• TERKINI
  • UAD BERDAMPAK
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Mengapa Manusia Harus Mempunyai Sikap Ikhlas?

01/04/2023/in Feature /by Ard

Kajian Rutin Jelang Buka Puasa Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dengan pemateri Budi Jaya Putra, S.Th.I., M.H. (kiri) (Foto: Ummi Hasanah)

Kajian Jelang Buka Puasa yang terselenggara di Masjid Islamic Center (IC) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) berlangsung khidmat pada Senin, 27 Maret 2023. Budi Jaya Putra, S.Th.I., M.H. selaku Kepala Pusat Tarjih UAD didapuk sebagai pemateri dengan topik pembahasan mengenai ikhlas.

Ikhlas adalah sebuah kata yang mudah diucapkan, tetapi sulit untuk dilakukan. Padahal, ikhlas adalah kunci menuju hati yang lebih tenang, penuh rasa syukur, dan hidup yang lebih baik.

Bulan Ramadan adalah bulan yang penuh dengan keberkahan. Setiap amal perbuatan akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Terlebih jika dilakukan dengan penuh keikhlasan. Budi memberikan contoh terkait dengan keikhlasan. “Keikhlasan tercermin ketika kita mendengarkan ceramah tidak merasa jenuh,” tuturnya.

Secara sederhana ikhlas artinya memurnikan niat hanya semata-mata mencari rida Allah Swt., atau semata-mata menaati perintah-Nya. Dalam kitab Nadhrotun Na’iim tertulis bahwa “Engkau tidak mencari selain Allah sebagai saksi dan pemberian ganjaran atas amalmu.” Cukup Allah sebaik-baiknya alasan untuk melakukan suatu perbuatan. Bukan karena ingin mendapatkan pujian dari orang lain.

Selaras dengan hal itu, Budi mengatakan bahwa, “Kamu tidak butuh dilihat orang, kamu tidak butuh pendapat orang, kamu tidak butuh imbalan apa pun dari orang lain. Itulah yang dinamakan ikhlas. Keikhlasan membutuhkan latihan dan proses.”

Lebih lanjut, ia menuturkan, “Seorang mukmin akan mendapatkan pahala karena niatnya, sekalipun tidak mengerjakan niat tersebut karena uzur.” Niat yang ikhlas merupakan syarat amalan baik yang diterima Allah Swt.

Tanda Sudah Ikhlas

Menuju ikhlas sesungguhnya merupakan proses latihan jiwa. Ada 3 hal yang menandakan bahwa seseorang telah memiliki sikap ikhlas. Pertama, tidak ada bedanya bagi seseorang ketika dipuji atau dicela. Maksudnya ialah saat seseorang melakukan suatu perbuatan lalu, mendapatkan cacian atau pujian dirinya akan tetap melakukan hal tersebut. Kedua, tidak menghiraukan pandangan dan omongan manusia. “Orang mau ngomong apa silakan, ini saya. Karena saya mengikuti Al-Qur’an dan As-Sunnah,” jelasnya. Ketiga, mengharapkan pahala dari amal yang telah dilakukan untuk akhirat.

Keikhlasan Adalah Benteng Pertahanan

Ikhlas adalah benteng manusia yang tidak bisa ditembus oleh setan. “Kalau teman-teman sudah ikhlas maka setan tidak akan mampu menyesatkan kita,” jelasnya. Seperti dalam firman Allah surah Shad ayat 82–83 yang menerangkan bahwa iblis akan menyesatkan semua manusia kecuali hamba-hamba Allah yang mukhlas.

Ada 3 hal yang dapat menjebak kepada ketidakikhlasan. Pertama, bila seseorang telah menganggap dirinya hebat. Kedua, bila seseorang merasa amalnya sudah banyak. Ketiga, ketika seorang hamba lupa akan dosa-dosa yang telah dilakukan. “Jika hal ini sudah ada pada diri manusia, maka setan tidak akan mencari jalan lain untuk menggodanya dan merasa bahwa dirinya telah menang,” tutur Budi.

Terakhir, ia mengajak semua jamaah untuk terus datang ke kajian. “Mari, hadiri terus kajian meskipun saat ini belum ikhlas. Datang saja, nanti Allah yang akan mengikhlaskan karena kebiasaan yang terus dilakukan,” tutupnya. (umh)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kajian-Rutin-Jelang-Buka-Puasa-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-dengan-pemateri-Budi-Jaya-Putra-S.Th_.I.-M.H.-kiri-Foto-Ummi-Hasanah.jpg 768 1366 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-04-01 11:11:002023-04-01 11:11:00Mengapa Manusia Harus Mempunyai Sikap Ikhlas?

Pendidikan untuk Kemanusiaan Universal

01/04/2023/in Feature /by Ard

Diyah Puspitarini, M. Pd., dosen Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sekaligus Sekretaris PP ‘Aisyiyah periode 2022–2027 dan Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menjelaskan tentang “Pendidikan untuk Kemanusiaan Universal” (Foto: Istimewa)

Pendidikan merupakan proses pemanusiaan manusia menuju lahirnya insan yang bernilai secara kemanusiaan. Namun pada kenyataannya, pendidikan masih mengalami dehumanisasi (tidak memanusiakan manusia). Sementara menurut pandangan Islam, hakikat pendidikan adalah mengembangkan harkat dan martabat manusia dalam memanusiakan manusia agar benar-benar mampu menjadi khalifah di muka bumi ini.

Berhubungan dengan hal tersebut, Diyah Puspitarini, M. Pd., alumnus Magister Manajemen Pendidikan (MP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sekaligus Sekretaris PP ‘Aisyiyah periode 2022–2027 dan Komisioner di Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), berkesempatan menjadi narasumber dalam acara Kuliah Umum Magister Manajemen Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UAD. Topik menarik yang diangkat yakni “Pendidikan untuk Kemanusiaan Universal”, dan diselenggarakan pada 15 Maret 2023 secara langsung di YouTube resmi UAD.

Diyah menyampaikan, “Pendidikan adalah proses yang mengubah potensi kita. Pendidikan juga menyadarkan bahwa manusia mempunyai potensi sebagai makhluk yang berpikir. Potensi itu di antaranya: spiritual (rohaniah), jiwa (nafsiah), berpikir (akliah), dan tubuh (jasmaniah). Dengan memaksimalkan potensi yang ada, maka manusia akan menemukan eksistensi dalam kehidupannya.”

Kemanusiaan Universal

Menurut prinsip human rights atau panduan tindakan kemanusiaan, disebutkan bahwa manusia memiliki kebutuhan dan hak yang sama. Kemudian, Muhammadiyah hadir dengan membawa misi kemanusiaan universal. Dengan spirit teologi Al-Ma’un. Muhammadiyah berusaha mengeluarkan umat Islam dan bangsa Indonesia dari jurang kejumudan, kebodohan, keterbelakangan, dan kemiskinan.

