• TERKINI
  • UAD BERDAMPAK
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Konsisten Adalah Kunci Mendapat Branding yang Baik

25/06/2024/in Feature /by Ard

Seminar Nasional Prodi Ilkom Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Bertema Up Scale Personal Branding for Business (Dok. Istimewa)

Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) melaksanakan seminar nasional dengan tema “Up Scale Personal Branding for Business”. Acara ini berlangsung pada Rabu, 12 Juni 2024 di Amphitarium Kampus IV UAD dengan menghadirkan narasumber yang kompeten di bidangnya. Mereka adalah Satia Pradana yang merupakan owner Inspira Grup dan Danang Giri Sadewa seorang education influencer.

Turut hadir pada seminar nasional ini yaitu Joko B. Purnomo selaku Wakil Bupati Bantul yang mengapresiasi penuh agar mahasiswa UAD bisa menjadi pengusaha besar dan terbaik. Tidak kalah menarik, acara ini disponsori oleh Junior Chamber International (JCI) sebagai organisasi di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai kepemudaan. Selain itu, dilakukan pula penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) yang didampingi oleh Dekan Fakultas Sastra, Budaya, dan Komunikasi (FSBK) Wajiran, S.S., M.A., Ph.D. dan Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fitrinanda An Nur, S.I.Kom., M.A.

Pada acara tersebut, Danang Giri Sadewa menyampaikan mengenai pengalaman dirinya dalam mengembangkan bisnis mulai dari nol hingga sukses menjadi education influencer. Awalnya ia berjualan duri landak ketika di bangku sekolah dasar yang saat itu ia katakana bahwa itu bisnis iseng hingga kini dirinya memiliki bisnis yang luar biasa, yakni self-photo studio maupun agen travel umrah. Ia juga menceritakan lika-liku aktif mengembangkan konten-kontennya pada platform TikTok hingga for you page atau FYP.

“Kunci dalam menjalankan bisnis supaya mendapatkan branding yang baik yaitu dengan cara konsisten. Di dunia bisnis itu tidak ada yang instan,” ujarnya.

Narasumber kedua, Satia Pradana, menyampaikan hal yang sama. “Sebuah bisnis bisa berkembang apabila kita terus menjalaninya dan tidak berubah ubah.”

Ia mengibaratkan seperti kisah kelinci dan kura-kura yang berlomba lari, di mana kura-kura ini tetap akan berusaha berlari pelan hingga finis secara konsisten, tetapi berbanding terbalik dengan kelinci yang berlari kencang, melompat-lompat, dan tidak konsisten sehingga tertinggal dari kura-kura.

“Kita boleh memilih berteman dalam hal baik bisa bersama orang yang lebih mahir daripada kita, sehingga kita juga bisa ikut termotivasi dari orang tersebut,” imbuhnya.

Acara ini juga dibuka interaksi langsung berupa tanya jawab bersama mahasiswa yang hadir di Amphitarium Kampus IV UAD dan dimoderatori oleh Eka Anisa Sari, S.I.Kom., M.I.Kom. Seminar ditutup dengan pemberian hadiah kepada penanya terbaik dan mahasiswa terpilih. “Harapannya acara ini dapat mewadahi mahasiswa untuk mengenal lebih jauh bagaimana personal branding dan komunikasi,” ujar Azizy Juhari selaku ketua panitia. (dil)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Seminar-Nasional-Prodi-Ilkom-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Bertema-Up-Scale-Personal-Branding-for-Business-Dok.-Istimewa.jpeg 1098 1500 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-06-25 11:10:542024-06-25 11:10:54Konsisten Adalah Kunci Mendapat Branding yang Baik

Perintah Beramal Saleh pada Bulan Dzulhijjah

14/06/2024/in Feature /by Ard

Penyampaian Khutbah Jumat oleh Fauzan Muhammadi, Lc., LL.M di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Istimewa)

Takmir masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali mengadakan salat Jumat pada 7 Juni 2024, dengan khatib Fauzan Muhammadi, Lc., LL.M. yang merupakan dosen Fakultas Hukum UAD. Acara dilaksanakan di Masjid Islamic Center dan disiarkan langsung melalui YouTube Masjid Islamic Center UAD.

Memasuki bulan yang mulia yaitu Dzulhijjah, yang sering disebut dengan bulan Haji, bulan Besar, dan bulan Iduladha maka esensi Iduladha merupakan bentuk pengorbanan salah satu Nabi yang diutus Allah yaitu Nabi Ibrahim a.s. Oleh karena itu, hendaknya kita melaksanakan ibadah yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw. yakni puasa Arafah.

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh sahabat Abdullah ibnu Abbas, Rasulullah saw. bersabda:

“Tidak ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah dan amal saleh di dalamnya lebih dicintai oleh-Nya daripada hari yang sepuluh (10 hari pertama dari Dzulhijjah), maka perbanyaklah tahlil, takbir, dan tahmid.”

Maksud dari kata “10 hari” di dalam hadis tersebut adalah 10 hari awal di bulan Dzulhijjah. Rasulullah menyampaikan hal tersebut di hadapan para sahabat, kemudian para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah apakah tidak termasuk juga di dalamnya jihad fi sabilillah? Rasul menjawab: “Tidak termasuk jihad fi sabilillah, kecuali orang-orang yang keluar dari medan laga baik itu mengorbankan nyawanya atau harta yang ia miliki dan ia tidak kembali lagi (syahid atau tewas di medan perang)”. Rasulullah menegaskan jika orang yang berperang masih diberi kesempatan oleh Allah Swt. untuk kembali kepada lingkungan keluarga dan masyarakat yang ia hidup di sekitarnya. Maka Rasulullah menegaskan untuk berbuat baik di dalamnya.

Al-‘Amalu al-Shalih yang dimaksud Rasulullah di dalam hadis adalah amalan-amalan yang dilakukan setiap hari, yakni dengan fokus niat lillahi ta’ala bukan kepada niat-niat yang lain. Contoh amalannya adalah salat yang dilakukan setiap hari, berbakti kepada kedua orang tua yang tentu saja harus dilakukan sepanjang hidup, berinfak, bersedekah, berzakat ketika sudah waktunya, atau amaliah-amaliah lainnya yang cenderung rutin untuk menjalankannya. Amalan-amalan yang telah disebutkan tadi, pahalanya akan dilipat gandakan daripada bulan-bulan yang lain.

