• TERKINI
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Program Transfer Kredit Malaysia-Indonesia-Thailand di UAD

19/11/2012/0 Comments/in Terkini /by Super News

Program Beasiswa Transfer Kredit Malaysia-Indonesia-Thailand (MIT)

Program Beasiswa ini bertujuan untuk memberikan pengalaman dan ilmu pengetahuan yang lebih luas dengan melakukan tukar ilmu dengan negara Malaysia dan Thailand. Proses pendidikan secara komparasi diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan dilihat dari sudut pandang alternatif dan metode inovasi yang lebih baik. Tukar ilmu pengetahuan antar mahasiswa MIT serta meningkatkan jejaring riset diharapkan semakin dapat menaikkan level kualitas pendidikan antar negara MIT, namun tidak mengurangi masa studi peserta program karena sks(kredit semester) yang sudah diakui antar perguruan tinggi MIT.

Kategori : Beasiswa on-going jenjang S1

Masa Pemberian Beasiswa : maksimal 6 bulan

Pendaftaran : disesuaikan jadwal perguruan tinggi

Fasilitas : Beasiswa biaya hidup dan asuransi selama di Malaysia atau Thailand

Perguruan Tinggi : UI (Jakarta), IPB (Bogor), Universitas Kristen Maranatha (Jakarta), UBINUS (Jakarta), Universitas Ahmad Dahlan (Yogyakarta), dll

Jurusan : semua jurusan

Persyaratan umum : terdaftar sebagai mahasiswa jenjang S1 di perguruan tinggi

Persyaratan khusus : diusulkan/direkomendasikan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan

Metode Perekrutran : peserta mendaftar melalui perguruan tinggi masing-masing

Sumber: http://beasiswaunggulan.kemdiknas.go.id/program/detail/56

Read more

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2012-11-19 05:24:452012-11-19 05:24:45Program Transfer Kredit Malaysia-Indonesia-Thailand di UAD

BIOGRAFI TOKOH, ALAT PENGAJARAN YANG BERKARAKTER BANGSA

18/11/2012/0 Comments/in Terkini /by Super News

Dedi Wijayanti, M. Hum

Dosen Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

Pada saat ini perilaku sebagian generasi muda dan pelajar sangat memprihatinkan. Mereka secara terbuka melakukan pelanggaran terhadap ajaran agama, peraturan ketertiban masyarakat, berbangsa dan bernegara, misalnya terlibat tawuran, tindak kekerasan, penyalahgunaan narkoba, dan pelanggaran-pelanggaran norma sopan santun. Apabila hal ini berlarut-larut dan tidak segera mendapatkan penanganan yang serius dan terencana dari pihak yang terkait, dikhawatirkan proses dekandensi moral dan demoralisasi bangsa tinggal menunggu waktu. Untuk itulah, diperlukan adanya benteng yang kokoh yang dapat menahan derasnya arus informasi yang menyesatkan serta filter budaya yang memungkinkan terseleksinya pengaruh-pengaruh negatif sehingga pemuda pelajar bangsa Indonesia tidak terseret pada sisi negatif pada kehidupan modern sebagai akibat dari globalisasi.

Sekolah diyakini sebagai institusi pembelajaran dan basis penanaman nilai-nilai moral dan budaya kepada siswa. Dari sisi ini, sekolah diakui sebagai ajang sosialisasi yang tepat untuk memperkenalkan sastra kepada para siswa, sehingga kelak menjadi generasi-generasi bangsa yang cerdas, pintar, dan terampil, sekaligus bermoral. Dengan kata lain, jika sekolah mampu melaksanakan pembelajaran sastra secara optimal, maka negeri ini akan dihuni oleh penduduk yang bermoral tinggi, berperikemanusiaan, dan sarat sentuhan nilai keluhuran budi serta kearifan hidup.

