• TERKINI
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Fenomena Sepinya Shaf diakhir Bulan Ramadhan

16/08/2013/0 Comments/in Terkini /by Super News

 

Sule Subaweh

Karyawan UAD

 

Menurunnya shaf Jamaah Sholat Isyak dan taraweh diakhir bulan ramadhan menjadi fenomina yang unik di Negara kita. Para jemaah seolah ditimpa beban yang begitu berat sehingga terkapar dan tak mampu beranjak dari rumah. Padahal 10 hari diakhir bulan Ramadhan pada bulan Lailatul Qadar, kita sangat dianjurkan untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah Swt. seperti yang tertera pada surat (QS Al-Qadr : 1-5) “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Rabbnya untuk mengatur segala urusan. Malam itu pebuh kesejahteraan sampai terbit fajar”

Dianjurkan untuk mencari Lailatul Qadar pada bulan Ramadhan, khususnya di sepuluh hari akhir dan pada malam-malam yang ganjil, malam 21, 23, 25, 27 dan 29. Disebutkan dalam shahihain bahwa Nabi bersabda: “Carilah Lailatul Qadar pada malam yang ganjil, disepuluh hari akhir dari bulan Ramadhan.” (HR.Bukhari, Muslim dari hadits Aisyah). 

10 hari terahir sungguh berlimpah pahala yang bisa kita raih, tapi yang terjadi masjid-masjid nampak semakin sepi jumlah shafnya. Berbeda pada saat minggu pertama bulan ramadhan, jumlah jamaah membeludak, bahkan  pihak pengurus masjid harus menyediakan tikar tambahan untuk menampung para jamaah melaksanakan sholat Isya dan Tarawih berjamaah.

Pemandangan seperti itu menjadi rutinitas tahunan bagi masyarakat kita, bahkan dalam keadaan mengerti tentang keindahan malam seribu bulan. Meraka lebih suka ke Mall daripada ke Masjid. Mereka lebih tergiur dengan gemerlapnya lampu-lampu gedung bertingkat dan baju yang mentereng.

Anak muda yang biasanya berkumpul di Masjid, beralih ke tempat-tempat yang ramai. Meraka lebih suka memperbincangkan-akan kemana nanti lebaran, pakek baju apa? dari pada membicarakan mengenai Lailatul Qadar atau malam seribu bulan. Ibu-ibu sibuk membuat kue lebaran untuk dihidangkan pada tamu saat lebaran. Anak-anak sibuk menyalakan petasan dan   merengek-rengek meminta dibelikan baju baru. Mereka disibukkan dengan perayaan lebaran. Masjid kembali sepi, satu persatu jamaah mulai terserang virus malas dan sindrom lebaran. Kaki mereka semakin berat untuk melangkah ke masjid, tapi ringan melangkah mall. Badan rasanya begitu susah untuk digerakkan menuju masjid hingga kemudian lebih memilih untuk mengistirahatkannya di rumah dan menyempatkan diri ke pasar.

Sudah bukan hal yang aneh lagi pemandangan seperti itu, biasanya diakhir bulan puasa semakin banyak yang bermalas-malasan bahkan tidak sedikit yang berhenti dan bahkan sengaja tidak puasa. Mekipun begitu tidak sedikit yang semangatnya lebih membara diakhir puasa bahkan ada yang merasa kehilangan saat tidak lagi berpuasa.

Selalu ada yang berbeda di bulan yang istimewa, ada yang kuat ada yang lemah. Ada yang berhasil ada yang tidak sama sekali. Terlepas dari itu, setiap akhir puasa shaf selalu berkurang baik karena malas maupun karena ingin menyambut lailatul Qodar. Semoga sepinya shaf diakhir ramadhan disebabkan karena ingin menyambut malam seribu bulan. Amin. 

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2013-08-16 02:39:352013-08-16 02:39:35Fenomena Sepinya Shaf diakhir Bulan Ramadhan

Mahasiswa UAD Mengenalkan Dinar Dirham Kepada Masyarakat

15/08/2013/0 Comments/in Terkini /by Super News

 

Bulan Ramadhan waktu yang tepat untuk meningkatkan amal sholeh baik itu ibadah maupun muamalah, sebagaimana yang dituntunkan Rosulullah SAW. Salah satu muamalah yang dituntunkan oleh Baginda Rosulullah Saw ”Bermuamalah dengan dinar dan dirham”

Atas dasara di atas, Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Universitas Ahmad Dahlan (KKN-UAD) Periode XXXVIII TA 2012/2013 Unit I.C.3 mengadakan Festival Hari Pasaran (FHP) di Desa Jomblangan, Banguntapan, Bantul Minggu (28/7).

Festival Hari Pasaran (FHP) Dinar Dirham Jomblangan dipilih sebagai nama program kegiatan oleh kelompok mahasiswa KKN yang dikoordinatori oleh Ilham Arisnawan

Menurut Ilham Kegiatan tersebut berttujuan untuk mengenalkan dinar dan dirham kepada masyarakat umum terutama yang berada di Desa Jomblangan. Mencoba mengamalkan kembali muamalah dengan dinar dirham di tengah masyarakat.