Tidak hanya satu bulan yang dianggap mulia, ada juga bulan yang lebih mulia dari empat bulan hijriah yang telah disebutkan tadi. Sebagaimana yang disebutkan oleh Nabi yakni bulan suci Ramadan yang dianggap lebih istimewa dari empat bulan yang mulia. Maka dari itu, pada awal-awal bulan Dzulhijjah khususnya pada 10 hari pertamanya, mari bersama-sama untuk memupuk semangat dan menanamkan benih-benih amal saleh, agar mendapatkan nilai, ganjaran yang lebih, dan dapat membiasakan beramal saleh dengan diiringi niat lillahi ta’ala.

Allah Swt. berfirman dalam salah satu potongan ayatnya ketika beliau menyampaikan perintah fastabiqul khairat, yang artinya “Berlomba-lombalah kalian dalam berbuat kebaikan”. Dalam melakukan semua hal yang sifatnya khair, perlu dijadikan motivasi agar dapat menjalankan semua keseharian dengan perilaku dan tindak tanduk yang positif. Karena hal tersebut tidak hanya berdampak untuk diri sendiri, tetapi juga sebagai media dakwah dengan memberikan contoh yang baik ditujukan kepada orang-orang yang belum bisa meniru dan diharapkan menjadi perilaku positif yang menular yang diikuti oleh orang terdekat maupun yang jauh.

Marilah tanamkan kepada diri masing-masing untuk menjadikan bulan-bulan mulia sebagai penetap dalam menjalankan atau membiasakan ibadah keseharian dengan nilai amaliah saleh pada bulan-bulan yang lalu dan bukan pada bulan-bulan mulia saja. Marilah jadikan momen Jumat yang mengawali bulan Dzulhijjah ini, dengan menjadi hari yang mulia untuk mengawali bulan yang mulia dan melalui majelis ini marilah kita termotivasi untuk selalu memanjatkan doa kepada Allah Swt. (Lus)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Penyampaian-Khutbah-Jumat-oleh-Fauzan-Muhammadi-Lc.-LL.M-di-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Istimewa.png 843 1500 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-06-14 11:14:242024-06-14 11:14:24Perintah Beramal Saleh pada Bulan Dzulhijjah

Mau Berprestasi? Mulai Aja Dulu

22/05/2024/in Feature /by Ard

Lathifah Aprian Putri, Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Juara 1 Pilmapres Diploma LLDIKTI V Yogyakarta (Dok. Istimewa)

Kabar membanggakan dari Universitas Ahmad Dahlan (UAD), pasalnya salah satu mahasiswa Diploma Program Studi (Prodi) Bisnis Jasa Makanan (Bisma) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) yakni Lathifah Apriana Putri, berhasil meraih juara I Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Pilmapres) Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah V. Perempuan yang akrab dipanggil Lathifah ini merupakan penerima Beasiswa Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K) UAD.

Sejak mahasiswa baru, Lathifah sudah berkecimpung dalam berbagai kompetisi tingkat nasional, selain untuk mengasah skill juga untuk menambah relasi dan pengalaman. Selama ini, ia selalu berusaha mengatur waktunya dengan sebaik mungkin.

“Saya membuat jadwal kegiatan sehari-hari, selain itu juga tidak dimungkiri pasti pernah meninggalkan kelas demi mengikuti kegiatan kompetisi dan pembinaan Pilmapres dari universitas. Hal itu memang mengharuskan saya untuk meninggalkan kelas sementara waktu, tetapi hal tersebut tidak menjadi sebuah kendala karena telah ada surat izin. Kuncinya adalah, memiliki teman yang peduli untuk membantu dalam memberi informasi terkait tugas yang tertinggal. Oleh karena itu, peran dosen dan teman kelas ikut andil dalam penyeimbangan prestasi akademik dan nonakademik saya,” papar Lathifah dalam wawancaranya.

Menilik perjalanannya sampai saat ini, tentu saja Lathifah mempunyai motivasi dan tekad yang kuat sehingga menjadikannya memperoleh satu per satu apa yang dicita-citakannya. “Orang tua dan masa depan cerahlah yang dapat memotivasi saya hingga saya memiliki tekad dan keinginan yang kuat untuk menjadi mahasiswa berprestasi. Selain itu saya juga termotivasi dari berbagai tokoh inspiratif seperti Maudy Ayunda, Jerome Polin Sijabat, Amanda Susanti, dan berbagai influencer yang memiliki konten berisi self-growth. Hal itu tentu saja dapat memberikan motivasi untuk saya. Kunci saya dapat meraih penghargaan ini adalah, keinginan mau belajar, tekad dan keberanian yang kuat untuk mencoba, serta ikhtiar yang terbaik. Tak lupa juga doa restu dan dukungan dari orang tua, teman dekat, dosen serta dukungan dari universitas pun juga sangat berdampak pada hasil perjuangan saya selama berkompetisi,” tambahnya.

Pilmapres merupakan ajang kompetisi yang sangat luar biasa karena dapat mendorong para mahasiswa agar berprestasi dan berambisi dalam sebuah pencapaian. “Menurut saya, Pilmapres sangat berperan dalam memberikan motivasi, dapat meningkatkan kreativitas diri, melatih mental karena di sana akan bertemu dengan para mahasiswa dari universitas lain, menghasilkan generasi muda yang berjiwa intelektual, serta memberikan penghargaan yang tinggi kepada mahasiswa dengan berbagai capaian prestasinya selama menjadi seorang mahasiswa,” ungkap Lathifah.