K.H. Ahmad Dahlan merasa miris akibat anak-anak pribumi pada saat itu tidak bisa bersekolah. Dengan semangat juang teologi tersebut, ia bersama Muhammadiyah akhirnya membangun sekolah khusus untuk memfasilitasi anak-anak pribumi. Spirit kemanusiaan yang dibawa bertujuan untuk menolong dan melayani. Selain pendidikan, saat itu di bidang kesehatan juga banyak yang tidak bisa terobati penyakitnya sehingga memerlukan rumah sakit, di situ peran Muhammadiyah hadir.

Isu Strategis Kemanusiaan Universal

Pada Muktamar ke-48 di Surakarta, ada 4 isu strategis kemanusiaan universal yang diusung oleh Muhammadiyah. Pertama, membangun tata dunia yang damai berkeadilan.

“Di Indonesia, masih terjadi konflik seperti di Papua hingga Aceh, korbannya adalah mereka yang lemah dan belum bisa mendapatkan haknya sebagai manusia, yakni pendidikan,” jelas Diyah. “Secara global, konflik banyak terjadi di berbagai belahan dunia seperti kasus Rohingya di Syria, dan lain sebagainya. Lalu, di sini, apa yang dilakukan oleh K.H. Ahmad Dahlan? Ya, tidak hanya membangun sekolah, Muhammadiyah juga ingin menciptakan suasana tatanan global yang damai dan berkeadilan.”

Kedua, regulasi dampak perubahan iklim. Di Indonesia, perubahan iklim cukup terasa dan menjadi salah satu isu dunia yang harus diperhatikan. Pengalaman menarik diceritakan Diyah saat mengikuti musyawarah wilayah di Sumatra Selatan, tepatnya di Prabumulih. Itu termasuk daerah pertambangan, baik tambang minyak maupun batu bara.

“Harus kita sadari bahwa penambangan secara besar-besaran berpengaruh besar terhadap cuaca yang cukup ekstrem. Kebijakan yang dilakukan Wali Kota Prabumulih adalah stop tambang batu bara,” ungkap Diyah.

Ketiga, mengatasi kesenjangan antarnegara. Indonesia saat ini cukup membuat geleng-geleng kepala. Mulai dari kasus korupsi besar-besaran, hingga kasus kekerasan perempuan dan anak yang masih tinggi di Asia Tenggara. Hal ini menjadi kesenjangan antarnegara. Tidak hanya Indonesia, tetapi juga terjadi di beberapa negara lainnya. Tentunya Muhammadiyah hadir berperan dalam aksi kemanusiaan universal.

Keempat, menguatnya xenophobia. Xenophobia merupakan ketakutan terhadap segala sesuatu yang muncul dari hal-hal bersifat asing. Contohnya, stigma budaya barat yang dianggap pengaruh buruk. Muhammadiyah berperan untuk filterisasi budaya tersebut agar tetap bisa diambil sisi positif dan hal baik sehingga mampu berkembang di masyarakat.

Nilai Pendidikan dalam Kemanusiaan Universal

Diyah menjabarkan secara singkat nilai-nilai pendidikan dalam kemanusiaan universal. Pertama, mengentaskan kebodohan, ketidaktahuan, dan keterbelakangan, yang disebabkan tidak tahu dan tidak paham ilmu. Kedua, nilai inklusif yang tidak membedakan latar belakang dan kondisi. Hal-hal yang sifatnya eksklusif akan menyebabkan sifat intoleran. Ketiga, nilai toleransi, yang berarti menghormati perbedaan. Keempat, nilai keterbukaan akses mendapatkan pendidikan.

Sejatinya, universal access to education merupakan kemungkinan atau kemampuan manusia untuk memiliki kesempatan yang sama dalam pendidikan. Tidak adanya batas pada strata sosial, ras, gender, etnis atau fisik, dan gangguan mental atau disabilitas.

“Akses pendidikan secara universal mendorong berbagai pendekatan pedagogis untuk mencapai penyebaran pengetahuan lintas keragaman latar belakang sosial, budaya, ekonomi, nasional, dan biologis,” katanya.

Diyah mencatat pada tahun 2017 menurut UNESCO, perempuan dan anak-anak merupakan bagian terbesar dari kategori masyarakat yang tidak memiliki akses ke pendidikan berkualitas. Sebanyak 131,7 juta anak putus sekolah atau tidak memiliki kesempatan untuk memulai sekolah di tempat pertama sama sekali.

“Indonesia berada pada gerbang lost generation,” ungkap Diyah.

Diskriminasi dalam Mengakses Pendidikan

Anak perempuan dapat menghadapi hambatan berbasis gender. Misalnya perkawinan anak, kejadian tidak diharapkan pada perempuan, dan kekerasan berbasis gender lain yang sering kali menghalangi mereka untuk bersekolah atau menyebabkan meningkatnya angka putus sekolah. Termasuk di antaranya Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH).

Penyandang disabilitas sering menghadapi masalah aksesibilitas literal seperti kurangnya jalur landai atau transportasi sekolah yang tidak memadai, sehingga lebih sulit untuk pergi ke sekolah.

Pekerja migran sering menghadapi hambatan administratif yang menghalangi mereka mendaftar sekolah, yang secara efektif menghambat mereka di sistem pendidikan. Selain itu, daerah 3T (terdepan, terpencil, dan tertinggal) di Indonesia masih banyak yang belum mendapatkan fasilitas yang memadai.

Implementasi Pendidikan dalam Kemanusiaan Universal

Diyah menegaskan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan apa pun latar belakang, geografis, suku, ras, agama, gender, disabilitas, dan atau kondisi lainnya. Negara harus hadir memenuhi hak dasar warga negara untuk mendapatkannya.

Meski faktanya, kemitraan global untuk pendidikan mengatakan sekitar 90% anak penyandang disabilitas dari negara berpenghasilan rendah dan menengah tidak bersekolah. Lebih dari 72 juta anak usia pendidikan dasar tidak bersekolah, dan sekitar 759 juta orang dewasa tidak berpendidikan. Di hampir semua negara (maju dan berkembang), anak menghadapi hambatan pendidikan sebagai akibat dari ketidaksetaraan yang berasal dari identitas kesehatan, gender, dan budaya seperti agama, bahasa, dan asal etnis.

Faktor-faktor yang terkait kemiskinan—termasuk pengangguran, buta huruf pada orang tua, dan penyakit—meningkatkan kemungkinan tingkat putus sekolah. Parahnya, hal ini diikuti oleh Asia Tengah dan Timur serta Pasifik dengan lebih dari 27 juta anak tidak menempuh pendidikan.

