• TERKINI
  • UAD BERDAMPAK
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Bahagia dengan Bersyukur

09/03/2023/1 Comment/in Feature /by Ard

Kajian rutin agama Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Zahro)

Kajian rutin yang diselenggarakan oleh Masjid Islamic Center (IC) Kampus IV Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta pada kesempatan ini membahas tentang bagaimana orang yang bahagia itu dan bahagia seperti apa yang dimaksud. Kajian rutin diselenggarakan pada Minggu, 19 Februari 2023 di lantai 2 Masjid IC UAD dengan pembicara Dr. Ustadzi Hamzah, M.Ag. dan dipandu oleh Awhinarto, M.Pd.

Sudah banyak nikmat yang dianugerahkan Allah kepada para hamba-Nya. Mulai dari nikmat sehat, kesempatan, nikmat hidup, serta nikmat iman dan Islam. Sampai kapan pun manusia tidak akan mampu menghitung satu per satu nikmat yang telah diberikan. Manusia hanya mampu untuk senantiasa meningkatkan rasa syukur dan ketakwaan kepada Allah setiap harinya.

“Dalam sebuah penelitian Harvard University tentang indeks kebahagiaan, orang bahagia itu yang seperti apa? Dalam penelitian itu ditemukan bahwa orang yang berbahagia bukan karena tercukupi segala sesuatunya, materi, memiliki jabatan yang tinggi, dan lain-lain. Namun yang membuat orang itu bahagia adalah komunikasi yang positif.

Jadi, seseorang itu bisa menjalin relasi yang positif dengan orang lain sehingga orang juga akan merespons positif. Itulah yang dinamakan kebahagiaan. Sedangkan banyak sebagian orang saat ini yang memahami bahwa orang yang bahagia itu adalah kaya, jabatan tinggi, dan lain-lain. Padahal tidak seperti itu, dan tanpa disadari masih banyak juga yang belum bisa untuk bersyukur,” jelas Ustadzi Hamzah.

Ia menambahkan, bersyukur itu ada 3 jenis. Pertama, syukur dengan hati, artinya menyatakan dengan sebuah pemahaman, kesadaran, dan penghayatan bahwa semua yang diberikan Allah kepada hamba-Nya adalah sebuah kebaikan. Jika seseorang sudah meyakini bahwa apa yang diberikan Allah kepadanya adalah kebaikan maka ia sudah akan merasa bahagia, karena itu dari Allah dan apa yang dimilikinya saat ini adalah milik Allah.

“Jika seseorang menyadari bahwa apa yang dirinya miliki saat ini karena kemampuan dan kepintarannya, maka ia akan merasakan gelisah dan khawatir. Gelisah dan khawatir yang seperti apa? Jika nanti ada yang di atasnya, ia sudah tidak keru-keruan lagi rasanya,” ucapnya.

Kedua, syukur dengan lisan, artinya membiasakan diri untuk senantiasa mengucapkan alhamdulillahirabbil ‘aalamiin baik setelah bangun tidur, mendapat nikmat sehat, dan nikmat-nikmat lainnya. Harus selalu bersyukur dan mengingat bahwa apa yang Allah berikan adalah kebaikan agar senantiasa bahagia.

Ketiga, syukur perbuatan yaitu memanfaatkan atau menggunakan apa pun yang Allah berikan kepadanya untuk beribadah dan mendekatkan diri. “Ketika kita mendapatkan sesuatu dan kita menyadari itu dari Allah lalu mengucapkan syukur dengan alhamdulillah, kemudian kita jadikan sarana untuk beribadah kepada Allah maka kita akan senantiasa tenang,” tutupnya. (Zah)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kajian-rutin-agama-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Istimewa.jpeg 1066 1600 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-03-09 13:49:432023-03-09 13:49:43Bahagia dengan Bersyukur

Prestasi Bisa Diraih dengan “Permainan” Membagi Waktu

21/02/2023/in Feature /by Ard

Suka permainan membagi waktu, Ferninda Nur Azizah jadi salah satu alumni berprestasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Istimewa)

Ferninda Nur Azizah mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dari Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) angkatan 2018 berhasil meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,93 dalam kurun waktu 4 tahun.

Wisuda yang digelar pada Sabtu, 28 Januari 2022 lalu menobatkan Ferninda menjadi wisudawan berprestasi nomor 1 pada tingkat prodi, nomor 3 pada tingkat fakultas, dan nomor 5 pada tingkat universitas. Ia mengaku sangat bersyukur telah diberi kesempatan menjadi wisudawan berprestasi.

“Mungkin ini akan menjadi pencapain terbesar dalam hidupku, sejauh ini. Sesuatu yang terjadi tanpa kusangka-sangka dan tidak pernah terduga,” katanya saat wawancara pada Selasa, 14 Februari 2023.

Menjadi wisudawan berprestasi tak semata-mata hanya fokus terhadap kuliah dan akademiknya saja, melainkan Ferninda juga aktif berproses mengikuti seleksi Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Inilah yang berguna untuk memberi ruang mahasiswa dalam menyalurkan minat dan bakatnya, serta ia menyalurkan hobi menarinya di acara kampus.

Untuk menyeimbangkan waktu antara kegiatan akademik dan nonakademik hanya perlu bermain dengan pembagian waktu saja. “Kita juga harus memilih metode yang tepat dalam belajar, karena pada zaman sekarang proses belajar berubah dari mentransfer ilmu menjadi mengontruksi ilmu, untuk itu dibutuhkan strategi belajar yang runtut dan sistematis,” ujarnya.

“Aku menggunakan metode self direct learning (SDL), yang harus nge-push diri sendiri agar mampu belajar mandiri, memaksa diri sendiri agar berinisiatif tinggi, dan semangat untuk mencapai tujuan. Hal tersebut aku lakukan dengan cara merumuskan target belajar dan memilih strategi pembelajaran,” ungkap Ferninda.

