• TERKINI
  • UAD BERDAMPAK
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Iduladha, Berkurban, dan Momen Meningkatkan Takwa

12/07/2023/in Feature /by Ard

Qaem Aulassyahied, S.Th.I., M.Ag. dosen Program Studi Ilmu Hadis Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: istimewa)

Bekerja sama dengan Masjid Islamic Center (IC), Lembaga Pusat Studi Islam (LPSI) dan Pesantren Mahasiswa Ahmad Dahlan (Persada) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta mengadakan salat Iduladha secara berjamah di lapangan sepak bola Kampus IV UAD pada Rabu, 28 Juni 2023, dan disiarkan langsung melalui kanal YouTube Masjid Islamic Center UAD. Adapun yang bertindak sebagai imam dan khatib dalam acara ini adalah Qaem Aulassyahied, S.Th.I., M.Ag. yang merupakan Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah sekaligus dosen Program Studi Ilmu Hadis.

Qaem Aulassyahied menuturkan, “Pujian kaum muslimin sekalian adalah satu-satunya hal yang pantas kita lakukan untuk memulai hari yang mulia ini.” Mengapa demikian? Karena ada ulama yang mengatakan:

 أَعْيَادُ الْإِسْلَامِ تُبْدَءُ بِالتَّهْلِيْلِ وَالتَّكْبِيْرِ لِأَنَّهُ عِيْدُ الطَّاعَةِ بَعْدَ الطَّاعَةِ لَيْسَتْ اِنْطِلَاقًا وَرَاءَ الشَّهَوَاتِ وَلَيْسَتْ سِبَاقًا إِلَى النَّزَاوَاتِ وَلَيْسَتْ إِنْتِهٰكَ لِلْمُحَرَّمَاتِ

Artinya: Perayaan-perayaan di dalam Islam haruslah dimulai dengan tahlil dan takbir, karena hari-hari besar Islam adalah hari ketaatan setelah ketaatan. Tidaklah ia dilaksanakan didasarkan atas hawa nafsu, tidaklah ia dijalankan karena keinginan-keinginan pribadi dan juga tidak diakhiri dengan hal-hal yang diharamkan oleh Allah Swt.

“Maka kaum muslimin sekalian, sedari awal perlu kita insafi bersama bahwa Iduladha di dalamnya terdapat kurban. Namun, kurban bukanlah semata itu saja. Mengalirkan darah dari hewan-hewan yang kita sembelih bukanlah tujuan utamanya, tetapi ada dimensi spiritualitas yang harus kita hayati dengan keimanan dalam rangka ketaatan dan beribadah Allah Swt.,” jelas Qaem.

Allah sendiri telah menyatakan dengan tegas di dalam Al-Qur’an:

لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَٰكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَىٰ مِنْكُمْ ۚ كَذَٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ ۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِينَ

Artinya: Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik. (Q.S. Al-Hajj: 37)

Ditegaskan juga oleh Syaikh Wahbah Zuhaili, “Bahwa ketika seseorang berkurban, maka kualitas kurbannya tidak ditentukan dari seberapa mahal binatang kurbannya tetapi ditentukan dari seberapa takwa ketika ia berkurban dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah.”

“Maka sungguh kaum muslimin sekalian, tidak ada nilainya jika binatang yang disembelih, darahnya, dagingnya, maupun tulangnya kita iringi dengan sombong, berbangga-bangga diri dan harta di hadapan manusia,” terang Qaem.

Qaem pun menjelaskan, “Dimensi ketaatan dalam kurban dan Iduladha ini kaum muslimin sekalian juga bisa kita temukan dalam salah satu fungsi dari Iduladha itu sendiri yaitu sebagai pengingat momentum sejarah. Sejarah ketika ada seorang hamba di muka bumi ini yang telah berhasil membuktikan ketaatan dan ibadahnya di hadapan Allah Swt. sehingga Allah telah menetapkan hamba ini sebagai hamba yang berhasil dan patut untuk diteladani yaitu Nabi Ibrahim a.s.”

Allah swt. berfirman dengan tegas di dalam Al-Qur’an:

وَاتَّخَذَ اللّهُ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلاً…

… dan sungguh Allah telah memilih, Allah telah menjadikan Nabi Ibrahim sebagai kekasihnya (Q.S. An-Nisa: 125)

“Inilah salah satu bukti nyata bahwa Nabi Ibrahim adalah hamba yang berhasil, karena kaum muslim sekalian kita tahu bersama ketika seseorang telah menjadi kekasih Allah, maka tidak ada satu pun di dunia ini yang tidak bisa ia dapatkan. Sebab Allah kekasihnya adalah Tuhan yang maha memiliki semuanya. Tidak ada hal yang dapat menyusahkan dirinya, karena Allah kekasihnya adalah Illah yang maha memberikan perlindungan. Bahkan sekiranya dunia seisinya memusuhi Nabi Ibrahim pun tidak akan pernah bisa memberikan kekecewaan kepada Nabi Ibrahim karena Allah kekasihnya adalah zat yang maha memberikan kebahagiaan dan itulah yang akan dan telah didapatkan Nabi Ibrahim sebagai kekasih Allah Swt. Di samping itu, Allah Swt. juga berfirman di dalam Al-Qur’an bahwa Nabi Ibrahim adalah nabi yang sukses di dunia dan akhirat,” imbuhnya.

Momentum Iduladha ini menjadi sebuah perenungan secara reflektif dengan bertanya kepada diri pribadi. Apa yang pernah dilakukan Nabi Ibrahim sehingga ia bisa menjadi hamba yang berhasil membuktikan ketaatannya di hadapan Allah Swt.? Menurut Khalid Muhammad Khalid salah satu ulama yang merumuskan dari kisah Nabi Ibrahim untuk menjadi hamba yang sukses dalam taat kepada Allah, itu ada dua hal. Pertama, Nabi Ibrahim adalah manusia yang berhasil melewati ujian kehidupan yang diberikan oleh Allah Swt. Padahal kaum muslimin sekalian, kehidupan yang paling berat di muka bumi ini adalah kehidupan para nabi. Kedua, untuk berhasil dari ujian tersebut maka Nabi Ibrahim punya modal yang paling penting yaitu modal keimanan dan akidah kepada Allah yang begitu murni.

Dari tafsir At-Thabari di dalamnya diceritakan ketika Nabi Ibrahim hendak dilempar ke dalam api oleh Namrud, malaikat Jibril datang untuk menawarkan pertolongan tetapi Nabi Ibrahim dengan tegas menolak pertolongan itu lalu mengatakan, “Aku hanya menggantungkan hidupku kepada zat yang menciptakan makhluk yaitu Allah Swt. bukan makhluk yang diciptakan oleh Allah Swt.” Oleh karena itu, menurut imam At-Thabari, yang menolong Nabi Ibrahim bukanlah malaikat Jibril tetapi yang menolong Nabi Ibrahim adalah Allah langsung dengan mengatakan, “Wahai api, jadilah dingin dan menyelamatkan Nabi Ibrahim a.s.”

“Semoga Allah memampukan kita untuk meneladani teladan Nabi Muhammad dan Nabi Ibrahim, agar Allah menjadikan kita manusia-manusia yang mampu melewati ujian-ujian kehidupan. Agar Allah memberikan kita akidah dan iman yang murni yang bisa menyelamatkan kita dari api-api kemaksiatan dan agar Allah menjadikan keluarga-keluarga kita, calon keluarga adalah keluarga-keluarga muslim yang nanti Allah kumpulkan di surga,” tutup Qaem. (Zah)

uad.ac.id
Inovatif, Profesional, Dedikatif

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Qaem-Aulassyahied-S.Th_.I.-M.Ag_.-dosen-Program-Studi-Ilmu-Hadis-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-istimewa.png 768 1366 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-07-12 13:43:092023-07-12 13:43:09Iduladha, Berkurban, dan Momen Meningkatkan Takwa

Bagaimana Adab Bertetangga?

