• TERKINI
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Kurikulum Berbasis Genre, Mungkinkah?

04/03/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

Oleh: Sudaryanto, M.Pd.

Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UAD Yogyakarta

 

Beberapa waktu lalu, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Prof Dr Mahsun menyatakan, pelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 berubah arah dengan paradigma bahasa sebagai sarana berpikir. Untuk itu, kata Mahsun, Kurikulum 2013 membelajarkan Bahasa Indonesia berbasis teks atau genre. Pertanyaannya, apa dan bagaimana pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis teks atau genre dari jenjang SD sampai SMA diterapkan?

Pernyataan Prof Dr Mahsun yang juga Guru Besar Linguistik Universitas Mataram itu, penting untuk digarisbawahi. Apa pasal? Praktisi bahasa dan terutama guru Bahasa Indonesia saat ini masih kebingungan dengan adanya pengintegrasian materi pelajaran sains (IPA) dengan Bahasa Indonesia. Hal itu, saya kira suatu hal yang wajar, mengingat para guru Bahasa Indonesia, terutama SD belum terlatih/terbiasa dengan pendekatan tematik-integratif.

Selain itu, para guru Bahasa Indonesia masih bingung akan pengertian teks atau genre. Dalam benak mereka, teks atau genre itu hanyalah bersifat bacaan, seperti buku, majalah, dan jurnal. Padahal, teks atau genre yang dibelajarkan dalam Kurikulum 2013 mencakup teks tulis dan lisan. Apabila ingin menargetkan siswa mampu memiliki keterampilan menyimak berita, maka teks atau genre yang dibelajarkan ialah bahan simakan berupa pembacaan berita.

Meski demikian, model pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis teks atau genre juga mengandung persoalan. Selain faktor guru yang belum memahami model pembelajaran tersebut, faktor evaluasi pembelajaran juga belum jelas. Misalnya, pelajaran Bahasa Indonesia digabungkan dengan pelajaran sains (IPA) di SD. Penggabungan kedua pelajaran itu, suka atau tidak, akan menyebabkan terjadinya penghilangan target-target kompetensi yang hendak dievaluasi guru.

Sebagai contoh, target kompetensi berbahasa siswa adalah berbicara. Sementara itu, target pengetahuan sains siswa adalah manfaat air hujan bagi kehidupan sehari-hari. Jika posisi Anda sebagai guru Bahasa Indonesia, lantas apa yang dapat diukur dari dua target tersebut, yang keduanya sama-sama akan dijadikan sebagai standar kompetensi lulusan? Solusinya sederhana: ujian bahasa untuk menilai kompetensi berbahasa, demikian pula ujian sains.

Faktor evaluasi pembelajaran, terlebih dalam pelajaran Bahasa Indonesia, lebih banyak dikembangkan lewat keterampilan, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Celakanya, faktor tersebut banyak diabaikan oleh para guru Bahasa Indonesia. Agaknya, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa perlu memikirkan hal tersebut, dengan duduk bersama para pakar evaluasi pembelajaran bahasa dan sastra. Semoga ini segera terwujud![]

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-03-04 02:42:042014-03-04 02:42:04Kurikulum Berbasis Genre, Mungkinkah?

UAD Sambut Kunjungan SMA N 1 Kebumen

04/03/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

Sejumlah 369 siswa SMA N 1 Kebumen berkunjung ke UAD Yogyakarta pada Selasa (18/2) lalu. Kehadiran mereka disambut oleh Biro Akademik dan Admisi (BAA) di Auditorium Kampus 1. Acara tersebut diisi dengan perkenalan serta informasi akademik dan fakultas yang ada di UAD. Selain itu, ajang perkenalan ini juga digunakan untuk membagi informasi tentang sejumlah prestasi yang diraih UAD. Hal tersebut disambut antusias oleh peserta dan guru-guru yang turut memdampingi. 

Waldiono selaku Kepala Sekolah SMA N 1 Kebumen, menuturkan bahwa kunjungan ini dilakukan untuk mengenalkan para siswanya dengan UAD. Waldiono juga berharap agar nantinya UAD mampu melakukan kerja sama berupa pembinaan ekskul robotika di SMA N 1 Kebumen.