Selain itu KKN UAD tersebut juga mengadakan kajian tentang muamalah dan dinar dirham. Kajian ini menerangkan tentang pentingnya dinar dirham dalam kehidupan muamalah setiap muslim dan rukun Islam yaitu zakat. “Dengan mata uang dinar (emas 22K, 4.25 gr) dan dirham (perak murni, 2.975 gr) masyarakat memiliki uang yang sesuai sunnah dan bernilai, yang dari waktu ke waktu tidak tergerus oleh inflasi” terang Ghulam Mishbah selaku pembicara (Wakil Wakala Gemah Ripah).

“Diharapkan masyarakat dapat mengenal uang yang sesuai dengan sunnah Rosul dan memulai menghidupkan kembali sebagai alat tukar secara sukarela” harap Ilham.

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/field/image/2._zakat_dirham_kkn_uad.jpg 336 448 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2013-08-15 01:56:252013-08-15 01:56:25Mahasiswa UAD Mengenalkan Dinar Dirham Kepada Masyarakat

UAD dan 20 Universitas di Indonesia Promosikan Pendidikan di Songkhla, Thailand Selatan

15/08/2013/0 Comments/in Terkini /by Super News

Direktorat Kelembagaan dan Kerjasama Ditjen Dikti menggandeng 42 delegasi dari 21 Universitas di Indonesia  di bawah program Indonesian Higher Education Expo (IHEE) untuk mempromosikan pendidikan tinggi di Indonesia melalui pemeran pendidikan yang diadakan di prince of Songkhla University, Thailand tanggal 13-17 Agustus 2013. Program ini diikuti oleh 16 Universitas yang semuanya dibiayai oleh Direktorat Kelembagaan dan Kerjasama Ditjen Dikti, Indonesia dan sebanyak 5 Universitas menggunakan jalur mandiri.

“Pameran pendidikan ini merupakan kegiatan rutin untuk mempromosikan Perguruan Tinggi untuk masyarakat di Luar Negeri, khususnya Amerika Serikat, Eropa, Timur Tengah dan Asia” Ujar Afriana Ratna Puri selaku koordinator program IHEE ini. Kegiatan IHEE di Songkla Thailand Selatan ini merupakan kali ketiga, dimana tahun sebelumnya diadakan di Yordania dan di Malaysia.

Thailand Selatan dipilih menjadi lokasi pameran kali ini, karena memiliki potensi dan peluang yang sangat besar, melihat banyaknya minat  mahasiswa Thailand sendiri untuk melanjutkan pendidikan tinggi di Indonesia. Di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sendiri tercatat sejumlah 25 mahasiswa asal Thailand yang menempuh berbagai program studi seperti pendidikan bahasa inggris, bahasa indonesia, teknik kimia, psikologi, dll.

Rangkaian program ini dimulai pada hari ini tanggal 14 Agustus dengan mengadakan kunjungan ke universitas Hatyai dan Universitas Prince of Songkhla untuk menjajaki kemungkinan kerjasama. Universitas Prince of Songkhla sendiri sudah merupakan partner university dari UAD, beberapa saat lalu delegasi PSU mengunjungi UAD dan menandatangani MoU. Kedepan, kerjasama dengan Hatyai University yang memiliki keunggulan dalam bidang Bussiness management dan Prince of Songkla yang menawarkan kolaborasi riset baik dalam pengolahan pangan maupun bisnis managemen akan digodok lebih lanjut oleh UAD melalui rangkaian kegiatan kerjasama.

Kunjungan hari ini ditutup dengan kunjungan ke Konsulat Jenderal Republik Indonesia yang terletak di Songkhla. Sambutan yang hangat dari konsul pak heru beserta jajaran staff-staffnya diberikan kepada para rombongan. Acara dibuka oleh bapak Purwanto Subroto, Kasubdit Kerjasama Antar Perguruan Tinggi dilanjutkan sambutan dari perwakilan bapak Konjen Heri Wicaksono . PKLN  diwakili oleh Purwanto mengucapkan terimakasih karena telah difasilitasi oleh Konjeng dalam pkelaksanaan kegiataan ini, begitu pula Konjen juga merasa sangat senang karena gaung pendidikan dan informasi mengenai Songkhla mulai terdengar di Indonesia dan sebaliknya.

Sebelum Indonesia, warga Thailand sebelumnya memilih untuk belajar ke Malaysia atau Timur Tengah untuk memperdalam keilmuan mereka. Namun seiring dengan berjalannya waktu, faktor kebebasan beragama, situasi politik dan budaya yang stabil, banyaknya beasiswa, dan juga biaya hidup yang rendah di Indonesia menjadi daya tarik yang kuat untuk menarik mereka studi di Indonesia, ujar Heru Wicaksono. Banyak warga muslim thai yang menyekolahkan anak-anak mereka untuk belajar agama di pesantren dan juga menempuh pendidikan tinggi di Indonesia.

UAD yang diwakili oleh Ida Puspita selaku kepala Kantor Urusan Internasional (KUI) juga menyatakan ucapan terimakasih atas bantuan konjen songkhla yang telah memberikan kesempatan kepada UAD sehingga dapat mengirimkan alumni-alumninya menjadi pengajar bahasa Inggris dan Bahasa Arab di sekolah-sekolah Muslim di Songkhla. Pengiriman tenaga pengajar ini merupakan realisasi dari komitmen pemerintah thailand dalam program ASEAN Community 2015. Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia menjadi bahasa yang wajib dikuasai dan dipelajari mulai di tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi.

