Manajemen Pesantren Menghadapi Pandemi
Wabah Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) memengaruhi berbagai aspek kehidupan, tak terkecuali dunia pendidikan pesantren. Dampak paling terasa ialah terganggunya proses yang awalnya menerapkan pembelajaran tatap muka di kelas, beralih ke jarak jauh via aplikasi dari rumah yang dipandu oleh ustaz/ustazah. Hal ini yang dibahas oleh Dr. Masykuri, M.A. selaku Ketua Lembaga Pondok Pesantren Muhammadiyah PP Muhammadiyah dalam Webinar Pendidikan Islam #2 bertajuk “Manajemen Pesantren di Era New Normal”, (30-6-2020). Menurut penuturannya, pesantren tetap melaksanakan pembelajaran, yakni dengan memanfaatkan aplikasi yang beragam.
“Sebenarnya pembelajaran daring kurang optimal dan belum dikemas dengan baik. Tidak semua santri memiliki gawai atau terganggunya sinyal internet, menyebabkan kurang menyentuhnya aspek afektif dan psikomotorik. Orang tua santri juga belum siap menggantikan peran pendidik. Di luar itu, proses ini turut berpengaruh pada ekonomi pesantren yang tidak berjalan dan terganggunya psikologis seperti kejenuhan,” ucap Masykuri.
Akan tetapi, ada pula dampak positif yang dirasakan. Misalnya, muncul inovasi pembelajaran dan berubahnya paradigma pendidikan. Lembaga pendidikan dipacu untuk menciptakan pendekatan pembelajaran yang efektif. Tiap pesantren harus memiliki tim teknologi guna mempersiapkan dan menentukan media pembelajaran yang cocok untuk pembelajaran jarak jauh. Selain itu, tenaga pendidik perlu melakukan pendampingan dan kerja sama dengan orang tua dalam mendayagunakan teknologi.
“Kunci keberhasilan pembelajaran ini adalah membangun komunikasi dengan orang tua santri untuk mempersiapkan mental agar program yang sudah dirancang berjalan dengan baik. Orang tua memfasilitasi dan menyediakan sumber belajar bagi anak setelah berkomunikasi dengan tenaga pendidik. Santri yang hendak kembali ke asrama juga harus mematuhi protokol kesehatan dan berasal dari zona hijau,” tutupnya. (JM)