• TERKINI
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Posts

Cara Pandang Islam Menilai Hukum Menikah Beda Agama

02/11/2021/1 Comment/in Feature /by Ard

Ustaz Budi Jaya Putra, S.Th.I., M.H. saat memberikan kajian bakda magrib di IC UAD (Foto: Chika)

Menikah menjadi salah satu penyempurna dalam beribadah kepada Allah Swt. Pernikahan akan memberikan kebahagiaan bagi setiap pasangan yang semata-mata mengharapkan rida-Nya. Di Indonesia, pernikahan beda agama menjadi salah satu fenomena yang kerap ditemui. Ustaz Budi Jaya Putra, S.Th.I., M.H. dalam Kajian Rutin Bakda Magrib berkesempatan mengulas hukum menikah dengan orang kafir dan musyrik.

“Menikah akan indah dan diliputi keberkahan jika sama-sama dalam satu keyakinan. Agama menjadi kunci kebahagiaan manusia. Tidak perlu mencari pembenaran hanya semata-mata karena cinta maka melanggar hukum Allah. Sudah terbukti bahwa orang yang menikah beda agama tidak mendapatkan kebahagiaan karena diliputi perbedaan keyakinan,” tutur Ustaz Budi.

Agama Islam secara terang-terangan melarang adanya menikah beda agama. Allah Swt. berfirman dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 221 yang mengandung arti, “Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik”.

Di agama lain pun melarang adanya menikah beda keyakinan. Di negara Indonesia telah tercantum dalam Undang-Undang No. 1 tahun 1974 pasal 2 ayat 1 dijelaskan bahwa “Pernikahan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaan itu”.

“Wanita atau laki-laki musyrik tidak boleh dinikahi oleh laki-laki dan wanita muslim. Musyrik menurut syariat Islam merupakan tindakan menyekutukan Allah Swt. Mereka tidak mau mengesakan Allah Swt. Sedangkan orang kafir ialah orang yang ingkar dan tidak mau beriman kepada Allah Swt,” paparnya.

Ia menambahkan, Muhammadiyah sebagai organisasi Islam berpandangan bahwa menikahi atau dinikahi oleh ahli kitab dan beda agama adalah haram dan tidak sah. “Menikah dengan orang yang beda agama dilarang oleh agama dan negara Indonesia. Lalu bagaimana jika sudah telanjur menikah? Maka berpisahlah sesuai dengan firman Allah Swt. dalam Q.S. Al-Mumtanah ayat 10 yang berbunyi, ‘Hai orang-orang yang beriman, apabila datang berhijrah kepadamu perempuan-perempuan yang beriman maka hendaklah kamu uji (keimanan) mereka. Allah lebih mengetahui tentang keimanan mereka. Maka jika kamu telah mengetahui bahwa mereka (benar-benar) beriman maka janganlah kamu kembalikan mereka kepada (suami-suami mereka) orang-orang kafir. Mereka tiada halal bagi orang-orang kafir itu dan orang-orang kafir itu tiada halal pula bagi mereka’. Firman tersebut sangat jelas dan jangan hanya menikah karena cinta, harta, dan nafsu belaka,” tandas Ustaz Budi saat mengisi kajian yang disiarkan langsung di kanal YouTube Masjid Islamic Center UAD (25-10-2021). (Chk)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Ustaz-Budi-Jaya-Putra-S.Th_.I.-M.H.-saat-memberikan-kajian-bakda-magrib-di-IC-UAD.jpeg 720 1279 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2021-11-02 10:49:262021-11-02 10:49:26Cara Pandang Islam Menilai Hukum Menikah Beda Agama

Mahasiswa UAD Raih Juara I PKMM Muhammadiyah Banjarmasin

01/11/2021/in Prestasi, Terkini /by Ard

Tim E-High UAD yang menyabet emas pada ajang PKMM (Foto: Istimewa)

Program Kompetisi Mahasiswa Muhammadiyah atau disingkat PKMM merupakan ajang kompetisi para mahasiswa lingkup Muhammadiyah. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Asosiasi Sains dan Teknologi Perguruan Tinggi Muhammadiyah (AST-PTM) Universitas Muhammadiyah Banjarmasin, Kalimantan Selatan, ini berlangsung dalam kurun waktu 27 hari dan selesai pada 27 Oktober 2021. Acara diikuti oleh seluruh perguruan tinggi Muhammadiyah di Indonesia, secara daring.

Kompetisi diadakan dalam rangka mengembangkan kreativitas serta inovasi, guna terealisisasi di kehidupan bermasyarakat. Adapun cabang lomba yang dipertandingkan adalah Pengembangan Aplikasi Perangkat Lunak, Pemrograman, Rumah Minimalis Ramah Lingkungan Tahan Gempa, Mesin UMKM Tepat Guna, Smart Home IoT Hackathon, dan PKM-K & PKM-KC, PKM-M& PKM-T, PKMP.