SMA N 1 Kebumen merupakan salah satu SMA yang populer dan banyak diminati dan sudah menggunakan kurikulum 2013 serta sistem kredit semester (sks). “Bila kerjasama ini berlanjut, saya berharap nantinya sistem kredit semester yang berlaku di SMA dan UAD dapat saling menyesuaikan, terutama untuk mata kuliah yang umum. Sehingga siswa kami yang mau melanjutkan ke UAD tidak perlu lagi menempuh mata kuliah tersebut. Toh, ini juga akan menguntungkan UAD karena siswa kami kan pintar-pintar.” Tuturnya di akhir wawancara. (idj)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-03-04 01:00:242014-03-04 01:00:24UAD Sambut Kunjungan SMA N 1 Kebumen

UAD Ikuti Kegiatan Ilmiah Internasional Bidang Astronomi

04/03/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

UAD menjadi anggota Pusat Studi Astronomi (Pastron) yang berhasil ikut serta dalam kegiatan ilmiah internasional yang diselenggarakan di Thailand dan Italia pada Januari dan Februari 2014. Bersama ITB, UAD berhasil melalui tahapan seleksi yang sangat ketat untuk mewakili Indonesia. Seorang mahasiswa pascasarjana Pendidikan Fisika UAD, Fitria Sarnita, S.Pd., merupakan salah satu anggota tim Pastron.

Kegiatan ilmiah internasional yang berlangsung salah satunya berupa workshop Winter School on Introductory Radio Astronomy di National Astronomical Research Institue of Thailand (NARIT). Thailand dalam hal ini bekerjasama dengan Korea Astronomy and Space Science Institute (KASI). Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 27 hingga 30 Januari 2014. Pada winter school, pemateri yang terdiri atas profesor astronomi dari Inggris dan Jerman memberikan pelatihan pengenalan radio astronomi, instrumentasi, dan pengolahan data observasi. Selain itu, profesor dari Selandia Baru dan negara Asia Tenggara melaporkan perkembangan riset astronomi radio.

Pastron juga mengikuti Workshop on Mobile Science and Science Dissemination for the Disabled di International Centre for Theoretical Phyics (ICTP) di Italia. Acara tersebut dilangsungkan pada tanggal 6 Februari 2014. Kegiatan yang berlangsung antara lain pelatihan dan pengetahuan tentang penggunaan teknologi mobile untuk kegiatan pendidikan dan riset.

Pada tanggal 7 Februari, Workshop Science Dissemination for the Disabled diadakan untuk memberikan pengetahuan tentang penyebaran sains pada penyandang difabilitas. Penyandang difabilitas mempunyai hak yang sama dalam memperoleh pendidikan sains, bahkan melakukan riset. Semangat untuk terus mendorong pendidikan inklusif yang melibatkan orang difabel dalam proses pendidikan dan riset semakin dikembangkan di berbagai negara.

Peneliti sekaligus Kepala Pastron, Yudhiakto Pramudya, Ph.D., menceritakan pengalaman mereka mempresentasikan riset tentang pendidikan astronomi pada penyandang tunanetra. “Riset tersebut juga berhasil mendapatkan dana penelitian dari Lembaga Penelitian dan Pengembangan (LPP) UAD,” tuturnya. Riset Pastron mendapatkan apresiasi yang baik dari peserta. Kedepan, Pastron juga akan melakukan kerja sama dengan peneliti Portugal, Argentina, dan negara lainnya untuk pengembangan pendidikan astronomi dan mobile science.(idj)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/field/image/uad_ikuti_kegiatan_ilmiah_internasional_bidang_astronomi.jpg 299 448 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-03-04 00:57:212014-03-04 00:57:21UAD Ikuti Kegiatan Ilmiah Internasional Bidang Astronomi

Seminar Nasional Sistem Peradilan Sengketa Kesehatan

26/02/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

 

Pemberi pelayanan kesehatan memiliki komitmen untuk semaksimal mungkin mengurangi penderitaan pasien dalam proses penyembuhan penyakit. Tetapi, hasil yang diperoleh sering kali tidak diinginkan (unwanted result) baik oleh pasien, keluarga, maupun oleh tenaga kesehatan. Kasus cukup besar di tahun 2013 adalah perkara dr. Dewa Ayu Sasiary yang disebabkan gugatan atau tuntutan pasien terhadap pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan dan rumah sakit. Bila dunia kesehatan dihadapkan pada permasalahan hukum, sangatlah bijak bila mekanisme pendekatannya disamakan dengan peradilan pada umumnya. Hal tersebut dikarenakan tenaga kesehatan yang diadili juga termasuk pengemban profesi kesehatan yang rawan terhadap pembunuhan karakter. Sifat terbuka pada peradilan litigasi menjadikan sanksi moral/sosial terhadap profesi telah berjalan sebelum putusan hakim menyatakan bersalah atau tidaknya seorang tenaga kesehatan.