Fungsi dan tujuan pendidikan nasional tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab III Pasal 3 yaitu: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membuat watak serta peradaban bangsa yang bermartabat, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Secara yuridis bunyi undang-undang tersebut mengisyaratkan bahwa pendidikan kita harus memiliki karakter positif yang kuat, artinya praktik pendidikan tidak semata berorientasi pada aspek kognitif, melainkan secara terpadu menyangkut tiga dimensi taksonomi pendidikan, yakni kognitif (aspek intelektual, pengetahuan, pengertian, keterampilan berfikir), afektif (aspek perasaan dan emosi: minat, sikap apresiasi, cara penyesuaian diri) dan psikomotor (aspek keterampilan motorik), serta berbasis pada karakter positif dengan berbagai indikator.

Bila pendidikan di Indonesia hanya mengarah kepada ‘intelektualisme’ maka watak bangsa Indonesia tidak akan terbangun, dan akhirnya menjadi bangsa yang individualistis. Kebersamaan untuk mengisi kemerdekaan tidak akan dapat diwujudkan. Pendidikan semacam ini tidak akan membangun jiwa nasionalisme bangsa. Generasi bangsa tidak lagi memiliki patriotisme bangsa dan tidak memiliki jiwa kebangsaan. Strategi pendidikan di Indonesia (termasuk di dalamnya bahan atau sumber belajar) seharusnya diarahkan ke tercapainya tatanan budaya masyarakat yang multikulturalisme.

Hal tersebut bisa diimplementasikan salah satunya dalam pembelajaran keterampilan berbahasa. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia harus mempergunakan materi-materi realita yang ada di dalam kenyataan atau yang tercatat dalam sejarah bangsa Indonesia. Kebiasaan untuk mengkaji realita bangsa akan membawa anak didik dalam meraih banyak hal, di antaranya: (a) anak didik memahami terhadap apa yang ia pelajari; (b) dapat tumbuh cinta bangsa, (c) anak didik dapat memahami budaya bangsa, (d) dapat tumbuh rasa kebangsaannya, (e) anak didik dapat memahami kekuatan dan kelemahan bangsanya sehingga harapan ke depannya anak didik nantinya mampu membangun bangsanya dan akhirnya mereka akan mampu menempatkan dirinya dalam satuan kehidupan berbangsa secara multikulturalisme.

Teks biografi dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia untuk pembelajaran keempat keterampilan berbahasa. Dengan membaca biografi tokoh diharapkan akan memunculkan need for achievement bagi siswa-siswa, mereka perlu atau butuh suatu prestasi, bahwa prestasi tidaklah suatu hal yang mudah didapat. Akan tetapi, melalui suatu kerja keras, kisah-kisah nyata yang disampaikan dalam biografi tokoh bukanlah suatu pekerjaan yang sukar bagi mereka dan semua orang dapat melakukannya. Hal tersebut merupakan suatu treatment yang menyuguhkan kegigihan seseorang. Kegigihan itulah yang akan ditransfer kepada siswa-siswa agar siswa jangan mudah pesimis, mudah menyerah, dan selalu semangat mengisi kehidupan dan kemerdekaan ini dengan melakukan hal-hal yang bermanfaat.

Biografi tokoh nasional dapat dijadikan salah satu alternatif bahan ajar. Penggunaan bahan ajar biografi tokoh nasional merupakan suatu praktik belajar dan pembelajaran yang dilandasi paham kognitivisme dan kontruktivisme. Dengan mempelajari biografi tokoh nasional maka ada proses ‘pembudayaan’, di mana seseorang belajar tentang sesuatu yang diperlukan oleh budaya yang mengelilingi kehidupannya, sehingga dia memperoleh nilai-nilai dan perilaku yang sesuai dan diperlukan dalam kehidupannya.

(Artikel ini sudah diterbitkan di Republika)

Read more

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2012-11-18 18:43:082012-11-18 18:43:08BIOGRAFI TOKOH, ALAT PENGAJARAN YANG BERKARAKTER BANGSA