Dua mahasiswa Fakultas Hukum UAD dan satu mahasiswa Teknik Informatika UAD, yakni Khusnul Nur Vaizi selaku ketua tim pelaksana, Retno Damarina yang bergelut di bagian administrasi, serta developer di pembuatan website yang ditangani oleh Aldi Febriyanto berhasil meraih juara I dan menyabet emas di cabang lomba kategori PKM-K & PKM-KC.

“Kategori lomba yang tim kami menangkan berfokus pada ide terwujudnya inovasi, dan kami menciptakan suatu karya yang sudah terealisasi bernama E-Hights (Electronic Human Rights) sebagai salah satu antisipasi atas UU ITE di Indonesia,” jelas Khusnul.

Tema besar karya yang membawa mereka menjadi juara, diangkat berdasar pada keresahan yang terjadi saat ini, bagaimana pelanggaran kode etik di dunia digital masif terjadi. Menggunakan aplikasi Zoom Meeting, mereka mempresentasikan hasil karya inovasi yang berjudul “Antisipasi Problematika Penjewantahan Kebebasan Berpendapat UU ITE Menggunakan Sistem Informasi Berbasis Website”.

“Secara administrasi atau yang lain, kami tidak membutuhkan persiapan banyak, tetapi saya merasa yang paling harus dipersiapkan untuk kegiatan ini yaitu kesiapan dan optimis. Selama mengikuti kegiatan ini saya merasa bahwa mengatur waktu adalah hal wajib,” tambah Khusnul ketika menjelaskan tentang persiapan yang dilakukan.

Selain mendapat juara dan emas, di dalam kompetisi ini terlihat bagaimana persaingan intelektual tercipta, dengan optimisme tinggi membangun inovasi yang kemudian membuat Tim HAM (Khusnul, Retno, Aldi) mendapat inspirasi tambahan dari tiap karya pesaingnya.

E-Hight yang merupakan website hasil karya mereka pula dapat diakses secara bebas, topik menarik dan faktual akan dijumpai di sana http://e-hights.id/ . Penting juga untuk peduli terhadap isu, apalagi dengan kemasan prestasi adalah suatu cara yang membanggakan. Hambatan dan kerja keras selalu menjadi tantangan utama. Tetap menjadi mahasiswa yang produktif dan berkepentingan untuk masyarakat banyak, Indonesia. (did)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Tim-E-High-UAD-Yang-menyabet-emas-pada-ajang-PKMM.jpg 610 1125 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2021-11-01 14:12:442021-11-01 14:12:44Mahasiswa UAD Raih Juara I PKMM Muhammadiyah Banjarmasin

Alumnus UAD Dirikan UMKM: Mumpung Masih Muda, Waktunya Berbisnis

01/11/2021/in Feature, Terkini /by Ard

Alfiandana Susilo Aji yang akrab dipanggil Alfian merupakan Alumnus Program Studi Sastra Indonesia (Sasindo) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang lulus bulan Januari 2020, dan saat ini bekerja di salah satu media berita nasional.

Lulus sarjana merupakan waktu yang tepat untuk mengembangkan dan mengaplikasikan wawasan serta pengalaman selama di bangku kuliah. Pria kelahiran Klaten, Jawa Tengah, yang semasa kuliah aktif berorganisasi serta berkomunitas ini juga pernah menyabet juara I lomba sastra penulisan puisi pada ajang bergengsi Pekan Seni Mahasiswa Nasional (Peksiminas) pada 2018 dan satu-satunya perwakilan dari UAD.

Di tengah kesibukan bekerja dengan gaji tetap tak membuatnya berpuas diri, tak lama ini ia mendirikan Toolisen sebuah jasa penulisan media digital seperti penulisan copywriter, content writer, social media manager, script naskah film, script advertising, dan co-writer. Tidak hanya itu, Alfian bersama rekannya juga merintis sebuah bisnis Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) yang diberi nama Cantingan Nenek. Berikut hasil dari wawancara, pada Selasa, (27-10-2021).

Proses pembuatan batik tulis Cantingan Nenek (Foto: Istimewa)

Apa yang melatarbelakangi berdirinya Toolisen?

Untuk latar belakangnya sendiri, sebenarnya ide ini muncul setelah mengamati perkembangan penulisan di era digital sesuai kebutuhan industri di masa sekarang. Dari beberapa bidang penulisan media digital ini saya kira sangat prospek dan cocok untuk Sastra Indonesia. Selain itu, karena saya sering diminta untuk menuliskan, seperti naskah film dan content writer oleh beberapa teman, sedangkan waktu dan tenaga terbatas. Akhirnya saya mengajak beberapa mahasiswa Sastra Indonesia untuk menjadi bagian dari Toolisen.

Kenapa memilih mahasiswa Sastra Indonesia menjadi bagian dari Toolisen?

Pertama waktu mencari SDM saya memprioritaskan dari teman-teman Sastra Indonesia, karena saya sebagai alumnus dan kenal beberapa adik tingkat yang masih sering berkomunikasi dan minat di kepenulisan, saya mengajak mereka untuk belajar bareng dan menggarap proyek penulisan bareng. Selain itu ya, harapannya agar di Sastra Indonesia nantinya ada orang yang merintis penulisan media di era digital atau bahkan mendirikan media digitalnya.