“Pesan dan saran dari saya untuk teman-teman di luar sana, untuk memulai sebuah capaian dan prestasi bukan dimulai dari kita harus pintar dan hebat, tetapi dimulai dari keinginan atau kemauan ingin belajar, berikhtiar, mencoba hal yang baru, tekad dan keberanian yang kuat, percaya diri, serta jangan berputus asa terlebih dahulu sebelum mencoba. Sebab, bisa jadi dari usaha dan perjuanganmu itulah yang dapat menghasilkan sebuah keberuntungan prestasi yang tidak disangka sangka. Teruslah menjadi mahasiswa yang memiliki prinsip, keinginan dan cita-cita yang harus diperjuangkan, jangan terlelap dengan zona nyaman yang menjadikan kita stuck di situ-situ aja,” ujarnya.

Ia menambahkan, “Ayo bangkit keluar dari zona nyaman, terjang seluruh lika-liku kehidupan naikkan value diri, perluas relasi, perbanyak pengalaman, jangan bermalas-malasan, karena orang sukses tidak dimulai dari rasa malas tetapi usaha dan perjuangan. Setidaknya usaha terlebih dahulu, jika sukses maka kita akan menjadi orang yang berkelas, tetapi jika gagal setidaknya kita bukan orang yang pemalas dan teruslah bertekad untuk memiliki prestasi yang dapat bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.” (Lin)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Lathifah-Aprian-Putri-Mahasiswa-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Juara-1-Pilmapres-Diploma-LLDIKTI-V-Yogyakarta-Dok.-Istimewa.jpeg 1397 2000 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-05-22 08:01:562024-05-22 08:12:40Mau Berprestasi? Mulai Aja Dulu

Berbakti kepada Orang Tua yang Telah Meninggal

08/05/2024/in Feature /by Ard

Rahmadi Wibowo Suwarno, Lc., M.A., M.Hum. Khatib Jumat Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Istimewa)

Takmir Masjid Islamic Center Kampus IV Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakata kembali mengadakan khotbah secara rutin pada tiap Jumat dan disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube. Pemateri pada khotbah yaitu Rahmadi Wibowo Suwarno, Lc., M.A., M.Hum. selaku Ketua Lembaga Pengembangan Studi Islam (LPSI) UAD.

“Hendaknya kita bersyukur kepada Allah karena hingga saat ini senantiasa diberikan kenikmatan terutama nikmat umur yang panjang. Kita masih diberikan kesempatan hidup dan kesempatan waktu. Untuk itu, kita harus menggunakan dan memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya. Karena umur yang tidak akan bertambah, maka kesempatan kita pun terus berkurang,” ucap Rahmadi.

Ia melanjutkan, “Nabi Muhammad merupakan contoh panutan dan teladan seluruh manusia di muka bumi, semua manusia yang mengikutinya maka disebut umat Muhammad. Manusia yang disebut sebagai umat Muhammad, maka berhak masuk surga bersama Nabi. Nabi Muhammad sebagai Rasul juga disebut kunci surga, maka siapa saja yang tidak ikut tuntunan Nabi Muhammad maka hilang kunci surganya. Kita hadir di sini dalam rangka ingin terus disebut sebagai umat Nabi Muhammad saw. dengan melaksanakan salah satu tuntunan ajarannya yaitu salat Jumat berjamaah. Kita juga harus berusaha meningkatkan kedekatan diri kepada Allah dengan takwa, agar sukses dunia akhirat.”

Suatu hari Rasulullah saw. didatangi seseorang dari Kaum Anshor. Kemudian ia bertanya, “Wahai Rasul apakah masih ada baktiku kepada orang tuaku ketika ia sudah meninggal?”. Lalu Rasulullah menjawab, “ada”. Kemudian Nabi menyebutkan beberapa hal yang menjadikan seseorang atau anak berbakti meskipun orang tuanya telah meninggal.

Pertama, Rasul menyebut untuk mensholatkannya. Maka sebisa mungkin ketika orang tua meninggal, akan lebih baik jika anak yang menyolatkan pertama kali. Bukan hanya sholat jenazah tetapi juga perawatan jenazah sebelumnya yaitu mulai dari memandikan, mengkafani, menyolatkan, dan memasukkan ke liang lahat. Maka melalui hadis ini pengetahuan tentang perawatan jenazah menjadi sangat penting. Tidak hanya bagi petugas perawatan jenazah, tetapi untuk semua orang.

Kedua, Rasul menyebut untuk memohonkan ampun dosa-dosanya. Maka doa kepada kedua orang tua hendaknya selalu kita ucapkan. Meskipun sebagian ulama berpendapat bahwa mendoakan orang tua itu mudah dan sulit. Mudah itu ketika seseorang melaksanakan salatnya dengan tertib dan sulit itu ketika tidak pernah salat. Jika orang itu tertib salat, maka ia selalu mendoakan orang tuanya, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal.

Ketiga, Rasul menyebut untuk menunaikan janji-janji baik dari orang tua. Misalnya dari harta peninggalan orang tua sebagian diwakafkan. Kemudian ada yang digunakan untuk membantu masjid dan lain sebagainya, selama itu kebaikan maka anak tersebut telah berbakti kepada orang tuanya. Keempat, Rasul menyebut untuk memuliakan teman-teman dari orang tua kita yang sudah meninggal. Maka menjalin silaturahmi dengan teman dari orang tua juga sangat dianjurkan. (Lus)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Rahmadi-Wibowo-Suwarno-Lc.-M.A.-M.Hum_.-Khatib-Jumat-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Istimewa.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-05-08 08:13:422024-05-08 08:13:42Berbakti kepada Orang Tua yang Telah Meninggal

Bijak Berutang dalam Islam

04/05/2024/in Feature /by Ard

Pengajian Integrasi Keilmuan dan Nilai AIK Ramadan di Kampus (RDK) 1445 H Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Bidang Humas dan Protokol UAD)

Islam merupakan agama yang telah mengatur seluruh permasalahan di dalam kehidupan manusia, termasuk di dalamnya adalah permasalahan utang-piutang. Islam tidak hanya membolehkan seseorang berutang kepada orang lain, melainkan juga mengatur adab-adab dan aturan-aturan dalam berutang.