Berdasar pentingnya kasus tersebut, Fakultas Hukum UAD bekerjasama dengan Masyarakat Hukum Kesehatan Indonesia (MHKI) cabang Yogyakarta menyelenggarakan seminar nasional dan workshop dengan tema “Sistem Peradilan Sengketa Kesehatan; Mencari Model Penyesuaian yang Tepat”. Acara yang diselenggarakan pada hari Selasa (7/1/14) di Auditorium Kampus 2 UAD ini bertujuan untuk mengkaji kasus tersebut sebagai bentuk pembelajaran di masyarakat.

Pembicara dalam acara ini berasal dari berbagai elemen. Sahlan Said, S.H., seorang praktisi hukum, memaparkan tentang kemungkinan diadakan Sistem Peradilan Profesi Kesehatan. Hadir pula Komisi Kepolisian Nasional (KOMPOLNAS) RI yang diwakili oleh dr. M. Nasser, Sp., KK.D. Law. yang mengupas tuntas kasus pidana kesehatan dengan kajian perkara dr. Dewa Ayu Sasiary. Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, Rd. dr. Zaenal Abidin, M.Kes., M.H.Kes. menyampaikan tentang lingkup antara pelanggaran disiplin dan pelanggaran hukum. Sementara itu, dua pembicara pada sesi kedua merupakan wakil dari MHKI cabang Yogyakarta. Kajian tentang peradilan profesi kesehatan dan solusinya disampaikan oleh Dr. Arif Setyawan, S.H., M.H. dan makalah dengan judul “Mediasi dalam Sengketa Kesehatan” disampaikan oleh ketua MHKI, drg. Suryono, S.H., Ph.D.

Salah satu solusi dari kasus ini adalah dengan peradilan Restorative Justice. Adanya Restorative Justice ini diharapkan kasus-kasus yang terjadi di masyarakat seperti yang dialami dr. Dewa Ayu Sasiary mendapat titik temu penyelesaian hubungan dokter dengan pasien melalui peradilan maupun non peradilan (mediasi).

Pada umumnya prinsip dasar Restorative Justice lewat mediasi membutuhkan beberapa prasyarat, yaitu (1) korban kejahatan harus menyetujui, (2) kekerasan harus dihentikan, (3) pelaku kejahatan harus mengambil tanggung jawab, (4) hanya pelaku kejahatan yang harus dipersalahkan bukan pada korban, (5) proses mediasi hanya dapat berlangsung dengan persetujuan korban.

Dari prasyarat mediasi penal tersebut terlihat bahwa martabat kemanusiaan korban kejahatan harus menjadi prioritas. Mediasi penal melibatkan proses spiritual untuk memulihkan dan membangkitkan rasa percaya diri korban. Dalam proses ini, sistem peradilan harus menjadi fasilitas untuk kedua belah pihak. Jalur di luar peradilan dianggap lebih efektif, sehingga Lembaga Peradilan tidak banyak menampung tahanan.

Acara seminar yang dibuka oleh Rektor UAD, Dr. Kasiyarno, M.Hum., dalam acara juga melakukan penandatanganan naskah kerja sama (MoU) antara Dekan FH UAD dengan ketua MHKI meliputi kerja sama dalam bidang Tri Darma Perguruan Tinggi. Selain penandatanganan MoU, dilakukan pula peluncuran Pusat Pengaduan Sengketa Medis (PSSM) DIY dan Jawa Tengah yang berkantor di PKBH FH UAD. Adanya PPSM ini diharapkan dapat membantu masyarakat DIY dan Jawa Tengah yang membutuhkan bantuan atau konsultasi hukum tentang sengketa medis. PPSM akan membuka loket pengaduan dan konsultasi dengan konsultan hukum kesehatan yang berpengalaman. Seminar pada hari itu diakhiri dengan pelaksanaan workshop terbatas untuk menentukan tindak lanjut dan langkah kedepan terkait tentang MoU yang sudah ditandatangani antara FH UAD dengan MHKI.

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-02-26 02:30:222014-02-26 02:30:22Seminar Nasional Sistem Peradilan Sengketa Kesehatan

Pendidikan Karakter Melalui Lagu Nasional

26/02/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

 

Pendidikan karakter bisa diterapkan kepada peserta didik melalui lagu-lagu nasional. Hal tersebut diyakini oleh  Hamdan Nur Rahman dan Safran Rohim, dua mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UAD. Keduanya berpartisipasi sebagai pemakalah dalam seminar nasional pendidikan sains dengan tema “Inovasi Pendidikan Sains dalam Menyongsong Kurikulum 2013”. Acara tersebut digelar di Universitas Negeri Surabaya (UNESA) pada18-21 Januari lalu.