Dari strategi belajar yang tersusun rapi pastinya terdapat dukungan terbaik yang mendorongnya untuk melakukan hal tersebut. “Support system pertamaku tentu saja adalah orang tua, karena orang tua yang mendukung baik secara materi dan mental. Namun sama seperti mahasiswa lainnya, ketika aku malas belajar aku mencari sesuatu yang menyemangatiku salah satunya dengan menonton video-video idola grup dari Korea Selatan Seventeen dan mendengarkan lagu-lagunya.”

Pada akhir wawancara, Ferninda berharap mahasiswa mampu menemukan metode terbaik untuk belajar, tidak menyepelekan kuliah, dan dapat memanfaatkan privilese menjadi mahasiswa yang diberi banyak ruang untuk menyalurkan kreativitas. (syf)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Ferninda-Nur-Azizah-salah-satu-alumni-berprestasi-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Istimewa.jpg 963 1280 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-02-21 11:39:192023-02-21 11:43:33Prestasi Bisa Diraih dengan "Permainan" Membagi Waktu

Kunci Sukses Mendapatkan Kebaikan Dunia dan Akhirat

20/02/2023/in Feature /by Ard

H. Rahmadi Wibowo S., Lc., M.A., M.Hum. pemateri kajian di Masjid Islamic Center UAD (Foto: Catur)

Kajian singkat Masjid Islamic Center (IC) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada kesempatan ini membahas mengenai cara mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat. Acara ditayangkan melalui kanal YouTube Masjid Islamic Center UAD dengan pembicara H. Rahmadi Wibowo S., Lc., M.A., M.Hum.

Setidaknya ada 2 pembahasan penting mengenai tema yang diangkat, yakni bagaimana kunci sukses di dunia dan bagaimana sukses di akhirat. Berkaitan dengan hal itu Al-Qur’an merupakan petunjuk bagi umat manusia yang berisi tuntunan hidup. Di dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa keyakinan seorang hamba akan adanya kehidupan akhirat setelah kehidupan dunia adalah sebuah kewajiban.

“Sebagai orang beriman harus mengetahui dan mengamalkan kiat sukses hidup di dunia dan akhirat. Allah Swt. memberikan tuntunan bahwa kita harus senantiasa selalu berdoa agar dapat meraih sukses dunia dan akhirat. Sebagaimana hal ini tercantum dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 201 yang artinya “Dan di antara mereka ada yang berdoa, ‘Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka’”,” jelas Rahmadi Wibowo.

Terdapat beberapa tanda seseorang mendapatkan kebaikan di dunia. Pertama, memiliki iman yang kokoh, itu artinya yakin dan percaya akan hukum Allah Swt. Kedua, memiliki fisik yang sehat dengan berusaha selalu melakukan yang terbaik dengan cara-cara yang sesuai syariat Islam.

Ketiga, memperoleh ilmu yang bermanfaat. Jadi, tidak cukup hanya banyak memiliki ilmu pengetahuan saja, tetapi ilmu itu dapat memberi kebermanfaatan. Ilmu yang dimaksud adalah yang mengantarkan diri sendiri makin dekat kepada Allah serta bermanfaat bagi orang lain. Terakhir, mendapatkan rezeki yang barokah. Rezeki yang barokah akan senantiasa dipergunakan di jalan Allah Swt. penuh dengan nilai lebih dan bertambahnya kebaikan.

“Sedangkan tanda seseorang mendapatkan kebaikan akhirat hanya ada satu yaitu dijauhkan dari siksa api neraka. Seseorang dapat masuk ke dalam surga karena ia mendapatkan kebaikan di dunia dengan iman yang kokoh, rezeki yang dipergunakan di jalan Allah Swt., ilmu yang bermanfaat, dan perbuatan amal saleh lainnya sehingga di akhirat kelak ia akan dimasukkan ke surga,” tutupnya. (ctr)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/H.-Rahmadi-Wibowo-S.-Lc.-M.A.-M.Hum_.-pemateri-kajian-di-Masjid-Islamic-Center-UAD-Foto-Catur.png 768 1366 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-02-20 10:39:322023-02-20 10:39:32Kunci Sukses Mendapatkan Kebaikan Dunia dan Akhirat

Pemilu dan Demokrasi yang Terbajak

20/02/2023/in Feature /by Ard

Seminar tentang Pemilu 2024 dan Demokrasi oleh MKM Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Novita)

Pakar Hukum Tata Negara Dr. Zainal Arifin Mochtar, S.H., LL.M. atau yang akrab disapa Bang Uceng berkesempatan menjadi narasumber dalam seminar nasional “Tantangan dan Harapan dalam Mewujudkan Pemilu 2024 yang Demokratis dan Konstitusional”. Acara ini diselenggarakan oleh Mahkamah Konstitusi Mahasiswa (MKM) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) di Amphitarium lantai 9 Gedung Utama Kampus IV UAD (9-2-2023). Dr. Zainal lebih fokus menyampaikan tantangan Pemilu secara substantif.

Sebelum sampai pada pembahasan inti, ia bercerita mengapa memilih topik “Pemilu dan Demokrasi yang Terbajak”. Ia sempat bertemu dan berbincang-bincang dengan Prof. Mahfud M.D. saat tahun baru.

“Saya tanya ke Prof. Mahfud, sebenarnya ia mau nyalon capres atau enggak. Kemudian, ia menjawab kalau belum terpikir karena Pemilu ada atau tidak saja masih harus mikir. Seorang Prof. Mahfud pun khawatir akan keberlangsungan Pemilu. Betapa mengerikannya kondisi itu,” terangnya.

Ketigaperiodean atau Third Termism

Pembicaraan tantangan terbesar Pemilu dan demokrasi adalah ketigaperiodean atau third termism. Third termism merupakan pembicaraan panjang adanya gejala negara-negara di dunia melakukan perpanjangan masa jabatan dengan berbagai alasan seperti kedaruratan, salah satunya Covid-19.