Pesan K.H. Ahmad Dahlan untuk Pendidikan

Pertama, pendidikan sebagai bagian dari rekayasa sosial untuk memajukan bangsa Indonesia dan umat muslim yang saat itu sedang tertinggal. Kedua, pendidikan sebagai bagian usaha untuk membangun persatuan bumi putra yang saat itu dipisahkan oleh politik pecah belah yang diciptakan oleh Belanda. Ketiga, K.H. Ahmad Dahlan berusaha menjadikan pendidikan itu sebagai bagian dari sosialisasi dan gagasan pembaruan khususnya mengenai Islam yang berkemajuan. (roy)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Diyah-Puspitarini-M.-Pd.-dosen-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-sekaligus-Sekretaris-PP-‘Aisyiyah-periode-2022–2027-dan-Komisioner-Komisi-Perlindungan-Anak-Indonesia-KPAI-Foto-Istimewa.png 1077 1913 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-04-01 08:12:032023-04-01 08:12:38Pendidikan untuk Kemanusiaan Universal

4 Nilai Dasar yang Berkaitan dengan Ibadah dan Tuntunan Puasa Ramadan

31/03/2023/in Feature /by Ard

Rahmadi Wibowo Suwarno, Lc., M.A., M.Hum. Kepala LPSI UAD, narasumber Kajian Ahad Pagi “Puasa Ramadan” Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Istimewa)

Masjid Islamic Center (IC) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta menyelenggarakan Kajian Rutin Ahad Pagi. Kajian ini berlangsung secara luring di kompleks masjid tersebut dan disiarkan langsung melalui kanal YouTube Masjid Islamic Center UAD dengan tema serta pemateri yang berbeda setiap pertemuan. Pemateri kali adalah Rahmadi Wibowo S., Lc., M.A., M.Hum. yang merupakan Kepala Lembaga Pengembangan Studi Islam (LPSI) dan juga dosen UAD Program Studi Ilmu Hadis.

Rahmadi menuturkan, ada 4 nilai dasar yang berkaitan dengan ibadah-ibadah yang dilakukan oleh umat Islam. Pertama, umat Islam beribadah ditujukan kepada tauhid. Jadi, semua ibadah yang dilakukan itu bermuara pada tauhid yaitu mengesakan Allah Swt. Maka ketika ibadah itu ditujukan kepada selain Allah, secara otomatis itu bertentangan dengan ketauhidan. Atau ada yang menyebutnya dengan ilahiyyah, ibadah yang dilakukan berdasarkan pada aturan yang dibuat oleh Allah Swt. Jadi, yang membuat aturan itu Allah bukan manusia.

“Manusia memiliki beberapa tugas, di antaranya adalah memahami aturan yang dibuat oleh Allah sehingga manusia harus terus belajar. Oleh karena itu mengapa manusia disebut dengan pembelajar sejati. Selanjutnya adalah mengamalkan atau menerapkan ilmu yang telah didapat serta mengajarkan atau menyampaikan berdasarkan ketentuan hukum-hukum yang ditetapkan oleh Allah Swt.,” jelasnya.

Kedua, mengikuti apa yang dituntunkan oleh Nabi Muhammad (hiba’). Ada yang sifatnya mutlak, tidak boleh diubah walaupun manusia bisa mengubahnya. Dalam hal ini biasanya yang berhubungan dengan ibadah mahdhah yaitu ibadah yang sudah diatur tata cara dan pelaksanaannya dengan rinci.

Ketiga, sesuai dengan kemampuan (taisir). Hal ini menjadi nilai dasar bahwa ibadah itu mudah sesuai dengan kemampuan. “Yang bisa mengukur mampu atau tidaknya kembali kepada pribadi masing-masing. Maka, dalam Islam kejujuran itu betul-betul diutamakan,” lanjut Rahmadi. Terakhir, adalah maslahah, makna maslahah di sini ialah semua yang dilakukan oleh umat manusia pasti akan mendatangkan kebaikan dan kebaikan itu akan kembali kepada pribadi masing-masing.

“Hidup adalah pilihan yang diberikan potensi baik dan buruk, masuk surga atau neraka juga adalah pilihan,” imbuh Rahmadi.

Apakah Puasa Itu?

Puasa adalah beribadah kepada Allah dengan menahan diri dari makan dan minum serta hal-hal lain yang membatalkannya dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari. “Puasa ini termasuk ke dalam ibadah mahdhah di mana aturannya sangat rinci. Puasa ini wajib bagi orang-orang yang beriman dengan harapan menjadi orang yang bertakwa,” ucap Rahmadi.

Ia melanjutkan, “Menurut tafsir Al-Misbah yang dimaksud orang bertakwa itu ialah orang yang menjauhkan diri dari siksa dunia dan siksa akhirat. Siksa akhirat adalah neraka, kemudian siksa dunia adalah sakit, miskin, dan bodoh.”

Waktu Puasa

Rahmadi Wibowo menuturkan, waktu puasa adalah dimulai dari fajar shodiq, di Muhammadiyah ketentuannya ialah di bawah ufuk 18o dan yang pada umumnya di masjid-masjid itu 20o sampai terbenamnya matahari.

Orang yang diberi keringanan dan boleh meninggalkan puasa ramadan ada 2, yaitu wajib mengganti puasa di luar bulan Ramadan dan tidak perlu mengganti puasa tetapi membayar fidiah. “Adapun kategori orang yang wajib mengganti di luar bulan Ramadan adalah orang yang sakit biasa, ukuran orang yang sakit biasa ini adalah orang yang sakit kemudian bisa membahayakan kesehatannya. Jika ia sakit biasa tetapi tidak membahayakan kesehatannya maka ia tetap wajib berpuasa, misalnya sakit kulit, bisul dan lain-lain. Selanjutnya adalah orang yang sedang bepergian atau musafir. Adapun kategori orang yang tidak perlu mengganti puasa namun membayar fidiah adalah orang yang tidak mampu berpuasa misalnya karena tua dan lain sebagainya, orang yang sakit menahun, perempuan hamil, dan perempuan yang menyusui,” jelas Rahmadi.

Ia menambahkan, “Fidiah ini bisa dibayarkan di awal ataupun di akhir dan lebih baik jika dalam bentuk makanan yang sudah siap makan atau nasi kotak.”

Hukum Meninggalkan Puasa dan Hal yang Membatalkannya

Rahmadi Wibowo mengatakan, Ada dua hukum meninggalkan puasa ramadan. Pertama, kafir yang berarti tidak meyakini akan kewajiban puasa dan meninggalkan puasa. Kedua, bermaksiat yaitu orang yang meyakini kewajiban puasa namun tetap meninggalkan puasa.

“Adapun hal-hal yang membatalkan puasa ialah makan dan minum dengan sengaja, berhubungan intim di siang hari, mengeluarkan mani, muntah dengan sengaja, dan haid atau menstruasi,” tutup Rahmadi. (Zah)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Rahmadi-Wibowo-Suwarno-Lc.-M.A.-M.Hum_.-Kepala-LPSI-UAD-narasumber-Kajian-Ahad-Pagi-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Istimewa.jpg 768 1366 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-03-31 10:24:382023-03-31 10:24:384 Nilai Dasar yang Berkaitan dengan Ibadah dan Tuntunan Puasa Ramadan

Mengoptimalkan Peran Public Relations di Perguruan Tinggi

31/03/2023/in Feature /by Ard

Chairul Fajri, S.I.Kom., M.A. Kepala Bimawa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sekaligus Ketua PR Indonesia wilayah Yogyakarta (Foto: Humas dan Protokol UAD)

Public relations yang selanjutnya biasa dikenal sebagai PR, lekat kaitannya dengan citra yang merupakan pilar terbentuknya reputasi. Citra merupakan pondasi kekuatan utama yang tak ternilai harganya bagi sebuah institusi atau lembaga. Berbagai macam upaya akan dilakukan dalam rangka menjaga nama baik.