12/07/2023/in Feature /by Ard

Kajian Rutin Ahad Pagi Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dengan narasumber Budi Jaya Putra, S.Th.I., M.H. (Foto: istimewa)

Masjid Islamic Center (IC) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta kembali menyelenggarakan Kajian Rutin Ahad Pagi. Kegiatan ini berlangsung secara luring di kompleks Masjid IC Kampus IV UAD dan disiarkan langsung melalui kanal YouTube Masjid Islamic Center UAD dengan tema serta pemateri yang berbeda setiap pertemuan. Pemateri kali ini adalah Budi Jaya Putra, S.Th.I., M.H. yang merupakan Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah sekaligus Kepala Pusat Tarjih UAD dan juga dosen UAD Program Studi Ilmu Hadis.

Budi Jaya Putra di awal ceramahnya menuturkan, “Salah satu kebahagiaan dalam hidup ialah memiliki tetangga yang baik.”

Ada yang mengatakan tetangga adalah 40 rumah setiap sisi dan ada yang mengatakan 10 rumah setiap sisi. Setelah diteliti, riwayat-riwayat yang membicarakan tentang batasan tetangga dinilai lemah. Maka secara dzahir, pembahasan tentang tetangga itu dikembalikan sesuai dengan adat kebiasaan. Adat kebiasaan adalah pembatas bagi hal-hal yang tidak dibatasi oleh syariat. Jadi, jika di syariat tidak ditemukan secara pasti maka dikembalikan kepada adat istiadat.

Kedudukan Tetangga dalam Islam

Rasulullah saw. bersabda yang artinya, “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya ia muliakan tetangganya.” (H.R. Bukhari 5589: Muslim 70). Jika di balik maknanya, orang yang hendak memuliakan tetangganya maka sudah tidak diragukan lagi keimanannya. Jadi, posisi tetangga ini sangat luar biasa. Salah satu haknya adalah dimuliakan. Jika kita bersikap sebaliknya bukan memuliakan tetapi malah bersikap zalim maka harus dipertanyakan keimanannya.

“Iman itu bukan hanya rajin ke masjid, rajin tahajjud, dan rajin puasa sebagai bukti orang yang beriman dalam aplikasi kehidupan sehari-hari. Namun, ada sisi lain yang harus diperhatikan salah satunya ialah memuliakan tetangga,” jelas Budi.

Memuliakan Tetangga

Memuliakan yang dimaksud ini adalah tidak menzalimi. Jika memasak, Nabi mengajarkan untuk diperbanyak dan jika memasak lalu baunya sampai tercium maka berilah tetangga itu apa yang kita masak. Inilah Islam, hak tetangga ialah dimuliakan. Bahkan jika kita memiliki makanan pun dan tetangga melihat maka tawarilah. Begitu pentingnya tetangga sampai-sampai malaikat Jibril sering menasihati Nabi Muhammad saw. tentang adab memuliakan tetangga dan Nabi merasa seolah-olah tetangga itu akan mewarisi hartanya, hal tersebut dikarenakan seringnya malaikat Jibril menasihati Nabi tentang tetangga. Sampai-sampai jika kita ingin membangun rumah pun harus izin dengan tetangga.

Anjuran Berbuat Baik kepada Tetangga

Dalam Q.S. An-Nisa ayat 36 Allah Swt. berfirman yang artinya, “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang memiliki hubungan kerabat dan tetangga yang bukan kerabat, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.”

Jadi, berbuat baik kepada tetangga adalah suatu perintah dalam Islam bukan adat istiadat. Karena ini merupakan perintah dalam Islam dan berlaku langsung di Al-Qur’an perintahnya maka berlaku juga bagi muslim di seluruh dunia. Di mana pun kalian berada maka wajib untuk berbuat baik kepada tetangga. Syaikh Abdurrahman as-Sa’di menjelaskan tentang ayat ini, bahwa tetangga yang lebih dekat tempatnya maka lebih besar juga haknya. Sudah seharusnya seseorang mempererat hubungannya terhadap tetangganya, dengan memberinya sebab-sebab hidayah dengan sedekah, dakwah, lemah lembut dalam perkataan dan perbuatan, serta tidak memberikan gangguan baik berupa perkataan maupun perbuatan.” (Tafsir as-Sa’di, 1/171).

“Jadi kita harus hati-hati dalam berbuat ketika dengan tetangga. Orang yang paling baik di sisi Allah adalah dia yang paling baik dengan tetangganya,” tutup Budi. (Zah)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kajian-Rutin-Ahad-Pagi-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-dengan-narasumber-Budi-Jaya-Putra-S.Th_.I.-M.H.-Foto-istimewa.jpg 768 1366 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-07-12 09:43:112023-07-12 09:43:11Bagaimana Adab Bertetangga?

Spirit Dakwah Muhammadiyah

11/07/2023/in Feature /by Ard

dr. H. Agus Taufiqurrahman, Sp.S., M.Kes. pada pengajian dalam rangka memperingati Milad ke-114 Muhammadiyah di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Istimewa)

Melalui Lembaga Pengembangan Studi Islam (LPSI), Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menyelenggarakan pengajian dalam rangka memperingati Milad Muhammadiyah ke-114 yang bertema “Dakwah Pencerahan dalam Dinamika Keummatan, Kebangsaan, dan Kemanusiaan Universal”. dr. H. Agus Taufiqurrahman, Sp.S., M.Kes. selaku Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bidang Pembinaan Kesehatan Umum, Kesejahteraan Sosial, dan Resiliensi Bencana hadir sebagai pembicara, dengan didampingi Eka Anisa Sari, S.I.Kom., M.I.Kom. yang merupakan dosen Program Studi Ilmu Komunikasi UAD selaku pemandu jalannya acara. Kegiatan berlangsung pada Senin, 26 Juni 2023 di lantai 2 Masjid Islamic Center (IC) Kampus IV UAD Yogyakarta dan disiarkan melalui kanal YouTube LPSI UAD.

Agus Taufiqurrahman di awal ceramahnya menuturkan, “Jika kita sedang tasyakur maka sering diingatkan dengan Surah Ibrahim ayat 7. Sebenarnya kita sudah tahu bahwa jika bersyukur akan ditambah kenikmatan, tetapi kita jarang menjadi orang yang bersyukur sepenuhnya. Perubahan waktu itu harus kita jadikan sebagai langkah muhasabah. Selama bisa melakukan perbaikan, maka jagalah muhasabah itu. Untuk urusan dunia, jika gagal sekarang selama masih hidup di dunia itu masih bisa kita raih. Namun jika untuk persiapan akhirat, sudah sampai di sana tidak ada lagi yang bisa mengoreksi ulang.”

Perjalanan Panjang Muhammadiyah

Muhammadiyah didirikan pada 8 Zulhijah 1330 H, atau bertepatan dengan 18 November 1912 M. Selama 114 tahun sudah Muhammadiyah berdakwah. Pada tahun 1920, Muhammadiyah waktu itu ada 5 departemen, bagian dan lembaga yang sekarang ini sudah menjadi majelis, lembaga, biro, dan lain-lain. Pertama, Bahagian Sekolahan yang dipimpin oleh H.M. Hisyam. Kedua, Bahagian Tablig yang dipimpin oleh H.M. Fahrudin. Ketiga, Bahagian Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKU) yang dipimpin oleh H.M. Soedja’. Alasan ia diberi kepercayaan untuk mengurus ialah karena pada tahun 1919 Gunung Kelud meletus, ia sudah memimpin relawan kebencanaan Muhammadiyah yang waktu itu lebih dikenal dengan sebutan Laskar Kiai Soedja’. Maka, di sidang 1920 Kiai Soedja’ diminta untuk mempresentasikan sebagai Ketua PKU. Keempat, Bahagian Taman Pustaka yang dipimpin oleh H.M. Moehtar dan bernama Suara Muhammadiyah.