Mereka berpendapat bahwa saat ini banyak siswa di sekolah yang tidak hafal dengan lagu-lagu nasional. Pemahaman terhadap makna lagu juga semakin meluntur. Menurut Hamdan dan Safran, ini dikarenakan semakin hilangnya rasa nasionalisme yang dimiliki oleh sebagian besar siswa di sekolah.

Kedua mahasiswa tersebut berhasil lolos sebagai pemakalah setelah  melalui proses seleksi dengan bimbingan seorang dosen. “Meskipun FKM tidak secara formal berkaitan dengan pendidikan namun kita bisa lihat dari perspektif kesehatan mental dan psikologis,” ujar Pembimbing mereka. Ia menambahkan, banyak pemuda yang hilang jati diri budaya sendiri pada zaman sekarang karena terlalu mengagumi budaya luar. Semangat nasionalisme yang sudah berkurang ini sangat berbeda dengan zaman dahulu.

Oleh karena itu, sasaran dari konsep makalah ini adalah anak muda, khususnya Sekolah Menengah Atas (SMA) yang sampai saat ini dinilai mulai kehilangan nasionalisme. Kegiatan positif yang dilakukan Hamdan dan Safran ini diharapkan bisa menjadi contoh dan semangat bagi mahasiswa lain untuk terus berkarya, terutama dalam karya tulis ilmiah. (TS)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-02-26 02:29:132014-02-26 02:29:13Pendidikan Karakter Melalui Lagu Nasional

Cak Nun di Pengajian Perpisahan KKN Pleret

26/02/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

Mahasiswa KKN Reguler UAD yang mengabdi di wilayah Pleret, mengadakan pengajian akbar sebagai salam perpisahan pada warga setempat. Setelah satu bulan berada di wilayah tersebut, pada hari Rabu (19/2), mereka mengundang seorang budayawan yang juga seorang sastrawan, Emha Ainun Nadjib. Pria yang akrab dipanggil Cak Nun tersebut hadir bersama kelompok musiknya yaitu Kiai Kanjeng.

Pengajian digelar di pendopo desa Wonolelo dengan mengusung tema, “Pleret Showbis Atrium: Sinergi Ekonomi, Budaya, dan Spiritualitas demi Peningkatan Kesejahteraan Warga Kecamatan Pleret”. Tema ini diangkat karena ketiga komponen tersebut dinilai sudah melekat di dalam tubuh masyarakat Pleret. Hanya saja, potensi ini belum dikembangkan dan disadari sepenuhnya, sehingga dengan adanya pengajian ini diharapkan masyarakat semakin terbuka dan memahami apa sebenarnya ekonomi, budaya, dan spiritualitas yang dimaksud.

Hadir pula dalam kesempatan istimewa tersebut, kepala KKN UAD Dr. Rina Ratih SS, M. Hum, beserta biro dari LPM Dra. Sudarmini, dan Beni Suhendra, S.I, M. E., juga hadir camat Pleret Bantul, lurah Wonolelo dan lurah Bawuran.

Pengajian tersebut berhasil diselenggarakan karena kerja sama antara mahasiswa KKN UAD dengan pemerintah desa Pleret, serta Karangtaruna Fajarmulyo Wonolelo. Masyarakat antusias untuk hadir dalam pengajian.

Sekitar pukul 21.00 WIB, Cak Nun mulai mengajak masyarakat berdiskusi melalui pengajian yang disampaikannya. Pengajian yang serius namun tetap santai membuat para warga enggan untuk beranjak dari tempatnya. Cak Nun menyampaikan bahwa kata sinergi di dalam tema yang diangkat oleh para mahasiswa itu sama dengan tumpang sari jika diambil dari istilah pertanian. Sinergi yang baik akan menghasilkan suatu produk yang baik. Alam semesta ini merupakan ayat-ayat Allah, sehingga yang dimaksud membaca ayat-ayat Allah bukan hanya semata-mata membaca Al-quran namun juga membaca alam.

“Masyarakat Pleret yang sebagian besar berprofesi sebagai petani sebenarnya juga membaca ayat-ayat Allah, dan jika mereka meyakini bahwa semua ini dilakukan dalam rangka mengingat Allah, maka itulah yang dimaksud dengan spiritualitas,” ungkap Cak Nun.