Hal tersebut dibahas secara mendalam oleh Ustazah Khusnul Hidayah, S.E., S.Ag., M.Si. dalam Pengajian Integrasi Keilmuan dan Nilai Al-Islam dan Kemuhammadiyahan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dalam rangka kegiatan Ramadan di Kampus 1445 H. Acara yang dihadiri oleh dosen dan tenaga pendidik UAD ini digelar pada Rabu, 20 Maret 2024 bertempat di Masjid Darussalam Kampus I UAD.

Dalam Islam, berutang tidak dianggap sebagai hal yang dilarang selama dilakukan dengan bijak dan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Berikut adalah panduan dan etika berutang dalam Islam.

Niat yang Jelas

Sebelum berutang, seseorang harus memiliki niat yang jelas dan jujur. Utang harus diambil untuk kebutuhan yang benar-benar penting dan tidak boleh digunakan untuk hal-hal yang bersifat mewah atau tidak produktif.

Bijak Memilih Pemberi Utang

Memilih pemberi pinjaman atau lembaga keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah menjadi hal penting dalam berutang. Pastikan pemberi atau lembaga tersebut tidak memberlakukan bunga atau praktik-praktik ribawi yang bertentangan dengan hukum Islam.

Transparansi dan Kesepakatan yang Jelas

Sebelum menandatangani perjanjian utang, pastikan untuk memahami dengan jelas syarat-syaratnya. Transparansi dan kesepakatan yang jelas antara pemberi pinjaman dan peminjam sangat penting dalam menghindari konflik di kemudian hari.

Kemampuan untuk Membayar Kembali

Sebelum mengambil utang, peminjam harus memastikan bahwa mereka memiliki kemampuan untuk membayar kembali pinjaman tersebut. Tidak bijaksana untuk mengambil utang melebihi kemampuan finansial, karena hal ini dapat menyebabkan beban yang berlebihan di masa depan.

Menjaga Amanah

Mengembalikan utang tepat waktu adalah bagian dari menjaga amanah dalam Islam. Keterlambatan pembayaran atau menghindari tanggung jawab dapat merusak hubungan antara pemberi pinjaman dan peminjam serta merusak reputasi pribadi. Selain itu, pastikan bahwa orang yang berutang dapat bersikap baik kepada pemberi pinjaman ketika membayar utang.

Menghindari Riba dan Praktik Haram Lainnya

Riba atau bunga adalah hal yang diharamkan dalam Islam. Oleh karena itu, peminjam harus memastikan bahwa perjanjian utang tidak mengandung unsur riba atau praktik-praktik haram lainnya. Menurut Ustazah Khusnul, pelunasan utang-piutang dengan pemberian tambahan diperbolehkan dengan alasan ungkapan rasa syukur, tetapi hal ini sebaiknya dihindari. Akan lebih baik untuk mendoakan pemberi pinjaman setelah utang selesai dibayarkan.

Berpikir Jangka Panjang

Sebelum mengambil utang, pertimbangkan dampaknya secara jangka panjang. Pastikan bahwa penggunaan dana tersebut akan memberikan manfaat yang nyata dan membantu mencapai tujuan finansial yang lebih besar. Adapun orang yang sedang berutang tetap diperbolehkan untuk bersedekah, tetapi akan lebih baik jika akad utang-piutang tersebut dituntaskan terlebih dahulu. “Akan lebih baik kalau akad utang-piutang ini kita segerakan sebelum kita berinfak ataupun bersedekah ke orang lain,” jelasnya.

Dengan mengikuti panduan dan etika berutang dalam Islam, seseorang dapat menghindari risiko-risiko yang tidak diinginkan dan menjaga keberkahan dalam keuangan mereka. Berutang dengan bijak dan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah adalah bagian penting dari menjalani kehidupan yang bertanggung jawab dan beretika. (Lid)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Pengajian-Integrasi-Keilmuan-dan-Nilai-AIK-Ramadan-di-Kampus-RDK-1445-H-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Bidang-Humas-dan-Protokol-UAD.jpg 851 1351 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-05-04 17:35:452024-05-04 17:35:45Bijak Berutang dalam Islam

Mengasah Wawasan dengan Belajar Kontinu

19/04/2024/in Feature /by Ard

Arif Setyawan – Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Istimewa)

Dunia yang kita tempati sekarang mengalami transformasi yang begitu pesat, teknologi kian memasuki semua ruang dan fungsi. Tren sosial, pergeseran cara bekerja, serta perubahan interaksi tentunya tidak bisa dielakkan. Dengan adanya perubahan teknologi yang signifikan, belajar secara kontinu dapat menjadi salah satu cara untuk mengiringi dan mengikuti perubahan tersebut.

Ketika berbicara belajar kontinu, maka tidak terarah hanya pada sebuah gelar atau sertifikat. Namun, mencakup pada ketidakpuasan atas pengetahuan, memahami tren terkini, serta mengintegrasikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Adapun beberapa alasan perlunya belajar kontinu dalam menghadapi dunia yang terus berubah secara signifikan dapat dilakukan dengan beragam cara.

Perubahan teknologi dan tren sosial telah menimbulkan tantangan baru dan perlu memahami secara cepat. Kadang apa yang tren hari ini sudah usang esok. Tak jarang perubahan-perubahan tersebut memberikan dampak yang kompleks ke seluruh lapisan masyarakat. Untuk menghadapi tantangan tersebut maka belajar kontinu memberikan langkah antisipasi dan efektif. Dengan terus menambah pengetahuan maka kita dapat dengan cepat dan cerdas dalam merespons sebuah perubahan.

Di era modern saat ini, semua informasi terhubung secara global, tentu persaingan dunia pekerjaan sudah bukan lingkup lokal, tetapi sudah skala internasional. Dengan cara belajar kontinu akan berdampak pada kesiapan dan kesanggupan dalam bersaing serta beradaptasi di pasar pekerjaan yang semakin kompetitif. Para pekerja yang mau belajar dan berinvestasi meningkatkan kompetensi maka akan lebih mudah dalam mengambil peluang pekerjaan yang seleksinya semakin ketat.