“Giorgio Agamben menuliskan bahwa demokrasi terbangun dari keadaan darurat. Prinsip-prinsip demokrasi selalu dibangun dari keadaan darurat. Keadaan ini maksudnya dalam keadaan chaos, seperti hak asasi menguat karena ada bunuh-bunuhan. Namun, sayangnya demokrasi akan sering menggunakan alasan kedaruratan untuk merusak demokrasi itu sendiri. Hal ini terjadi bukan hanya negara kita, tetapi juga negara-negara di dunia.”

Konsep atau istilah third termism berbeda-beda tiap negara. Di Turki, dikenal dengan istilah autocratic legalism atau otokratik legalism, bagaimana otoritarian dilegalkan. Kekuasaan yang berlaku terlalu lama menjadi ciri otokratik legalism ini. Di Indonesia pun sama, wacana 3 periode masih naik dan hangat diperbincangkan, tidak mati. Skenarionya adalah menafsirkan ulang Pasal 7 UUD 1945: “Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama 5 tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk 1 kali masa jabatan”.

“Perdebatannya adalah penggunaan kata ‘dan’ dalam ‘Presiden dan Wakil Presiden’. Jadi, katanya, yang dibatasi 2 kali kalau mereka berpasangan secara bersamaan, tetapi kalau tidak, itu bisa selamanya. Dan gilanya menurut saya, ini bisa saja di-‘iya’-kan oleh kekuatan politik. Adapun yang mempersiapkan skenario lain untuk kembali ke perubahan pertama, yaitu dipilih oleh MPR. Saya pikir hal ini terjadi karena ada kebingungan yang belum terselesaikan di tingkat konstelasi capres-capresan ini,” jelas Dr. Zainal.

Third termism berbahaya karena dapat mengonstruksi negara menjadi otokratik legalism atau kudeta. Selain itu, dapat juga menghilangkan konstitusionalisme dan pembatasan kekuasaan. Inilah tantangan terbesar Pemilu.

Hoaks dan Disinformasi

“Saya bertemu dengan politisi yang menjelaskan secara detail pola-pola kecurangan yang dilakukan saat Pemilu 2019, legislatif maupun pilpres. Katanya, ‘saya adalah pendosa’. Dan pola kecurangan tersebut kemungkinan terulang. Bahkan, ada seorang bohir (cukong) yang saya temui yang sudah menyiapkan teknologi yang merusak atau membajak data Pemilu,” terang Dr. Zainal.

Tantangan berikutnya adalah hoaks dan disinformasi. Keduanya merupakan produk sehari-hari. Demokrasi yang besar memiliki potensi hoaks yang besar pula. Bahkan, demokrasi polis dianggap masih terlalu besar oleh Aristoteles. Noam Chomsky dalam buku Manufacturing Consent: The Political Economy of the Mass Media (1988) mengatakan bagaimana kesepakatan (consent) bisa dibangun atau dimanufaktur dan media punya ‘mesin’ untuk membangun kesepakatan itu. Citra seseorang dapat dibangun melalui media (second hand reality). Inilah jalan lahirnya hoaks dan disinformasi.

Lame-duck dan Cinderella Action

Indonesia sebagai negara demokrasi yang menyelenggarakan Pemilu secara langsung tidak memiliki peraturan yang tegas, yang menetapkan batas-batas apa saja yang boleh dan tidak dilakukan oleh Presiden menjelang berakhirnya masa jabatan. Di Amerika, dikenal dengan istilah lame-duck.

“Kita tidak punya aturan yang mengatur kuasa presiden antarwaktu kepemiluan, bagaimana jika mencalonkan diri lagi dan jika sudah tidak bisa mencalonkan, apa yang harus dibatasi. Ada istilah Cinderella action, Cinderella akan berubah tepat pukul 12 malam, sedangkan presiden akan berubah menjadi orang biasa karena masa jabatannya berakhir. Biasanya, ia akan melakukan hal-hal tertentu seperti menandatangani ratusan Keputusan Presiden (Kepres), Perpu, hingga SK. Hal-hal tersebut seharusnya dibatasi.”

Penyelenggara yang Curang dan Sistem yang Berubah-ubah

“Ada partai yang seharusnya lolos, tetapi tidak diloloskan, dan sebaliknya. Ada pula yang mengaku sebagai wakil partai padahal ia seorang anggota KPU sekaligus penyelenggara Pemilu,” ungkapnya.

Selain penyelenggara yang curang, Pemilu akan makin kacau apabila sistem yang digunakan berubah-ubah. Proporsional terbuka adalah sistem yang paling tepat. Proporsional terbuka mengembalikan kedaulatan rakyat secara kuat dengan menghadirkan relasi antara pemilih dan dipilih secara langsung. Pernah terjadi ketegangan dalam sidang Mahkamah Konstitusi (MK): 1 partai mendukung proporsional tertutup, sedangkan 8 partai lainnya mendukung proporsional terbuka. Namun, anehnya, tidak ada teguran dari MK, suara DPR dibiarkan terpecah. Ini memungkinkan terjadinya perubahan sistem terbuka menjadi tertutup.

“Demokrasi kita dibangun atas dasar lesser evil. Demokrasi memang tidak sempurna, tetapi the best among the world. Yang dibutuhkan adalah komitmen, jangan sampai konstitusi diubah seenaknya oleh para politisi. Kita semua harus terlibat: negasi dan tolak hoaks dan disinformasi. Ayo lawan kecurangan, jangan terima uangnya, tetapi laporkan. Jika kita biarkan Pemilu dibajak dan dirusak, saya kira Pemilu hanyalah sarana untuk membunuh Pemilu itu sendiri.” (nov)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Seminar-tentang-Pemilu-oleh-MKM-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Novita-scaled.jpg 1572 2560 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-02-20 09:01:442023-02-20 09:01:44Pemilu dan Demokrasi yang Terbajak

Menjadi Hamba Allah Seutuhnya

14/02/2023/1 Comment/in Feature /by Ard

Ustaz Fajar Rachmadani, Lc., M. Hum. Pemateri Kajian Rutin Ahad Pagi Masjid IC Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Catur)

Kajian Ahad Pagi yang diselenggarakan secara rutin bertempat di Islamic Center (IC) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) serta ditayangkan secara langsung melalui kanal YouTube resmi Masjid Islamic Center UAD pada (12-2-2023). Acara kali ini dibersamai oleh Ustaz Fajar Rachmadani, Lc., M. Hum. sebagai pembicara.