Spirit Dakwah Muhammadiyah

Muhammadiyah spirit dakwahnya itu dapat dirasakan oleh umat dan kemanusiaan universal. Bisa dilihat dari kliniknya Poliklinik Moehammadijah dengan tulisan di bawahnya PKU (Penolong Kesengaaraan Umat). Jadi, memang jika ditanya larinya apa? Sumbernya apa? Ya dakwah Muhammadiyah itu spiritnya rahmatan lil ‘alamiin ingin membawa Islam yang dapat dirasakan oleh siapa pun.

Ia menambahkan, “Banyak kader Muhammadiyah yang sudah diakui perannya untuk bangsa bahkan menjadi pahlawan nasional. Bagi Muhammadiyah, bukanlah teriakan yang menjadi salah satu indikator cinta tanah air, tetapi karya untuk bangsa itu yang dilakukan.”

Kapan Spirit Islam Berkemajuan dalam Muhammadiyah Itu Digaungkan?

Ketika awal K.H. Ahmad Dahlan mengajari ngaji murid-muridnya sebelum Muhammadiyah ini lahir sampai di awal Muhammadiyah didirikan, ada 2 pengajian yang sangat terkenal yaitu ngaji tafsir Surah Al-Ashr. Surah Al-Ashr ini prinsipnya adalah penanaman akidah terlebih dahulu. Iman itu yang digembleng, iman itu harus memunculkan karya-karya saleh atau amal saleh, maka yang beruntung itu hanya yang beriman dan beramal saleh. Jika mengaku beriman tetapi tidak ada cerminan beramal saleh, maka sesungguhnya imannya belum sempurna dan itulah yang dibawa oleh sebagian orang yang menulis spirit kemajuan, spirit profesionalisme dengan nilai-nilai iman itu ditanamkan oleh Ahmad Dahlan.

Kemudian yang kedua, ngaji Al-Maun, ini tidak sampai 8 bulan karena baru 3 bulan sudah diprotes. Jadi, harusnya ciri ngaji yang diwariskan oleh K.H. Ahmad Dahlan adalah baca, paham, ngerti, dan amalkan apa yang diperintahkan dalam Al-Qur’an.

“Karakter Islam Berkemajuan, di antaranya berlandaskan pada tauhid, bersumber pada Al-Qur’an dan Sunah, menggalakkan ijtihad dan tajdid, mengembangkan prinsip wasatiyah. Spirit Islam Berkemajuan adalah spirit dakwah rahmatan lil ‘aalamiin dan mewujudkan rahmat bagi seluruh alam. Maka, spirit keilmuan itu terus ada di situ. Untuk urusan duniawi, maka tajdid itu dinamisasi. Kuncinya adalah bagaimana seluruh elemen Muhammadiyah termasuk Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) sebagai media dakwah dari Muhammadiyah ini bisa mewujudkan spirit Islam rahmatan lil ‘aalamiin,” tutupnya. (Zah)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/dr.-H.-Agus-Taufiqurrahman-Sp.S.-M.Kes_.-pada-pengajian-dalam-rangka-memperingati-Milad-ke-114-Muhammadiyah-di-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Istimewa.jpg 768 1366 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-07-11 09:01:172023-07-11 09:01:17Spirit Dakwah Muhammadiyah

Mewujudkan Kampus yang Aman dari Kekerasan Seksual

05/07/2023/1 Comment/in Feature /by Ard

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar Uji Publik Capansel Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di lingkungan kampus (Foto: Massyifa Ajeng)

Kekerasan seksual memiliki fenomena yang sama seperti gunung es, pada permukaannya terlihat sangat kecil tetapi ketika diselami di dalam menjadi besar sekali. Di mata masyarakat, kasus kekerasan seksual menjadi suatu masalah yang tidak tampak parah atau mendesak untuk segera diselesaikan, karena selama ini hanya sebagian kecil dari masalah tersebut yang muncul dan terlihat.

Untuk menangani dan mencegah fenomena kekerasan seksual, khususnya di lingkungan akademik, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) melaksanakan suatu kebijakan yang disampaikan oleh Permendikbud melalui Pasal 54 No. 30 Tahun 2021. Hasilnya menyatakan bahwa mekanisme pelaporan hasil monitoring dan evaluasi (monev) dilakukan setiap semester yang berisikan tentang kegiatan pencegahan kekerasan seksual, hasil survei satuan tugas (satgas), data pelaporan, kegiatan penanganan kekerasan seksual, serta kegiatan pencegahan keberulangan kekerasan seksual.

Dr. Gatot Sugiharto, S.H., M.H. selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni menyatakan bahwa sebenarnya setiap perguruan tinggi sudah menerapkan 1 pola penanganan kekerasan seksual, tetapi sepertinya Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menginginkan suatu pola penanganan yang lebih intensif. Oleh karena itu, UAD menyetujui untuk mengikuti berbagai proses yang sesuai sampai terwujudnya Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS).

Terlebih Indonesia juga telah mengesahkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022, yang mengatur mengenai pencegahan segala bentuk tindak pidana kekerasan seksual; penanganan, perlindungan, dan pemulihan hak korban; koordinasi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; dan kerja sama internasional agar pencegahan dan penanganan korban kekerasan seksual dapat terlaksana dengan efektif. Hal tersebut menjadi bentuk respons pemerintah terhadap kekerasan seksual yang selama ini bisa kita lihat.

Uji Publik Calon Panitia Seleksi Satgas dan Penanganan Kekerasan Seksual UAD

Sebagai lembaga pendidikan yang bertanggung jawab dalam membentuk karakter dan etika mahasiswa, perguruan tinggi harus mengambil langkah nyata dan konkret dalam pencegahan dan penanganan kasus kekerasan seksual. Dodi Hartanto, M.Pd. melakukan sebuah riset terkait dengan pandangan seksual di tengah anak-anak Sekolah Menengah Atas (SMA) di salah satu kabupaten. Penelitian ini kompleks mengerucut kepada anak-anak yang dominan aktif dalam kepengurusan organisasi.

Pada penelitian tersebut, data yang dihasilkan menunjukkan bahwa pada kalangan anak-anak SMA sikap mereka terhadap perilaku seksual sudah sangat terbuka. Hal itu menjadi sangat mengerikan dibayangkan jika terjadi pada tingkat perguruan tinggi dengan anak-anak yang sudah tumbuh dewasa, sehingga sudah saatnya untuk bergerak dan berupaya untuk mendampingi lingkungan kampus agar terbebas dengan apa yang kita sebut sebagai kekerasan seksual.

Berkaitan dengan spesifikasi bidang konseling, menurut Dodi, dalam pencegahan dan penanganan kekerasan seksual, visi yang harus diterapkan adalah PEKA. P adalah perhatian dan problem solving, E adalah empati, K adalah kemampuan untuk berkolaborasi, dan A advice and activate yaitu merancang bagaimana proses untuk pendampingan bagi para korban kekerasan seksual dengan memperhatikan beberapa peraturan yang sudah tertera.

