Ustaz Ahmad Rif’an, S.H.I., M.S.I. saat memberikan tausiah tentang memahami sunnatullah dalam hal keadilan

Keadilan sebagai salah satu aspek ajaran Islam yang menjadi tujuan sejak Nabi Muhammad Saw. dan para nabi lainnya dalam menyebarkan agama Allah Swt. Islam memandang keadilan berupa memperhatikan hak-hak individu serta adanya keseimbangan. Ustaz Ahmad Arif Rif’an, S.H.I., M.S.I. menuturkan bahwa kata al-adl dalam Al-Qur’an diulangi sebanyak 28 kali dengan berbagai berbentuk.

“Allah Swt. memerintahkan Nabi Muhammad Saw. sebagai khalifah di muka bumi yang senantiasa menegakkan keadilan. Bahkan Nabi sendiri selalu menegakkan keadilan pada dirinya sendiri,” tambahnya. Surat Al-Hadiid ayat 25 menjadi salah satu perintah yang menjelaskan agar melakukan keadilan dan melarang kezaliman.

Laqod arsalna rusulanaa bil-bayyinaati wa angzalnaa ma’ahumul kitaaba wal-miizaana liyaquuman-naasu bil-qisth, potongan ayat tersebut memiliki arti “Sungguh, kami telah mengutus rasul-rasul kami dengan bukti-bukti yang nyata dan kami turunkan bersama mereka kitab dan neraca (keadilan) agar manusia dapat berlaku adil”.

Ia menambahkan, Surat Al-Hadiid sebagai bukti bahwa Allah Swt. mengutus orang-orang pilihan yaitu nabi dan rasul untuk menegakkan keadilan di muka bumi. Keadilan bukan semata-mata sama rata, melainkan sesuai dengan kebutuhan dan hak-hak individu.

“Di era sekarang ini, keadilan menjadi lemah dengan banyaknya kezaliman. Zaman Nabi Muhammad Saw. mencontohkan dirinya sendiri sebagai tokoh keadilan. Nabi rela di-qisas jika dirinya pernah memukul ataupun menganiaya orang lain. Begitu pun bagi umatnya jika tidak melakukan keadilan maka akan mendapatkan pembalasan yang setimpal baik di dunia maupun di akhirat kelak,” ungkap Rif’an.

Keadilan akan membuat umat Islam menjadi berkah dalam menjalani kehidupan. “Keadilan dapat dimulai dengan hal sekecil apa pun. Tanamkan keadilan pada diri sendiri agar terhindar dari kezaliman dan mendapatkan keberkahan dalam hidup,” tandas Ustaz Rif’an di sesi Kisah Kajian Islami Pagi Hari yang disiarkan langsung di kanal YouTube Masjid Islamic Center UAD (26-04-2021). (Chk)

Ustaz Dr. H. Nur Kholis, S.Ag., M.Ag. saat menjelaskan tafsir ayat kursi

“Ayat kursi sebagai salah satu ayat dalam surat Al-Baqarah memberikan penjelasan tentang Allah Swt. yang memelihara hamba-Nya meliputi langit dan bumi. Hendaknya kita dapat mengkaji agar senantiasa meningkatkan keimanan kepada Allah Swt.,” terang Ustaz Dr. H. Nur Kholis, S.Ag., M.Ag. saat memberikan tausiah pada Kajian Islami Pagi Hari melalui kanal YouTube Masjid Islamic Center UAD.

Ia menjelaskan potongan pertama pada ayat kursi yaitu Allahu laa ilaaha illaa huw yang bermakna Allah Swt. sebagai zat yang maha agung. Zat yang sempurna dan tiada bandingan sebagai zat yang berhak diibadahi. Manusia, hewan, dan tumbuhan sebagai makhluk ciptaannya tidak dapat membandingi akan kuasa dan kesempurnaannya.

Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah Swt. yang paling sempurna dengan akalnya tidak akan bisa menandingi kesempurnaan-Nya. Potongan ayat kursi selanjutnya ialah al-hayyul – qoyyuum. Allah Swt. dengan kesempurnaannya memiliki al-hayyul yang bermakna maha hidup. Allah Swt. sebagai zat yang hidup kekal abadi, tidak seperti makhluk yang akan mengalami kematian.

Allah Swt. menjadi sempurna dengan hidup selamanya bersama ilmu, kekuasaan, dan kehendak yang dimiliki. Al-qoyyum bermakna yang maha berkuasa. Kekuasaan Allah Swt. atas segala sesuatu yang ada di bumi dan langit. Jika kekuasaan manusia hanya sementara, maka kekuasaan Allah Swt. adalah abadi.

“Kalimat al-hayyul – qoyyuum menjadi bagian utuh di dalam Al-Qur’an yang tidak dapat dipisahkan. Al-hayyul – qoyyuum yang secara utuh memiliki makna bahwa Allah Swt. sebagai zat yang maha hidup memiliki kekuasaan dalam menjaga alam semesta. Adapun kekuasaannya dengan ilmu yang maha luas dan kehendak yang mulia. Kalimat selanjutnya yang berbunyi laa ta’ khuzuhuu sinatuw wa laa na’uum yang bermakna Allah tidak memiliki rasa kantuk dan tidur. Hal ini sebagai bukti bahwa dalam menjaga kekuasaan dan mengurusi umatnya Allah Swt. tidak pernah lalai,” tutup Ustaz Nur Kholis (23-04-2021). (Chk)

Peluncuran logo Milad Pbio ke 20 tahun secara daring melalui kanal YouTube PBIO UAD Official

Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada tanggal 19 April 2021 memasuki usia ke-20 tahun. Semarak milad diawali dengan peluncuran logo sekaligus pembukaan dengan menghadirkan Ustaz Budi Jaya Putra, S.Th.I., M.H. secara daring melalui kanal YouTube PBIO UAD Official.

Logo tidak hanya sekadar simbol dan sketsa tanpa makna. Melalui logo sebagai identitas yang mewakili nilai, ciri khas, dan cita-cita tinggi dan harapan yang perlu diwujudkan. Dr. Novi Febrianti, M.Si. selaku Ketua Program Studi (Kaprodi) mensyukuri segala pencapaian yang telah berhasil diraih.

“Syukur alhamdulillah, di usia ke-20 tahun Pendidikan Biologi UAD semakin maju dan terus berprestasi. Akreditasi A telah dicapai dengan berbagai prestasi, pengabdian mahasiswa serta dosen yang sangat luar biasa. Bersama-sama saling bersinergi mewujudkan program studi yang unggul, berwawasan global, dan dijiwai nilai-nilai islami,” ujar Novi.

Milad ke-20 tahun ini mengangkat tema “Mengimplementasikan Pembelajaran Berbasis Lingkungan di Era Kampus Merdeka” dengan simbol hewan bebek berbentuk angka 20 sebagai logonya. Makna warna biru melambangkan kepercayaan, stabilitas, dan tanggung jawab. Warna hijau di awal angka dua bermakna kesehatan dan pembaruan, serta warna oranye sebagai simbol semangat, optimisme, dan mampu bergaul.

Simbol gelombang air bermakna sumber kehidupan dan memiliki kemampuan dalam menyesuaikan diri dengan tempatnya. Di mana air merupakan salah satu habitat berbagai flora dan fauna. Sedangkan simbol flora dan fauna melambangkan negara Indonesia yang kaya akan keanekaragaman satwa dan tumbuhan. Simbol huruf ‘th’ berwarna oranye melambangkan semangat untuk maju dan berkembang.

“Logo pada milad secara keseluruhan memiliki makna air, flora, dan fauna, melambangkan lingkungan sekitar yang dapat digunakan sebagai sumber belajar,” pungkas Novi di akhir sambutan. (Chk)