Lebih lanjut, bapak dari Noe, vokalis band Letto tersebut menjelaskan bahwa spiritualitas akan bersinergi dengan budaya atau kebiasaan yang ada dalam masyarakat. Hal itu dapat menghasilkan produk pertanian yang baik dan meningkatkan ekonomi. Sinergi ini hendaknya terus dikembangkan supaya masyarakat menjadi lebih maksimal dalam mengelola ekonomi, budaya, dan spiriulitasnya. Terlebih lagi, desa Pleret dahulu merupakan wilayah berdirinya kerajaan Mataram Islam Pleret yang merupakan perpanjangan tangan dari dakwah Wali Sanga. Disadari atau tidak, nilai spiritulitas di dalam masyarakat telah tertanam sejak dahulu.

“Sinergi menjadi salah satu hal yang penting. Mundur sejenak untuk mengingat sejarah akan membantu kita semua memahami bagaimana melangkah ke depan yang baik selanjutnya. Oleh karena itu, tema yang disajikan memang tepat bagi masyarakat Pleret khususnya dan masyarakat luas pada umumnya,” tegas Cak Nun.(Doc)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/field/image/cak_nun_di_kkn_uad.jpg 333 500 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-02-26 01:35:122014-02-26 01:35:12Cak Nun di Pengajian Perpisahan KKN Pleret

UAD Gali Implementasi BPJS Kesehatan

26/02/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

UAD Yogyakarta mengundang Kepala BPJS Kesehatan DIY, Dr. Donni Hendrawan, M.P.H. untuk menjelaskan penerapan BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan. Acara tersebut dilaksanakan pada hari Selasa (18/02), di Ruang Sidang 203 Kampus 1 UAD.

Wakil Rektor II UAD, Drs. M. Safar Nasir, M.Si., menuturkan bahwa diskusi dan sosialisasi implementasi BPJS kesehatan diperlukan untuk mengetahui kejelasan penerapan BPJS Kesehatan karena hal tersebut akan berkaitan dengan kebijakan kampus. Senada dengan Wakil Rektor II, Prof. Marsudi Triatmojo sebagai Wakil Ketua Pembina Harian UAD turut menegaskan bahwa selama ini UAD mengelola sendiri uang kesehatan karyawannya.

Dalam acara tersebut,  Donni Hendrawan menyampaikan bahwa BPJS Kesehatan merupakan badan yang berada langsung dibawah Presiden untuk menjamin kesejahteraan sosial terutama dalam bidang kesehatan. BPJS mempunyai konsep asuransi dan konsep sosial. Konsep asuransi  memungkinkan pesertanya untuk pindah resiko kepada pihak ketiga, dan konsep sosial karena bersifat wajib, nirlaba, subsidi silang dan manfaat medis. BPJS juga tidak mengambil keuntungan dari peserta karena statusnya sebagai Badan Hukum Publik. Untuk swasta, premi yang dikenakan adalah 4% untuk pemberi kerja (yayasan) dan 0,5% bagi pekerja dan akan berubah per 1 Juli 2015 untuk pemberi kerja 4%, sedangkan pekerja 1%.

Kegiatan diskusi dan sosialisasi ini dihadiri oleh Rektor, Dekan, Kepala Program Studi, dan para Kepala Staf. Diskusi akan ditindaklanjuti pula dalam pembahasan lebih mendetail untuk membicarakan kebijakan yang sesuai dengan BPJS Kesehatan ini. Mulai tahun 2014 hingga 2019, seluruh pegawai harus sudah menjadi peserta JKN (Jaminan Kesehatan Nasional). “Pemaparan Dr. Donni tadi tentu sangat membantu rektorat untuk menentukan kebijakan selanjutnya,” pungkas Safar Nasir dalam sambutan penutupnya. (idj)

 

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-02-26 01:28:022014-02-26 01:28:02UAD Gali Implementasi BPJS Kesehatan

DILEMA CITRA MURAH DAN BERKUALITAS

25/02/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

Rendra Widyatama (Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan)

 

Di tengah masyarakat, kita sering mendengar lembaga pendidikan yang mengatakan mengkampanyekan dirinya sebagai berbiaya murah tapi berkualitas. Artinya, lembaga pendidikan tersebut mematok biaya pendidikan yang murah, namun tetap mampu menjaga kualitas diri sebagai lembaga yang berkualitas. Dalam perspektif komunikasi pemasaran, citra seperti ini sebenarnya mengundang sejumlah dilema. Apa sajakah?