Belajar kontinu tidak hanya memahami dunia luar di sekitar kita, tetapi juga memahami pengembangan diri dan profesionalisme. Proses belajar kontinu akan membantu kita dalam memahami lebih dalam passion, minat dan bakat, serta potensi kita. Selain itu, akan mengembangkan skill dan mengembangkan keterampilan yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Memperbanyak pengetahuan dan wawasan akan sangat membantu dalam mengembangkan dan meningkatkan keterampilan-keterampilan yang menjadi privilese dalam mencari pekerjaan.

Fleksibilitas dalam Menghadapi Ketidakpastian

Ketidakpastian merupakan salah satu dampak dari perubahan cepat, belajar kontinu membekali kita dalam menghadapi hal tersebut. Dalam menghadapi perubahan cepat yang menimbulkan ketidakpastian, belajar kontinu sebagai salah satu cara meningkatkan kepercayaan diri dan membuat kita mengambil langkah yang lebih informatif dan siap dalam menghadapi segala perubahan. Selain itu, belajar kontinu memberikan wawasan yang luas, sehingga ketika terjadi perubahan cepat kita mampu menerima dan menyaring perubahan tersebut.

Pentingnya belajar kontinu di era zaman sekarang tidak bisa diindahkan, langkah tersebut dapat meningkatkan beberapa aspek peningkatan kompetensi diri. Selain itu, fleksibilitas dalam menghadapi perubahan dan ketidakpastian merupakan kunci untuk menghadapi tantangan baru. Dengan menerapkan belajar sepanjang hayat dan tidak adanya kepuasan dalam pengetahuan akan mengubah perubahan menjadi peluang dalam menunjang karier di jenjang pendidikan dan pekerjaan.

Arif Setyawan – Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Arif-Setyawan-Mahasiswa-Program-Studi-Pendidikan-Bahasa-dan-Sastra-Indonesia-PBSI-Fakultas-Keguruan-dan-Ilmu-Pendidikan-FKIP-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Istimewa.jpg 936 1000 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-04-19 08:11:302024-04-19 08:11:30Mengasah Wawasan dengan Belajar Kontinu

Hal-hal yang Perlu Diajarkan kepada Generasi Penerus Bangsa

05/04/2024/in Feature /by Ard

Tausiyah Jelang Tarawih Ramadan di Kampus (RDK) 1445 H Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Istimewa)

Ramadan di Kampus (RDK) 1445 H Universitas Ahmad Dahlan (UAD) selama bulan Ramadan melangsungkan tausiyah sebelum menunaikan solat tarawih berjamaah. Pada malam kesepuluh, Dr. Muhammad Lailan Arqam S.Pd., M.Pd. hadir sebagai penceramah di tengah-tengah jamaah Masjid Islamic Center UAD.

Dalam penyampaiannya, Lailan menyampaikan hal-hal utama yang perlu diajarkan kepada anak-anak sebagai generasi penerus bangsa. “Anak kita yang terlahir di muka bumi ini memiliki dua unsur yang akan selalu melekat pada diri. Anak yang menjadi perhatian kita ada yang bersifat jasmani atau fisik. Ada tiga daya yang perlu disadari orang tua untuk memberikan pelajaran, melatih dan mengembangkannya.

Kemampuan Berpikir

Al-Quran banyak mengisyaratkan kepada umat Islam tentang kemampuan berpikir yang mendalam, substantif, dan fundamental. Sehingga manusia dapat menilai segala sesuatu dengan lebih komprehensif. 

Lailan menjelaskan bahwa peran keluarga sangatlah penting dalam mendidik anak sebagai generasi penerus dalam memahami dan menilai segala sesuatu yang terjadi. Dalam lingkup keluarga, kemampuan untuk berpikir harus ditanamkan pada anak-anak.

Ketika orang tua mengajarkan kepada anak tentang hakikat hidup. Pencapaian seorang anak tidak hanya dilihat dari fase keberhasilan dalam belajar, keberhasilan dalam meraih profesi. Anak pun perlu diajarkan bahwa segala sesuatu yang telah diraih itu berasal dari kemampuan berpikir yang ia miliki. Dengan demikian, anak pun akan paham bahwasannya dengan adanya kemampuan berpikir dengan baik, akan memudahkannya dalam menjalani kehidupan.

“Orang yang mau berpikir secara mendalam, akan paham bahwa untuk menciptakan rumah tangga yang sakinah mawadah warohmah itu dapat dicapai dengan kemampuan berpikir yang baik”, ucap Lailan.

Dengan demikian melatih anak untuk memiliki kemampuan berpikir yang cerdas, mendalam dan bersifat jangka panjang sangatlah penting.

Daya Berjuang

Untuk menciptakan generasi yang cerdas, perlu ditanamkan daya juang baik itu kepada anak-anak, remaja, maupun mahasiswa. Menurut Lailan aspek motivasional sangatlah penting, sebagaimana Islam mengajarkan mengenai untuk berjihad, termasuk jihad melawan hawa nafsu,

“Jika ditanya apakah shalat itu melelahkan, ketika hawa nafsu tidak bisa dikalahkan tentu saja dalam menjalankan salat tubuh kita terasa lelah. Akan tetapi jika kita sadar bahwa hidup itu  ada hal yang diperjuangkan, jihad melawan hawa nafsu pun akan dilakukan, Maka daya berjuang sangatlah penting dilatih sejak kecil”, terangnya.

Lailan mengatakan bagaimana peran orang tua untuk menanamkan semangat dalam berjuang saat Ramadan. Orang tua perlu memberikan pengertian kepada anak dalam menjalankan ibadah puasa dan juga salat berjamaah. Hal ini termasuk penanaman daya juang kepada anak untuk melawan hawa nafsu dan meningkatkan ibadah selama bulan Ramadan demi mengharap ridho Allah Swt.

Berani Berkorban

Dewasa kini, banyak anak-anak yang memiliki daya berkorban yang menurun. Ingin meraih keberhasilan akan tetapi usaha yang dilakukan tidak ada.

