesan

19/03/2024/in Feature /by Ard

Duta Kepemudaan Indonesia Mutiara Pertiwi mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Istimewa)

Mutiara Pertiwi, mahasiswi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) berhasil meraih Juara Nasional dan Pemenang Tingkat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada Duta Kepemudaan Indonesia pada 30 Januari 2024 lalu.

Berawal dari coba-coba dan lolos pada tahap administrasi, ia pun maju ke tahap selanjutnya yaitu karantina, yang membuatnya bertemu dengan orang-orang hebat dan memotivasi. Mutiara semakin yakin untuk melangkah lebih jauh.

Dorongan kuat muncul dari dalam dirinya, sebagai anak rantau dari Jambi yang jauh-jauh pergi ke pulau Jawa. “Menempuh pendidikan sampai ke pulau Jawa, masa saya tidak bisa memberikan perubahan dan manfaat apa-apa dan tidak bisa memberikan contoh yang baik untuk daerah saya? Lalu apa gunanya saya sekolah jauh-jauh?” ujarnya saat diwawancarai beberapa waktu yang lalu.

Mutiara mengaku masih dalam proses menjalani setiap kegiatannya dan belajar untuk bisa memberikan contoh yang baik, berdampak positif, dan memberikan manfaat kepada masyarakat, khususnya pada generasi muda.

“Melihat para pemuda di daerah tempat tinggal saya sendiri, yang masih kurang peduli akan pentingnya pendidikan, dari itu saya berusaha dapat memotivasi dan inspirator kepada mereka untuk memulai lebih peka terhadap pendidikan,” katanya.

Ia melanjutkan, “Tentu merupakan tantangan tersendiri bagi saya dan bukan hal yang mudah untuk dapat menjalankan semua yang direncanakan dalam mengemban amanah ini. Namun, saya tetap berusaha agar dapat memberikan yang terbaik dan dapat membawa perubahan serta dapat memotivasi dan menginspirasi bagi teman-teman pemuda. Tujuannya agar dapat terus bersama-sama kita memberikan dampak positif dan kebermanfaatan bagi masyarakat baik itu di lingkungan kita maupun di luar.”

Tantangannya saat ini, adalah agar mampu mengintegrasikan programnya dapat berdampak positif kepada masyarakat, sehingga mampu menginspirasi dapat berupa konten yang edukatif dan menghibur. Sebab, tidak ada yang tahu dengan cara apa seseorang dapat tersentuh dan mampu melangkah maju.

“Intinya, jangan pernah menyerah dan berhenti untuk mencoba dalam mencapai kesuksesan kalian. Kalian bisa sukses atau gagal itu tergantung dari pikiran kalian dan juga jangan pernah menunggu kesempurnaan untuk memulai. Berani memulai adalah kunci kesuksesan, lebih baik gagal karena sudah mencoba dari pada menyesal karena tidak mencoba. Terus mencoba dan tetap semangat ya,” tutup Mutiara sembari berpesan kepada para generasi penerus Duta Kepemudaan Indonesia. (uln)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Duta-Kepemudaan-Indonesia-Mutiara-Pertiwi-mahasiswa-Program-Studi-Akuntansi-Fakultas-Ekonomi-dan-Bisnis-FEB-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Istimewa.jpg 1035 1440 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-03-19 09:51:442024-03-19 09:51:44Duta Kepemudaan Indonesia: Berani Memulai Adalah Kunci Kesuksesan

Hilda: Gagal, Bangkit Lagi

15/03/2024/in Feature /by Ard

Hilda Hidayatun Na’fiah mahasiswa Program Studi Bimbingan Konseling Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Istimewa)

Hilda Hidayatun Na’fiah yang akrab dipanggil Hilda, merupakan mahasiswa Program Studi Bimbingan Konseling Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dengan jalur Beasiswa KIP-Kuliah 2021. Selama menjadi mahasiswa KIP-Kuliah, terdapat pembinaan bagi mahasiswa beasiswa yang bertujuan agar mereka dapat mengoptimalkan kegiatan selama kuliah dengan terus meningkatkan prestasi akademik ataupun nonakademik.