Kecenderungan

Pada umumnya, lembaga pendidikan tinggi (swasta) di Indonesia menggantungkan biaya operasional dari uang sumbangan pendidkan dari peserta didiknya. Berkurangnya jumlah peserta didik berarti pemasukan institusi tersebut berkurang.

Penurunan jumlah peserta didik pada sebuah lembag tentu menjadi masalah sangat serius. Sebab biaya operasional lembaga akan terganggu. Karena perguruan tinggi di samping melakukan pengajaran juga harus menjalankan kegiatan penelitian dan pengabdian, tentu aktifitas-aktifitas tersebut akan terganggu. Umum terjadi, kegiatan di luar pengajaran akan berkurang. Bahkan dalam banyak kasus akan dipangkas alias dihilangkan.

Tentu saja, keadaan seperti ini membawa konsekuensi besar. Sebab sudah jamak dipahami, selama ini saja, dosen sering mengeluh karenea kecilnya dana penelitian yang disediakan. Bagaimana jadinya, kalau dana yang sudah mepet tersebut semakin dikurangi? Bagi yang tidak menyadari bahwa penelitian dan pengabdian adalah sebagai kewajiban, mungkin dua hal tersebut malah tidak akan dilakukan.

Jadi, pengurangan dana bagi pelaksanaan Tri Darma Perguruan Tinggi, sudah tentu akan bepengaruh pada kuantitas dan kualitas kampus yang bersangkutan. Bila seperti ini, tentu kampanye murah tapi berkualitas tidak akan pernah memperlihatkan hasilnya.

 

Budaya

Selain logika di atas, tagline murah tapi berkualitas juga terhambat pada faktor budaya. Luas dan kuat berlaku di masyarakat, adanya persepsi bahwa harga akan berbanding lurus dengan kualitas. Harga yang mahal berarti kualtias yang tinggi. Sebaliknya, harga yang murah akan menunjukkan kualitas yang rendah pula. Persepsi seperti ini sudah dikenal kuat, luas dan berakar di tengah masyarakat sehingga sudah menjadi keyakinan dan budaya.

Keadaan tersebut tentu tidak dapat diabaikan. Konsep murah tapi berkualitas, jelas berbanding terbalik dengan persepsi, keyakinan dan budaya masyarakat. Pemaksaan tema kampanye murah tapi berkualitas dipastikan tidak akan bisa mewujudkan harapan. Bila demikian, akan sia-sia saja kampanye yang dilakukan, alias menghambur-hamburkan uang. Iklan yang berhasil adalah iklan yang sejalan dan atau didukung oleh budaya. Lalu, apa yang perlu dilakukan?

 

Solusi

Ada dua saran yang bisa saya berikan. Pertama, hentikan saja kampanye murah tapi berkualitas tersebut. Alihkan saja biaya promosi untuk pos kegiatan yang lain.

Bila tema promosi murah tapi berkualitas tetap akan dilakukan, maka Anda perlu melakukan langkah kedua yang tidak gampang. Caranya, sertailah promosi yang dilakukan tersebut dengan mempublikasikan prestasi-prestasi yang diraih oleh lembaga dan civitas akademika sebanyak-banyaknya. Tanpa tindakan seperti ini, kampanye murah tapi berkualitas hanya seperti menegakkan benang basah saja.

Pertanyaan selanjutnya adalah, di tengah keterbatasan dana yang ada, bagaimanakah kita dapat berprestasi?

Pertanyaan sederhana tersebut bukanlah pertanyaan mustahil yang tidak ada jawabanya. Mungkin terdengar sok, berlagu, dan sisi positifnya heroik. Di tengah keterbatasan (khusunya dana) namun dituntut melahirkan banyak prestasi, maka diperlukan sikap positif sebagai kunci utama. Secara mendasar, kunci dari sikap ini adalah, kita harus pandai menghargai diri sendiri. Sekecil apapun hal positif yang ada pada kita, sampaikanlah sebagai sebuah prestasi. Sederhana, bukan?

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-02-25 04:42:472014-02-25 04:42:47DILEMA CITRA MURAH DAN BERKUALITAS

UAD Gali Implementasi BPJS Kesehatan

24/02/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

UAD Yogyakarta mengundang Kepala BPJS  Kesehatan DIY, dr. Donni Hendrawan, M.P.H. untuk menjelaskan penerapan BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan. Acara tersebut dilaksanakan pada hari Selasa (18/02), di Ruang Sidang Utama Kampus 1 Universitas Ahmad Dahlan (UAD).