Fajar Rachmadani memaparkan materi yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari yaitu bagaimana menjadi hamba Allah Swt. seutuhnya. Menurutnya, ada 3 poin penting pembahasan. Pertama, menjadikan hanya Allah Swt. dan rida-Nya saja sebagai tujuan hidup, tanpa adanya Tuhan-Tuhan tandingan bagi-Nya. Kedua, menumbuhkan keyakinan bahwa semua yang ada pada diri kita saat ini adalah titipan. Ketiga, berserah diri atas segala ketetapan-Nya.

Pada poin bahasan pertama, sangat berkaitan dengan Al-Qur’an surah Az-Zariyat ayat 56 yang artinya “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku”. Dari ayat ini, dapat diambil pelajaran hamba Allah Swt. yang beriman hendaklah menjadikan visi misi hidupnya hanya untuk Allah Swt. semata. Dibuktikan dengan melakukan segala aktivitas yang diniatkan untuk ibadah hanya untuk-Nya tanpa adanya Tuhan-Tuhan tandingan.

Maksud Tuhan-Tuhan tandingan di sini ialah penilaian manusia yang berupa, pujian, harta yang melimpah, jabatan yang tinggi, ketenaran, kekaguman, pengakuan, dan pujian dari manusia. Padahal Allah memerintahkan manusia harus ikhlas menyembah kepada Allah Swt. saja. Sesuai dengan Al-Qur’an surah Al-Bayyinah ayat 5, “Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah Swt. dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar)”.

Pembahasan yang kedua, penting untuk menumbuhkan sikap tidak merasa memiliki apa pun di dunia ini. “Semua yang ada pada diri kita adalah titipan, artinya bersikaplah merasa dititipi, tidak merasa memiliki. Tidak ada yang disebut kehilangan karena semua yang ada dalam diri kita hanyalah titipan jadi sebenarnya tidak ada yang kita miliki yang ada hanyalah dititipi,” ucapnya.

Ia melanjutkan, “Bersikaplah seperti tukang parkir. Ketika yang memiliki akan mengambil barangnya kembali, tukang parkir pun tidak merasakan sedih dan kecewa yang berlebihan. Begitulah seharusnya orang beriman bersikap. Karena boleh jadi Allah Swt. mengambil dari kita apa yang kita cintai suatu saat akan digantikan dengan yang lebih baik. Sekali-kali lihat orang yang berada di bawah kita dalam urusan dunia agar hati kita senantiasa merasa bersyukur.”

Fajar Rachmadani juga membahas pada poin yang ketiga. Berserah diri atas segala ketetapan-Nya. Karena Dialah yang paling tahu apa yang terbaik bagi hamba-Nya. Konsekuensi dari sebuah penghambaan jika sesuai dengan yang diinginkan maka ia bersyukur jika tidak sesuai dengan yang diminta maka hendaknya ia bersabar, itulah hamba Allah Swt. yang terbaik.

Hal ini sesuai dengan Al-Qur’an surah At-Talaq ayat 1–2 yang artinya,” Barang siapa bertakwa kepada Allah Swt. niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakkal kepada Allah Swt. niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya”. Tentunya tawakal dapat dilakukan setelah adanya doa dan usaha maksimal.

“Mudah-mudahan yang hadir pada kajian pagi hari ini Allah Swt. berikan kekuatan dan istikamah untuk berusaha menjadi hamba Allah Swt. yang seutuhnya. Hingga kelak kita semua akan dikumpulkan di surga bersama dengan orang beriman. Semoga apa yang disampaikan ini dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari tentunya harapan saya bisa menambah keimanan kita semua,” tutupnya. (ctr)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Ustaz-Fajar-Rachmadani-Lc.-M.-Hum.-Pemateri-Kajian-Rutin-Ahad-Pagi-Masjid-IC-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Catur.jpg 768 1366 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-02-14 12:33:372023-02-14 12:33:37Menjadi Hamba Allah Seutuhnya

Cerita Naima: Lika-liku Kuliah, Magang, dan Organisasi hingga Jadi Best Leader LKMM se-DIY

03/02/2023/1 Comment/in Feature /by Ard

Muthmainnatun Nur Khikmah (kanan) menerima penghargaan Best Leader LKMM Tingkat Dasar se-DIY Tahun 2022 (Foto: Istimewa)

Sudah sering dibahas bahwa mahasiswa itu agen perubahan, mahasiswa adalah penggerak. Tak hanya dituntut untuk belajar di ruang yang terbatas oleh sekat-sekat, mereka juga harus untuk terjun ke masyarakat. Naima, mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) adalah representasi nyata mahasiswa sebagai penggerak itu. Nama lengkapnya Muthmainnatun Nur Hikmah, berasal dari Lewa, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Naima kini menempuh semester 6 Sastra Indonesia.

Aktif Berorganisasi hingga Jadi Pembina Upacara di Sumba

Naima sudah aktif berorganisasi sejak sekolah menengah pertama (SMP). Ia pernah menjabat sebagai ketua OSIS. Sebelumnya, ia pernah mengikuti Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) di tingkat Provinsi. Sepulang dari LDK, ia diamanati menjadi Ketua OSIS SMP N 1 Lewa. Jiwa berorganisasinya tak tertinggal saat Naima meninggalkan bangku SMP. Di sekolah menengah atas (SMA), bahkan ia sempat mencalonkan diri 2 kali sebagai ketua OSIS walaupun akhirnya menjabat sebagai anggota saja. Menurutnya, pengalaman paling berkesan saat SMA adalah menjadi pembina upacara.