Perguruan tinggi sebagai institusi penyedia jasa pendidikan perlu mengelola citranya. Dalam hal ini, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sebagai salah satu Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) terbaik di Indonesia memperhatikan dengan saksama peran dan fungsi PR dalam rangka mewujudkan good university governance.

Chairul Fajri, S.I.Kom., M.A. selaku Kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa) UAD sekaligus Ketua PR Indonesia wilayah DIY berkesempatan menjadi narasumber dengan topik “Public Relations di Perguruan Tinggi” yang disampaikan dalam acara Upgrading Student Employee (SE) bidang Humas dan Protokol Kantor Universitas pada Selasa–Rabu, 14–15 Maret 2023 di Griya Persada Kaliurang, Sleman.

Fajri membedah materi secara bertahap mulai dari pentingnya bersikap ramah dan menjadi representasi yang baik, strategi komunikasi, hingga manajemen PR. “We born to be public relations. Kita membawa citra diri sendiri, kita adalah representasi diri dan sosial. Membangun reputasi yang baik memerlukan waktu, tetapi dapat rusak dalam waktu sekejap,” terangnya.

Merefleksikan Konsep Public Relations

Pertama, we born to be public relations. Artinya, sebagai manusia sejatinya kita terlahir sebagai seorang public relations. Secara logika, kita merepresentasikan diri sendiri, hidup dalam rangka menjaga nama baik diri sendiri. Dalam hal ini, bidang Humas (disebut bidang Humas dan Protokol di UAD) akan merepresentasikan organisasinya yaitu UAD.

Kedua, fungsi PR adalah fungsi komunikasi. Berbeda dengan pendekatan hukum yang merupakan bentuk atau segala cara pemberitaan yang bisa berubah menyesuaikan keadaan atau mementingkan asas pembenaran. Fungsi komunikasi pada PR adalah seni dalam berkomunikasi yang berfokus pada keindahan (citra) dalam berkomunikasi. Di dalam fungsi komunikasi, seorang PR akan memainkan tone emosional audiens.

Ketiga, perkembangan media digital. Sejalan perubahan zaman, peran Humas saat ini sangat lekat dengan dunia media digital. Menjawab hal itu, seorang PR harus bisa membuat media yang kreatif dan inovatif serta membangkitkan emosional. Tujuannya adalah meningkatkan engagement dan mempunyai values sehingga citra akan terbangun dengan baik.

Keempat, makin tingginya persaingan antarperguruan tinggi. Saat ini, perguruan tinggi baik itu negeri maupun swasta membutuhkan peran PR di dalamnya. Optimalisasi peran Humas merupakan metode cara publisitas yang tidak berbayar dan efisien. PR menjadi penjembatan komunikasi antara organisasi dan publik, untuk mendapatkan citra dan reputasi baik.

Good Reputation

Fajri menegaskan, “We build reputation, inch by inch, day by day, step by step. But they can be destroyed in an instant.” Artinya, citra dan reputasi suatu institusi dibangun tidak dalam waktu singkat. Namun kedua hal tersebut bisa rusak secara tiba-tiba dengan waktu yang sangat singkat. Maka dalam menyusun publisitas perlu hati-hati dan bertahap. Pertanyaannya, sudah baikkah reputasi UAD? Fajri menyampaikan, “Dalam 5 tahun terakhir, UAD memiliki citra yang sangat bagus di mata masyarakat.”

PR pada dasarnya berfungsi untuk menghubungkan publikk atau pihak-pihak yang berkepentingan dan saling terkait di dalam suatu instansi atau organisasi, sehingga terjadi pola hubungan harmonis yang dapat menunjang pencapaian tujuan organisasi secara saling menguntungkan. “Communication designed to gain public understanding and acceptance,” jelasnya.

Komunikasi Profesional

Komunikasi professional merupakan komunikasi yang bertujuan untuk menunjang aktivitas pekerjaan kita. Dalam sebuah organisasi/instansi, kita mengenal berbagai jenis komunikasi seperti: komunikasi ke atas, komunikasi ke bawah, komunikasi linier, maupun komunikasi formal dan komunikasi nonformal.

Sebagai PR, ada 3 kompetensi yang harus dikuasai antara lain komunikasi tulis seperti proposal, notulen, laporan kegiatan, surat menyurat, dan lain-lain. Kemudian komunikasi internal yakni komunikasi kepada atasan, rekan kerja, atau bahkan unit lain. Terakhir adalah komunikasi eksternal yang berkaitan dengan media, instansi pemerintah, masyarakat, konsumen, klien, dan lain sebagainya. Kompetensi ini harus dipahami oleh bidang Humas baik itu di dalam perguruan tinggi maupun yang lain.

Fajri menjelaskan strategi komunikasi yang baik di antaranya mencari tahu siapa komunikan atau penerimanya dengan jelas, menetapkan pesan kunci dengan baik, memilih waktu dan media komunikasi yang tepat dan senantiasa inisiatif dalam bekerja atau merespons isu.

Kesuksesan dan Keberhasilan Komunikasi PR

Sebagai Humas di perguruan tinggi, berikut adalah kunci kesuksesan dan keberhasilan komunikasi PR. Pertama, dengarkan dan pahami. Artinya, mendengarkan apa yang menjadi harapan dari stakeholders. Kedua, memilih komunikator dan media seperti siapa yang menyampaikan pesan, kredibilitasnya seperti apa, medianya bagaimana. Ketiga, membuat pesan yang mampu membangkitkan emosional audiens. Keempat, menarik engagement. Misalnya, seberapa jauh keterlibatan audiens dan ketertarikan terhadap pesannya.

“Banyak perguruan tinggi yang hebat dan memiliki banyak capaian, tetapi tidak sedikit yang gagal dalam mengomunikasikan hal tersebut, sehingga mengakibatkan kurangnya minat dari calon mahasiswa baru dan ketidakpuasan stakeholders,” ucap Fajri kepada seluruh SE bidang Humas dan Protokol UAD. (roy)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Chairul-Fajri-S.I.Kom_.-M.A.-Kepala-Bimawa-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-sekaligus-Ketua-PR-Indonesia-wilayah-Yogyakarta-Foto-Humas-dan-Protokol-UAD.jpg 1333 2000 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-03-31 08:42:192023-03-31 08:42:19Mengoptimalkan Peran Public Relations di Perguruan Tinggi

Mewujudkan Partisipasi Aktif Mahasiswa dalam Pemilwa

31/03/2023/in Feature /by Ard

Seminar Nasional Demokrasi dan Sosialisasi Pemilihan Mahasiswa (Pemilwa) oleh KPUM FAI Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Zahro)

Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta menyelenggarakan Seminar Nasional Demokrasi dan Sosialisasi Pemilihan Mahasiswa (Pemilwa) pada Jumat, 17 Maret 2023 di Aula Masjid Islamic Center (IC) Kampus IV UAD. Kegiatan tersebut menghadirkan Musnif Istiqomah, S.Pd.I. selaku Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bantul sebagai narasumber. Acara dipandu oleh Dahlan Anwar, mahasiswa Pendidikan Agama Islam (PAI) tahun 2019.