Wakil Rektor II UAD, Drs. M. Safar Nasir, M.Si., menuturkan bahwa diskusi dan sosialisasi implementasi BPJS kesehatan diperlukan untuk mengetahui kejelasan penerapan BPJS Kesehatan karena hal tersebut akan berkaitan dengan kebijakan kampus. Senada dengan Wakil Rektor II, Prof. Marsudi Triatmojo sebagai Wakil Ketua Pembina Harian UAD turut menegaskan bahwa selama ini UAD mengelola sendiri uang kesehatan karyawannya.

Dalam acara tersebut,  Donni Hendrawan menyampaikan bahwa BPJS Kesehatan merupakan badan yang berada langsung di bawah Presiden untuk menjamin kesejahteraan sosial terutama dalam bidang kesehatan. BPJS mempunyai konsep asuransi dan konsep sosial. Konsep asuransi  memungkinkan pesertanya untuk pindah resiko kepada pihak ketiga, dan konsep sosial karena bersifat wajib, nirlaba, subsidi silang dan manfaat medis. BPJS juga tidak mengambil keuntungan dari peserta karena statusnya sebagai Badan Hukum Publik. Untuk swasta, premi yang dikenakan adalah 4% untuk pemberi kerja (yayasan) dan 0,5% bagi pekerja dan akan berubah per 1 Juli 2015 untuk pemberi kerja 4%, sedangkan pekerja 1%.

Kegiatan diskusi dan sosialisasi ini dihadiri oleh Rektor, Dekan, Kepala Program Studi, dan para Kepala Staf. Diskusi akan ditindaklanjuti pula dalam pembahasan lebih mendetail untuk membicarakan kebijakan yang sesuai dengan BPJS Kesehatan ini. Mulai tahun 2014 hingga 2019, seluruh pegawai harus sudah menjadi peserta JKN (Jaminan Kesehatan Nasional). “Pemaparan dr. Donni tadi tentu sangat membantu rektorat untuk menentukan kebijakan selanjutnya,” pungkas Safar Nasir dalam sambutan penutupnya. (idj)

 

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/field/image/uad_gali_implementasi_bpjs_kesehatan_2.jpg 244 448 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-02-24 07:27:212014-02-24 07:27:21UAD Gali Implementasi BPJS Kesehatan

NILAI PRO SOSIAL TAYANGAN HUMOR TELEVISI KITA

24/02/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

 

Oleh Rendra Widyatama, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
 

Saat ini semua stasiun siaran televisi melibatkan unsur humor. Dalam bahasa yang lebih teoritis, sering disebut melibatkan aspek entertainment (menghibur). Pelibatan unsur entertainment tersebut sangat luas. Stasiun televisi tidak harus membuat program humor secara khusus. Yang pasti, semua program yang dibuat dalam berbagai format, harus bernuansa menghibur.

Bagi pengelola stasiun televisi, secara sederhana, jabaran program yang menghibur tidak lain adalah membuat tayangan humor. Apalagi, tayangan seperti ini juga mampu dijadikan sebagai daya tarik untuk menggaet sebanyak-banyaknya jumlah penonton. Dengan penonton yang bertambah, tentu implikasi lanjutannya adalah datangnya iklan, yang berarti sumber pendapatan bagi pengelola televisi.

Itu sebabnya dewasa ini, hampir semua stasiun televisi membuat program tayangan humor. Tayangan tersebut dikemas dalam aneka format, antara lain; sinetron (baik mini seri dan serial), drama, parody, talkshow, reality show, maupun stand up comedy. Tertarik pada berbagai tayangan humor tersebut saya pernah melakukan penelitian sederhana.