Diharapkan people to people contact akan tercipta melalui kegiatan pameran pendidikan ini. Penduduk lokal Songkhla dapat secara langsung mengunjungi stand-stand atau booth masing-masing universitas di Indonesia dan mendapatkan informasi yang komprehensif mengenai program-program studi dan informasi penjunjang lain. Tidak tertutup kemungkinan, kegiatan yang serupa akan dilaksanakan oleh PKLN di Songkhla atau daerah Thailand Selatan lain jika melihat peluang yang ada semakin besar.(intan)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/field/image/uad_dan_20_universitas_di_indonesia_promosikan_pendidikan_di_songkhla_thailand_selatan.jpg 281 448 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2013-08-15 01:49:222013-08-15 01:49:22UAD dan 20 Universitas di Indonesia Promosikan Pendidikan di Songkhla, Thailand Selatan

UAD Akan Kirim Mahasiswa KKN Di Kamboja dan Filipina

03/08/2013/0 Comments/in Terkini /by Super News

 

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta akhir Agustus 2013 ini akan mengirimkan 19 orang mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Pendidikan untuk menempuh program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Internasional selama sebulan di Filipina (11 orang) dan kampung Cham Kamboja (8 orang).

“Selain melakukan bakti sosial terkait bidang ilmu yang digeluti, mereka akan mengajar di beberapa sekolah di kedua negara itu, untuk mengajari masyarakat membuat tempe,” kata Dr Kasiyarno, MHum, Rektor UAD Yogyakarta, di sela-sela buka bersama antara pimpinan UAD dan humas fakultas di lingkungan UAD dengan wartawan Kamis (1/8/2013) di Bale Ayu Timoho Yogyakarta.

Di samping itu, Kasiyarno mengatakan, sebanyak 38 orang mahasiswa UAD juga akan mengikuti pertukaran mahasiswa dengan perguruan tinggi di Filipina. Pada Bulan September 2013 mendatang UAD juga akan mengikuti China Asean Expo mewakili DIY khususnya dan Indonesia pada umumnya.

Selain itu, sebagaimana dikatakan Kasiyarno, Universitas Ahmad Dahlan akan mengirimkan 11 orang alumninya ke Thailand dalam rangka mengajar bahasa Indonesia, bahasa Arab dan bahasa Inggris di beberapa sekolah di Thailand.

Menurutnya, KKN Internasional dengan tema “Membangun Citra Bangsa dan Negara Indonesia dalam Pergaulan Internasional Melalui Budaya dan Olahraga” terus digerakkan UAD untuk menuju go internasional. “Meskipun program di setiap negara berbeda-beda” terang Kasiyarno.(sbwh)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/field/image/buka_bersama_di_bale_ayu.jpg 261 448 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2013-08-03 07:56:492013-08-03 07:56:49UAD Akan Kirim Mahasiswa KKN Di Kamboja dan Filipina

Pelatihan Farmasi: Menggali Potensi Diri, Percaya Diri, Melatih Performance Dunia Kerja

02/08/2013/0 Comments/in Terkini /by Super News

Fakultas Faramasi adakan Pelatihan dunia kerja apoteker. Acara yang berlangsung pada hari Kamis dan Jum’at tanggal 1 dan 2 Agustus 2013 di Ruang Profesi Lantai 2 Fakultas Farmasi Unversitas Ahmad Dahlan (UAD) tersebut diisi oleh Trainer Nasional Risma Kusumanendra dari Cristal Indonesia Manajemen.

Dalam pelatihan ini calon apoteker diberikan bekal kesiapan pasca kampus baik dalam menghadapi dunia kerja maupun mempersiapkan diri menjadi enterpreneur. Materi meliputi Leadership, Integritas, Teamwork, Entrepreneurship, Spiritual of life dan Attitude dalam menghadapi  masalah dalam dunia kerja.

Apoteker sebagai bagian terpenting dari tenaga kesehatan memiliki wewenang khusus dalam setiap proses yang berhubungan dengan obat. “Obat-obatan harus dikelola dengan baik mulai dari proses produksi, distribusi, sampai pelayanannya. Sehingga terjamin kualitas obat dari bahan awal obat sampai obat itu dikonsumsi. Untuk itu, dibutuhkan sebuah intelektualitas, integritas, leadership dan moralitas dari seorang apoteker dalam menjalankan tugasnya.” ungkap Farida selaku Dosen Farmasi

Lebih lnjut Ibu Farida menjelaskan, bahwa Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi UAD sebagai salah satu perguruan tinggi yang mencetak lebih dari 300 apoteker baru setiap tahun sangat konsen dalam pembinaan intelektualitas dan integritas agar apoteker lulusan UAD. “Dengan adanya pembinaan intelektualitas, integritas, leadership dan moralitas diharapkan Apoteker lulusan UAD mampu bertugas dengan baik dan mampu menghadapi tantangan dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang Apoteker” harapnya.

