Pentas Seni Haflah Akhirussanah Persada Universitas Ahmad Dahlan (UAD) di Amphitarium Kampus Utama UAD (Dok. Tsulusiyah)

Pesantren Mahasiswa K.H. Ahmad Dahlan (Persada) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar haflah akhirussanah pada Ahad, 21 Juli 2024. Dalam rangkaian acaranya, terdapat pentas seni untuk memeriahkan haflah. Acara diadakan di Amphitarium Kampus IV UAD dengan mengangkat tema “Persada Bersinergi Mencetka Alumni yang Berdedikasi”.

Acara dibuka oleh pembawa acara Azka Ardyatama dan Agus Soleh Pratama. Sesi pertama terdapat tiga penampilan, yaitu seni bela diri tapak suci yang dibawakan oleh santriwan Persada Andika Marhatin, Arifan, dan Zaky. Penampilan kedua nasyid solo yang dibawakan oleh santriwati Persada Kampus II B. Selanjutnya, penampilan puisi berantai dibawakan oleh santriwan Persada Bahrul Khoirul, Alfin Syahrin, dan Aufa Bahaudin dengan judul “Saat Menghadapi Ujian”. Kemudian dilangsungkan pesan dan kesan oleh santriwati dan santriwan Persada.

Linda Ayu Puspita dalam sambutannya menyampaikan, “Kepada ustaz dan ustazah yang telah membimbing dan membersamai kami selama di Persada, mungkin banyak kisah yang telah kita lalui bersama semoga menjadi ladang ibadah untuk ustaz dan ustazah sekalian. Untuk kawan-kawanku sekalian, hari ini adalah hari yang telah dinanti-nantikan dan juga kita telah membuktikan bahwa kita bisa kuat secara fisik dan mental, serta akhlak dan akidah,” ungkapnya.

Tak ketinggalan, Alfin Syahrin pun menyampaikan, “Kami merasa terharu dan bangga Allah memberikan kesempatan kepada kita semua untuk bisa tinggal di Persada. Persada mengajarkan kami untuk memanajemen waktu mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali. Pesan dari Mudir Persada agar memberikan warna kebaikan di kehidupan masyarakat, selalu terpatri dalam hati kami,” terangnya.

Penampilan-penampilan yang disajikan pada pentas seni haflah antara lain pembacaan puisi tentang Persada oleh santriwan Ashabul Kahfi, drama religi oleh santriwati Fakultas Kedokteran (FK) UAD, penampilan syair Palestina oleh Ustaz Muhammad Ziya dan Ustaz Arham, drama kabaret oleh santriwan FK UAD, penampilan biri-biri oleh santriwati Persada dan penampilan band dengan beberapa lagu dari Stipo Vibes. Kemudian di pertengahan acara pentas seni juga diumumkan nominasi kategori santriwan santriwati Persada. Di akhir acara, diadakan penyerahan kenang-kenangan dari alumni santriwan santriwati untuk ustaz dan ustazah. (Lus)

uad.ac.id

Kajian Rutin Ahad Pagi oleh Rofiul Wahyudi, S.E.I., M.E.I. di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Tsulusiyah)

Kajian Rutin Ahad Pagi di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali digelar pada tanggal 21 Juli 2024 bertepatan dengan 15 Muharram 1446 H. Rofiul Wahyudi, S.E.I., M.E.I. selaku Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan dosen Program Studi Perbankan Syariah UAD didapuk menjadi pemateri kajian. Tema kajian adalah “Bekal Terbaik Menjalani Bulan Muharram”.

Bulan Muharram merupakan bulan untuk mengawali tahun baru Hijriah, diawali Muharram dan diakhiri Dzulhijjah. Tanda-tanda tahun baru dapat diukur oleh hadis Nabi saw. yang artinya: “Umurnya umatku antara 60 sampai 70.” Tahun baru adalah ciri bertambahnya usia dan berkurangnya jatah usia. Umur umat tersebut sesuai dengan riwayat sejarah yaitu bertepatan dengan wafatnya Nabi Muhammad saw. pada usianya yang ke-63 tahun.

Setiap manusia niscaya akan wafat, karena itu di tahun baru hendaknya mempersiapkan bekal. Bekal pertama sesuai dengan hadis Nabi saw. yang artinya: “Wahai umatku! Carilah ilmu sebelum ilmu itu dicabut (hilang) di atas permukaan bumi, seperti tercabutnya pohon cabai dari atas permukaan tanah. Hilangnya ilmu dari dunia adalah karena meninggalnya para ulama.”

“Maka salah satu persiapan bekal terbaik di bulan Muharram adalah dengan mencari ilmu, baik di lingkungan formal maupun nonformal seperti pengajian, dan sejenisnya. Sebab, diterimanya ibadah adalah ilmu. Contohnya salat yang perlu memperhatikan ilmu untuk pelaksanaannya. Mencari ilmu itu juga wajib bagi setiap muslim di mana pun berada,” ujar Rofiul Wahyudi.

Ia melanjutkan bahwa bekal kedua yaitu meningkatkan iman yang sejatinya tidak terlihat. Maka misalnya jika ada orang beriman ketika disuruh salat ia enggan melakukannya, bisa disimpulkan imannya sedang berkurang. “Para ulama kemudian membagi iman menjadi empat level, yaitu iman yang tidak bertambah dan tidak pernah berkurang yakni imannya para malaikat, iman yang terus bertambah dan tidak pernah berkurang yakni imannya pada Nabi dan Rasul, iman yang kadang bertambah dan kadang juga berkurang yakni imannya manusia sebagai makhluk Allah, dan iman yang tidak pernah bertambah tetapi berkurang terus-menerus yakni imannya orang munafik dan fasik,” tutupnya. (Lus)

uad.ac.id