Menyiasati Pembelajaran Fisika di Masa Pandemi
Perubahan signifikan saat pandemi turut berpengaruh terhadap cara berpikir yang perlu disiapkan pada pembelajaran fisika atau sains di era new normal. Pandemi telah mengubah pola dan kultur interaksi antarindividu menjadi virtual dan online. Banyak hal baru seperti kompetensi, cara belajar, dan cara mengajar yang ketergantungan tinggi terhadap teknologi. Jalan lupakan juga pemerataan dan keadilan akses selama pelaksanaan pembelajaran online.
Hal tersebut disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. Dwi Sulisworo, M.T. saat menjadi pembicara webinar di YouTube Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bertajuk “Pembelajaran Fisika di Era New Normal”, yang diselenggarakan Magister Pendidikan Fisika, (09-7-2020).
“Lebih dari 40 ribu sekolah di Indonesia belum tersentuh internet. Oleh karena itu, perlu mengajarkan fisika atau sains dengan cara baru. Misalnya dengan meningkatkan kemampuan mengelola pembelajaran secara mandiri, siap dan menerima teknologi, serta melek literasi digital. Hal tersebut diharapkan mampu mencapai kompetensi yang ditentukan,” paparnya.
Ada empat faktor yang menandai seseorang memiliki kesiapan teknologi yang baik. Pertama, rasa optimis yang tinggi dalam peluang meningkatkan kemampuan. Kedua, meningkatkan inovasi sehingga kinerja dalam pembelajaran semakin membaik. Ketiga, kenyamanan terhadap teknologi. Keempat, merasa aman saat menggunakan teknologi.
“Pembelajaran fisika atau sains di masa pandemi bisa disiasati dengan pemberian tugas laboratorium yang sesuai protokol kesehatan, penggunaan aplikasi yang tidak membebani peserta didik, serta pengorganisasian dan sosialisasi sebelum penelitian tugas akhir. Selain itu juga harus memahami bentuk konsep dan teori fisika atau sains yang akan dipelajari. Hal ini relevansinya dengan kehidupan sehari-hari, sehingga dampak dari proses belajar yang tumbuh akan mendorong kesadaran peserta didik dalam menetapkan tujuan mempelajari fisika,” tutupnya. (JM)