KEMBALI KEPADA HAKEKAT DAN ORIENTASI PENDIDIKAN YANG SEBENARNYA

13/11/2012/0 Comments/in Terkini /by Super News

Muh_Joko_Susilo

Muhammad Joko Susilo

(Dosen FKIP-Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

Sudah banyak fenomena-fenomena buruk yang berkembang dan kejadian-kejadian negatif yang menunjukkan kegagalan dalam proses pendidikan di Indonesia, hilangnya karakter bangsa, budaya tawuran, kejahatan biologis, sampai pada hilangnya etika dan kesopanan, dan sebagainya adalah suatu pertanda bahwa pendidikan kita secara umum tidak dikelola secara baik. Fenomena-fenomena buruk sebagaimana tersebut diatas semua hampir terjadi merata disetiap jenjang pendidikan dan jenis pendidikan. Orientasi utama pelaku pendidikan dan peserta didik/siswa/mahasiswa adalah ijazah dan angka-angka yang menunjukkan perolehan nilai didalamnya. Para pelaku pendidikan sudah kehilangan peran utama, tidak mengimplementasikan semua peran yang komprehensif untuk menyiapkan generasi-generasi masa depan. Sebagian besar pelaku pendidikan bersikap apatis dan tidak mau tahu tentang tugas wajib yang diembannya. Mereka lebih cenderung memaknai bahwa profesi guru/dosen sebagai ladang pekerjaan, bukan sebagai amanah yang akan dimintai pertanggungjawaban Tuhan Yang Maha Esa. Padahal sangat jelas disebutkan dalam peraturan UU No 20 Tahun 2003 Bab XI Pasal 40 bahwa kewajiban utama pelaku pendidikan (baca:pendidik dan tenaga kependidikan) adalah: a. menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis; b. mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan; dan c. memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

Munculnya fonomena-fenomena buruk yang sangat tidak diharapkan seringkali guru/dosen disebut-sebut sebagai tokoh sentral dalam menanamkan berbagai hal termasuk kebaikan dan keburukan pada para peserta didik/siswa/mahasiswa. Guru/dosen adalah pelaku utama dan artis terkenal yang terkadang hanya mengambil peran yang sedikit dari tujuh macam tugas utamanya terhadap peserta didik/siswa/mahasiswa yaitu hanya menjalankan tugas MENGAJAR. Padahal jelas dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, mengisyaratkan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Profesionalisme dalam pendidikan perlu dimaknai bahwa guru/dosen haruslah orang yang memiliki instink sebagai pendidik, mengerti dan memahami peserta didik. Guru/dosen harus menguasai secara mendalam minimal satu bidang keilmuan. Guru/dosen harus memiliki sikap integritas profesional. Kedudukan guru/dosen sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru/dosen sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Yang dimaksud dengan guru/dosen sebagai agen pembelajaran (learning agent) adalah peran guru/dosen antara lain sebagai fasilitator, motivator, pemacu, perekayasa pembelajaran, dan pemberi inspirasi belajar bagi peserta didik. Pasal 7 ayat (1) Undang-undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 menyatakan bahwa profesi guru/dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut: memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme; memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia; memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas; memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas; memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan; memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja; memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat; memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan; dan memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.