            Dalam hal intelektualitas secara akademis telah dilalui dalam proses perkuliahan dan Praktek Kerja Profesi Apoteker baik di apotek, Rumah Sakit, dan Industri Farmasi. Maka sebagai penyeimbang bekal integritas dan leadership diadakanlah Pelatihan Softskill dengan tema “Menggali potensi diri, percaya diri, melatih performance dunia kerja” untuk Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker Angkatan XXIV tahun 2013 yang akan dilakukan pengambilan sumpah profesi apoteker pada 7 September 2013.(doc)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/field/image/pelaihan_farmasi.jpg 310 448 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2013-08-02 10:45:012013-08-02 10:45:01Pelatihan Farmasi: Menggali Potensi Diri, Percaya Diri, Melatih Performance Dunia Kerja

Membentuk Karakter Siswa dengan Musikalisasi Puisi

01/08/2013/0 Comments/in Terkini /by Super News

Penulis adalah Karyawan UAD

pengamat pendidikan dan arranger Musikalisasi Puisi

Puisi merupakan karya sastra yang paling padat dan paling pendek dari pada karya sastra lainnya. Lepas dari itu, puisi merupakan hasil renungan dari endapan sebuah peristiwa atau permasalah yang terjadi pada seorang pengarang. Renungan inilah yang menjadikan sebuah puisi lebih bermakna. Tapi membaca puisi tidak sekedar membaca surat kabar atau karya sastra seperti cerpen dan novel. Memahami puisi tentu tidak segampang membalikkan telapak tangan, sekalipun setiap pembaca bebas dan tidak ada keterikatan dalam mengartikan sebuah puisi. Meskipun begitu, simbol dan mitafor yang ada dalam puisi lebih sulit diartikan daripada karya sastra lainnya, terlebih bagi siswa atau pembaca awam.

Kesulitan memahami puisi tidak hanya terjadi pada siswa, tapi juga tidak sedikit seorang guru kesulitan memahami dan mengajarkan puisi kepada murid. Hal tersebut dikarenakan seorang guru bahasa Indonesia tidak secara khusus belajar karya sastra khususnya puisi saat kuliah. Ada tiga komponen yang biasanya dipelajari seorang guru bahasa Indonesia saat kuliah, yaitu pendidikan, bahasa dan sastra.

Lepas dari itu semua. Kita kembali pada pembahasan tentang puisi, tentang puisi yang sulit dipahami oleh siswa. Meskipun begitu, tidak sedikit siswa yang senang dengan puisi meskipun jenis puisi diafan (puisi dapat dengan mudah mengetahui isi atau maksud puisi yang dibacanya). Hal inilah yang membuat siswa tidak banyak berpikir keras dalam memahami puisi. Berdeda saat seorang siswa membaca puisi yang banyak mengandung simbol atau mitafor-mitafor. Mereka dituntut berpikir keras untuk memahaminya, dengan begitu mereka (siswa) dibentuk karakternya sejalan dengan pemahaman yang semakin berkembang dari kemauannya. Hanya saja tidak banyak siswa yang mau bekerja keras untuk membaca puisi-puisi yang sulit untuk dipahami. Sebab itu, puisi-puisi berbobot jarang dibaca dan proses pembentukan karakter siswa menjadi dangkal. Oleh sebab itu, untuk membantu siswa memahami puisi, Musikalisasi Puisi menjadi media yang paling enak diterapkan.

 

Musikalisasi Puisi   

Musikalisasi Puisi mungkin masih terdengar asing di teliga kita. Tapi tidak apa-apa. Penulis tidak ingin membahas itu. Musikalisasi Puisi merupakan gabunga atau perkawinan antara musik dan puisi, sebagian orang mengatakan Musikalisasi Puisi sebagian menyebut musik puisi.

Ada tiga jenis fariasi dalam Musikalisasi Puisi yang banyak dipentaskan beberapa tahun terakhir, yaitu. Puisi yang dinyanyikan secara penuh, Puisi yang dibaca diiringi dengan musik, dan puisi yang dibaca dan dinyanyikan. Tak masalah akan menggunakan fariasi yang mana, yang harus dipahami adalah bagaimana puisi itu lebih mudah ditangkap pesannya oleh siswa dan tidak membosankan bagi penikmat puisi.

Unsur musik dan puisi akan menjadi satu kesatuan utuh sehingga siswa yang mendengar akan lebih enak dan tidak begitu asing, karena unsur musik sendiri sudah bukan hal yang asing bagi kebanyakan orang terlebih untuk siswa. Di Musikalisasi Puisi, musik akan mengangkat puisi itu sendiri untuk membantu menyampaikan makna yang paling dalam sekalipun bagi pendengarnnya. Siswa akan lebih gampang memahami dan menghafalnya dengan penyuguhan Musikalisasi Puisi.

Sesuatu yang di dengar terus menerus akan mempengengaruhi bagaimana dia berpikir. Jika Musikalisasi Puisi menjadi media belajar untuk pelajar puisi tentu juga akan berdapak baik bagi perkembangan karakter siswa. Selain mendengarkan mereka (siswa) juga bisa diajak membuat Musikalisasi Puisi sendiri dengan puisi yang telah ditentukan tentunya.

Penulis berharap media Musikalisasi Puisi menjadi salah satu alternative bagi guru untuk pembelajaran puisi. Selain Musikalisasi Puisi juga ada alternative lain yaitu dramatisasi puisi. Musikalisasi Puisi adalah salah satu dari banyak cara untuk membentuk karakter siswa, agar menjadi penerus bangsa berkarakter dan kritis. Semoga.