“Pengalaman paling berkesan, dulu sih, pernah jadi pembina upacara ketika SMA kelas XI. Biasanya pembina upacara, kan, guru-guru ya. Padahal, waktu itu saya bukan ketua OSIS, hanya anggota,” tutur Naima.

Persiapan untuk menjadi pembina upacara kurang lebih sekitar seminggu. Naima mengaku menyiapkan naskah sendiri. Ia banyak membicarakan perkembangan dan kenalan remaja. Ia juga menyentil sikap inferior anak luar Jawa—mengapa mereka dipandang sebelah mata.

“Alhamdulillah, lancar. Wali kelas saya sampai peluk dan menangis terharu, katanya bangga,” ungkapnya.

Demisioner HMPRISAI, Naima Jadi Staf Ahli DPM dan Ketua Luar Ruang

Dengan bekal organisasi tersebut, Naima menjabat sebagai Sekretaris Himpunan Sastra Indonesia (HMPRISAI). Setelah demisioner atau lengser, ia kemudian menjabat sebagai staf ahli di Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) FSBK.

“Setelah demisioner, saya mencoba bergabung dengan DPM, jadi staf ahli saja, bukan anggota komisi. Kalau mau jadi anggota itu dari awal, lewat partai, sedangkan jadi staf itu enggak perlu. Sistem pemilihan anggota DPM di UAD ini mirip DPR. Bahkan UAD itu dikenal sebagai miniatur negara,” jelas Naima.

Sebagai mahasiswa Sastra Indonesia, Naima aktif mengikuti kegiatan diskusi sastra melalui Komunitas Luar Ruang hingga akhirnya dipercaya sebagai ketua. “Kegiatan di Luar Ruang itu diskusi sastra meliputi cerpen, puisi, dan novel. Belakangan ini kami membicarakan wacana sastra seperti postmodern, postkolonial, perkembangan linguistik, dan lain sebagainya.”

Mengemban tugas dan tanggung jawab sebagai sekretaris himpunan, staf ahli, dan ketua Luar Ruang tak membuatnya kewalahan. Ia bersyukur, orang-orang di sekitarnya memberikan arahan dan bantuan selama ini. Bertemu dan bekerja sama dengan orang-orang yang memiliki latar belakang beragam semakin membuka luas mata dan pikirannya,

“Saya bertemu dengan orang di tingkatan yang lebih tinggi, di lingkup yang lebih luas, dan tentu saja dengan ego yang lebih tinggi. Ya, jadi tambah hati-hati dalam berucap dan bertindak, aja, sih. Seiring berjalannya waktu, saya juga telah memahami ‘nilai’ saya,” ungkap Naima.

Magang di Bale Ristan

Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) membuka peluang Naima untuk terjun ke dunia pers melalui magang di Bale Ristan. Bales Ristan adalah perusahaan pemerhati pendidikan dan sekolah vokasi. Selama 2 bulan ia bergelut dengan dunia pers. Karena kinerjanya, ia mendapat tawaran sebagai dewan redaksi tetap.

“Magang selama kurang lebih 2 bulan. Dalam kurun waktu selama 2 bulan setelah selesai magang, saya dipanggil kembali untuk menjadi pegawai tetap,” terangnya.

Jadi Best Leader LKMM se-DIY

Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa (LKMM) tingkat dasar bagi ormawa se-DIY merupakan program Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa) UAD dalam rangka mengembangkan mahasiswa melalui pemberian bekal pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam manajemen organisasi mahasiswa. Naima diutus untuk mewakili DPM FSBK dalam kegiatan tersebut.

“Selama 2 hari latihan, kami dituntut untuk membuat luaran dengan modal 2–3 juta tiap kelompok. Kelompok saya memilih untuk menyelenggarakan lomba baca puisi dan menyanyi bertemakan “Pahlawanku Inspirasiku” karena tepat diadakan bulan November. Ternyata, kelompok kami meraih juara I kategori Penyelenggara Lomba. Saya sendiri meraih predikat best leader,” terangnya.

Rahasia Stabil Kuliah, Magang, dan Organisasi

Tugas utama seorang pembelajar adalah belajar. Agar tak tertinggal materi yang disampaikan oleh dosen, Naima memiliki beberapa tips. Pertama, menjalin hubungan dan komunikasi yang baik dengan teman kelas, jadikan teman kelas sebagai tutor sebaya. Kedua, mencuri start dengan mempelajari materi sebelum pertemuan diadakan. Ketiga, jadilah penggerak.

“Ketika dosen memberikan tugas kelompok, kalau bisa jadi penggerak, minimal buat group chat. Ini membuat kita enggak mudah bergantung sama orang lain,” pungkasnya. (nov)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Muthmainnatun-Nur-Khikmah-kanan-menerima-penghargaan-Best-Leader-LKMM-Tingkat-Dasar-se-DIY-Tahun-2022-Foto-Istimewa.jpg 1406 2500 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-02-03 08:22:242023-02-03 08:22:24Cerita Naima: Lika-liku Kuliah, Magang, dan Organisasi hingga Jadi Best Leader LKMM se-DIY

Cerita Perjuangan Dhita Jadi Mawapres UAD 2022

02/02/2023/in Feature /by Ard

Dhita Pratama Putra (tengah) Mawapres Universitas Ahmad Dahlan (UAD) tahun 2022 (Foto: Istimewa)

Dhita Pratama Putra atau akrab dipanggil Dhita adalah salah satu mahasiswa Program Studi (Prodi) Fisika Fakultas Sains dan Teknologi Terapan (FAST) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta angkatan 2020. Dalam ajang Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) Tingkat Universitas tahun 2022 yang diselenggarakan oleh Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa) UAD pada bulan Desember lalu, ia berhasil menduduki juara I.

Ternyata di balik kesuksesan yang diraih, terdapat proses panjang yang harus dengan sabar dan tekun ia lalui. Awalnya ia mengakui bahwa motivasinya mengikuti Mawapres adalah karena didorong oleh rasa penasaran. Meski begitu, akhirnya berujung pada keinginan untuk lebih meningkatkan prestasi usai ia meraih juara harapan II Mawapres Tingkat Universitas tahun 2021.