Guru/dosen sebagai tenaga profesional mengandung arti bahwa pekerjaan guru/dosen hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang mempunyai kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikat pendidik sesuai dengan persyaratan untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan tertentu. Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru/dosen berkewajiban: merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran; meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran; menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika; dan memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa. Karena keminiman akan ilmu pedagogiek inilah sering terjadi kesalahan-kesalahan yang mendasar pada diri pelaku pendidikan. Mereka kurang menyadari akan tujuan pendidikan yang sebenarnya. Disebutkan bahwa tujuan pendidikan secara nasional sangat mulia sebagaimana yang dijelaskan dalam UU No 20 Tahun 2003 Bab II pasal 3 yaitu untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi: manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dengan demikian orientasi guru/dosen dalam mendidik sebenarnya untuk mengembangkan potensi peserta didik/siswa/mahasiswa agar dengan keilmuan yang dipelajari bersama dengan guru/dosen dibidang masing-masing itu bisa menghantarkan dan mempertebal keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Jika iman dan takwa ini senantiasa terjaga dalam hati dan diri peserta didik/siswa/ mahasiswa maka saya yakin tidak akan ada fenomena-fenomena kejahatan, keburukan yang berorientasi pada azab alloh swt. Jika hati tertata dengan iman dan takwa, maka akan membuahkan perbuatan-perbuatan yang baik, kesopanan, santun dan penuh etika serta estetika yang lazim tergambar dengan sebutan akhlak mulia. Kemuliaan akhlak bisa menghantarkan pada kesehatan pikiran dan hati seseorang yang akan berdampak pada kesholehan sosial, rasa kepedulian dan saling menghargai, menghormati antar sesama. Dengan kondisi yang sehat secara jasmani dan rohani itulah Alloh akan memudahkan turunnya ilmu berupa kepahaman, kejelasan, dan memberikan kemampuan-kemampuan yang lain. Sehingga tidak ada lagi peserta didik/siswa/mahasiswa mengatakan susah sekali pelajaran/matakuliah ini. Asal kita (baca:manusia) konsekuen dengan kodrat sebagai hamba yang baik maka Alloh swt tidak akan pernah menggantungkan keberkahan akan ilmu yang dipelajari didunia ini. Dengan demikian peserta didik/siswa/mahasiswa akan semakin cakap, semakin kreatif, dan bisa mandiri melalui proses pendidikan yang sebenarnya. Sehingga kelak akan bisa dipertanggungjawabkan kepada diri, keluarga, masyarakat, bangsa, negara dan pertanggungjawabkan di akhirat saat hari pertanggungjawaban nanti.

Jika hal tersebut di atas dapat dipahami dan diresapi oleh para pendidik bangsa ini, maka makna pendidikan yang tergambar dalam UU No 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 1 yang menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara akan benar-benar bisa diaplikatifkan dalam kehidupan para pelaku pendidikan, sehingga kualitas pendidikan bangsa ini (baca:Indonesia) bisa dipertanggungjawabkan tidak hanya kepada masyarakat tapi juga kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Oleh karena itu, apakah hal tersebut tidak mengugah pikiran dan hati kita wahai para pelaku pendidikan dimanapun berada ??? untuk itu mari kita sebagai pendidik melakukan pemberontakan atas ketidakprofesionalan diri dan sudah mau berikrar untuk menjadi pendidik, untuk menjadi guru/dosen atau sebutan lain yang mempunyai fungsi, tugas, dan kewajiban yang sama. Bagaimana caranya ? tentunya dengan semakin menyadari akan kewajiban dan tugas-tugas kita sebagai pendidik dan senantiasa melakukan proses intropeksi untuk menganalisis kemampuan diri apakah kita sudah layak menyandang sebutan guru/dosen? (MJS)

(Artikel ini pernah dimuat di Suara Merdeka)

Read more

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2012-11-13 21:59:292012-11-13 21:59:29KEMBALI KEPADA HAKEKAT DAN ORIENTASI PENDIDIKAN YANG SEBENARNYA

Pelantikan Wakil Rektor UAD Periode 2012 – 2016

13/11/2012/0 Comments/in Terkini /by Super News

WR_baru_UAD

Selasa (13/11/2012) di auditorium Kampus 1 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Jl. Kapas No.9 Semaki Yogyakarta diselenggarakan serah terima Wakil Rektor (WR) periode 2008-2012 pada WR periode 2012-2016. Acara dihadiri oleh Rektor Drs. Kasiyarno, M.Hum, Ketua Badan Pembina Harian Prof. Yunahar Ilyas, Lc., M.Ag., Ketua Majelis Dikti PP Muhammadiyah Dr. Chairil Anwar, dan civitas akademika UAD.

Kasiyarno dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih pada wakil rektor periode 2008-2012 atas keberhasilannya membangun dan mengembangkan UAD sehingga semakin berjaya.

Kasiyarno juga memberi ucapan selamat atas amanah yang diemban oleh wakil rektor periode 2012-2016. “Kita harus mau repot, mau dikritik, dan ikhlas mengemban tugas, ” harapnya.

Selain rektor UAD, selaku ketua Badan Pembina Harian UAD Prof. Yunahar Ilyas, Lc., M.Ag juga memberikan sambutan bahwa kritikan dari orang lain merupakan konsultasi gratis. “Maka dengan menerima kritikan kita sudah mendapatkan konsultasi gratis, ” ungkapnya.