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2013-08-01 08:48:352013-08-01 08:48:35Membentuk Karakter Siswa dengan Musikalisasi Puisi

Pemimpin Generik Organik Di Era Mabuk Demokrasi

01/08/2013/0 Comments/in Terkini /by Super News

Panji Hidayat, M.Pd

Dosen UAD

 

Demokrasi melahirkan pemimpin yang ingin memimpin negeri yang indah ini, namun banyak pemimpin yang belum mempunyai jiwa kepemimpinan karena di era demokrasi ini pemimpin pemenang pemilu sangat tendensius dan kebijakannya selalu afiliatif dengan partai pengusungnya sehingga banyak sekali ironi yang menyebabkan pemerintahan ini berjalan tersendat. Demokrasi yang diidam-idamkan ini bak jauh panggang dari api (mabuk demokrasi) karena hanya melihat suara mayoritas daripada minoritas yang berkualitas, sehingga opini yang dibangun adalah pemimpin yang dipilih masyarakat langsung dan masyarakat mempercayakannya untuk menjadi pemimpin meskipun dia menjadi pemimpin transaksional pada sejumlah elit politik atau pengaruh pihak asing. Perlu diingat pula pesta akbar lima tahunan sekali ini menelan biaya yang sangat tinggi yang yang finalnya justru APBN negara semakin membengkak. Sehingga hutang semakin menumpuk dan menumpuk yang justru negara ini akan limbung, terpuruk, serta kemungkinan akan bangkrut total. Untuk itulah marilah Indonesia memilih 2014 mampu meminang pemimpin yang mampu menyelamatkan bangsa ini.   

Seorang pemimpin yang ideal haruslah seorang yang mempunyai kapabilitas dan profesionalitas agar dapat memimpin dengan manajemen dan sistem yang baik. Pemimpin yang negarawan lahir dari masyarakat yang cerdas. Pemimpin yang negarawan berpikir untuk generasi bangsa selanjutnya, tetapi pemimpin pemenang pemilu berpikir untuk pemenangan partai politiknya Masyarakat yang cerdas secara politik tidak harus menempuh pendidikan tinggi. Masyarakat yang cerdas secara politik bisa cukup dengan dibangun rasionalitas politiknya. Masyarakat yang cerdas politik bisa cukup dengan dibangun kesadaran politiknya. Dengan modal rasionalitas dan kesadaran politik inilah, masyarakat akan mampu memilih pemimpin sejati. Selama proses demokrasi berlangsung yang terjadi justru pembodohan dan pendangkalan kesadaran politik masyarakat. Elite politik mengajarkan masyarakat dengan politik uang, mendidik masyarakat dengan pragmatisme dan oportunisme, mengajarkan masyarakat berperilaku korup dan bertindak amoral, membangun politik devide et impera varian baru. Dari itulah saatnya dimunculkan pemimpin generik organik untuk mengatasi bangsa yang sedang krisis kepemimpinan ini.

Pemimpin adalah laksana obat yang dapat menyembuhkan borok-borok kumulatif di negeri yang gemah ripah loh jinawi ini dan mampu menyadarkan masyarakat dari mabuk berat demokrasi. Pemimpin generik adalah pemimpin yang mempunyai kemampuan sama dari pemimpin yang lain terutama (shidiq, amanah, tabliq, dan fathonah), berpenampilan biasa, sederhana, dan bersahaja, diterima oleh masyarakat dari lapisan atas sampai bawah (dikenal masyarakat karena komunikasi yang baik), mempunyai kemampuan dalam memimpin dan berwawasan luas, mampu menyelesaikan masalah jangka pendek dan panjang. Sedangkan pemimpin organik adalah pemimpin asli pribumi yang ingin memperbaiki bangsanya sendiri karena dikehendaki oleh masyarakat dengan endegenous knowledgenya,tidak afiliatif pada kepentingan satu partai atau non partai, belum terkontaminasi elit politik dan tidak berpolitik praktis, mempunyai kualitas asli personality bukan hanya pencitraan, serta selalu memberi manfaat dan nasehat dari setiap perilakunya.

Pemimpin generik organik inilah yang perlu digali melalui pendidikan dengan melihat historis yang sudah berlalu demi kebangkitan Indonesia agar tidak semakin luluh lantak dan ditelan bumi atau hanya menjadi sejarah dunia bahwa Indonesia pernah ada dalam peta dunia. Untuk menciptakan itu semua ayo para elit politik, janganlah terus berperang opini atau menciptakan konflik berkepanjangan sementara pihak luar menertawakan. Janganlah menjadi musuh bangsa sendiri marilah bersatu wujudkan negara Baldatun Toyyibun wa Rabbun Ghafur yang kita cita-citakan bersama bukan merebut kekuasaan semata dengan menghalalkan segala cara. Ingatlah bahwa kepemimpinan adalah sebuah amanah yang tanggung jawabnya bukan hanya kepada manusia tetapi juga kepada Allah, Sang Maha Pencipta.

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2013-08-01 08:46:482013-08-01 08:46:48Pemimpin Generik Organik Di Era Mabuk Demokrasi

Meraih Kemuliaan Hidup Bersama Al-Quran

01/08/2013/0 Comments/in Terkini /by Super News

Oleh: Hermanto, M.Hum.

                Seperti yang sudah kita ketahui bahwa bulan Ramadhan memiliki keistimewaan dan berjuta nikmat. Hal ini tentunya dikarenakan kitab suci Al-Quran diturunkan pada malam “lailatul qadar” yang penuh rahmat. Kitab suci Al-Quran adalah kitab suci yang memiliki kemuliaan yang berisi tentang petunjuk kehidupan, pengarah langkah, pijakan setiap amal, tolok ukur, serta barometer dalam segala hal. Petujuk Al-Quran digaransi “terjamin” kesempurnaannya dan terjaga kemurniannya. Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt dalam surat Al-Baqarah ayat 185:“Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Quran, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan menjadi pembeda (furqan, antara yang haq dengan yang bathil)”.

