Plastik Goreng Menjadi Paving Blok
“Program ini bagus. Praktik sekala kecil telah berjalan lancar. Paling penting adalah tahu bahan dan caranya, insya Allah sekala besar akan bisa mempraktikkannya sendiri. Adanya mahasiswa KKN yang memberikan teori, membuat warga sangat terbantu. Selanjutnya, warga akan mengembangkan sendiri untuk ke depannya,” ujar Karyanto selaku seksi pembangunan di Mojosari.
Adalah Alfa Mohammad Algifari, mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknik Informatika yang membawa cetusan unik dari kampungnya. Mahasiswa asal Serang ini mengenalkan paving blok berbahan dasar sampah plastik kepada warga Mojosari yang terletak di Gunungkidul.
Sampah plastik hampir ditemui di banyak tempat. Maka, ketika diterapkan pada program kerja selama menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN), kebermanfaatannya pun dapat diambil. Respons warga ternyata sangat baik. Fari melakukan inovasi yaitu plastik goreng dengan menggunakan oli bekas. Keunggulannya yaitu tidak mengeluarkan banyak modal dan lebih keras dibandingkan paving blok yang biasa dibuat dari semen.
Paving blok ini membutuhkan oli bekas yang bisa diperoleh dari bengkel, sampah rumah tangga berupa plastik, dan abu gosok dari ibu-ibu setelah mencuci piring. Fungsi abu gosok untuk mengentalkan dan mempercepat pengeringan cairan oli yang sudah tercampur sampah plastik.
Cara pembuatannya cukup sederhana. Tahap awal, siapkan bahan berupa kompor, dandang, air, dan cetakan. Tuangkan oli ke dalam dandang dan panaskan di atas kompor. Setelah oli mendidih baru bahan baku berupa plastik dimasukkan. Lalu, diaduk terus sampai meleleh. Tambahkan bahan pembantu berupa abu. Setelah itu diaduk dan dimasukkan ke dalam cetakan. Sebagai pertanda adonan siap dicetak yaitu mengentalnya adonan tersebut. Masukan abu lalu tuang ke cetakan. Tunggu sampai dingin, dan harus dipres supaya lebih padat dan kuat. Agar airnya irit, cetakan dimasukkan ke dalam air. (Dew)