“Jadi, saya sudah menargetkan mengikuti ajang Mawapres sejak masih semester awal. Saya mengetahui ajang ini dari situs web Bimawa, dan saya berpikir akan keren kalau saya mendapat gelar juara. Namun sayangnya syarat mendaftar Mawapres itu minimal semester 3,” ungkapnya (30-1-2023).

Saat itu Dhita sempat patah semangat, tetapi ia dapat mengambil sisi positifnya jika itu artinya ia harus menyiapkan berbagai prestasi dan berkas-berkas pendukung seleksi Mawapres sejauh dan sebaik mungkin. “Saya mulai mengikuti berbagai kejuaraan supaya saya memiliki banyak sertifikat prestasi. Kemudian saat sudah duduk di semester 3, saya mulai mengikuti ajang Mawapres Tingkat Fakultas,” imbuhnya.

Usaha yang telah Dhita lakukan membuahkan hasil, ia berhasil meraih juara II Mawapres Tingkat Fakultas dan juara harapan II Mawapres Tingkat Universitas UAD 2021. Tidak berhenti sampai di tahap itu, ia makin giat dalam mengikuti pelatihan-pelatihan, publikasi, berbagai kejuaraan, dan pengajuan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) untuk mengikuti ajang Mawapres selanjutnya.

“Alhamdulillah pada tahun 2022 lalu, terhitung saya sudah mendapat 50 lebih sertifikat kejuaraan, dan saya juga aktif dalam mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat yang diadakan oleh program prodi bersama dosen-dosen prodi maupun jenis-jenis pengabdian lainnya yang diakui,” jelasnya.

Selain itu, berbagai pelatihan yang ia ikuti seperti pelatihan menulis Karya Tulis Ilmiah (KTI) dan pelatihan Arduino, tentunya telah diakui dan bersertifikat. Kemudian, ia juga bergabung untuk short course yang diselenggarakan secara daring oleh Universitas Gajah Mada (UGM) dan University of New York untuk menunjang pengetahuan dan prestasinya.

Dhita menambahkan jika terdapat beberapa penelitian yang ia ikuti serta beberapa proyek yang memiliki HAKI dan saat ini sedang proses pengajuan paten. Menurutnya, poin-poin itu sangat menambah penilaian dalam seleksi Mawapres.

Gagasan yang ia ajukan dalam ajang Mawapres Tingkat Universitas adalah sebuah alat pendeteksi kebakaran gedung berbasis internet of thinks yang bisa dipantau melalui aplikasi dan situs web. Alat tersebut juga dapat mendeteksi dari mana arah kebakaran, seberapa parah kebakaran, dan memiliki multisensor.

“Alhamdulillah ide tersebut tidak hanya berupa gagasan, karena sudah ada prototipenya, sehingga untuk pengembangan lebih lanjut akan lebih mudah.”

Dhita juga mengatakan bahwa kelebihan dari gagasan yang ia ajukan adalah memiliki multisensor sebanyak lebih dari 5 sensor, sedangkan menurut studi pustaka yang telah ia lakukan selama ini hanya ada 2 sampai 3 sensor saja. Alat yang ia gagas tersebut pun berupa aplikasi yang dapat dipantau menggunakan gawai dan situs web pemantau yang akan dihubungkan langsung dengan pemadam kebakaran.

“Jadi ketika kebakaran gedung terjadi dan pemilik gedung sedang tidak berada di lokasi, melalui notifikasi di gawai, pemadam kebakaran tetap bisa mengetahui karena adanya pemantauan di pemberitahuan,” jelasnya.

Kendala yang Dhita alami selama proses seleksi Mawapres Tingkat Universitas adalah terletak di penggunaan bahasa asing (bahasa Inggris), karena dasarnya yang bukan pengguna bahasa Inggris aktif. Namun hal itu dapat ia atasi dengan baik dan lancar sampai akhirnya ia berhasil meraih juara I Mawapres UAD 2022.

“Kalau untuk seleksi Mawapres nasional saya kurang tahu, tetapi berdasarkan pengalaman tahun lalu, 5 besar Mawapres Universitas akan diseleksi terlebih dahulu di tingkat wilayah. Jadi mohon doanya saja semoga saya berkesempatan mewakili UAD maju ke tingkat nasional,” tutupnya. (SFL).

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Dhita-Pratama-Putra-tengah-Mawapres-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-tahun-2022-Foto-Istimewa-scaled.jpg 1707 2560 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-02-02 08:59:212023-02-02 08:59:21Cerita Perjuangan Dhita Jadi Mawapres UAD 2022

Kewajiban Mengubah Kemungkaran

01/02/2023/in Feature /by Ard

Ustaz Budi Jaya Putra, S.Th.I., M.H. pemateri kajian rutin bakda Maghrib Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Catur)

Kajian keislaman rutin Masjid Islamic Center (IC) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang tayang di YouTube Masjid Islamic Center UAD memasuki pembahasan Hadis Arbain ke-34. Pada kesempatan kali ini dibersamai oleh Ustaz Budi Jaya Putra, S.Th.I., M.H. yang juga menjabat sebagai Kepala Asrama Pesantren K.H. Ahmad Dahlan (Persada). Dalam penyampaian kajian rutin setelah Magrib, dijelaskan secara singkat dengan tema “Mengubah Kemungkaran dalam Pandangan Islam”.

“Saat ini, kemungkaran sangat banyak dijumpai di dunia nyata maupun media sosial. Namun sebelum masuk ke dalam pembahasan, perlu dipahami bahwa arti sederhana kemungkaran adalah sesuatu yang melanggar dari apa yang telah diatur oleh Allah Swt. dan Rasul-Nya. Dengan banyaknya kemungkaran yang terjadi, sudah seharusnya seorang muslim mengetahui kewajibannya menyuruh kepada kebaikan dan mencegah dari keburukan,” paparnya.