                Adanya krisis kehidupan terjadi ketika Al-Quran ditinggalkan. Mereka kembali jika tidak ada lagi solusi. Berarti Al-Quran sebagai “cahaya kehidupan” yang seharusnya menjadi pemandu langkah, baru diambil ketika “tersandung dan jatuh” Umar bin Khathab mengingkatkan, “Barangsiapa menjadikan Al-Quran di depannya maka akan membawanya ke surga. Barangsiapa membelakangi Al-Quran maka akan mendorongnya ke neraka.

                Tentunya ada alasan-alasan yang menjadi dasar utama mengapa Kita harus hidup bersama Al-Quran. Pertama, Al-Quran memuat segala aturan kehidupan kita, jawaban atas segala masalah. Allah Sang Maha Pecipta, Yang Maha Mengetahui seluruh ciptaan-Nya dan segala seluk beluknya yang sangat rinci. Allah yang paling pantas menentukan aturan. Sebagai sebuah gambaran saja. Sebuah produsen yang membuat kendaraan bermotor ketika meluncurkan sebuah produk ke pasaran pasti dilengkapi dengan dengan buku petunjuk penggunaan dan perawatan agar kendaraan tersebut berjalan baik, benar, awet, dan bermanfaat secara luas. Bagi konsumen yang patuh terhadap petunjuk dijamin motornya akan selalu awet dan tahan lama serta dapat berfungsi dengan baik. Dan sudah pasti bagi yang konsumen yang tidak patuh atau ngeyel, sudah dapat dipastikan pasti kendaraan tersebut akan rusak.

                Manusia diciptakan Allah dilengkapi dengan aturan berupa “penggunaan dan perawatan”. Bagi mereka yang tertib aturan dijamin akan “awet” dan akan menuai keberhasilan, lancar, dan bermanfaat dunia akhirat.

                Kedua, Al-Quran petunjuk kehidupan yang terjamin keasliannya. Tahan uji dari berbagai penyelewengan, perusakan, pemalsuan, dan pembelokkan makna. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-Hijr ayat 9 yang berbunyi: Kami telah menurunkan Al-Quran dan Kamilah yang senantiasa menjaganya. Allah juga berfirman pada surat Al-Fushilat ayat 42 yang berbunyi Yang tidak datang kepadanya (Al-Quran) kebatilan, baik dari depan maupun dari belakang.

                Ketiga, terbukti mukjizat Al-Quran mudah dihafal, dipahami, dan tentunya diamalkan. Banyak ulama dan hafidz yang selalu menjaga kemurnian Al-Quran. Tumbuhnya mujaddid (pembaharu) yang mengembalikan kemurnian Islam. Tumbuh suburnya TPA, TPQ, TK Al-Quran. Maka satu huruf yang diganti, atau dipalsukan pasti Allah akan membeberkan kejahatan para pemalsu itu.

                Keempat, Al-Quranlah undang-undang kehidupan yang paling pas bagi manusia dan seluruh alam. Berpijak di atasnya tidak akan tersesat selamanya. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman dalam surat Al-Isra ayat 9, Sesungguhnya Al-Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus. Rasulullah Saw bersabda, “Aku tinggalkan untukk kalian dua perkara yang apabila berpegang kepadanya niscaya tidak akan tersesat selamanya, yaitu Al-Quran dan Sunah.”

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2013-08-01 07:43:482013-08-01 07:43:48Meraih Kemuliaan Hidup Bersama Al-Quran

Refleksi Puasa dan Tantangan Berperilaku Jujur

01/08/2013/0 Comments/in Terkini /by Super News

Oleh: Khusnul Hidayah*

Alkisah diriwayatkan oleh Abdullah bin Dinar, suatu hari ia melakukan perjalanan bersama Khalifah Umar bin Khathab dari Madinah ke Mekah. Di tengah jalan, mereka berjumpa dengan seorang anak gembala yang tampak sibuk mengurus kambing-kambingnya. Seketika itu muncul keinginan Khalifah untuk menguji kejujuran si gembala. Kata Khalifah Umar, “Wahai gembala, juallah kepadaku seekor kambingmu….”

Dengan lantang si gembala menjawab “Aku hanya seorang budak, tidak berhak menjualnya” kata sipegembala

“Katakan saja nanti kepada tuanmu, satu ekor kambingmu dimakan serigala” lanjut Khalifah. Kemudian si gembala menjawab dengan sebuah pertanyaan “Lalu, di mana Allah?”

Khalifah Umar tertegun karena jawaban itu. Sambil meneteskan air mata ia pun berkata,
“Kalimat ‘di mana Allah’ itu telah memerdekakan kamu di dunia ini, semoga dengan kalimat ini pula akan memerdekakan kamu di akhirat kelak”

Kisah di atas banyak menjadi inspirasi ketika bercerita tentang  gambaran pribadi yang amanah, jujur menjalankan kewajiban dengan disiplin yang kuat, tidak akan melakukan kebohongan walau diiming-imingi dengan keuntungan materi. Berkebalikan dengan  cerita di atas, pada tanggal 9 Juli yang lalu Transperency Internasional Indonesia merilis Global Corruption Barometer 2103 yang menginformasikan 5 lembaga publik terkorup di Indonesia, yakni Kepolisian, parlemen, peradilan, Partai politik dan Pejabat Publik.  Ironis memang, lima lembaga yang disebutkan di atas sejatinya adalah pengemban amanah utama dalam pengelolaan negara, akan tetapi realitasnya tidak menggambarkan citra yang mereka sandang.