Sebelum acara sambutan terlebih dahulu dilakukan prosesi resmi pelantikan yang dilakukan oleh rektor UAD dengan disaksikan ketua Majelis Dikti PP Muhammadiyah. Wakil rektor yang dilantik adalah Wakil rektor I bidang konsolidasi dan peningkatan kualitas akademik masa jabatan 2012-2016 atas nama Drs. Muchlas, MT., wakil rektor II bidang pengelolaan sumberdaya masa jabatan 2012-2016 atas nama Drs. Muhammad Safar Nasir, M.Si., wakil rektor III bidang pengembangan mahasiswa dan pemberdayaan alumni masa jabatan 2012-2016 atas nama Dr. Abdul Fadlil, M.T., dan wakil rektor IV bidang kerja sama dan urusan international masa jabatan 2012-2016 atas nama Prof. Sarbiran M. Ed., Ph.D.

Sesudah pelantikan dilangsungkan serah terima jabatan dari wakil rektor masa jabatan 2012-2016 atas nama Dr. Dwi Sulisworo, MT (wakil rektor I), Drs. Suseno, MM (plt wakil rektor II), dan Drs. Muchlas, MT (wakil rektor III) pada wakil rektor yang baru. (sbwh).

Read more

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2012-11-13 21:51:182012-11-13 21:51:18Pelantikan Wakil Rektor UAD Periode 2012 - 2016

Mahasiswa UAD Dominasi Juara Lomba Baca Puisi Tingkat Nasional

13/11/2012/0 Comments/in Terkini /by Super News

Pemenang_lomba_baca_puisi

Tiga mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mendominasi lomba baca puisi yang diadakan oleh Pesantren Mahasiswa (Pesma) An-Najah. Lomba baca puisi tingkat nasional yang mengambil tema “Pesantren Menulis: Dinamika Budaya Pesantren untuk Membangun Karakter Bangsa” berlangsung pada hari Minggu 30 September 2012.

Dominasi UAD dalam ajang kompetisi baca puisi tersebut dibuktikan dengan capaian prestasi Rachma Nurjanah meraih juara I, Entim Supriana memperoleh juara III dan Nasirin mendapatkan juara harapan I.

Berdasarkan penuturan Rachma bahwa lomba baca puisi itu diambil dari kumpulan puisi Nadhom Cinta karya Dimas Indianto. Adapun juri lomba adalah Dimas Indianto (penyair kumpulan puisi Nadhom Cinta), Arif Hidayat, S.Pd., M.Hum. (Sastrawan dan Dosen di Sekolah Kepenulisan STAIN Purwokerto), dan Abdul Azis Rasjid (Penulis dan Aktifis Teater).

Rachma menambahkan lomba baca puisi yang diselenggarakan di Purwokerto ini diikuti oleh 38 peserta. Peserta berasal dari mahasiswa, pelajar, dan umum. UAD sendiri mengirimkan 4 peserta. (Sbwh)

Read more

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2012-11-13 21:26:412012-11-13 21:26:41Mahasiswa UAD Dominasi Juara Lomba Baca Puisi Tingkat Nasional

Harapan Warga Perihal Milad UAD

12/11/2012/0 Comments/in Terkini /by Super News

“Kami berharap di ulang tahun yang ke-52, UAD tetap jaya. Karena kejayaan UAD sangat berpengaruh pada perekonomian kami. Jaya UAD. Semoga,” papar Pak Kuat, pria kelahiran Yogyakarta 2 Februari 1960 yang menjadi salah seorang yang dituakan di kelompok parkir Jalan Kapas.

Harapan senada diungkapkan Mugiono PK, Ketua Paguyuban Kesenian Pandeyan yang tempat tinggalnya berdekatan dengan kampus 2 bahwa keberadaan UAD membantu untuk mewujudkan visi kelurahan Pandeyan sebagai kampung wisata berbasis budaya yang mengedepankan kerajinan dan religi.

