• TERKINI
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Srikandi Sampah Desa Murtigading: Penyelamat Lingkungan Hidup

18/06/2022/in Feature /by Ard

Sri Kartiyati, Anggota Pokmas Resik Becik, menjelaskan tentang Bank Sampah di Kalurahan Murtigading, Lab. Pengelolaan Sampah Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Tsabita)

Saat ini, sampah menjadi salah satu isu sentral yang perlu segera ditangani, tanpa terkecuali di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Seperti yang telah diketahui, mayoritas pengolahan sampah di DIY masih dilakukan secara konvensional, yaitu diangkut ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Hal ini kemudian menimbulkan masalah baru yaitu menumpuknya sampah di TPA Piyungan (selaku TPA Regional) sehingga tidak mampu menampung lagi.

Mengutip dari data yang dimiliki oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bantul, pada tahun 2021 terjadi kenaikan signifikan volume sampah yang masuk ke TPA Piyungan, yaitu dari 566 ton per hari pada 2020 menjadi 700 ton per hari pada 2021. Sleman menempati posisi teratas sebagai penyumbang sampah terbesar, disusul oleh Yogyakarta, dan Bantul di urutan terakhir.

Menyikapi hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Bantul mencanangkan gerakan Bantul Bersih Sampah 2025 dengan harapan bahwa pengelolaan sampah akan bisa lebih sistematis. Dusun Dagan, Pedukuhan 15, Kalurahan Murtigading, Kapanewon Sanden, Kabupaten Bantul, ditunjuk menjadi salah satu pilot project untuk menggawangi gerakan tersebut di lingkup kalurahan. Kelompok Masyarakat (Pokmas) yang terdiri atas sukarelawan warga, secara konsisten menerapkan pola Bank Sampah sebagai wadah untuk mengurangi sampah.

Wagini, Sri Kartiyati, dan Arifahani, adalah tiga sosok ibu rumah tangga yang memiliki andil besar dalam menyukseskan Bank Sampah di Dusun Dagan. Setiap 35 hari sekali, mereka rutin berkeliling ke rumah warga untuk mengambil sampah agar selanjutnya dipilah mana saja yang bisa jadi nilai ekonomis. Untuk saat ini, pengolahan Bank Sampah masih terbatas pada pemilahan, selanjutnya mereka menjualnya ke pengepul.

Klasifikasi sampah akan dikelompokkan berdasarkan jenisnya, mulai dari kardus, duplex, kaleng, botol, dan lain-lain. Bukan tanpa tantangan, Wagini, Sri Kartiyati, dan Arifahani, mengaku bahwa masih banyak warga yang kesadarannya belum terbentuk. Kebanyakan dari mereka masih tak acuh dan tidak sadar bahwa sampah bisa bernilai ekonomis.

“Jika masih bisa menghasilkan uang, kenapa harus dibakar?” tutur Wagini saat diwawancara pada Sabtu, 11-06-2022.

Kendala lain yang sering dijumpai oleh tiga warga ini adalah komposisi sampah yang masuk ke proses pemilahan terkadang masih cenderung bebas. Dalam artian, sesuatu yang tidak seharusnya ikut seperti diaper dan bekas pembalut masih kerap mereka temui. Selain itu, kondisi cuaca hujan juga kadang sedikit menghambat proses pemilahan karena sampah menjadi basah dan rusak.

Tergabung dalam Pokmas “Resik Becik”, Sri Kartiyati menuturkan nama ini memiliki arti filosofis bahwa bersih itu bagus. Sama dengan kalimat peribahasa yang sering kita dengar yaitu kebersihan sebagian dari iman. Bersama, ketiga ibu rumah tangga ini bahu membahu untuk terus meningkatkan kesadaran warga akan pentingnya pengelolaan sampah. Lebih lanjut, Arifahani juga memaparkan bahwa kebiasaan ini harus dimulai dengan pendidikan sejak dini.

Terakhir, dengan adanya Bank Sampah ini, Wagini, Sri Kartiyati, dan Arifahani, berharap bahwa warga akan makin sadar untuk melakukan pengolahan sampah, makin peduli, dan pemerintah bisa terus memberikan fasilitas yang maksimal. Bukan karena gaji atau validasi, alasan mereka menjadi sukarelawan adalah murni untuk mengabdikan diri pada lingkungan. Di tengah-tengah gempuran isu lingkungan hidup yang makin kencang terdengar, Srikandi-Srikandi hebat seperti mereka adalah sosok yang dibutuhkan oleh bumi ini. (tsa)

Tags: Berita UAD, Mahasiswa UAD, Muhammadiyah, News UAD, UAD, UAD Jogja, UAD Yogyakarta, Universitas Ahmad Dahlan, WeAreUAD
https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Sri-Kartiyati-Anggota-Pokmas-Resik-Becik-menjelaskan-tentang-Bank-Sampah-di-Kalurahan-Murtigading-Foto-Tsabita.jpg 1200 1600 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-06-18 09:23:072022-06-18 09:23:07Srikandi Sampah Desa Murtigading: Penyelamat Lingkungan Hidup
You might also like
Expo UKM: Dekatkan Maba dengan Minat Bakatnya
Peran Universitas Tingkatkan Hidup Sehat Masyarakat
HMPS BSA X IKMASA UGM Adakan Studi Banding Bersama
Mahasiswa KKN UAD Meriahkan Sekar Rinonce
PPG FKIP Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Gelar Lokakarya Pembelajaran Menyenangkan (Dok. PPG FKIP) Libatkan Sekolah Mitra, PPG FKIP UAD Gelar Lokakarya Pembelajaran Menyenangkan
Meneladani Kepedulian Sosial Nabi Muhammad saw.

TERKINI

  • Isu Lingkungan, Keadilan Gender, dan Peran Mahasiswa dalam Advokasi Ekologis05/07/2025
  • Mahasiswa KKN UAD Ajak Warga Kasihan Bantul Tingkatkan Kesadaran Pemilahan Sampah05/07/2025
  • BEM FH UAD Adakan Pelatihan Public Speaking05/07/2025
  • Gagas UMKM Mandiri, KKN UAD Gelar Pelatihan Pembuatan Sabun Cuci Piring05/07/2025
  • UAD Selenggarakan Workshop Literasi Budaya Batik Indonesia melalui Teknologi AI di Korea Selatan05/07/2025

PRESTASI

  • Mahasiswa UAD Raih Bronze Medal dan Best Poster di Kompetisi Nasional Business Plan05/07/2025
  • Mahasiswa Gizi UAD Raih Juara I Lomba Poster Contest 2025 Tingkat Nasional05/07/2025
  • Mahasiswa UAD Raih Juara II dan The Golden Quill di National Creathink Festival 202505/07/2025
  • I-WASLABOT: Inovasi Mahasiswa UAD Raih Juara di PIKIR 202504/07/2025
  • Mahasiswa Ilmu Komunikasi UAD Raih Juara II dalam BE-FEST 202503/07/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top