Berpuasa, utamanya di Bulan Ramadhan, sejatinya adalah kawah candradimuka melalui disiplin yang kuat selama satu bulan penuh bagi pribadi muslim untuk mengimplementasikan nilai-nilai amanah, dan kejujuran guna meretas sebelas bulan yang lain. Selain menahan dari nafsu makan-minum, biologis juga menahan nafsu tamak dan serakah, Refleksi  terpenting dalam ibadah shaum adalah kujujuran diri kepada Allah SWT.

Selama 1 bulan, setiap individu Muslim tidak peduli kaya, miskin, jenis kelamin, pangkat dan kedudukan, dituntut untuk bersikap jujur kepada Tuhan karena ini adalah ibadah yang sangat pribadi antara manusia dengan Rabbnya. Bisa jadi orang tersebut berbohong mengatakan puasa kepada orang lain dan lingkungannya untuk menjaga wibawa padahal sejatinya tidak. Dia bisa berbohong kepada orang lain namun tidak pada Tuhan.

Kejujuran yang diajarkan dalam berpuasa akan melahirkan perilaku Ihsan, perilaku agar manusia ikhlas beramal semata kepada Allah. Sebagaiman Nabi SAW pernah ditanya jibril perihal pengertian ihsan? maka jawab Beliau: “Hendaklah engkau menyembah Allah seolah-olah engkau melihatNya, sekalipun engkau tidak dapat melihatNya, namun Dia tetap melihatMu (HR Bukhari).

Menghadirkan Wajah  Tuhan ketika Ramadhan berlalu?

Sudah jamak dilihat ketika ramadhan usai, maka individu pun tak lagi mengenal wajah Tuhannya bahkan menjauh dari perilaku ihsan. Mereka yang terbiasa berperilaku korupsi, suap dan perilaku tidak jujur lainnya akan kembali mengulang kebiasaanya, tak berbekas sedikitpun hikmah kesalehan yang dilakukannya selama berpuasa. Semestinya nilai-nilai kejujuran dapat diimplementasikan dalam pola gerak keseharian kehidupan baik selama ramadhan dan setelah ramadhan usai.

  Untuk itu diperlukan penghayatan Ihsan dalam kehidupan yang bisa dicapai dengan menghadirkan wajah Allah dalam melakukan kesalehan individu maupun kesalehan sosial seperti dalam cerita anak gembala di atas. Kesalehan individu dilakukan dengan memelihara ibadah kita kepada Allah, seperti shalat, dzikir, dan ibadah lain yang berhubungan dengan Allah.  Sementara kesalehan sosial tercermin dari tanggungjawab sosial terhadap fakir miskin dan anak yatim piatu yang merupakan simbol orang-orang lemah (al mustadz’afin) sebagai konsekuensi dari peribadatan kepada Allah. 

Empati kepada kaum lemah ditujukan bukan karena pencitraan diri tapi semata-mata karena ingin mengharap RidhaNya. Disinilah relevansi ibadah puasa dalam Bulan Ramadhan menjadi sangat penting, karena lewat puasalah manusia diajarkan untuk jujur baik kepada diri sendiri, lingkungan  dan terutama kepada Allah dalam setiap amalnya. Kehilangan kejujuran akan mendatangkan kepemimpinan diri yang kurang amanah dan cenderung korup. Tipisnya jiwa amanah akan mengakibatkan tipisnya iman dan membuat orang mudah terjermbab dalam jurang korupsi.

 

*Penulis adalah Dosen Fakultas Ekonomi UAD

dan Sekretaris Lembaga Penelitian dan Pengembangan PP ’Aisyiyah (LPPA)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2013-08-01 07:41:522013-08-01 07:41:52Refleksi Puasa dan Tantangan Berperilaku Jujur

SYUKUR, IKHLAS DAN SABAR: Kunci Keberhasilan Berpuasa

01/08/2013/0 Comments/in Terkini /by Super News

Oleh: Dra. Salamatun Asakdiyah, M.Si.

(Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Ahmad Dahlan)

 

            Berpuasa dalam Bulan Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh orang muslim dengan menahan diri dari sesuatu yang membatalkannya dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari dengan niat dan beberapa syarat lainnya. Perintah berpuasa ditegaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqoroh: 183-184 yang berbunyi: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa yaitu dalam beberapa hari tertentu”

            Setiap orang yang berpuasa selalu berharap bahwa puasanya akan diterima oleh Allah SWT. Namun dalam menjalankan ibadah puasa banyak godaan, cobaan dan tantangan yang dihadapi, baik yang berasal dari internal orang tersebut yang terkait dengan karakter jelek yang dimiliki oleh manusia maupun dari eksternal yang berasal dari lingkungan baik keluarga, tetangga, tempat bekerja maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, berbagai upaya dilakukan oleh orang berpuasa untuk berbuat kebajikan seperti banyak membaca Al-Qur’an dan banyak bersedekah. Semua yang dilakukan oleh orang yang berpuasa akan tergantung kepada iman, kemurnian niat dan keikhlasan yang semua berada dalam hati. Sedangkan sesuatu yang berada di dalam hati hanya Allah yang maha mengetahui. Selain itu, dengan bersyukur dan bersabar dalam berpuasa akan meningkatkan kualitas puasa seseorang sehingga akan berdampak pada peningkatan kualitas iman seseorang.

