Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Gunungkidul melalui Program Kemitraan Masyarakat
Program Kemitraan Masyarakat (PKM) yang diadakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) merupakan program pemberdayaan masyarakat yang didanai oleh Kemenristekdikti tahun 2018. PKM yang berlokasi di Gunungkidul ini dimulai pada 12 Mei 2018 dan masih dilakukan pendampingan berkelanjutan sampai saat ini.
“Pendampingan dilakukan hingga beberapa bulan ke depan untuk melihat perkembangan masyarakat setempat,” terang Dr. Fatwa Tentama, S.Psi., M.Si., salah satu dosen yang ikut dalam penelitian.
Fatwa menjelaskan, program tersebut diawali dengan memberikan pelatihan selama dua hari pada 12 dan 13 Mei 2018 di Balai Desa Ngoro-oro dengan menggandeng dua mitra utama yaitu dusun Jatikuning dan dusun Soka. Pada 19 Mei 2018, tim ke lokasi untuk melihat produk yang dihasilkan dari program tersebut dan saat ini masyarakat sudah mampu menghasilkan produk dari pelatihan-pelatihan yang diberikan.
“Rangkaian pelatihan yang dilakukan adalah sosialisasi program PKM, penguatan kelembagaan dan pengorganisasian masyarakat, penyuluhan bahaya sampah dan limbah, penyuluhan pemanfaatan sampah untuk mendukung sektor pertanian, pelatihan perintergrasian pengolahan sampah/limbah dengan sistem pertanian hidroponik, pelatihan perintergrasian biopori dengan pemanfaatan lahan kosong pekarangan untuk bercocok tanam, pelatihan pembuatan pupuk cair, pelatihan pembuatan briket bioarang, pelatihan pembuatan media tanam, pelatihan kewirausahaan dari hasil sektor pertanian dan pengolahan limbah, serta monitoring dan evaluasi,” terang Fatwa.
PKM tersebut diketuai oleh Muchsin Maulana, S.K.M., M.P.H. dengan beranggotakan Dr. Surahma Asti Mulasari, M.Kes., Dr. Fatwa Tentama, S.Psi., M.Si., Sulistyowati, M.P.H., dan Tri Wahyuni Sukesi, M.P.H.
Menurut Muchsin, tujuan program ini adalah memanfaatkan sampah-sampah (limbah pertanian dan sampah rumah tangga) menjadi pupuk organik (kompos dan cair) dan media tanam, bahan bakar alternatif briket bioarang, biopori, serta intergrasi program pengolahan sampah dengan sistem pertanian hidroponik. Harapannya, akan dapat menyelesaikan beberapa permasalahan, sekaligus penguatan perekonomian masyarakat.
“Permasalahan di beberapa wilayah di Gunungkidul akan selesai dengan program pemanfaatan limbah ini, yaitu minimalisasi pencemaran sampah di lokasi dan mencegah pencemaran udara karena perilaku pembakaran sampah dan tidak adanya TPS legal lokasi mitra. Keuntungan lainnya adalah meningkatkan pendapatan keluarga, pupuk organik (kompos dan cair) dapat dijual dan dimanfaatkan untuk pertanian sehingga mengurangi biaya pembelian pupuk bagi lahan pertanian, serta mengatasi permasalahan lahan kering di Gunungkidul dengan sistem hidroponik,” tutur Surahma, salah satu anggota tim PKM.