Sampel

Ada 7 tayangan bernuansa humor yang diteliti, yaitu Bukan Empat Mata, Opera Van Java (keduanya ditayangkan oleh Trans 7), Sentilan Sentilun (Metro TV), Yuk Kita Sahur dan Show Imah Show (ditayangkan oleh Trans TV), Pesbuker (AN TV), dan Stand Up Comedy (Kompas TV). Dari ketujuh tayangan bernuansa humor tersebut, nilai-nilai pro sosial tayangan humor di televisi sangat bervariasi. Ada 19 materi lawakan pro sosial yang muncul, yaitu; 1). Nilai-nilai melayani orng lain; 2). Melindungi orang lain; 3). Memaafkan kesalahan orang lain; 4). Memberi nasehat yang baik; 5). Memberikan bantuan pada orang lain; 6). Memberikan penguatan; 7). Memberikan perhatian; 8). Memberikan pujian pada orang lain; 9). Meminta maaf; 10). Menghargai orang lain; 11). Mensyukuri/syukur; 12). Menujukan sikap ramah; 13). Menunjukan rasa optimis; 14). Menunjukkan empati; 15). Menunjukkan kesalehan; 16). Menunjukkan rasa optimis; 17). Menunjukkan simpati; 18). Menyampaikan kejujuran; dan, 19). Meredakan kemarahan orang lain.

Penyampaian nilai-nilai pro sosial tersebut disampaikan dalam berbagai variasi. Jumlah terbanyak disampaikan melalui humor slapstick. Yaitu humor yang disampaikan dengan cara mengandal­kan kemampuan fisik dibanding kelucuan verbal atau lewat dialog.

Meski tidak terlalu banyak, frekuensi nilai-nilai pro sosial dalam 7 tayangan yang diteliti, ada 335 kali nilai-nilai pro sosial itu muncul dalam bayolan. Namun jumlah tersebut masih relative kecil, yaitu 27,06 % dari total tayangan. Angka 27,06 % itu masih belum cukup mewakili seluruh tayangan humor. Sebab di luar tayangan yang diteliti, masih banyak lagi program humor yang ditayangkan oleh 310 stasiun televisi seluruh Indonesia.

Masih sedikitnya frekuensi nilai-nilai pro sosial dalam program humor tersebut jelas masih memprihatinkan. Fakta tersebut mengandung arti bahwa para pengelola program masih belum mampu menampilkan humor yang sehat. Yaitu humor yang menghibur sekaligus memberikan tuntunan bagi masyarakat.

Meski masih sedikit, adanya nilai-nilai pro sosial dalam tayangan humor tersebut tentu perlu diapresiasi. Sebab, keadaan ini mengandung makna bahwa di tengah-tengah tontonan yang disuguhkan, tayangan tersebut para pengelola program masih meleipkan nilai-nilai kebaikan. Keadaan positif seperti ini tentu harus ditingkatkan terus, agar nilai-nilai pro sosial pada tayangan humor senantiasa bertambah. Masyarakat sudah tentu berharap agar tayangan humor di semua stasiun televisi Indonesia mampu menjadi tontonan sekaligus tuntunan.

 

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-02-24 04:36:122014-02-24 04:36:12NILAI PRO SOSIAL TAYANGAN HUMOR TELEVISI KITA
Page 522 of 663«‹520521522523524›»

TERKINI

  • PBI UAD Gelar Syawalan dan Lantik Pengurus KAMADA Periode 2025–202809/05/2025
  • Mahasiswa UAD Latih Kemampuan Jurnalistik Lewat Magang di Lembaga Muhammadiyah09/05/2025
  • PBSI FKIP UAD Gelar Sapa Prodi, Mahasiswa Dapat Ruang Suara dan Solusi09/05/2025
  • IMM FKM UAD Jalin Sinergi Inovatif dengan IMM Psikologi UMP09/05/2025
  • Skripsi Tanpa Galau? Ini Kata Yosi, Dosen Greenflag PBSI08/05/2025

PRESTASI

  • UKM Voli UAD Raih 2 Trofi pada Ajang Febipharm Championship 202508/05/2025
  • Mahasiswi Magister Kesehatan Masyarakat UAD Berprestasi di Nusantara Writing Festival 305/05/2025
  • Mahasiswa FEB UAD Raih Juara I Lomba Futsal dalam Semarak Milad IMM DIY03/05/2025
  • Pramudya Wijaya, Sabet Juara II Menyanyi Kategori Solo Pop Putra dan Solo Keroncong Putra02/05/2025
  • IMM Djazman Al-Kindi Sabet Juara I & II dalam Semarak Milad IMM se-DIY02/05/2025

FEATURE

  • Masyarakat yang Tangguh dalam Menghadapi Bencana09/05/2025
  • ABCDE-in Hidupmu: Strategi Membangun Karier dan Finansial Sejak Dini08/05/2025
  • Membentuk Mentalitas Juara Seorang Atlet08/05/2025
  • Bencana Urusan Bersama, Bukan Tanggung Jawab Tunggal07/05/2025
  • Pendidikan sebagai Jalan Jihad Melawan Kemiskinan07/05/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top