Tercapainya Sebuah Kampus yang Aman dari Kekerasan Seksual

Sri Namo Lestari, S.Th.I. selaku tenaga kependidikan dari Lembaga Pengembangan Studi Islam serta Alumni UAD Program Studi Ilmu Hadis, mengutip dari tanggapan Komnas Perempuan 2020 bahwa kekerasan seksual terjadi di semua lini pendidikan, dan perguruan tinggi menempati posisi pertama. Mengingat mahasiswa akan menjadi agen perubahan di masyarakat, maka akan menjadi keprihatinan yang besar ketika mereka memiliki moral yang kurang baik apalagi sampai menjadi pelaku kekerasan seksual. Sri Namo juga mengatakan bahwa kekerasan seksual tidak hanya terjadi secara fisik, tetapi bisa juga terjadi secara verbal dan melalui teknologi.

Mengingat motto UAD adalah moral and intellectual integrity yang artinya moral dan intelektual adalah satu integritas dan satu kesatuan yang harus berjalan beriringan, maka tidak hanya intelektual saja yang diasah. Lebih dari itu, yakni harus menciptakan sumber daya manusia yang bermoral, sehingga akan melahirkan generasi-generasi penerus yang mampu memberikan kebaikan atau teladan bagi masyarakat. UAD dalam Surat Keputusan Pedoman Hidup Kampus Islami sudah sangat berusaha untuk meminimalisir atau melakukan tindakan preventif agar tidak terjadi kekerasan seksual, aspek utamanya yaitu akhlak.

UAD juga berharap setelah terbentuknya satgas dan penanganan kekerasan seksual, semua masyarakat yang berada di dalam lingkungan UAD merasa terlindungi, dapat terbuka, serta mengonsultasikan bentuk kekerasan seksual yang terjadi, khususnya di lingkungan kampus. Dian Kinayung, S.Psi., M.Psi. selaku dosen Fakultas Psikologi UAD pun mengatakan bahwa untuk memilih satgas pencegahan kekerasan seksual, kriteria pertama harus peka dan peduli. Contohnya pada ujaran-ujaran yang melecehkan, satgas harus peka terhadap hal tersebut, jangan sampai melegalkan hal-hal kecil sehingga menjadi sesuatu yang fatal ke depannya. (syf)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-menggelar-Uji-Publik-Capansel-Satgas-Pencegahan-dan-Penanganan-Kekerasan-Seksual-di-lingkungan-kampus-Foto-Massyifa-Ajeng.jpg 720 1279 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-07-05 08:52:002023-07-05 08:52:00Mewujudkan Kampus yang Aman dari Kekerasan Seksual

Alasan Mengapa Freelance Jadi Pilihan Mahasiswa Masa Kini

29/06/2023/1 Comment/in Feature /by Ard

Gambar Ilustrasi (Sumber Istimewa)

Di era yang terus berkembang dan dinamis seperti sekarang ini, paradigma kerja juga mengalami perubahan yang signifikan. Perkembangan teknologi digital juga telah membuka peluang untuk mengembangkan keterampilan dan menghasilkan uang secara mandiri, terutama bagi mahasiswa. Salah satunya pilihan bagi mahasiswa yang ingin mendalami dunia kerja sebelum lulus dan menghasilkan uang tambahan secara mandiri yaitu freelance.

Freelance atau bekerja paruh waktu adalah tenaga kerja lepas atau pekerjaan tanpa hubungan kontrak jangka panjang. Dengan begitu, kita tidak akan lagi terikat pada pekerjaan yang kaku atau kesibukan akademik saja, tetapi bisa lebih mengeksplorasi dan mengendalikan karier dengan mengambil jalur yang lebih independen. Dalam konteks pekerjaan, freelance telah mengubah paradigma pekerjaan membuka peluang bagi mahasiswa yang ingin menjalani kehidupan lebih mandiri.

Fleksibilitas

Selama kuliah, mahasiswa tentu memiliki jadwal yang cukup padat, mengerjakan tugas atau sibuk dengan kegiatan ekstrakurikuler. Bagi Freelancer, mereka memiliki kendali penuh atas jam kerja. Mereka dapat menyesuaikan jadwal kerja dengan kebutuhan yang memungkinkan mahasiswa untuk menyeimbangkan belajar dan bekerja serta mengatur waktu lebih efektif. Fleksibilitas ini, memungkinkan untuk mengatasi tantangan jadwal yang rumit dan tetap mengutamakan tugas-tugas akademik.

Peluang untuk Mengembangkan Keterampilan

Bekerja freelance menawarkan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan dari bidang pekerjaan yang diambil. Hal ini memungkinkan untuk meningkatkan keterampilan praktis seperti menulis, desain grafis, pemasaran digital, atau pengembangan web. Pengalaman praktis yang diperoleh dari proyek-proy ek ini memungkinkan mahasiswa untuk meningkatkan keterampilan, memperluas pengetahuan dan membangun portofolio yang lebih baik untuk menunjang karier di masa depan.

Kemandirian  dan Pengalaman Berharga

Sebagai Freelancer, mahasiswa memiliki kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mendapatkan pengalaman berharga. Mahasiswa berinteraksi langsung dengan klien, belajar berkomunikasi secara efektif, manajemen waktu, dan menghadapi potensi tantangan. Semua ini membantu mereka tumbuh dan berkembang menjadi kepribadian yang lebih kuat dan percaya diri. Pengalaman ini tidak hanya memperkaya portofolio, tetapi juga memberi pemahaman yang lebih tentang industri dan lingkungan kerja.

Penghasilan dan Peluang Karier

Bekerja paruh waktu dapat membantu siswa mengatasi beban keuangan dengan mendapatkan penghasilan tambahan. Dengan begitu, mahasiswa bisa mengelola keuangan dengan baik serta belajar bertanggung jawab atas pendapatan mereka. Tidak hanya itu, sebagai freelancer, mahasiswa memiliki kesempatan tak terbatas untuk membangun karier mereka dengan memperluas jaringan kontak dengan klien, kolega, dan profesional lain di bidangnya masing-masing.

uad.ac.id

 

Iftitah Ulfiana Maghribi

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

FKIP Universitas Ahmad Dahlan (UAD)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Gambar-Ilustrasi-Sumber-Istimewa.jpg 632 733 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-06-29 19:09:432023-06-29 19:09:43Alasan Mengapa Freelance Jadi Pilihan Mahasiswa Masa Kini

Pentingnya Keterampilan Bahasa dalam Bidang Usaha Pariwisata

23/06/2023/1 Comment/in Feature /by Ard

Notion Career Series Prodi Sastra Inggris Fakultas Sastra, Budaya, dan Komunikasi (FSBK) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Alida)

Ferhadius Endi, S.Pd., M.A., pemilik dari SALUT BALI Tour & Travel didapuk menjadi narasumber dalam acara Notion Career Series bertajuk “Seminar Pengembangan Karier Kewirausahaan dan Pariwisata” pada Selasa, 6 Juni 2023. Bertempat di gedung Amphitarium Kampus IV UAD, acara ini diinisiasi oleh Program Studi (Prodi) Sastra Inggris Fakultas Sastra, Budaya, dan Komunikasi (FSBK) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sebagai media bagi mahasiswa untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi dunia kerja melalui alokasi ilmu-ilmu praktis.

Di perguruan tinggi, Endi yang sempat mengambil jurusan Pendidikan Bahasa Prancis, kerap terekspos dengan translasi bahasa dan pariwisata yang kemudian membuatnya tertarik untuk menjalankan bisnis jasa dalam bidang tour and travel. Sejalan dengan hal tersebut, dalam kesempatan ini Endi berkesempatan untuk memaparkan materi tentang “Wirausaha Bidang Pariwisata bagi Pembelajar Bahasa dan Sastra”.