Daya yang ketiga yang harus diajarkan kepada generasi saat ini yakni daya berkorban banyak remaja hari ini ingin berhasil tapi tanpa usaha yang berarti. Dan juga tanpa pengorbanan. Lailan menyampaikan untuk mengajarkan kepada anak-anak bahwasanya hidup ini bisa tegak karena ada pengorbanan yang dilakukan oleh orang-orang yang dicintai bukankah ayah dan ibu adalah orang-orang yang berkorban dengan segala keinginan yang ia harapkan. Tapi demi anak-anaknya ia dahulukan kepentingan anak-anaknya. Sejatinya ibu dan ayah itu ingin mewujudkan satu impian tertentu tapi ia menyadari anaknya harus diperjuangkan dan ia harus berkorban.

Lailan mengatakan “Perlu disadari bahwa, Islam telah mengajarkan soal pengorbanan. Kita bisa berkuliah karena ada pengorbanan yang dilakukan oleh orang-orang yang dicintai, orang tua misalnya. Demi anak-anaknya mereka mendahulukan kepentingan kita. Daya berkorban orang tua harus kita sadari sebagai nilai penting, agar kita memiliki daya berkorban juga dalam meraih kebaikan”

“Kita harus sadar, tidak mungkin tidak ada yang berkorban dalam ajaran Islam, justru Islam menyimbolkan pengorbanan, Maka daya berkorban ini menjadi penting untuk melatih kita sebagai generasi penerus memiliki daya berkorban sehingga tidak terjangkit pada kesehatan mental”, tambahnya.

Tiga hal inilah yang disampaikan Lailan yang perlu ditanamkan kepada generasi sekarang, Hal ini adalah upaya yang akan membawa pada kemajuan dan menuju kepada pribadi-pribadi yang bertakwa.

Sebagaimana Allah Swt berfirman “Barang siapa yang bertakwa dan bersabar maka sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan baginya pahala bagi orang-orang yang berbuat baik”

“Segala yang kita lakukan itu sesungguhnya manifestasi perwujudan dari taqwa kita. Puasa mengajarkan kita taqwa dan tercermin dari tiga daya tersebut dalam mencapai keridhaan Allah Swt”, tutur Lailan.

Lailan berpesan momentum Ramadan harus dimaksimalkan untuk menanamkan daya berpikir, daya juang dan daya berkorban. “Mudah-mudahan kita punya kesadaran yang baik dan diberikan keistiqomahan untuk terus merawat, membina, melatih, mencontohkan dan mendoakan orang tua dan anak-anak kita. Sehingga kita akan menciptakan generasi yang kuat akan imannya, ilmunya, amalnya, hartanya, fisiknya, dan mental.” tutupnya (can)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Tausiyah-Jelang-Tarawih-Ramadan-di-Kampus-RDK-1445-H-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Istimewa.jpg 1125 2000 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-04-05 09:12:592024-04-05 09:13:07Hal-hal yang Perlu Diajarkan kepada Generasi Penerus Bangsa

Menguraikan Karakter-Karakter Mulia Menurut Al-Qur’an

03/04/2024/in Feature /by Ard

Kajian Dhuha dalam rangkaian Ramadan di kampus (RDK) 1445 H Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta (Dok. Istimewa)

Ramadhan di kampus (RDK) 1445 H Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta menggelar Kajian Dhuha setiap satu kali dalam seminggu selama bulan Ramadan. Kajian Duha diadakan pada hari Kamis, 11 Ramadan 1445 H secara luring di Masjid Islamic Center UAD dan disiarkan secara langsung melalui kanal Youtube masjid tersebut. Pemateri dalam acara kajian kali ini adalah H. Saijan, S.Ag., M.S.I. Dengan tema kajian yang mengangkat tentang “Manusia Berkarakter Mulia Menurut Al-Qur’an.”

“Sengaja kami mengangkat terkait karakter, terkait masalah kepribadian. Karena berangkat dari sebuah keprihatinan banyak orang yang cerdas, banyak orang yang hebat luar biasa tapi tidak punya karakter, tidak punya etika,” Tutur Saijan.

Mengambil inspirasi dari Surat Al-Furqan ayat 63, Saijan menguraikan dengan penuh kebijaksanaan tentang karakter-karakter yang patut dicontoh dalam kehidupan sehari-hari. Ayat yang menjadi pusat perhatian dalam kajian ini menyiratkan beberapa poin penting yang mendasari sebuah kepribadian mulia.

Menghindari Sifat Angkuh dan Sombong

Sifat ini dianggap sebagai hal yang merugikan dan bertentangan dengan ajaran Islam karena memunculkan kurangnya penghargaan terhadap orang lain.

Beberapa orang mungkin merasa sombong karena merasa memiliki pengetahuan yang lebih dari orang lain. Namun, Islam mengajarkan bahwa ilmu seharusnya membuat seseorang lebih merendah dan bertanggung jawab atas penggunaannya. Ada juga yang merasa sombong karena usia yang telah mereka capai. Islam menegaskan bahwa usia bukanlah indikator keunggulan seseorang, melainkan amal dan ketakwaannya kepada Allah. Selain itu, orang yang memiliki kekayaan materi seringkali cenderung merasa lebih tinggi daripada yang lain. Namun, Islam mengajarkan bahwa kekayaan hanyalah ujian dari Allah, dan seharusnya tidak membuat seseorang sombong atau menghina orang lain yang kurang mampu.

Mengendalikan Emosi

Islam mengajarkan pentingnya untuk memahami dan mengendalikan emosi, termasuk amarah, kesedihan, kebahagiaan, dan lain-lain. Pengendalian diri merupakan tanda dari kedewasaan spiritual dan kebijaksanaan seseorang.

Mengendalikan emosi berarti mampu menahan diri dari tindakan atau perkataan yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain. Hal ini melibatkan penggunaan akal dan pertimbangan yang bijaksana dalam menanggapi situasi-situasi yang menimbulkan emosi.

