Pendidik Harus Kreatif dan Pandai Pecahkan Masalah
Pada seminar nasional yang diselenggarakan program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Sapardi Djoko Damono menyampaikan pentingnya bahasa, sastra, pendidikan dan teknologi. Ia merupakan penyair dan juga pendidik di salah satu universitas di Indonesia yang telah mendapat penghargaan nasional maupun internasional.
Sapardi mengingatkan, di era digital mahasiswa harus memiliki inisiatif untuk mempelajari hal-hal yang tidak diajarkan di perkuliahan. Penambahan pengetahuan ini sangat penting, utamanya untuk memahami karya sastra dan sebagai bekal menjadi pendidik.
“Paham kebahasaan saja tidak cukup, harus memahami kebudayaan dan keilmuan lain seperti teknologi untuk memahami karya sastra. Mahasiswa harus mandiri, mencari sumber-sumber maupun referensi, misalnya sekarang ada e-book dan audio book.”
Untuk pendidik Bahasa Indonesia, Sapardi menyarankan setiap pendidik harus memiliki kreativitas dalam mengajarkan kesusastraan kepada para siswanya. Terkadang pembelajaran sastra menjadi membosankan karena metode mengajarnya yang monoton. Ia menyarankan kepada pendidik maupun mahasiswa sebagai calon pendidik membentuk paradigma baru dalam menghadapi masalah.
“Masalah harus diciptakan dan dipecahkan agar ilmu pengetahuan tidak berjalan di tempat. Salah satunya dengan menciptakan teknologi untuk melakukan sesuatu, untuk menjawab setiap permasalahan,” paparnya dalam seminar bertajuk Paradigma Mutakhir Pembelaharan Bahasa dan Sastra Indonesia pada Abad XXI, Sabtu (3/3/2018) di Grand Inna Malioboro. (ard)