Musnif Istiqomah menuturkan, Indonesia merupakan negara yang menganut sistem demokrasi. Salah satu ciri demokrasi adalah adanya pemilihan umum (Pemilu). Dalam Pemilu menuntut keterlibatan masyarakat, begitu juga dengan Pemilwa. Dalam Pemilwa partisipasi mahasiswa sangat penting.

Mengapa Partisipasi Itu Penting?

Sebab, sebagai legitimasi mahasiswa terhadap jalannya pemerintahan hasil Permilwa di kampus. Selain itu, partisipasi dipandang penting karena sebagai kontrol mahasiswa terhadap pemerintahan di kampus.

Musnif Istiqomah menambahkan, “Dengan becermin dari Pemilwa, mahasiswa mengerti arti penting dalam memilih pemimpin yang baik. Mengikuti Pemilwa membuat mereka dapat mengenal tahapan, teknis, dan aspek penting dalam pemilu. Mahasiswa juga dapat mengenal dan memahami nilai-nilai demokrasi dengan merefleksikan adanya nilai-nilai yang harus ditegakkan dalam berorganisasi, serta sadar bahwa Pemilwa adalah media demokrasi di kampus yang mampu menegakkan nilai-nilai demokrasi dalam kepemimpinannya.”

Poin penting pendidikan demokrasi dalam Pemilwa adalah mahasiswa mengenal arti penting pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat, becermin dari kepengurusan mahasiswa. Pertama, dalam hal hak dicalonkan/mencalonkan diri sebagai presiden mahasiswa atau mendukung salah satu calon ditanamkan pendidikan soal kompetisi sehat tanpa kampanye gelap, jiwa kesatria dan jiwa besar menerima kekalahan, serta saling menghormati antara pihak yang kalah maupun menang, dan tidak melakukan politik uang. Kedua, dalam hal hak memilih. Dorongan menggunakan hak pilih secara cerdas dan rasional, sehingga terpilih calon yang benar-benar berkualitas dan tidak menggunakan politik uang serta pentingnya menghormati perbedaan dan anti kekerasan.

Pemilwa sebagai Media Character Building

Mahasiswa akan menjadi pemilih yang rasional. Bagi calon presiden mahasiswa dan pendukung calon yang menang, harus mampu menghormati serta merangkul calon yang kalah, tidak menyombongkan diri, tetap berkomitmen menjadi pemimpin yang bertanggung jawab, membuka ruang partisipasi, serta memastikan adanya akses dan manfaat yang sama atas program-program kegiatan bagi seluruh warga kampus. Bagi calon presiden mahasiswa dan pendukung calon yang kalah, harus berani menerima kekalahan dengan senang hati dan tetap mendukung yang menang untuk menyukseskan program-programnya.

“Pemilwa dilaksanakan secara demokratis, langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil di lingkungan universitas,” ucap Musnif. “Prinsip pelaksanaan Pemilwa ada 2. Pertama, sederhana. Pelaksanaan pemilu sejak tahapan awal hingga akhir memerlukan waktu yang panjang. Pemilwa dilaksanakan dengan durasi waktu yang pendek tetapi memuat pokok-pokok tahapan pemilu. Kedua, Murah. Pemilu memerlukan biaya yang tinggi sedangkan Pemilwa dirancang menggunakan perlengkapan yang ada di kampus dan meminimalkan biaya sehingga anggaran kampus bisa disesuaikan.”

Bentuk Partisipasi Aktif Mahasiswa

Musnif mengatakan, terdapat beberapa bentuk partisipasi aktif mahasiswa. Pertama, sebagai peserta ialah calon/pasangan calon presiden, gubernur, dan bupati mahasiswa, selain peserta ada juga sebagai saksi TPS. Kedua, sebagai penyelenggara Pemilwa yaitu KPUM, pengawas, dan mahkamah Pemilwa. Ketiga, sebagai pemilih ialah mahasiswa yang terdaftar di UAD dibuktikan dengan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) dan jumlah pemilih setiap TPS maksimal 600 pemilih. Keempat, sebagai pemantau Pemilwa ialah mahasiswa yang bertugas untuk memantau tahapan Pemilwa.

“Ada beberapa tipologi pemilih di Indonesia, di antaranya ialah memilih karena persamaan suku, ras, agama, dan golongan atau status sosial. Selanjutnya, memilih berdasarkan kesamaan ideologi, visi, dan pandangan, serta pada afiliasi partai politik. Kontestan yang didukung partai politik pilihannya, akhirnya kepada dialah pilihan dijatuhkan. Kemudian, memilih karena berdasarkan pragmatisme politik, seperti memilih karena diberi hadiah atau politik uang,” tutur Musnif.

Menjadi Pemilih yang Berdaulat, Cerdas, dan Mandiri

“Ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar menjadi pemilih yang berdaulat, cerdas, dan mandiri. Cara yang pertama adalah menggali rekam jejak, pemilih mampu menggali rekam jejak calon pemimpin. Telusuri riwayat calon pemimpin tersebut, di dalamnya terkait latar belakang keluarga, pendidikan, dan bagaimana aktivitasnya di masyarakat serta menilai derajat integritasnya. Cara yang kedua adalah rasional, mengedepankan rasionalitas dalam memilih pemimpin berdasarkan penilaian yang objektif dan komprehensif. Dan cara yang terakhir adalah orientasi program, rajin mencari dan mempelajari informasi program serta visi misi yang ditawarkan. Apakah relevan dengan kebutuhan masyarakat, terukur, dan realitas atau tidak,” tutup Musnif. (Zah)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Seminar-Nasional-Demokrasi-dan-Sosialisasi-Pemilihan-Mahasiswa-Pemilwa-oleh-KPUM-FAI-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Istimewa.jpeg 489 1111 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-03-31 07:58:532023-03-31 07:58:53Mewujudkan Partisipasi Aktif Mahasiswa dalam Pemilwa

Transformasi Gerakan Sosial di Ruang Digital

30/03/2023/in Feature /by Ard

Muhammad Abduh Zulfikar, S.Pt. narasumber Seminar Nasional Pameran Digital BEM FAI Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Zahro)

Muhammad Abduh Zulfikar, S.Pt., CEO PT Madhar Mandhava sekaligus Ketua Jaringan Peternakan Muhammadiyah, menjadi narasumber dalam acara seminar nasional yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta. Seminar ini merupakan salah satu rangkaian acara dari Pameran Digital dan Launching Website BEM FAI yang dilaksanakan di Hall Kampus IV UAD pada Rabu–Kamis, 16–17 Maret 2023 dengan tema “Social Movement Transformation”.

Muhammad Abduh menuturkan, “Gerakan sosial itu tidak bisa hidup jika berpisah dari organisasi yang bersifat bisnis, karena gerakan sosial itu harus bisa mempertahankan yang berarti tidak akan melakukan suatu perubahan.”

Gerakan Sosial di Ruang Digital

Abduh menyebutkan bahwa ada 2 perubahan dalam gerakan sosial di ruang digital. Pertama, perubahan aksi lapangan ke media sosial. Orang-orang yang biasanya melakukan aksi lapangan sering kali susah untuk mengumpulkan dan mengoordinasi orang banyak. Namun melalui media sosial, bisa lebih mudah untuk berbagi informasi.