Ibadah di Sepertiga Malam

Ibadah di sepertiga malam menunjukkan ketakwaan dan kecintaan yang mendalam kepada Allah SWT. Waktu tersebut dipandang sebagai waktu yang paling dekat dengan Allah, di mana doa-doa diterima dengan lebih baik. Sepertiga malam merupakan waktu yang sangat baik untuk berdoa, bertafakur, dan merenungkan kebesaran Allah. Rasulullah Muhammad SAW dan para sahabatnya seringkali melakukan ibadah di sepertiga malam. Oleh karena itu, mengikuti jejak mereka dalam beribadah di waktu tersebut merupakan amalan yang sangat diberkahi dan sangat dianjurkan dalam Islam.

Rasa Takut akan Dosa

Ketakutan akan dosa didasarkan pada kesadaran akan konsekuensi buruk yang dapat ditimbulkan oleh perbuatan dosa. Seorang muslim menyadari bahwa setiap perbuatan buruk yang dilakukan akan memiliki dampak negatif, baik dalam kehidupan dunia maupun akhirat. Ketakutan akan dosa menjadi pemicu untuk terus memperbaiki diri. Melalui kesadaran akan dosa, seseorang akan lebih berhati-hati dalam bertindak dan berusaha untuk selalu melakukan kebaikan serta menjauhi segala bentuk kemungkaran.

Terakhir namun tak kalah pentingnya, kajian ini mengingatkan umat Islam untuk tetap konsisten dalam menjaga tauhidnya, yaitu tidak mencari tuhan selain Allah SWT. Pada intinya, karakter mulia menurut Al-Qur’an membutuhkan kesatuan dalam pengabdian dan penghambaan kepada Sang Pencipta semata. (dnd)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kajian-Dhuha-dalam-rangkaian-Ramadan-di-kampus-RDK-1445-H-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Yogyakarta-Dok.-Istimewa.jpg 1080 2400 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-04-03 09:16:582024-04-03 09:17:08Menguraikan Karakter-Karakter Mulia Menurut Al-Qur'an

Tips Berprestasi Ala Rino

31/03/2024/in Feature /by Ard

Ansyafarino Armawahyudi Mahasiswa Prodi Sistem Informasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Istimewa)

Mahasiswa Sistem Informasi 2020 Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Ansyafarino Armawahyudi, menapaki perjalanan mimpi dari organisasi menjadi prestasi. Ia menjelaskan dalam menyusun setiap target rencana di dalam perjalanan hidupnya, tidak ada cara khusus. Ia mencapai itu semua dengan melihat kemampuan dan kekurangan yang dimiliki. Setelah menemukan hal yang disenangi, ia mencoba mengorelasikan dengan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki lalu dilanjutkan membuat daftar hal perlu dipelajari dan ditinggalkan.

“Untuk mencapai target, saya membagi menjadi beberapa kategori, yaitu jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Sewaktu SMA, saya juga selalu meningkatkan skill dan meminimalisir kekurangan yang saya rasa itu bukan bidang saya. Tentu saja saya pernah merasakan gagal, tetapi saya selalu tidak pantang menyerah untuk mencoba kembali,” ucapnya.

Rino, sapaan akrabnya, melanjutkan, “Terkait organisasi dan prestasi, saya menyesuaikan dengan kebutuhan, tetapi menurut saya rekam jejak perlu dibangun sejak masih muda. Saya merasa bahwa organisasi dan prestasi adalah hal penting dalam membentuk karakter diri. Kita bisa memahami banyak hal dari organisasi, mulai dari cara kerja hingga cara sudut pandang orang lain. Lalu, untuk prestasi kita dapat mengatur emosi dan kendali diri terhadap suatu hal. Terkait motivasi tidak ada hal khusus karena saya beranggapan bahwa masa depan kita ada di tangan kita sendiri. Ada hal lain yang saya jadikan dasar, ialah bagaimana kita dapat berdampak kepada sekitar kita. Jika ditanya apakah semua rencana berjalan dengan baik? Tentunya tidak, bahkan sampai detik ini juga terkadang saya merasa belum imbang terhadap sesuatu yang saya kerjakan. ”

Ia juga menyampaikan secara struktural, ia baru mengikuti organisasi di bangku SMA. Dikarenakan saat SMP ia adalah siswa pindahan yang membuatnya harus fokus dalam penyesuaian diri. Dalam rekam jejak perjalanan hidupnya, ia mengatakan sewaktu SMA dulunya mengikuti organisasi Santri Pecinta Alam (SAPALA). Untuk SMP lomba yang ia tekuni adalah KSM Fisika meskipun belum sesuai harapan, ia bangga sudah mau mencoba hal tersebut. Lalu, ia juga mencoba Olimpiade Ekonomi dan Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI).

Di bangku perkuliahanlah prestasi-prestasi mulai ia raih dari bidang penelitian hingga organisasi. Prestasi yang ia raih adalah antara lain, lolos pendanaan PKM 2023, lolos PPK ORMAWA BEM FAST 2022, menjadi Gubernur BEM FAST 2023, mendapatkan Gold Medal san IYSA Special Award dalam kegiatan International Invention Competition For Young Moslem Scientists di Bandung 2022, dan mendapatkan Gold Medal dalam kegiatan World Science Environment And Engineering di Jakarta 2022, tentunya prestasi ini tidak luput juga dari keahliannya dibidang desain dan perancangan aplikasi.

“Orang tua sangat berperan penting di dalam perjalanan hidup saya. Meskipun ada beberapa masalah keluarga yang saya hadapi, saya merasa dukungan dan doa restu orang tua selalu mengalir di perjalanan hidup dan karier yang saya tekuni,” ungkapnya.

Rino selalu mengandalkan rida orang tua terhadap segala hal yang dijalani dan selalu memohon petunjuk yang membuatnya sampai di titik saat ini. “Saya sangat berterima kasih kepada kedua orang tua saya, kakek, nenek yang telah merawat saya, dan memberikan pelajaran hidup yang berbeda-beda. “Mulai dari lebih peka atau perasa, lebih rasional dan disiplin, dan yang penting adalah mereka mengajarkan saya untuk selalu tetap bersyukur terhadap segala hal yang terjadi di dalam hidup.” (Rini)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Ansyafarino-Armawahyudi-Mahasiswa-Prodi-Sistem-Informasi-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Istimewa.jpg 1067 1225 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-03-31 08:57:022024-03-31 08:57:17Tips Berprestasi Ala Rino

Stunting dalam Islam: Stunting Masihkah Genting?