Membuka pemaparan materi, Endi menuturkan bahwa menjalankan sebuah bisnis merupakan opsi yang tepat bagi seseorang yang tidak ingin terikat dengan aturan baku dari sebuah perusahaan atau instansi milik orang lain. “Memiliki usaha sendiri berarti adanya kebebasan yang bisa dilakukan dalam hal aturan. Berbeda dengan kalau bekerja ikut orang, di korporasi yang harus mematuhi aturan yang ada,” tegasnya.

Modal Nekat

Kemahiran Endi dalam berbahasa Prancis membawanya pada pintu-pintu berkah yang tidak terduga seperti kesempatan mendirikan SALUT BALI. SALUT BALI dibangun sebagai sebuah sarana bagi turis asing yang akan berkunjung ke Indonesia untuk mendapatkan informasi relevan terkait destinasi wisata yang ada di Indonesia, khususnya Bali. “SALUT dalam bahasa Prancis berarti hai, dan BALI karena harus saya akui bahwa objek atau destinasi utama pariwisata Indonesia itu ada di Bali. Jadi orang Eropa sering kalau mau liburan yang dicari itu Bali,” jelasnya.

Keuntungan Bisnis Tour & Travel

Saat ini berwisata sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat modern. Tak jarang, banyak pebisnis yang meraup untung dari usaha tour and travel. Biasanya bisnis tour and travel menyediakan berbagai layanan yang menarik, seperti akomodasi wisata, tiket, hingga jasa agen perjalanan studi dan religi. Menurut Endi, ada beberapa keuntungan yang dapat dijanjikan oleh perusahaan penyedia jasa tour and travel, di antaranya sebagai berikut.

1. Tidak perlu menggunakan modal yang besar

Setiap usaha tentunya dibangun dengan sebuah modal. Namun, tidak semua usaha harus dimulai dengan modal yang besar, salah satunya adalah bisnis tour and travel. Bisnis sejenis ini biasanya tidak berpegang pada materi, melainkan kepada kemampuan komunikasi yang baik antara pihak penyedia jasa dengan para konsumennya.

2. Bisa dijalankan di mana saja tanpa terikat oleh waktu dan tempat

Fleksibilitas menjadi nilai tambah kemudahan menjalankan bisnis tour and travel. Bisnis bisa dijalankan sepanjang tahun mengingat orang-orang akan tetap berwisata tanpa mengenal bulan, musim, maupun tempat yang akan dikunjungi.

3. Bisnis yang simpel

Bisnis tour and travel erat kaitannya dengan tuntutan efisiensi waktu dari para konsumen. Oleh karenanya, bisnis ini mengandalkan adanya paket-paket wisata maupun akomodasi yang dapat dipakai seterusnya selama bisnis masih terus berjalan.

4. Komisi dari berbagai sumber

Apabila jenama yang diciptakan dalam bisnis tour and travel sudah kuat dan kepercayaan mitra bisnis dan konsumen kian meningkat, bisnis ini dapat dikategorikan sebagai usaha yang mudah mendapatkan uang. Pendapatan dalam bisnis ini dapat diambil dari berbagai kantong, seperti mitra bisnis, penjualan paket-paket wisata, uang saku tambahan dari konsumen, hingga sponsor.

5. Pergaulan luas

Menjalin komunikasi yang baik dengan konsumen adalah kunci keberhasilan bisnis jangka panjang. Sebab, memiliki koneksi yang kuat berdasarkan kepercayaan dan komunikasi akan membantu pelanggan merasa lebih aman sehingga meningkatkan retensi pelanggan dan tingkat pembelian berulang. Bonusnya, kita bisa menjalin pergaulan yang lebih luas dengan berbagai macam karakter dari berbagai tempat. Begitu yang disampaikan Endi.

Peluang Usaha Bidang Pariwisata

Peluang usaha bidang pariwisata saat ini masih terbuka lebar bagi siapa saja, mengingat kebutuhan akan rekreasi manusia yang tidak akan pernah ada habisnya. Adapun Endi menuturkan bahwa beberapa peluang ini akan sangat cocok untuk digali lebih dalam oleh mahasiswa Sastra Inggris, misalnya seperti tour guide/driver-guide, tour and travel (ticketing, transport, open trip, dsb.), hotel dan restoran, objek wisata (desa wisata, kampung turis, dsb.), content creator, maupun entrepreneur.

Bagian terpenting dari memaksimalkan peluang usaha yang ada di depan mata adalah dengan memulai berwirausaha. Belajar dari pengalaman satu dan pengalaman lainnya bisa dijadikan bekal untuk menghadapi kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan ditemui di tengah jalan. (Lid)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Notion-Career-Series-Prodi-Sastra-Inggris-Fakultas-Sastra-Budaya-dan-Komunikasi-FSBK-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Alida.jpg 663 1090 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-06-23 09:52:032023-06-23 09:53:09Pentingnya Keterampilan Bahasa dalam Bidang Usaha Pariwisata

Menghindari Self-Loathing dengan Mencintai Diri Sendiri

21/06/2023/1 Comment/in Feature /by Ard

Talkshow Nasional oleh PKK Bimawa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) tentang Self-Loathing (Foto: Istimewa)

Manusia merupakan makhluk yang dinamis, karena seseorang dapat memiliki emosi positif maupun negatif dalam kehidupannya. Emosi negatif yang sering dikaitkan dengan perilaku membenci diri sendiri kemudian disebut dengan istilah self-loathing. Dalam kondisi ini, seseorang kerap merasakan hal-hal menjadi tidak nyaman sehingga akan berdampak pada pemikiran, pelabelan, dan perilaku yang negatif pada diri sendiri.

Berkaitan dengan hal ini, Dian Kinayung, S.Psi., M.Psi., Psikolog, yang merupakan dosen Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sekaligus psikolog di Lembaga Psikologi Terapan (LPT) UAD didapuk sebagai pemateri dalam acara talkshow nasional Unit Konseling Mahasiswa Bidang Pengembangan Karakter dan Kesejahteraan (PKK) Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa) UAD. Mengangkat tema “How Long Are We Gonna Hate Ourselves?”, acara tersebut disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube BIMAWA UAD pada Jumat, 9 Juni 2023.

Dian mengawali pemaparan materinya dengan menjelaskan bahaya dari perilaku self-loathing. “(Self-loathing) kalau udah di tingkat tinggi bisa sampai depresi. Karena benar-benar merasa dirinya nggak berharga,” tuturnya.

Penyebab Self-Loathing

Perasaan benci terhadap diri sendiri dapat dipicu oleh lebih dari satu faktor, di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Self-judgment

Menurut Dian, self-judgment ini erat kaitannya dengan adanya pengalaman traumatis yang menyebabkan seseorang dapat menilai dirinya secara berlebihan. Hal ini didukung oleh sebuah riset dari laman kesehatan VeryWellMind yang menyebutkan bahwa banyak orang yang mengalami self-loathing kerap mengalami pengalaman traumatis.

Kejadian traumatis kemudian menciptakan sebuah pola yang buruk, misalnya seseorang akan memaknai dirinya buruk karena kejadian traumatis tersebut. Dilanjutkan dengan anggapan bahwa orang yang buruk akan melakukan hal buruk pula. Kemudian hal buruk menimbulkan hal buruk lagi sehingga hal buruk akan membuat orang memiliki identitas buruk. Itu berlanjut pada kepercayaan bahwa orang dengan identitas buruk tidak akan dicintai yang berarti orang yang tidak layak dicintai adalah orang yang patut untuk dibenci. Akhirnya, timbullah perasaan dan pemikiran membenci diri sendiri.