Hal ini selaras dengan pembahasan yang disampaikan selanjutnya. Merujuk dari Hadis Arbain ke-34 yang artinya: Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, ‘Barang siapa dari kalian melihat kemungkaran, ubahlah dengan tangannya. Jika tidak bisa, ubahlah dengan lisannya. Jika tidak bisa, ingkarilah dengan hatinya, dan itu merupakan selemah-lemahnya iman’.”

Lebih lanjut, Budi menjelaskan faedah dari hadis yang disampaikan. Setidaknya dibagi dalam 3 pokok hal. Apabila melihat kejahatan/kemungkaran hendaknya mengubah dengan tangan, jika tidak mampu ubahlah dengan lisan, terakhir jika tidak mampu ingkarilah dengan hati.

“Kita perlu mempelajari dan mengambil manfaat dari hadis tersebut. Pertama, mencegah dengan tangan artinya orang yang memiliki kekuasaan tinggi seharusnya dapat menegakkan keadilan di negeri ini. Kedua, mengubah kemungkaran dengan lisan dapat dipahami bahwa seseorang yang pandai berbicara dengan ilmunya hendaknya saling memberi nasihat dengan perkataannya yang baik. Terakhir, jika tidak mampu dengan keduanya maka mengingkari perbuatannya dengan hati,” jelas Ustaz Budi.

Ia melanjutkan, “Tingkatan mengingkari dengan hati masuk dalam kategori iman yang paling rendah. Ada 2 yang ditawarkan yakni membenci kemungkaran yang dilakukan atau meninggalkan kemungkaran yang terjadi. Janganlah menjadi penonton maupun pendengar. Allah Swt. memberikan 3 poin penting yang tujuannya untuk umat Islam agar memilih mana yang sesuai dengan kapasitasnya.”

Di akhir, Budi berharap, “Semoga kita semua diberikan oleh Allah Swt. karunia, kekuasaan, lisan yang fasih mendakwahkan syariat Islam, dan hati yang bersatu padu. Sehingga dapat mencegah kemungkaran dan menjadi hamba Allah Swt. yang paling bermanfaat untuk membawa ajaran Islam yang mulia ini menuju rahmatan lil alamin.” (ctr)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Ustadz-Budi-Jaya-Putra-S.Th_.I.-M.H.-Pemateri-Kajian-Rutin-Bakda-Maghrib-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Catur.jpg 768 1366 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-02-01 08:54:432023-02-01 08:55:11Kewajiban Mengubah Kemungkaran

Wisuda Merupakan Titik Awal Pengabdian kepada Masyarakat

31/01/2023/in Feature /by Ard

Rektor Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Dr. Muchlas, M.T. pada Wisuda Periode Januari 2023 (Foto: Humas dan Protokol UAD)

Rektor Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Dr. Muchlas, M.T. mengungkapkan bahwa wisuda merupakan titik awal pengabdian seseorang kepada masyarakat melalui penerapan ilmu dan teknologi yang diperoleh selama masa perkuliahan. Hal ini ia sampaikan pada Sidang Senat Terbuka dengan Agenda Wisuda Sarjana Terapan, Sarjana, dan Magister pada Sabtu, 28 Januari 2023 di Graha Pradipta Jogja Expo Center.

“Wisuda bukan merupakan akhir dari perjuangan hidup, justru merupakan titik awal pengabdian saudara kepada masyarakat melalui penerapan ilmu dan teknologi yang diperoleh dari UAD,” kata Rektor. Ia menambahkan, dinamika masyarakat yang terus berkembang perlu dihadapi dengan kemampuan adaptasi yang baik, dengan menambah berbagai keterampilan yang dibutuhkan oleh dunia usaha dan dunia industri pada saat ini.

“Pengalaman menyelesaikan kuliah yang saudara alami kemarin, yang kebetulan didera oleh situasi pandemi, telah memberikan pelajaran berharga. Bahwa sesulit apa pun keadaannya, kita harus terus berusaha dan berjuang untuk meraih keberhasilan dan kini terbukti walaupun banyak kendala dihadapi.”

Pada periode ini, UAD mewisuda sebanyak 1.452 lulusan program diploma, sarjana, dan magister. Dari jumlah tersebut, 817 di antaranya lulus dengan predikat cum laude atau dengan pujian. Dalam kesempatan yang sama, tak lupa Muchlas menyampaikan ucapan selamat kepada para wisudawan dan wisudawati yang telah berhasil meraih gelar akademis di UAD.

Di hadapan para wisudawan, Rektor berpesan untuk dapat menjadi contoh teladan bagi lingkungan tempat mereka nanti akan berkiprah. Ia memiliki keyakinan yang kuat bahwa di dalam diri para wisudawan telah tersemat jiwa kepemimpinan sekaligus nilai-nilai keislaman yang kuat.

“Untuk itu kami berharap saudara nanti mampu berperan secara signifikan menjadi bagian dari kepemimpinan, tidak hanya lokal dan nasional, tetapi juga kepemimpinan global.”

Muchlas juga berharap, para wisudawan dapat terus menjunjung tinggi nama baik almamater UAD. Itu dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk kerja seperti kerja produktif, inovatif, profesional, dan dedikatif di lingkungan pengabdian masing-masing, yang semuanya menunjukkan nilai-nilai keunggulan UAD dan lulusannya.