Hilda membuktikan berhasil mendapatkan peringkat IV Nominasi Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Pilmapres) dalam Andalan Awards 2024 yang dilaksanakan Februari 2024 lalu lalu di Amphitarium lantai 9 Kampus Utama UAD. Acara tersebut diselenggarakan oleh Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa).

Bermula dari mengikuti kegiatan perlombaan dan mendapat dukungan dari kakak tingkat serta dosen, menjadi alasan Hilda untuk mengikuti Pilmapres. Ketika semester 3 lalu, ia belum mendapatkan kesempatan menjadi mahasiswa berprestasi di tingkat universitas. Dari sinilah ia sadar kalau keberhasilan tidak selalu didapatkan dalam sekali mencoba. Ia berjanji kepada dirinya sendiri untuk mencobanya lagi tahun berikutnya.

“Alhamdulillah di Pilmapres tahun 2023, saya bisa lolos sampai tingkat universitas dan menjadi peringkat IV. Dalam mencapai mimpi, tentunya kita membutuhkan ketangguhan dalam menjalani proses untuk meraih mimpi tersebut, konsistensi, dan kegigihan untuk terus bangkit jika mengalami kesulitan atau kegagalan. Kita juga harus bisa secara aktif dan inisiatif mencari informasi baik di kegiatan sosialisasi, webinar, maupun kepada kakak tingkat yang telah berpengalaman dalam Pilmapres untuk mencatat poin-poin penting yang memiliki nilai yang besar dalam seleksi,” ungkap Hilda dalam wawancaranya.

Perjalanan menjadi mahasiswa berprestasi tidak serta merta begitu saja, banyak perjuangan yang harus dilakukan seperti membagi waktu belajar di kelas dan perlombaan di luar kelas. Hilda memiliki cara dengan membuat dan merombak beberapa strategi agar kegiatan akademik dan nonakademik seimbang.

Tak jarang, ia mengorbankan waktu libur untuk mengikuti kegiatan perlombaan, menambah effort lebih, serta memperbanyak menghabiskan waktu untuk mencari informasi dan pengetahuan. Ia pun selalu membuat rencana kegiatan dengan melihat lini masa lomba dan menyesuaikannya dengan kegiatan akademik agar tidak bertabrakan.

“Tidak ada yang tidak mungkin selagi kita semangat untuk memperjuangkannya, segeralah bergerak cari informasinya dan mulai atur strategi untuk mencapai semua persyaratan atau capaian yang harus dipenuhi. Kesempatan tidak datang dua kali, jadi lebih baik belum berhasil daripada tidak mencoba sama sekali. Anggap saja semua yang terjadi dalam hidup kita ini merupakan proses perjalanan hidup agar kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik,” tutup Hilda sembari berpesan kepada pejuang Pilmapres selanjutnya. (uln)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Hilda-Hidayatun-Nafiah-mahasiswa-Program-Studi-Bimbingan-Konseling-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Istimewa.jpeg 1695 1500 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-03-15 09:37:152024-03-15 09:37:37Hilda: Gagal, Bangkit Lagi

Sambut Ramadan, Bulan Penuh Berkah

13/03/2024/in Feature /by Ard

Kajian Tarawih Ramadan 1445 H Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Dinda)

Sebagai bagian dari memeriahkan bulan suci Ramadan, Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar acara ceramah tarawih yang dipimpin oleh Prof. Dr. Muchlas M.T. selaku Ketua Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah sekaligus Rektor UAD. Acara itu berlangsung pada 10 Maret 2024 yang bertepatan dengan malam pertama bulan Ramadan.

Prof. Muchlas menuturkan, “Marilah kita senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan Allah, dan rasa syukur ini kita ungkapkan dalam berbagai versi. Yang paling rendah tentu levelnya hanya di dalam hati. Dan syukur yang paling bagus adalah kita implementasikan dalam bentuk amal saleh sehari-hari.”