“Kami berharap ada formula lebih baik menjaga hubungan kampus dengan masyarakat sekitar. Seingat saya, dulu ada seorang mahasiswa yang pernah kos di sekitar kampus yang membuka bimbingan belajar secara gratis. Dia mengimplementasikan keilmuannya mengabdi masyarakat secara ikhlas. Tetapi setelah dia selesai kuliah, kegiatan itu pun selesai. Nah, harapan kami, ada upaya dari UAD untuk menghadirkan kembali kegiatan yang berharga semacam itu. Semoga,” papar Sri Legenyo, ketua RW 07, Sidikan, kelurahan Pandeyan saat diwawancarai. (IHS)

Read more

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2012-11-12 20:09:442012-11-12 20:09:44Harapan Warga Perihal Milad UAD

BEM Semarakkan Milad UAD

12/11/2012/0 Comments/in Terkini /by Super News

                PJS Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Imam Ahmad A Razaq, mengatakan program Milad UAD ke-52 terasa sudah ada perbaikan dibanding periode sebelumnya.

                Milad bisa dinikmati mahasiswa. Terbukti BEM sudah menyiapkan agenda, seperti seminar nasional dan call paper yang mengusung tema “Peran Ilmu dalam Menjawab Persoalan Karakter dan Krisis Kepemimpinan”, lomba futsal, lomba Karya Ilmiah Remaja (KIR) bagi siswa SMA se-Jawa Tengah, , dan lomba membaca Al-Quran. Khusus lomba membaca al qur`an BEM UAD akan menggandeng kerja sama dengan pemerintah kota dan LPSI dan ditargetkan dapat menembus rekor MURI.

Pada malam penutupan digelar pentas seni dengan menampilkan cerita “Ramayana” yang akan dipentaskan oleh mahasiswa UAD. Cerita ini disajikan untuk mengangkat tema tentang kesetiaan dan pengabdian. Harapan diangkatnya tema tersebut dapat memberikan gambaran sebagai mahasiswa hendaknya dapat mengabdikan dirinya pada UAD secara ikhlas. Pentas lain yang ditampilkan adalah UKM Musik, paduan suara, teater 28, teaer 42, teaer JAB, teaer PBI, Gending Bahana, dan Komunitas Tari UAD.(FM)

Read more

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2012-11-12 20:06:272012-11-12 20:06:27BEM Semarakkan Milad UAD

UAD Wisuda 942 Mahasiswa dengan IPK Tertinggi 3.99

12/11/2012/0 Comments/in Terkini /by Super News

Wisuda_uad_2012

Wisudah Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta periode November kali ini diikuti 942 lulusan dari 29 program studi dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) rata-rata 3,18. Naik 0,13 dibandingkan dengan wisuda periode Juli 2012. Acara yang berlangsung di Jogja Expo Center (JEC) pada hari Sabtu 10 November 2012 tersebut diharapkan menjadi lulusan yang bermanfaat baik secara individu, masyarakat dan Negara. Alhamdulillah pada periode kali ini yang cumlaude mencapai 160.

Adalah Sari Julika mahasiswa Psikologi yang cumlaude dengan Indek Prestasi Kumolatif (IPK) 3.99. Selain Sari, ada Rita Ferawati, Mohammad Anggi Nugroho mahasiswa Bantuan Siswa Unggulan (BSU) yang juga lulus dengan IPK 3.9.

Rektor Drs. Kasiyarno. M.Hum dalam sambutannya berharap para sarjana menjadi kader pemimpin yang berkepribadian Muhammadiyah serta mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian dalam rangka memajukan Islam dan meningkatkan kesejahteraan umat manusia.

Lebih lanjut beliau menambahkan. Semoga mereka (mahasiswa UAD) menjadi Muslim yang beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia, yang mempunyai kemampuan akademik, profesional, dan beramal menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

“Wisudawan lulusan tercepat yakni masa studi tiga tahun sembilan bulan 15 hari diraih dua lulusan Program Studi Teknik Kimia Yupita Artika Putri Yunita dengan IPK 3,36 dan Yunita Latifah dengan IPK 3,64,” ungkap Kasiyarno.(Sbwh)

Read more

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2012-11-12 18:35:552012-11-12 18:35:55UAD Wisuda 942 Mahasiswa dengan IPK Tertinggi 3.99