Begitu pula dengan seminar. Hikmah adanya virus corona 3 tahun belakangan ini, yang awalnya seminar nasional dalam jaringan (daring) belum bisa diterima, akhirnya sekarang sudah mulai diterima. “Menurut saya rapat daring lebih efektif, karena lebih detail, tidak membuang banyak waktu dan orang menyampaikan apa yang perlu disampaikan serta jelas waktu selesainya,” jelas Abduh.

Kedua, perubahan fisik ke digital. Dalam hal ini yang dulunya harus membuat tulisan di kertas saat melakukan aksi atau menyuarakan aspirasi, tetapi saat ini cukup membuat desain pamflet kemudian bagikan ke semua kontak dan grup yang ada, itu sudah menjadi provokatif atau inspirasi. Cara tersebut lebih efektif dan efisien untuk diterapkan.

Model Gerakan Sosial

Model gerakan sosial dapat dikategorikan dalam 3 macam. Pertama, gerakan sosial klasik yang dulu berbasis kelas. Mulai dari kelas petani, buruh, dan pekerja. Kedua, gerakan sosial neoklasik yang bersifat lebih cenderung kepada kepentingan bersama. Jadi, misalnya ada isu kenaikan bahan bakar minyak (BBM) dan ada yang tidak setuju kemudian turun ke jalan untuk menyampaikan aspirasinya. Hal tersebut merupakan salah satu cara menyuarakan aspirasi untuk kepentingan bersama.

Ketiga, gerakan sosial baru lebih kepada sifat isu-isu tentang kekerasan atau arogansi. “Seperti kasus Mario Dandi, merupakan contoh gerakan sosial baru bersifat digital karena tidak ada yang aksi turun ke jalan. Gerakan yang dibakar melalui media sosial Twitter sudah sangat cukup untuk melegitimasi bahwa itu adalah kasus yang serius dan masyarakat hadir dalam ide-ide sebagai legitimasi,” terang Abduh. Ia menambahkan, “Terjadinya perubahan tersebut karena pengguna internet di Indonesia yang makin tinggi dan peningkatan infrastruktur mendorong perubahan sosial di ruang digital.”

Syarat Terjadinya Perubahan

Adapun syarat terjadinya sebuah perubahan ialah infrastruktur jaringan, penting sekarang ini untuk memiliki ponsel yang terkoneksi langsung dengan jaringan. Kepemilikan alat komunikasi, akses informasi, platform media sosial, tidak ada ruang publik yang dibatasi oleh otoritas tertentu, kecepatan informasi yang didapatkan, dan tidak harus melalui tatap muka untuk memberikan informasi maupun diskusi.

“Ruang publik itu penting karena untuk menyampaikan aspirasi. Pentingnya konsep ruang publik dalam sistem negara demokrasi seperti Indonesia, memberikan suatu harapan perubahan dari situasi yang dialami. Ruang publik tidak harus berbentuk fisik, kanal aspirasi melalui media sosial sudah menjadi salah satu opsi masyarakat dalam menyampaikan ide-ide dan gagasan,” ujar Abduh. “Tiga poin kunci dari gerakan sosial ialah bersifat kolektif, berdasarkan kepentingan dan tujuan yang sama, serta mencari perubahan di luar institusi yang sudah mapan,” lanjutnya.

Mobilisasi Masa yang Efektif

Adapun cara untuk memobilisasi masa yang efektif adalah adanya data yang didorong sebagai sumber informasi yang dipercaya, support engagement untuk meningkatkan ketertarikan pada isu-isu, dan influencer yang sesuai dengan isu yang akan disampaikan.

Ia menuturkan, “Terdapat beberapa ruang publik dalam bentuk digital yaitu koran, media sosial, platform aspirasi (change.org, petisionline.com, dan lain-lain), tempat nasi gratis bandung, sedekah sampah, dan hemat energi.”

Selain itu, menurutnya, fungsi karya seni dalam lingkungan sosial ialah sebagai salah satu penyampai pesan. Misalnya seni daur ulang barang bekas yang digunakan sebagai sarana gerakan yang mengedepankan keindahan. “Sementara itu, untuk sarana hiburan di tengah kepenatan kegiatan, bisa mengambil contoh musik yang membawa pesan karya Koes Plus dengan judul ‘Bukan Lautan Hanya Kolam Susu’,” tutup Abduh. (Zah)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Muhammad-Abduh-Zulfikar-S.Pt_.-narasumber-Seminar-Nasional-Pameran-Digital-BEM-FAI-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Zahro.jpeg 900 1600 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-03-30 08:55:492023-03-30 08:55:49Transformasi Gerakan Sosial di Ruang Digital

Apoteker Spesialis dan Prospeknya dalam Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan

28/03/2023/in Feature /by Ard

Drs. apt. Nurul Falah Eddy Pariang, Dewan Penasihat PP IAI, pembicara seminar nasional “Kesiapan Perguruan Tinggi Menghadapi Era Apoteker Spesialis” yang diselenggarakan Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Sinta Anggraeni)

Drs. apt. Nurul Falah Eddy Pariang selaku Dewan Penasihat Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (PP IAI) menjadi pembicara pertama pada acara seminar nasional “Kesiapan Perguruan Tinggi Menghadapi Era Apoteker Spesialis”. Seminar rangkaian Milad Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) ke-27 ini digelar pada Sabtu, 18 Maret 2023 bertempat di Kampus III UAD.

Saat ini, banyak permasalahan kesehatan yang kompleks membutuhkan bermacam-macam penanganan. Hal ini menjadi tantangan bagi tenaga medis seperti apoteker untuk selalu mengembangkan dan meningkatkan penanganan mutu kesehatan masyarakat. Salah satu solusi dari masalah tersebut adalah dengan meningkatkan kompetensi seorang apoteker menggunakan sistem advanced pharmacy practice.

Advanced pharmacy practice merupakan penggambaran praktik apoteker yang dimulai dari tahun awal praktik hingga tingkat lanjut (konsultan). “Ada 4 tahap dari proses advanced pharmacy practice yaitu prospek advancing competencies, initial education and training, tahapan menjadi advanced pharmacist, dan kerangka kompetensi,” jelas Mantan Komisaris PT Kimia Farma itu.

Prospek Advancing Competencies

Seorang apoteker penting untuk memiliki kompetensi yang unggul dari segi kompetensi akademik dan spesialis. Kompetensi ini sangat berpengaruh untuk mengoptimalkan hasil terapi dan meminimalkan risiko pengobatan atau Medication Therapy Management (MTM). Dengan memiliki kompetensi, seorang apoteker diharapkan dapat menciptakan efektivitas biaya atau cost effective untuk pengadaan persediaan farmasi, farmasi klinis, dan bahan habis pakai.

“Seorang apoteker perlu menunjukkan bahwa mereka mampu menghantarkan asuhan kefarmasian (pharmaceutical care), mencegah, mengidentifikasi, dan mitigasi masalah terkait obat (MTO), serta menunjukkan profesionalisme sesuai standar praktik,” paparnya.