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa Persyarikatan Muhammadiyah menggunakan wujudul hilal dalam penentuan 1 Ramadan. Wujudul hilal akan berganti menjadi kalender hijriah global tunggal pada 1 Muharram 1446 H. Kriteria wujudul hilal yang pertama adalah pada tanggal 29 Sya’ban Ijtima terjadi sebelum Magrib. Kriteria yang kedua yaitu saat Magrib terjadinya peristiwa moonset after sunset, matahari tenggelam terlebih dahulu kemudian disusul oleh bulan. Adapun kriteria ketiga adalah posisi bulan di atas 0 derajat saat Magrib.

“Wujudul hilal ini nanti akan ditinggalkan setelah Majelis Tarjih melakukan kajian berlandaskan pada konvensi Istanbul pada 2016 oleh para ahli hisab seluruh dunia. Seperti yang sudah saya katakan, tiga bulan yang akan datang sudah tidak digunakan lagi dan Muhammadiyah akan menggunakan kalender hijriah global tunggal,” lanjut Prof. Muchlas.

Bulan Ramadan adalah bulan mulia dan penuh berkah. Oleh karena itu, terdapat tiga hal yang bisa kita latih yakni never ending infak, menahan amarah, dan saling memaafkan. “Marilah kita membiasakan infak di segala macam keadaan kita, baik sedang lapang atau sedang kesulitan. Bulan puasa juga mengajarkan kita agar menahan amarah, melatih menahan amarah supaya jangan sedikit-sedikit marah. Lalu, tidak kalah penting adalah memaafkan,” kata Rektor UAD tersebut.

Terlepas dari itu, memanfaatkan sosial media juga penting. Bijaklah dengan menjadikannya sebagai sarana beramal saleh, sampaikanlah kebaikan dan hal-hal yang benar.

“Kita berdoa semoga Allah Swt. senantiasa memberikan kekuatan kepada kita, sehingga kita bisa menjalani kegiatan ibadah puasa Ramadan dengan sebaik-baiknya sehingga pada akhirnya kita menuai ketakwaan dalam diri kita,” tutupnya. (dnd)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kajian-Tarawih-Ramadan-1445-H-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Dinda.jpg 720 1280 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-03-13 10:40:302024-03-13 10:40:30Sambut Ramadan, Bulan Penuh Berkah
Page 32 of 70«‹3031323334›»

TERKINI

  • Pengelolaan Sampah Berkelanjutan untuk Hidup Lebih Sehat09/09/2025
  • Pengecekan TKAS untuk Masyarakat yang Lebih Sehat09/09/2025
  • Apotek Hidup di Pekarangan: Sosialisasi dan Realisasi Tanaman Obat Keluarga di Padukuhan Duwet III09/09/2025
  • Penerapan Teknologi Pakan Alternatif Berbasis Sumber Daya Lokal untuk Budidaya Kambing09/09/2025
  • KKN UAD Bersama Kader Puskesmas Kalibawang Jalankan Program PSN di Padukuhan Paras09/09/2025

PRESTASI

  • Mahasiswa UAD Raih Juara Harapan III Kompetisi Artikel Ilmiah Tingkat Nasional 202528/08/2025
  • Mahasiswa UAD Raih Juara Harapan I di National Economic Business Competition 202527/08/2025
  • Mahasiswa UAD Raih Penghargaan Karya Jurnalistik Terbaik Pers Mahasiswa 2025 dari AJI Indonesia25/08/2025
  • Mahasiswa UAD Raih Juara II Lomba Pengabdian Masyarakat Tingkat Nasional pada ASLAMA PTMA 202519/08/2025
  • Mahasiswa UAD Raih Juara II di Ajang AILEC 202519/08/2025

FEATURE

  • Mahkamah Konstitusi sebagai Pelaku Kekuasaan Kehakiman dalam Melindungi Hak Asasi Manusia08/09/2025
  • Konseling Harapan bagi Keluarga dan Remaja05/09/2025
  • Potensi Minyak Atsiri Bunga Cengkeh untuk Obat Antiinflamasi04/09/2025
  • Psikologi Komunitas Kelompok Rentan03/09/2025
  • Konsep Strategi Ilmiah dalam Pengelolaan Sampah DIY03/09/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top