Peraih Beasiswa Siswa Unggulan Memperoleh Peringkat Wisudawan IPK Terbaik 3

11/11/2012/0 Comments/in Terkini /by Super News

RITA_dan_Ahmad_mahasiswa_BSU_UAD

(Ahmad dan Rita)

Setiap tahun Universitas Ahmad Dahlan (UAD) memberikan beasiswa kepada siswa berprestasi, tetapi tidak mampu secara ekonomi. Beasiswa ini dinamai Beasiswa Siswa Unggulan (BSU). UAD secara terus menerus per tahun memberikan BSU bagi 30 lulusan sekolah menengah atas atau sekolah menengah kejuruan. Beasiswa berupa pembebasan seluruh uang kuliah (dana pengembangan pendidikan perguruan tinggi, spp pokok, dan spp beban) sampai delapan semester.

Wisuda Periode November 2012 ini terasa istimewa karena peraih BSU berhasil memperoleh peringkat wisusawan IPK terbaik 3 dengan nilai 3, 91. Wisudawati tersebut atas nama Rita Ferawati berasal dari Program Studi Fisika. Rita yang lahir di Brebes 1 Maret 1989 ini berhasil menyelesaikan studi selama 3 tahun, 11 bulan, dan 26 hari.

Selama kuliah Rita tinggal di Panti Asuhan Yatim Piatu dan Dhuafa Muhammadiyah Prambanan. Dalam mengukir prestasi Rita tak puas diri. Sesudah menyelesaikan gelar kesarjanaan, Rita melanjutkan S2 pada Program Pasca Sarjana UAD dengan memilih program studi pendidikan Fisika.

Prestasi yang diraih Rita tersebut bisa menjadi inspirasi bagi bagi remaja tak mampu. Meski berada pada kondisi ekonomi pas-pasan, bila mau berusaha keras meningkatkan kualitas diri keberhasilan pun bisa diraih.

Humas Panitia Wisuda UAD

Periode November 2012

Read more

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2012-11-11 21:45:242012-11-11 21:45:24Peraih Beasiswa Siswa Unggulan Memperoleh Peringkat Wisudawan IPK Terbaik 3

Pelajaran Dari Idul Kurban

11/11/2012/0 Comments/in Terkini /by Super News

Sudaryanto

Oleh: Sudaryanto, M.Pd.

Dosen PBSI FKIP UAD Yogyakarta

Belajar dari Ibrahim

Belajar takwa kepada Allah

Belajar dari Ibrahim

Belajar untuk mencintai Allah

Snada, “Belajar dari Ibrahim”

Momentum Idul Adha atau Idul Kurban yang jatuh pada 10 Dzulhijjah ini, bermula dari kisah Nabi Ibrahim AS dan anaknya, Ismail. Setiap tahun kita, umat Islam di seluruh dunia selalu mengenang dongeng suci tersebut. Meski kisah tersebut telah terjadi pada puluhan atau ratusan tahun silam, ajaibnya makna dari kisah Nabi Ibrahim dan anak semata wayangnya itu selalu hidup sepanjang masa. Sekurang-kurangnya ada pelajaran yang dapat kita petik di balik kisah tersebut.

Dalam kacamata saya, ada tiga pelajaran yang dapat dipetik dari kisah Nabi Ibrahim AS dan anaknya itu. Pertama, pelajaran ketaatan. Dikisahkan, Nabi Ibrahim ialah sosok Nabi yang taat kepada perintah Allah SWT. Termasuk tatkala ia diperintahkan oleh Allah SWT untuk menyembelih anaknya. Al Quran menggambarkan secara tegas bahwa Ibrahim, istri dan anaknya, Ismail, adalah orang-orang yang menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah SWT.