26/03/2024/in Feature /by Ard

Kajian menjelang berbuka puasa Ramadan di Kampus (RDK) Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Istimewa)

Kegiatan rutin Ramadan di Kampus (RDK) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) tak terasa sudah memasuki hari ke-12 bertepatan dengan 22 Maret 2024. Pada hari itu, RDK melangsungkan Kajian Jelang Berbuka Puasa yang dimoderatori oleh Mustika Devi, M.Pd. dengan Ustazah Yuniar Wardani, S.K.M., M.P.H., Ph.D. sebagai penyampai materi kajian. Ia merupakan dosen Program Studi (Prodi) Ilmu Kesehatan Masyarakat UAD, Divisi Kesehatan Masyarakat, Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah.

Memiliki latar belakang di bidang kesehatan masyarakat, Ustazah Yuniar memaparkan, “Stunting sebagai kondisi gagal tumbuh pada anak yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi pada 1.000 hari pertama kehidupan. Tentunya, hal itu memengaruhi gangguan perkembangan otak di usia dewasa dan menjadi beban pembangunan. Ketika akademisi memperhatikan hal ini, sudah pasti merupakan sebuah kegentingan.”

“Stunting dalam perspektif Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 233, dijelaskan bahwa ibu diperintahkan untuk menyusui anaknya selama dua tahun penuh. Kata kunci kedua, Allah Swt. tidak pernah membebani hambanya melainkan menurut kadar kesanggupannya. Siklus stunting adalah sebuah siklus sepanjang hayat yang dimulai sejak anak itu lahir kemudian masuk usia remaja, usia subur, hamil, menyusui, dan lansia,” lanjutnya. Namun, kondisi di lapangan ternyata sulit untuk menanggulangi stunting jika sudah terjadi pada bayi atau balita, karena walaupun sudah diberi makanan yang bergizi hanya sedikit berat badan yang naik. Di tangan remajalah proses pencegahan stunting itu dimulai, yakni kecukupan energi dan terhindar dari anemia.

Lantas, bagaimana kecukupan gizi remaja saat ini?

Ustazah Yuniar memaparkan, “Hikmah dalam Surah Al-Baqarah ayat 168 mengingatkan umat manusia untuk memilih makanan yang halal dan baik, yang dapat memberikan nutrisi yang seimbang dan cukup untuk tubuh. Selain itu juga menekankan agar manusia tidak terpengaruh oleh godaan setan yang dapat membawa pada perilaku yang merugikan, termasuk pemilihan makanan yang tidak sehat yang bisa menyebabkan stunting.”

Pada era Jahiliah, yang akrab dengan fenomena pembunuhan anak, memberi kita pelajaran bahwa terkadang beberapa orang tua takut akan berkurang rezekinya jika mereka mempunyai anak. Padahal, Allah-lah yang memberi anak itu rezeki, setiap anak memiliki hak atas kehidupan yang layak dan sebagai orang tua, harus yakin bahwa rezeki datangnya dari Allah Swt. Oleh karena itu, menyerukan agar manusia memperhatikan jenis makanan yang dikonsumsi itu keharusan, sehingga dapat mempertahankan kesehatan tubuh dan mencegah stunting. Tentu saja, dalam makan kita juga tidak boleh israf atau berlebihan.

Terakhir, Ustazah Yuniar berpesan, “Mari menengok kembali sudahkah kita memberikan apa yang harus diberikan kepada anak terkait kebutuhan gizi? Al-Qur’an menyerukan umat Islam untuk proaktif memerangi stunting dengan memberikan anak makanan bergizi dan sehat dengan memastikan mereka hidup dalam lingkungan yang mendukung kesehatan fisik, kecerdasan emosi, dan spiritual. Berpuasa salah satu upaya untuk mengistirahatkan sistem pencernaan tubuh dan agar tidak termasuk orang yang berlebihan dalam makan dan minum dengan berbuka yang berkualitas, karena stunting juga merupakan kesenjangan dan tanggung jawab sosial semua sektor.” (Uln)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kajian-menjelang-berbuka-puasa-Ramadan-di-Kampus-RDK-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Istimewa.jpeg 394 720 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-03-26 13:08:122024-03-26 13:08:12Stunting dalam Islam: Stunting Masihkah Genting?
Page 32 of 71«‹3031323334›»

TERKINI

  • PPKO BEM Fakultas Psikologi Beri Pelatihan di Sekolah Perempuan Poetri Mardika07/11/2025
  • Hanif Menapaki Perjalanan Panjang Penuh Doa dan Usaha07/11/2025
  • Membangun Generasi Berdaya dengan Iman dan Karya07/11/2025
  • Program Studi Akuntansi UAD Sandang Akreditasi Unggul07/11/2025
  • Tak Menyerah Meski Tanpa Orang Tua, Nona Carolina Buktikan Mimpi Bisa Dicapai07/11/2025

PRESTASI

  • KPS FH UAD Raih Juara II dalam Kompetisi Surat Gugatan Lokajaya Law Fair 202507/11/2025
  • Mahasiswa UAD Raih Gold Medal di National Writing Competition (NWC) Universitas Andalas 202507/11/2025
  • Staf Humas UAD Raih Juara II Lomba Desain Poster Internasional SEIFA 202507/11/2025
  • Mahasiswa UAD Torehkan Prestasi Internasional di Ahmad Dahlan International Seminar #3 Competition 202507/11/2025
  • Mahasiswa Psikologi UAD Raih Juara II Nasional Lomba Fotografi AP2TPI 202506/11/2025

FEATURE

  • Hakikat Takwa dalam Kehidupan28/10/2025
  • Tali Allah adalah Tali Persatuan28/10/2025
  • Meraih Amalan Ahli Surga22/10/2025
  • Perjalanan Salsabilla Raih Gelar Sarjana dalam 3,3 Tahun20/10/2025
  • Unlock Your Next Level15/10/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top