            Pada dasarnya manusia diciptakan oleh Allah dalam keadaan lemah sehingga manusia selalu berkeluh-kesah dalam menghadapi kesulitan hidup. Seperti ditegaskan dalam surat Al-Ma’arij ayat 19-21 yang dinyatakan bahwa manusia diciptakan dengan sifat keluh-kesah dan kikir, apabila ia ditimpa kesusahan ia akan berkeluh-kesah dan apabila mendapat kebaikan ia amat kikir. Demikian pula pada saat berpuasa kadang-kadang orang lupa berkeluh-kesah, sehingga akan mengurangi kualitas dalam berpuasa. Oleh karena itu, sebagai manusia yang beriman maka harus selalu berkhusnudhon kepada Allah, bahwa apapun kesulitan atau kesusahan yang menimpa seseorang selalu ada hikmah yang memiliki sisi kebaikan bagi orang tersebut.

            Dengan demikian, bersyukur dengan apa yang dimiliki saat ini menjadi penting untuk dilakukan oleh setiap orang karena Allah akan menambah nikmat lebih banyak lagi kepada setiap orang yang bersyukur. Seperti firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Ibrahim: 7 yang berbunyi: “Dan ingatlah, tatkala Tuhuanmu mempermaklumkan, sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” Oleh karena itu, terlepas dari berbagai godaan dan tantangan yang dihadapi dalam berpuasa, maka bersyukur merupakan salah satu sikap yang dapat diwujudkan dalam tingkah laku sehari-hari baik dalam beribadah kepada Allah maupun beramal kepada sesama manusia, sehingga dengan bersyukur maka akan meningkatkan kualitas iman seseorang.

            Selain bersyukur, maka keikhlasan seseorang dibutuhkan dalam berpuasa karena ikhlas merupakan sikap dan perilaku yang menjadi pondasi dari iman seseorang. Allah tidak akan menerima suatu awal perbuatan tanpa dikerjakan secara ikhlas. Perintah untuk ikhlas ditegaskan dalam Al-Qur’an Surat Al-Bayyinah: 5 yang berbunyi: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan (dengan ikhlas) kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan sholat dan menunaikan zakat, yang demikian itulah agama yang lurus” Dengan demikian, dalam berpuasa hendaklah memurnikan niat guna mendapatkan keridhoan Allah sehingga puasanya diterima oleh Allah SWT.

            Dalam berpuasa juga diperlukan kesabaran karena Allah akan menguji iman orang yang berpuasa dengan permasalahan yang dihadapi baik permasalahan yang berhubungan dengan pihak lain maupun dengan diri pribadi dan keluarga. Sabar merupakan sikap pasrah terhadap keadaan dan kesulitan yang dihadapi yang didahului dengan perjuangan atau ikhtiar secara terus menerus. Perintah sabar ditegaskan dalam Al-Qur’an Surat Al-Imron: 200 yang berbunyi: “Bersbarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga”. Dengan demikian, dalam berpuasa diperlukan sikap sabar dalam menghadapi segala permasalahan dan cobaan yang ada. Dalam hal ini dibutuhkan sikap sabar yang menagndung T-7 yaitu: tenang, tahan, tabah, tekun, teliti, tanggulangi dan tawakal kepada Allah sehingga sabar akan meningkatkan kualitas iman orang berpuasa.Amin

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2013-08-01 07:40:192013-08-01 07:40:19SYUKUR, IKHLAS DAN SABAR: Kunci Keberhasilan Berpuasa
Page 544 of 664«‹542543544545546›»

TERKINI

  • BEM FH UAD Aktualisasikan Program Berbagi di Panti Asuhan Atap Langit14/05/2025
  • Sebanyak 243 Lulusan FKIP UAD Siap Melangkah ke Masa Depan14/05/2025
  • Fakultas Farmasi UAD Berdayakan Guru SMA dengan Pelatihan Komputasi Kimia14/05/2025
  • Membangun Literasi Kritis Melalui Jurnalistik dan Penulisan Karya Sastra14/05/2025
  • LLC FH UAD Gelar Pelatihan Kepenulisan Untuk Menumbuhkan Critical Thinking14/05/2025

PRESTASI

  • Mahasiswa FKM UAD Raih Juara I Lomba Futsal Tingkat Provinsi13/05/2025
  • Mahasiswi UAD Raih Juara 2 dalam Turnamen Badminton PUBHFEST 202513/05/2025
  • UKM Voli UAD Raih 2 Trofi pada Ajang Febipharm Championship 202508/05/2025
  • Mahasiswi Magister Kesehatan Masyarakat UAD Berprestasi di Nusantara Writing Festival 305/05/2025
  • Mahasiswa FEB UAD Raih Juara I Lomba Futsal dalam Semarak Milad IMM DIY03/05/2025

FEATURE

  • Menghidupkan Ilmu, Menyulut Aksi14/05/2025
  • JKP dan Perannya Mengatasi Pengangguran di Indonesia14/05/2025
  • PHK di Indonesia dan Penyebabnya14/05/2025
  • Mengaktualisasikan Strategi dalam Penerapan Pembelajaran Holistik14/05/2025
  • Hindari Godaan Pinjaman Instan13/05/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top