Kata Ibrahim dalam doanya, “Sesungguhnya shalatku, pengorbananku, hidup dan matiku kepunyaan Allah Rab al-Alamin…”. Ismail juga demikian: ia siap disembelih sesuai dengan perintah Allah. Bagi Ibrahim dan keluarganya, mencintai Allah SWT merupakan titik awal dan akhir dari perjalanan hidupnya yang sarat liku-liku. Karena itu, Idul Kurban juga merupakan simbolisasi dari cinta kita kepada Allah SWT, Dzat Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Kedua, pelajaran berbagi kepada sesama. Seusai shalat Idul Adha, biasanya dimulai prosesi pemotongan hewan kurban di pelataran masjid. Setelahnya, daging hewan kurban tadi diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan, seperti fakir miskin dan kaum dhuafa. Atau, jika memungkinkan dapat pula didistribusikan kepada pengelola panti asuhan dan pondok pesantren di daerah lainnya. Pendek kata, kebermanfaatan hewan kurban itu menjadi jelas.

Dalam hal ini, semangat berbagi kepada sesama—seperti pada peristiwa Idul Kurban—mestinya lebih dikedepankan dalam kehidupan sehari-hari. Di tengah masyarakat yang kian egois dan materialistis, semangat berbagi kepada sesama perlu ditumbuhkan, meski hal itu tidaklah semudah menyimak khotbah. Alangkah bijaknya semua orang memiliki semangat berbagi kepada sesama, terlepas dari status sosial, agama, pekerjaan, maupun suku/ras.

Ketiga, pelajaran berkorban demi orang lain. Dalam kisahnya, Nabi Ibrahim AS berkorban perasaan dengan cara meninggalkan istri dan anaknya di tengah gurun yang kering kerontang. Saat ditanya oleh Hajar istrinya, mengapa dirinya dan Ismail ditinggalkan di sana, Ibrahim hanya berujar singkat, “Ini perintah dari Allah SWT.” Baik Hajar maupun Ibrahim sama-sama memiliki keyakinan bahwa Allah SWT tidak akan menyia-nyiakan hamba yang bertawakal kepada-Nya.

Jika diresapi dalam-dalam, kisah Nabi Ibrahim, istri dan anaknya itu, mengajarkan kepada kita perlunya pengorbanan dalam kehidupan ini. Sebagai guru/pendidik, Anda dituntut memiliki pengorbanan yang luar biasa bagi anak didik Anda. Demi kesuksesan hidup mereka, Anda siap berkorban banyak hal. Semoga kisah Nabi Ibrahim dan keluarganya itu tak hanya menjadi tradisi agama, tetapi juga menginspirasi semua orang untuk berkorban dalam hidup ini.[]

Read more

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2012-11-11 19:14:172012-11-11 19:14:17Pelajaran Dari Idul Kurban
Page 606 of 689«‹604605606607608›»

TERKINI

  • Mahasiswa Farmasi Gelar Edukasi dan Skrining Kesehatan bagi Lansia08/07/2025
  • Belajar Langsung di Balik Layar: Mahasiswa Ilmu Komunikasi UAD Kunjungi TVRI Jogja08/07/2025
  • KKN Alternatif Koperasi UAD Dorong Keberlanjutan Koperasi dengan Regenerasi08/07/2025
  • BHP UAD Gelar Sosialisasi Feed Instagram Berstandar08/07/2025
  • Empat Dosen UAD Terima SK Guru Besar08/07/2025

PRESTASI

  • Mahasiswa UAD Raih Bronze Medal dan Best Poster di Kompetisi Nasional Business Plan05/07/2025
  • Mahasiswa Gizi UAD Raih Juara I Lomba Poster Contest 2025 Tingkat Nasional05/07/2025
  • Mahasiswa UAD Raih Juara II dan The Golden Quill di National Creathink Festival 202505/07/2025
  • I-WASLABOT: Inovasi Mahasiswa UAD Raih Juara di PIKIR 202504/07/2025
  • Mahasiswa Ilmu Komunikasi UAD Raih Juara II dalam BE-FEST 202503/07/2025

FEATURE

  • Kepribadian dan Metode Pendidikan Nabi05/07/2025
  • Belajar ONMIPA dari Ahlinya04/07/2025
  • Kunci Mendapatkan Kebahagiaan Hidup04/07/2025
  • Memperteguh Jati Diri Mahasiswa03/07/2025
  • Strategi Advokasi dalam Melahirkan Solusi atas Permasalahan Hukum di Masyarakat03/07/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top