Initial Education and Training

Fase pendidikan seorang apoteker dimulai dari pendidikan sarjana selama 4 tahun, 1 tahun pelatihan profesi, dan 10 tahun praktik lanjutan yang mempersiapkan mahasiswa menjadi apoteker berkualitas, berwawasan, serta bersertifikat. Kegiatan pelatihan profesi apoteker dapat berupa Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA), Ujian Kompetensi Apoteker Indonesia (UKAI), dan Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA). Untuk itu, seorang apoteker harus memiliki aspek-aspek kemampuan personal dan profesional, adaptif, kreatif, kritis, analitis, keterampilan apoteker, serta pengelolaan praktik kefarmasian.

Tahapan Menjadi Advanced Pharmacist

Advanced pharmacist memiliki 4 jenis tahapan yang dimulai dari pendidikan sarjana dengan gelar S.Farm. dan 40 tahun praktik. Pertama, apoteker generalis yang melayani berbagai macam penyakit (ringan hingga rumit) dan pasien, memantau kondisi, mengedukasi tentang penyakit kesehatan, serta mengontrol kepatuhan pasien. Kedua, apoteker fokus yang melayani penyakit dan pasien tertentu seperti Certified Diabetes Educator (CDE) dan certified disease management (CDM).

Ketiga, apoteker advanced generalist seperti Board certified Pharmacotherapy Specialties (BCPS) yang melayani penyakit rumit dengan cakupan luas bersama tenaga medis lain. Terakhir, apoteker spesialis seperti Board Certified Nuclear Pharmacist (BCNP) yang hanya melayani kelompok pasien dengan penyakit rumit.

Kerangka Kompetensi

Prinsip menjadi seorang apoteker yang unggul (advanced) ada 2 yaitu melakukan self assessment atau penilaian diri berdasarkan kerangka kompetensi Global Competency Framework (GbCF) atau Global Advanced Development Framework (GADF), dan mengidentifikasi jarak antar kompetensi (competency gap).

“GbCF biasa digunakan untuk apoteker yang baru praktik, sekitar 1 hingga 2 tahun. Sedangkan GADF digunakan untuk pengembangan praktik profesional dan mendapatkan pengakuan profesi,” tutur alumni Fakultas Farmasi UGM ini.

Terakhir, Nurul yang sesekali menyisipkan candaan di antara penjelasan materinya menutup sesi dengan berkata. “Tenaga kerja medis yang berkualitas tinggi akan menciptakan dampak yang signifikan terhadap peningkatan kualitas kesehatan.” (sin)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Drs.-apt.-Nurul-Falah-Eddy-Pariang-Dewan-Penasihat-PP-IAI-pembicara-seminar-nasional-yang-diselenggarakan-Fakultas-Farmasi-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Sinta-Anggraeni-scaled.jpg 1459 2560 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-03-28 08:48:052023-03-28 09:04:17Apoteker Spesialis dan Prospeknya dalam Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan

Nona Carolina: Dedikasikan Prestasi untuk Orang Tua

27/03/2023/in Feature /by Ard

Nona Carolina, mahasiswa berprestasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) juara II lomba esai tingkat nasional (Foto: Istimewa)

Mahasiswi Program Studi (Prodi) Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Nona Carolina, atau yang akrab disapa Nona, berhasil memenangkan juara II kompetisi esai tingkat nasional. Acara itu diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi (Himaprodi) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Universitas Nusantara PGRI, Kediri.

Kompetisi diikuti oleh mahasiswa dari seluruh Indonesia karena berskala nasional. Alur lomba di antaranya pendaftaran yang dibuka 16 Januari 2023 dan batas akhir pengumpulan karya pada 25 Februari 2023. Kemudian, peserta yang masuk finalis diumumkan 1 Maret 2023 dan presentasi serta tanya jawab dilakukan pada 11 Maret 2023. Setelah melakukan serangkaian acara, kegiatan berikutnya adalah pengumuman lomba.

Motivasi Nona mengikuti lomba ialah dedikasi prestasi untuk orang tua yang sudah tidak ada. Rasa cinta kepada almamater tempat Nona belajar, turut serta mendorongnya agar membawa nama baik UAD di berbagai kompetisi luar kampus.

“Sebelum lomba, saya mempersiapkan karya dengan sebaik mungkin. Setelah dinyatakan sebagai finalis, saya lebih memahami dan mendalami karya, membuat power point, dan berlatih presentasi,” ujarnya.

Mahasiswi yang sudah berprestasi sejak SMA itu mengaku sangat senang dan bersyukur diberikan kenikmatan yang luar biasa oleh Allah Swt. Apalagi mampu menyaingi universitas besar yang sebelumnya dianggap suatu hal yang sulit, mengingat persiapan yang dinilai kurang maksimal. Alasan kurang maksimal di antaranya manajemen waktu, karena lomba dilakukan secara daring dan kebetulan ia sedang pulang kampung. Nona banyak melakukan kegiatan di rumah makanya kurang maksimal saat persiapan lomba. Meski demikian, Nona tidak patah semangat dan cepat berputus asa.

Di akhir, pesan Nona kepada mahasiswa UAD agar teman yang lain dapat mengikuti jejak prestasi yang diraih, yaitu kembali mengingat perjuangan orang tua. Hal ini merupakan langkah awal untuk bangkit dan meninggalkan zona nyaman. “Harapan saya semoga ke depan saya bisa mendapatkan pelajaran banyak hal ketika kuliah dan mampu menebar kebermanfaatan dengan sesama. Semoga UAD semakin jaya dengan mahasiswa dan alumni yang luar biasa tangguh serta berprestasi.” (ctr)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Nona-Carolina-mahasiswa-berprestasi-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-juara-II-lomba-esai-tingkat-nasional-Foto-Istimewa-scaled.jpg 2092 2560 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-03-27 11:23:002023-03-27 11:23:00Nona Carolina: Dedikasikan Prestasi untuk Orang Tua

Mengenal Belajar dan Tujuannya

24/03/2023/in Feature /by Ard

Zaenab Amatillah Rodhiyya pemateri pada program soft skills yang diselenggarakan Bimawa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Istimewa)

Pelatihan soft skill adalah kegiatan rutin yang diselenggarakan setiap tahun. Acara tersebut bertujuan untuk membekali mahasiswa baru dengan keterampilan dasar yang perlu dimiliki. Kegiatan yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa ini memiliki beberapa rangkaian acara, salah satunya adalah acara talkshow dengan judul “Dahlan Muda Menginspirasi” yang diselenggarakan di Amphitarium Kampus Utama Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada Kamis, 2 Maret 2023.

Salah satu pembicara yang menginspirasi adalah Zaenab Amatillah Rodhiyya, mahasiswa Program Studi (Prodi) Bimbingan dan Konseling angkatan 2019 UAD. Pada acara ini ia banyak membicarakan tentang pentingnya belajar, bagaimana kita mampu belajar secara mandiri, dan mengerti apa tujuan kita belajar.

Ketika belajar, kita mampu menginternalisasi sesuatu yang kita pelajari ke dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini akan berdampak pada perubahan di kehidupan kita, karena belajar itu tidak terbatas sampai pendidikan formal tetapi juga bisa didapat dari segala arah.