Prosesi wisuda oleh Rektor UAD dilakukan secara khidmat dengan didampingi Wakil Rektor Bidang Akademik Rusydi Umar, S.T., M.T., Ph.D. Hadir juga Kepala LLDikti Wilayah V, Prof drh. Aris Junaidi, Ph.D., serta Majelis Dikti PP Muhammadiyah Prof. Dr. H.M. Noor Rochman Hadjam, S.U., Psikolog. (eka)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Rektor-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dr.-Muchlas-M.T.-pada-Wisuda-Periode-Januari-2023-Foto-Humas-dan-Protokol-UAD-scaled.jpg 1707 2560 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-01-31 09:19:002023-01-31 09:23:00Wisuda Merupakan Titik Awal Pengabdian kepada Masyarakat

3 Faktor Utama untuk Menjadi Pemimpin

16/01/2023/in Feature /by Ard

Kuliah Umum Musyawarah Komisariat IMM FEB ke-XXI Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dengan pemateri Dr. Dini Yuniarti, S.E., M.Si. (Foto: Dinu)

“Saya mencintai Universitas Ahmad Dahlan (UAD) karena mendekatkan saya kepada Muhammadiyah, yakni Muhammadiyah yang sangat berkemajuan. Jadi, saya ingin pemimpin di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) selanjutnya dapat bekerja secara integritas dan bertanggung jawab,” ujar Dr. Dini Yuniarti, S.E., M.Si. yang menjabat sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) sekaligus pemateri dalam Kuliah Umum yang merupakan rangkaian dari kegiatan Musyawarah Komisariat (Musykom) IMM FEB ke-XXI.

Dini mengatakan bahwa tujuan Muhammadiyah adalah menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujudlah masyarakat Islam yang sebenarnya, seperti yang tercantum dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah BAB III pasal 6. Sebagai intermeso, ia juga menceritakan pengalamannya yang merasa telat dalam mengenal Muhammadiyah.

“Walaupun saya terlambat di masa lalu, tidak menjadi alasan bagi saya untuk tidak mencintai Muhammadiyah,” jelasnya pada kuliah umum yang berlangsung Rabu, 11 Januari 2023 di Joglo Salak, Daren Kidul, Donokerto, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Sebelum masuk ke pokok pembahasan, Dini menyinggung sedikit mengenai integritas dan tanggung jawab. Integritas adalah mutu, sifat, dan keadaan yang menggambarkan kesatuan yang utuh, sehingga memiliki potensi dan kemampuan memancarkan kewibawaan dan kejujuran.

Sedangkan tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatu sehingga kewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya atau memberikan jawab, dan menanggung akibatnya. Dalam halnya kepemimpinan, Dini mengatakan menjadi pemimpin, berarti menanggung tanggung jawab. Tidak ada anak buah yang salah karena kesalahan itu ada pada pemimpin.

Pemimpin adalah penggerak pertama dalam segala keputusan. Agar pemimpin ini mampu memiliki hal-hal seperti yang disampaikan oleh Dini, ada 3 kompetensi dasar yang harus terpenuhi yaitu religiusitas, intelektualitas, dan humanitas.

Pertama, religiusitas merupakan sesuatu dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk bertingkah laku sesuai dengan kadar ketaatannya kepada agama. Dini memberikan contoh yang paling mudah untuk dilakukan yaitu melakukan segala sesuatu dengan kasih sayang. “Lakukan dengan kasih sayang, entah di saat memimpin atau memberikan nasihat supaya sampai ke orang lain secara baik.”

Kedua, intelektualitas yaitu menjadikan IMM berproses untuk menjadi pusat-pusat unggulan terutama di bidang intelektual. Dalam wadah ini diharapkan kader-kader mampu menjadi ide-ide pembangunan dan pengembangan serta dapat berpikir universal tanpa tersekat-sekat. Terakhir, humanitas dalam melakukan gerakan untuk membantu manusia atau kemanusiaan.

Dini menyampaikan bahwa implementasi ketiga kompetensi dasar ini memang sulit, tetapi ada cara agar ketiganya dapat terpenuhi dalam satu waktu untuk efisiensi tenaga dan waktu. Berikan busur yang bisa bergerak ke segala arah, atau dengan kata lain melakukan kegiatan atau program kerja yang bisa melingkupi ketiga kompetensi dasar tersebut. Mulai dari religiusitas hingga humanitas. (Ema)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kuliah-Umum-Musyawarah-Komisariat-IMM-FEB-ke-XXI-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-dengan-pemateri-Dr.-Dini-Yuniarti-S.E.-M.Si_.-Foto-Dinu-scaled.jpg 1920 2560 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-01-16 08:31:362023-01-16 08:31:363 Faktor Utama untuk Menjadi Pemimpin
Page 40 of 70«‹3839404142›»

TERKINI

  • Hari Fakultas P2K 2025: Mahasiswa Baru UAD Kenal Lebih Dekat Fakultasnya19/09/2025
  • Tim Pengabdian UAD Gelar Aksi Peduli Lingkungan di Kawasan Wisata Lava Bantal19/09/2025
  • UAD Terima Beasiswa dari UPZDK PermataBank Syariah19/09/2025
  • PPKO BEM Psikologi UAD Gelar Kelas Kesetaraan Gender #219/09/2025
  • Hari Prodi P2K UAD 2025: Makin Dekat, Makin Akrab18/09/2025

PRESTASI

  • Mahasiswa UAD Raih Juara di Kompetisi dan Pelatihan Artikel Ilmiah Nasional 202518/09/2025
  • Mahasiswa UAD Raih Dua Gelar Juara di Kompetisi Artikel Ilmiah Nasional 202518/09/2025
  • Tim Fortune UAD Raih Juara I Lomba International Economic & Business Plan Competition16/09/2025
  • Mahasiswa UAD Raih Juara II Lomba Esai Nasional Gebyar Matematika 202510/09/2025
  • Mahasiswa UAD Raih Juara III Taekwondo Wali Kota Cup XII 202510/09/2025

FEATURE

  • Mahkamah Konstitusi sebagai Pelaku Kekuasaan Kehakiman dalam Melindungi Hak Asasi Manusia08/09/2025
  • Konseling Harapan bagi Keluarga dan Remaja05/09/2025
  • Potensi Minyak Atsiri Bunga Cengkeh untuk Obat Antiinflamasi04/09/2025
  • Psikologi Komunitas Kelompok Rentan03/09/2025
  • Konsep Strategi Ilmiah dalam Pengelolaan Sampah DIY03/09/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top