2. Lingkungan yang toksik

Lingkungan merupakan ruang tak terbatas yang dapat menentukan seberapa jauh perkembangan seseorang. Lingkungan yang positif akan membawa seseorang ke arah yang lebih positif, begitu pun sebaliknya. Dalam kasus seseorang dengan perilaku self-loathing, lingkungan negatif atau lingkungan toksik cenderung akan memberikan hal-hal yang tidak memberdayakan bagi orang tersebut. Ini berkaitan dengan adanya label-label yang diberikan oleh lingkungan sehingga seseorang bisa merasa dirinya tidak diinginkan.

3. Kebiasaan membandingkan

Rasa ingin dimiliki, diterima atau dianggap telah mengerjakan sesuatu dengan baik merupakan suatu hal yang lumrah. Meskipun demikian, terkadang ekspektasi terhadap diri sendiri bisa terlalu tinggi sehingga terasa sulit untuk dipenuhi. Ekspektasi berlebihan inilah yang terkadang berujung pada kebiasaan membandingkan diri sendiri dengan orang lain semata-mata untuk mendapatkan validasi. Pada kondisi tersebut, seseorang akan mulai mengkritik diri sendiri dan timbullah kekecewaan.

Dian menganalogikan kondisi ini dengan seseorang yang sedang bercermin, yakni orang tersebut hanya membandingkan dirinya dengan apa yang ia lihat pada cermin, dibandingkan dengan melihat potensi apa yang dimiliki di dalam diri. Kesibukan ini yang kemudian membuat seseorang lupa akan apa yang perlu disyukuri.

Penanganan terhadap Self-Loathing

Kesadaran diri merupakan hal penting dalam penanganan perilaku self-loathing. Untuk memahami cara penanganan yang benar bagi seseorang yang kerap melakukan self-loathing adalah mencoba memahami apa saja yang memicu orang tersebut menaruh rasa benci terhadap diri sendiri.

Menurut pengamatan Dian, cara paling mudah yang bisa dilakukan oleh orang terdekat adalah mengajak orang dengan self-loathing tersebut untuk berinteraksi dengan orang-orang dan lingkungan yang lebih positif. “Ajak dia berinteraksi dengan orang-orang yang lebih mencintai dirinya supaya dia sadar dan terpapar energi positif,” jelasnya.

Mengembalikan Perasaan Cinta terhadap Diri Sendiri

Perilaku self-loathing dapat berdampak pada berbagai aspek dalam kehidupan. Sebagai contoh, dalam aspek sosial orang yang membenci dirinya sendiri akan cenderung lebih mudah membandingkan diri dengan orang lain yang pada akhirnya menimbulkan perasaan tidak puas dengan diri sendiri.

Selain itu, self-loathing bisa memicu terjadinya perubahan emosi secara tiba-tiba, seperti emosi saat seseorang mudah marah, cemas, hingga depresi. Hal-hal tersebut tentunya harus segera ditangani supaya tidak menjadi bumerang dalam kehidupan di kemudian hari. Mengembalikan perasaan cinta terhadap diri sendiri adalah sebuah jalan bagi seseorang untuk keluar dari perilaku self-loathing. Adapun cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengembalikan rasa cinta terhadap diri sendiri adalah sebagai berikut.

1. Journaling

Kejadian buruk memang cenderung lebih mudah diingat, dibandingkan dengan kejadian menyenangkan. Dalam hal ini, journaling atau menulis dapat menjadi terapi bagi seseorang yang kerap melakukan self-loathing untuk lebih fokus dan bersyukur atas hal-hal yang dimiliki.

2. Menentukan tujuan

Seseorang yang kerap membenci diri sendiri dapat dikatakan sebagai manusia yang kehilangan arah. Maka dari itu, perlu bagi seseorang untuk menentukan tujuan agar orang tersebut dapat berpikiran lebih positif sebagai upaya mencapai tujuan tersebut.

3. Kembali kenali diri sendiri

Sebuah pepatah lama mengatakan “tak kenal maka tak sayang”. Muara dari semua upaya yang dilakukan untuk mengembalikan perasaan cinta terhadap diri sendiri adalah dengan mengenali diri. Dalam konteks ini, seseorang perlu mengenal dirinya dengan baik untuk kemudian dapat menyayangi atau mencintai diri sendiri dan membagikan cinta untuk orang lain. Kenali nilai-nilai dan potensi dalam diri supaya bisa senantiasa memandang hal-hal di sekitar dengan lebih positif. (Lid)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Talkshow-Nasional-oleh-PKK-Bimawa-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-tentang-Self-Loathing-Foto-Istimewa.jpg 1080 1919 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-06-21 09:16:562023-06-21 09:16:56Menghindari Self-Loathing dengan Mencintai Diri Sendiri

Nabi Ibrahim: Tentang Kurban dan Sosok Panutan

14/06/2023/in Feature /by Ard

Kajian Rutin Ahad Pagi Masjid Islamic Center (IC) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dengan pemateri Ustaz Dr. Ustadzi Hamzah, M.Ag. (Foto: Catur)

Salah satu kisah dalam Al-Qur’an yang banyak memberikan keteladanan terdapat di Surah As-Saffat Ayat 101–110. Surah ini menceritakan sosok Nabi Ibrahim a.s. yang diperintahkan untuk menyembelih anak tercinta yang telah dinanti-nanti selama 86 tahun lamanya. Anak itu bernama Nabi Ismail a.s. yang sampai saat ini kisah keduanya dikenal dengan prosesi kurban. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah kurban sendiri ialah persembahan kepada Allah (seperti biri-biri, sapi, unta, yang disembelih pada hari Lebaran Haji) sebagai wujud ketaatan muslim kepada-Nya.

Pembahasan tersebut, disampaikan pada Kajian Rutin Ahad Pagi Masjid Islamic Center (IC) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) tanggal 4-6-2023 lalu bersama pemateri Ustaz Dr. Ustadzi Hamzah, M.Ag. Kajian yang berlangsung kurang lebih selama 1 jam ini membahas “Istikamah Meneladani Nabi Ibrahim Alaihi Salam.”

“Kisah dalam Al-Qur’an Surah As-Saffat Ayat 101–110 sudah sangat sering kita semua dengar, tetapi tetap penting dikaji dan dibahas kembali agar sama-sama mendapatkan ilmu dan wawasan baru,” tuturnya.

Kisah masyhur yang datang dari Nabi Ibrahim itu sangat menyentuh hati. Bagaimana tidak? Seorang Nabi diuji keimanannya oleh Allah Swt. harus patuh untuk menyembelih anaknya yaitu Nabi Ismail. Penantian panjang mengharapkan kehadiran seorang anak, ternyata setelah remaja Allah perintahkan untuk menyembelihnya.

Bukan Nabi Ibrahim namanya, jika tidak patuh dengan perintah Allah. Dengan hati yang penuh akan keikhlasan, rida, dan keyakinan bahwa perintah ini merupakan ujian keimanan yang diberikan Allah Swt. kepadanya, hal itu pun tetap dilakukannya. Ia patuh dan yakin bahwa Allah Swt. tidak akan menguji di luar batas kemampuan hambanya. Setelah dikuatkan hatinya, seorang bapak dan anak ini melakukan apa yang diperintahkan Allah Swt. Tanpa ada pikiran buruk sedikit pun. Hal yang luar biasa terjadi. Allah Swt. ganti sesembelihan itu dengan sebuah domba.

“Kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail memberikan pelajaran berharga kepada kita. Bahwa apa pun yang Allah Swt. perintahkan tidak mungkin mencelakakan manusia. Perlu diketahui, arti istikamah bukan hanya sekadar memiliki sikap ajeg atau melakukan sesuatu hal secara berkelanjutan. Namun, lebih dari itu. Hal ini dijelaskan dalam Surah Al-Ahqaf ayat 13, yang berbunyi, ‘Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: Tuhan kami ialah Allah Swt., kemudian mereka tetap istikamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita’. Artinya, bahwa seseorang yang memiliki istikamah dalam hatinya akan selalu memiliki sikap berkelanjutan untuk mengabdi hanya kepada Allah,” ucap Ustaz Ustadzi.

Jadi, apa pun yang kita lakukan hendaknya harus dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah Swt. Praktiknya dalam kehidupan sehari-hari, dapat dimulai dari diri sendiri bahwa apa yang kita miliki sekarang yang berupa materi maupun kenikmatan lainnya, seperti kesehatan, harus selalu digunakan hanya untuk Allah Swt. yang sebaik-baik pemberi nikmat.

Terakhir, ia mengatakan, “Ujian kita belum ada apa-apanya dibandingkan dengan ujian Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Mereka berdua tetap melaksanakan perintah Allah dengan istikamah tanpa mengeluh sedikit pun. Maka dari itu, mari pergunakan segala nikmat dari Allah Swt. dengan baik sesuai porsinya. Ingat hanya untuk Allah Swt. kita hidup dan mengabdi. Jangan sampai nikmat yang telah diperoleh dengan susah payah hanya membuat Allah murka dan tidak rida dengan kita. Semoga kita semua diberikan keistikamahan oleh Allah Swt. dan menjadi hamba yang taat, sabar, dan pandai bersyukur.” (ctr)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kajian-Rutin-Ahad-Pagi-Masjid-Islamic-Center-IC-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-dengan-pemateri-Ustaz-Dr.-Ustadzi-Hamzah-M.Ag_.-Foto-Catur.jpg 768 1366 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-06-14 10:57:092023-06-14 10:57:09Nabi Ibrahim: Tentang Kurban dan Sosok Panutan

Ciri Pemimpin dalam Islam

12/06/2023/in Feature /by Ard

Drs. H. Anhar Ansyory, M.S.I., Ph.D., khatib khotbah Jumat di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Istimewa)

Khotbah Jumat di Masjid Islamic Center (IC) Kampus IV Universitas Ahmad Dahlan (UAD) membahas tentang pemimpin dalam Islam. Khotbah disampaikan oleh Drs. Anhar Ansyory, M.S.I., Ph.D.

Ia menuturkan, Allah Swt. memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk bertakwa kepada-Nya. Jalan menuju ketakwaan itu memang sangat tidak mudah dan banyak sektor yang harus kita lihat. Fungsinya adalah untuk memperhatikan dinamika kehidupan dalam berbagai aspek agar bisa memahami dan menilai.

“Dasar-dasar untuk menilai adalah menggunakan nilai-nilai yang tertuang dalam Al-Qur’an dan sunah. Apakah dinamika kehidupan selama ini sudah relevan, atau masih jauh di persimpangan jalan. Jadi, semua yang ada di sini dituntut oleh Allah untuk bersikap kritis menggunakan daya nalar yang dimiliki secara jujur untuk melihat dinamika kehidupan yang terjadi. Setelah melakukan penilaian dengan berdasar pada nilai-nilai spiritual yang ada dalam Al-Qur’an dan sunah, maka kita dituntut untuk melakukan perubahan di waktu-waktu yang akan datang. Perubahan itu diserahkan oleh Allah kepada hamba-hamba-Nya. Allah memerintahkan kita untuk melakukan perubahan dengan berbagai landasan dan perubahan itu harus dimulai dari diri sendiri,” jelas Anhar.

Ia menambahkan, alasan perubahan harus dimulai dari diri sendiri ialah karena Allah telah memberikan potensi dasar bagi setiap diri manusia untuk bisa melakukan sebuah perubahan. Semangat agama secara ibrani telah diberikan oleh Allah sejak dalam kandungan, lalu setelah mencapai usia balig sudah Allah berikan kekuatan akal untuk berpikir. Selain itu, Allah juga memberikan hati. Hati merupakan salah satu potensi dasar yang harus dipelihara dengan baik. Dasar untuk memelihara hati adalah dengan nilai-nilai yang absolut kebenarannya, yang datang dari Allah Swt.

Politik dan Islam

Lihatlah sekarang ini, perkembangan informasi di berbagai media sangat luar biasa, khusus terkait politik. As-siyasah, yakni aktivitas yang dilakukan seseorang, sekelompok masyarakat, atau negara guna memperbaiki keadaan yang buruk menjadi baik, dan yang baik menjadi lebih baik, merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari Islam. Oleh karena itu, salah besar jika ada orang yang memiliki pandangan “jangan berbicara politik di masjid”. Sebab, ini adalah salah satu indikator orang yang gagal paham terhadap Islam. As-siyasah dengan negara juga tidak bisa dipisahkan, bahkan Nabi Muhammad saw. juga tidak akan berhasil tanpa adanya gerakan as-siyasah.

“Nabi hijrah dari Makkah ke Madinah ini merupakan proses perubahan strategi dakwahnya. Setelah sampai di Madinah, sarana ibadahlah yang pertama dibangun. Sarana untuk mengumpulkan umat dan membina nalar umat. Luar biasanya lagi, Nabi menyatukan ukhuwah Islamiyah antara Muhajirin dan Anshor. Kemudian Nabi membentuk satu konsep perubahan dengan Piagam Madinah di bawah pemerintahan Nabi sebagai rasul saat itu,” imbuh Anhar.

Anhar menuturkan, “Tampaknya spiritual Islam sekarang ini mulai tumbuh dari bawah, bukan dari atas. Dapat kita lihat fenomenanya dari berbagai daerah sudah mulai tumbuh semangat Islam. Anak-anak muda sudah mulai menunjukkan daya kritisnya. Hal ini sangat patut untuk disyukuri, tetapi yang menjadi persoalannya adalah gaya bernegara kita ini tidak siap dari pada kritik.”

Ciri Pemimpin dalam Islam

Pertama, tidak boleh berbuat keji dan munkar. Seorang pemimpin tidak boleh berbuat keji dan munkar. Justru seorang pemimpin itu harus memberantas kegiatan-kegiatan kemungkaran dalam berbagai aspek. Kedua, gemar menunaikan zakat. Maksudnya di sini berarti harus melihat fungsi zakat itu bagi pelaku. Misalnya zakat dalam konteks sosial. Jadi, orang yang gemar menunaikan zakat ia akan memiliki jiwa humanis dan jiwa sosial yang tinggi karena ia sadar bahwa dalam harta itu ada hak orang lain. Orang yang gemar mengeluarkan zakat tidak mungkin tega membangun kebahagiaan di atas penderitaan orang lain dan ini sudah dipraktikkan oleh Khulafaur Rasyidin yaitu Umar. Jika dihubungkan dengan zakat maka bagi seorang pemimpin itu tidak boleh harta haram di tangannya. Jangankan haram, syubhat saja tidak boleh. Ini harus dipahami oleh politisi-politisi di mana pun levelnya tidak boleh menumpuk ataupun mengumpulkan harta haram.

Ketiga, tunduk kepada aturan Allah. Tauhid rububiyah-lah yang berfungsi di sini, karena sadar bahwa kita datang dari Allah dan dimiliki oleh Allah sepenuhnya. Diatur oleh Allah bukan hawa nafsu, ini adalah sifat yang harus dimiliki oleh para pemimpin.