“Saya menulis secara rinci dari semester 1 sampai semester 8, apa saja hal-hal yang ingin saya lakukan. Preferensi teman-teman ketika sudah lulus juga dikembalikan lagi kepada masing-masing seseorang. Maka dari itu, stop untuk bermalas-malasan dan berusahalah untuk mengontrol rasa malas belajar tersebut,” ungkap Zaenab.

Salah satu cara untuk belajar dapat juga dengan membangun kolaborasi dengan orang lain, karena dengan banyaknya relasi yang positif, kita bisa mendapatkan kesempatan dari mereka. Entah kesempatan untuk lomba, dan kesempatan belajar dengan orang-orang yang lebih berpengalaman.

“Mulai sekarang, kita harus mengerti tujuan, nilai-nilai, serta prinsip. Perbedaan prinsip adalah hal yang wajar. Selanjutnya, kita harus mengetahui apa yang dimau dan tidak mau, karena orang pintar mengetahui apa yang ia mau tetapi orang bijaksana mengetahui apa yang ia tidak mau. Itu akan mencegah terjadinya overload dan overwarm pada diri kita yang memengaruhi emosional kita juga.”

Pada akhir paparan materinya, Zaenab menegaskan bahwa akademik memang sangat penting, tetapi berserah dan kebiasaan mendekatkan diri kepada Allah juga tak kalah penting. Sebab, semua hal berkolerasi dengan agama kita. (syf)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Zaenab-Amatillah-Rodhiyya-pemateri-pada-program-soft-skills-yang-diselenggarakan-Bimawa-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Istimewa.jpg 768 1366 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-03-24 08:11:172023-03-24 08:11:17Mengenal Belajar dan Tujuannya

Bagaimana Cara Meraih Prestasi?

24/03/2023/in Feature /by Ard

Desy Restia Rahmawati, S.Farm. pemateri soft skills yang diadakan di Amphitarium Kampus IV Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Istimewa)

“Motivasi untuk keliling dunia dengan prestasi adalah, injakkan kaki dan perluas sujud di bagian bumi Allah yang lain, karena bagian dari bumi Allah adalah tempat sujud,” ungkap Desy Restia Rahmawati, S.Farm. mahasiswa beasiswa Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) batch VI.

Pada kegiatan soft skill series yang membahas mengenai pentingnya prestasi, Desy mengatakan bahwa setiap manusia terlahir sudah berprestasi, setiap dari kita terlahir sebagai pemenang. Untuk itu, jangan menjalani hidup dengan mengalir saja, jangan sekadarnya. Kita harus meraih apa yang kita sebut dengan prestasi.

“Waktu yang dihabiskan di sini sama-sama 4 tahun, kita semua diberi waktu yang sama untuk menempuh sarjana. Namun yang membedakan adalah upaya kita, apakah kita akan lulus dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 4,0 atau 3,5 saja yang penting cum laude, atau 2,5 tidak apa-apa yang penting lulus. Setiap mahasiswa harus mampu menumbuhkan rasa ingin terus belajar dan berprestasi dari dalam diri,” lanjut Desy (2/3/2023) di Amphitarium, Gedung Utama Kampus IV, Universitas Ahmad Dahlan (UAD).

“Rasa tidak percaya diri dan kegagalan pasti tumbuh dalam diri seseorang, nanti akan banyak sekali kekecewaan, nangis, histeris, atau bahkan beberapa hal yang lebih parah lagi di awal-awal, juga pada prosesnya. Namun mau tidak mau kita harus tetap menjadi seseorang yang unggul, kita harus mendorong diri kita untuk berada di atas rata-rata orang biasa, sehingga membuat kita memiliki tujuan yang jelas, dan jalan ke depan akan dimudahkan.”

Banyak standarisasi atau parameter yang diidealisasikan. Tidak hanya IPK atau karya, tetapi soft skill juga sangat penting, karena hal tersebut bisa memperluas kapabilitas seseorang.

Pemahaman konsep prestasi penting untuk kita tadaburi supaya benar-benar menghunjam ke jiwa. Sebab, nantinya akan memengaruhi ke tindakan, pikiran kita sehari-hari, serta lingkungan. Ingat, kita perlu memilih lingkungan apa yang kita butuhkan dan inginkan. Apakah lingkungan yang berprestasi dan saling mendukung, atau yang tidak membuat kita berkembang.

Desy juga memaparkan pentingnya menjadi mahasiswa berprestasi. Selain mempermudah langkah studi dan karier, kita juga akan mendapatkan kesempatan luar biasa yang tidak semua orang mendapatkannya. Hal tersebut memberi dampak positif bagi keluarga, lingkungan, teman, dan masyarakat, sehingga membuat sarana implementasi kita lebih luas, serta dapat menjalin silaturahmi, dakwah, maupun ibadah.

Pada akhir paparan materinya, ia mengatakan kesempatan yang seolah datang 2 kali sebenarnya sudah berbeda. Kalau kita gagal dalam suatu hal coba lagi saja, jangan dilewatkan. Tidak apa-apa gelisah dalam hidup, karena untuk hidup kita bertumbuh dan berkembang. (msy)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Desy-Restia-Rahmawati-S.Farm_.-pemateri-soft-skills-yang-diadakan-di-Amphitarium-Kampus-IV-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Istimewa.jpg 768 1366 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-03-24 07:51:562023-03-24 07:51:56Bagaimana Cara Meraih Prestasi?
Page 39 of 71«‹3738394041›»

TERKINI

  • PPKO BEM Fakultas Psikologi Beri Pelatihan di Sekolah Perempuan Poetri Mardika07/11/2025
  • Hanif Menapaki Perjalanan Panjang Penuh Doa dan Usaha07/11/2025
  • Membangun Generasi Berdaya dengan Iman dan Karya07/11/2025
  • Program Studi Akuntansi UAD Sandang Akreditasi Unggul07/11/2025
  • Tak Menyerah Meski Tanpa Orang Tua, Nona Carolina Buktikan Mimpi Bisa Dicapai07/11/2025

PRESTASI

  • KPS FH UAD Raih Juara II dalam Kompetisi Surat Gugatan Lokajaya Law Fair 202507/11/2025
  • Mahasiswa UAD Raih Gold Medal di National Writing Competition (NWC) Universitas Andalas 202507/11/2025
  • Staf Humas UAD Raih Juara II Lomba Desain Poster Internasional SEIFA 202507/11/2025
  • Mahasiswa UAD Torehkan Prestasi Internasional di Ahmad Dahlan International Seminar #3 Competition 202507/11/2025
  • Mahasiswa Psikologi UAD Raih Juara II Nasional Lomba Fotografi AP2TPI 202506/11/2025

FEATURE

  • Hakikat Takwa dalam Kehidupan28/10/2025
  • Tali Allah adalah Tali Persatuan28/10/2025
  • Meraih Amalan Ahli Surga22/10/2025
  • Perjalanan Salsabilla Raih Gelar Sarjana dalam 3,3 Tahun20/10/2025
  • Unlock Your Next Level15/10/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top