Kemampuan dan Sikap Menghadapi Dunia Kerja Sarjana Ilmu Hadis
Dunia kerja membutuhkan lima kemampuan seperti kemampuan menganalisa, berinovasi, memimpin, mengapresiasikan ajaran agama secara ramah, serta mengaplikasikan ilmu secara mantap. Dunia kerja juga menuntut seseorang memiliki sikap mandiri, berorientasi pada pelayanan, interdependensi secara sehat, fokus kepada pelanggan, kolaboratif, dan koordinatif sehingga mementingkan kerja kelompok yang tangguh.
Hal tersebut disampaikan oleh Dr. Nur Kholis, S.Ag., M.Ag., dalam seminar nasional bertajuk “Prospek dan Tantangan Sarjana Ilmu Hadis di Era Milenial” yang diselenggarakan oleh Fakultas Agama Islam Universitas Ahmad Dahlan (UAD), bertempat di Aula Islamic Centre UAD 23 November 2019.
“Laporan World Economic Forum 2016 berjudul “The Future Jobs,” membahas 10 kemampuan yang paling dibutuhkan pada tahun 2020 yakni pemecahan masalah kompleks, berpikir kritis, kreativitas, manajemen sumber daya manusia, koordinasi, kecerdasan emosional, penilaian dan pengambilan keputusan, orientasi melayani, negosiasi, serta fleksibilitas kognitif. Apakah sarjana Ilmu Hadis sudah memenuhi kriteria tersebut?” tanyanya.
Menurutnya, selama ini kendala sarjana Ilmu Hadis ialah penguasaan ilmu agama Islam yang kurang mendalam akibat ketidakmampuan membaca kitab klasik yang merupakan khazanah ilmu pengetahuan agama Islam. Selain itu lemahnya soal ilmu pengetahuan umum yang berdampak pada cara komunikasi dengan anggota masyarakat, penguasaan kurang luas atas metodologi dan teknik penyampaian ajaran Islam agar mudah diterima oleh warga masyarakat yang berbeda-beda, serta keteladanan yang kurang dapat ditiru akibat kurangnya penghayatan agama.
“Secara sosial keagamaan, publik membutuhkan lulusan sarjana Ilmu Hadis yang memiliki kemampuan berbahasa Arab, menguasai ilmu agama Islam secara luas, dalam, dan paham perbedaan-perbedaan yang ada di kalangan umat Islam mengenai berbagai masalah. Masalah yang dimaksud yaitu berkaitan dengan politik, budaya, dan agama. Hal lain yang perlu dikuasai, juga tentang menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam sehingga bisa dijadikan teladan, berwawasan global, menguasai bahasa asing lain selain bahasa Arab, mengikuti perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi. Jika kriteria ini terpenuhi, tidak menutup kemungkinan lulusan Ilmu Hadis mudah diterima oleh masyarakat. Saya yakin, mahasiswa UAD bisa melakukannya,” imbuhnya. (JM)