“Hal ini merupakan tanggung jawab bersama sebagai seorang muslim untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat yang masih awam supaya tidak dipolitisasi oleh kekuatan-kekuatan politik tertentu yang hanya mementingkan dunia semata,” tutup Anhar. (Zah)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Drs.-H.-Anhar-Ansyory-M.S.I.-Ph.D.-khatib-khotbah-Jumat-di-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Istimewa.jpg 722 1355 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-06-12 08:39:002023-06-12 08:39:00Ciri Pemimpin dalam Islam

Transformasi Spiritual Setelah Ramadan dan Syawal

09/06/2023/in Feature /by Ard

Kajian Rutin Ahad Pagi Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dengan pembicara Dr. H. Khoiruddin Bashori, M.Si. (Foto: Istimewa)

Masjid Islamic Center (IC) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta mengadakan Kajian Rutin Ahad Pagi yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube Masjid Islamic Center UAD dan berlangsung secara luring di kompleks masjid tersebut dengan tema serta pemateri yang berbeda setiap pertemuan. Pemateri pada pertemuan kali ini adalah Dr. H. Khoiruddin Bashori, M.Si. yang merupakan Wakil Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan juga dosen Psikologi UAD.

Khoiruddin Bashori di awal ceramahnya menuturkan, “Puasa dan Syawal memang sudah selesai. Harusnya yang belum selesai adalah transformasi spiritualnya yaitu perubahan menjadi lebih baik. Hidup ini kan mesti progresif dari waktu ke waktu, harus menjadi lebih baik. Sebagaimana termaktub dalam Q.S. Al-Insyiqaq ayat 19 yang artinya, ‘Sungguh, akan kamu jalani tingkat demi tingkat (dalam kehidupan)’, atau dapat diibaratkan seperti naik tangga dan insyaallah jika nanti pada saatnya harus menghadap Allah Swt. sudah berada pada derajat yang paling tinggi atau sering disebut dengan husnul khotimah. Mudah-mudahan semua yang ada di sini termasuk dalam golongan tersebut.”

Menurutnya, sekarang ini sering ditemui bersama tentang banyaknya sikap atau perilaku yang tidak sesuai dengan ajaran atau tuntunan agama Islam. Perlu diketahui bersama bahwa keyakinan itu akan memengaruhi nilai-nilai yang diutamakan atau diprioritaskan. Khoiruddin Bashori mengatakan, “Sebenarnya yang dianggap penting dalam hidup ini apa? Nah ini yang menjadi pilihan. Jadi, dari keyakinan itu akan muncul nilai-nilai utama yang dipegang. Kemudian, nilai-nilai utama itu yang akan memengaruhi sikap. Pilihan-pilihan sikapnya itu sangat ditentukan oleh nilai-nilai yang dipilih. Jika seseorang memilih nilai tertentu biasanya akan muncul sikap tertentu juga, misal nilai yang dipilih itu nilai eksklusif yaitu hanya bisa dekat dengan yang sama dan dengan yang berbeda itu musuhan. Pasti nanti sikapnya yang muncul juga akan berbeda,” jelasnya.

Transformasi spiritual dan nilai-nilai yang diutamakan tersebut bisa didapat dari keyakinan yang ditanamkan. Kemudian keyakinan itu bisa muncul dari pemahaman agamanya, budayanya, sekolahnya, pengaruh teman, atau bisa dari mana saja. “Jika diruntutkan lagi maka keyakinan itu akan memengaruhi nilai-nilai utama. Kemudian nilai-nilai utamanya akan memengaruhi sikap, dan sikaplah yang akan menentukan perilaku atau bisa juga dikenal dengan literasi akademik, artinya bahwa ilmu yang dipelajari itu harusnya berimbas pada action,” lanjut Khoiruddin.

Buya Syafi’i Ma’arif pernah berkata, “Bagi saya tidak penting apa kata orang ke saya, bagaimana pandangan orang ke saya itu tidaklah penting. Namun, bagaimana pandangan Allah ke saya itulah yang terpenting.” Jadi muaranya adalah apa yang menurut pandangan Allah itu baik, maka itulah yang menjadi prioritas.

“Maka, nilai di sini adalah pilihan nilai-nilai yang diyakini awal mula munculnya dari percaya atau keyakinan,” imbuh Khoiruddin.

Ia pun menuturkan, ada 3 nilai penting yang harus dimiliki setiap orang dalam transformasi spiritual. Pertama, kerja keras. Islam mengajarkan kepada umatnya untuk kerja keras. Jadi nilai-nilai kerja keras ini harus menjadi pegangan. Kedua, tanggung jawab. Islam itu harus bertanggung jawab, apa pun yang dilakukan itu harus dipertanggungjawabkan. Ketiga, jujur. Jadi umat Islam itu harus jujur jangan malah sering berbohong. “Jika 3 nilai ini dipegang sungguh-sungguh sebagai prinsip maka pelanggaran terhadap 3 nilai ini dianggap sebagai dosa besar karena ini adalah nilai utama. Dalam bahasa pendidikan karakter sering disebut dengan nilai-nilai etika utama,” jelasnya.

Jadilah umat Islam yang tunduk kepada Allah Swt. dan senantiasa diberikan jalan yang lurus yaitu jalan Tuhan. Jika jamaah sekalian mengikuti jalan Tuhan maka hidup ini akan terasa sangat nikmat. Perlu diyakini juga bahwa tidak ada balasan bagi kebaikan selain kebaikan juga. “Mudah-mudahan nilai-nilai yang diyakini jamaah sekalian itu adalah nilai-nilai jalan Tuhan, nilai-nilai yang diajarkan Tuhan yaitu nilai-nilai yang menuju kepada kebaikan. Makin lama, makin lebih baik lagi dan jika fokus kepada nilai-nilai itu maka insyaallah tujuan yang menjadi harapan itu akan terwujud,” tutup Khoiruddin. (Zah)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kajian-Rutin-Ahad-Pagi-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-dengan-pembicara-Dr.-H.-Khoiruddin-Bashori-M.Si_.-Foto-Istimewa.jpg 768 1366 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-06-09 09:03:382023-06-09 09:03:38Transformasi Spiritual Setelah Ramadan dan Syawal
Page 36 of 71«‹3435363738›»

TERKINI

  • PPKO BEM Fakultas Psikologi Beri Pelatihan di Sekolah Perempuan Poetri Mardika07/11/2025
  • Hanif Menapaki Perjalanan Panjang Penuh Doa dan Usaha07/11/2025
  • Membangun Generasi Berdaya dengan Iman dan Karya07/11/2025
  • Program Studi Akuntansi UAD Sandang Akreditasi Unggul07/11/2025
  • Tak Menyerah Meski Tanpa Orang Tua, Nona Carolina Buktikan Mimpi Bisa Dicapai07/11/2025

PRESTASI

  • KPS FH UAD Raih Juara II dalam Kompetisi Surat Gugatan Lokajaya Law Fair 202507/11/2025
  • Mahasiswa UAD Raih Gold Medal di National Writing Competition (NWC) Universitas Andalas 202507/11/2025
  • Staf Humas UAD Raih Juara II Lomba Desain Poster Internasional SEIFA 202507/11/2025
  • Mahasiswa UAD Torehkan Prestasi Internasional di Ahmad Dahlan International Seminar #3 Competition 202507/11/2025
  • Mahasiswa Psikologi UAD Raih Juara II Nasional Lomba Fotografi AP2TPI 202506/11/2025

FEATURE

  • Hakikat Takwa dalam Kehidupan28/10/2025
  • Tali Allah adalah Tali Persatuan28/10/2025
  • Meraih Amalan Ahli Surga22/10/2025
  • Perjalanan Salsabilla Raih Gelar Sarjana dalam 3,3 Tahun20/10/2025
  • Unlock Your Next Level15/10/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top