Kedua, Toolisen yang berkaitan dengan bisnis ini saya kira salah satu peluang prospek kerja sesuai dengan Sastra Indonesia di era media digital seperti sekarang ini. Karena pada umumnya setelah lulus dan mencari kerja di pabrik, perusahaan, atau tempat lainnya, sebenarnya tidak masalah. Tapi dengan adanya semacam Toolisen ini, ketika lulus tidak sebatas pergi ke tempat kerja melainkan kita bisa menjalankan dan mendirikan bisnis yang sesuai dengan keterampilan kita.

Bisa dijelaskan apa itu Cantingan Nenek?

Sebelum mendirikan Toolisen, saya dan seorang teman sudah mendirikan Cantingan Nenek. Cantingan Nenek ini merupakan merek bisnis atau UMKM yang memproduksi dan menjual batik tulis dengan motif kekinian. Bisnis ini saya rintis dua tahun lalu pada 2019, sejak saya masih kuliah.

Kenapa memilih bisnis tersebut? Apa alasannya?

Kami mendirikan ini berangkat dari kegelisahan mengenai pandangan orang yang memakai batik hanya untuk acara formal bahkan dianggap ketinggalan zamanlah, kuno, dan lainnya walaupun tidak semua orang beranggapan demikian. Karena itu Cantingan Nenek hadir dengan hasil produksi batik ini bisa dipakai oleh orang-orang di segala kondisi, jadi tidak hanya waktu acara formal, tapi nonformal juga, seperti dipakai waktu nongkrong, acara keluarga, atau kegiatan santai lainnya, karena lebih kekinian dan bisa dipakai untuk berbagai kalangan.

Apa keunggulan produk yang ditawarkan Cantingan Nenek?

Cantingan Nenek punya beberapa keunggulan yang membedakan produk kami dengan batik tulis lainnya. Pertama, kami menawarkan produk limited edition karena merupakan batik tulis yang dibuat secara handmade. Lalu produk kami menghadirkan motif dengan gaya kekinian atau kontemporer, berbeda dengan jenis-jenis batik pada umumnya yang sudah menjadi pakem di masyarakat seperti motif parang, mega mendung, dan sebagainya. Kami memang seolah menabrak pakem motif batik. Tapi bagi kami definisi batik itu kan bukan dari motifnya, melainkan teknik pembuatannya memakai alat canting dan malam dengan digoreskan secara titik-titik dan garis. Jadi kami bisa membuat berbagai gambar, dan ini memungkinkan batik kita bisa berkembang lebih inovatif lagi.

Kemudian dari segi konten gambar, Cantingan Nenek ingin mendokumentasikan pekerjaan-pekerjaan masyarakat dan aktivitas budaya di Indonesia agar tetap dikenal dan tidak hilang karena laju zaman. Gambar motif yang kami buat, di antaranya gambar nelayan, tandur, panen, jatilan, panen durian, tari daerah, dan sebagainya.

Di balik motif bergaya kekinian dari produk Cantingan Nenek inilah kami punya misi untuk mengajak anak muda percaya diri dan bangga memakai batik. Kami ingin membuat batik bisa dipakai dalam segala kondisi baik kegiatan formal maupun santai, dengan tetap membuat penampilan menjadi elegan.

Alfiandana Susilo Aji S.S, Alumni UAD Founder Toolisen dan Cantingan Nenek memakai hasil produksi batik tulis Cantingan Nenek (Foto: Istimewa)

Produk apa saja yang sudah Cantingan Nenek produksi?

Cantingan Nenek sendiri sampai saat ini sudah berjalan kurang lebih tiga tahun. Selain hasil produk kain, kami membuat beberapa produk seperti syal serta tas kombinasi batik dan kulit. Kami juga menjual alat-alat untuk membuat batik tulis. Seiring berjalannya waktu kemudian kami kembangkan lagi yaitu dengan melayani pelatihan pembuatan batik tulis yang bekerja sama dengan instansi-instansi dan juga komunitas untuk mendampingi mereka yang ingin belajar membatik, karena Cantingan Nenek tidak hanya berorientasi pada jualan saja.

Dari kesibukan bekerja, mengurus Toolisen, dan Cantingan Nenek, apakah masih aktif menulis?

Sampai saat ini saya masih menulis walaupun tidak seproduktif dulu ya, kalau dulu puisi sama cerpen, untuk sekarang ini saya fokus di cerita anak. Jadi setelah lulus karena saya masih aktif di yayasan Sahabat Gorga sebuah yayasan yang bergerak di bidang literasi anak, melalui pendekatan seni rupa, sastra, sama teater.

Dari sinilah saya banyak belajar dan lebih mendalami penulisan cerita anak, untuk saat ini buku kumpulan cerpen anak sudah selesai saya garap dan sudah masuk di penerbit, kemungkinan akan diluncurkan November kalau tidak Desember nanti.

Tips buat teman-teman pembaca supaya tetap produktif?

Yang paling penting bisa memanajemen waktu dan menanamkan mindset positif, terus kalau ingin tetap produktif dan menulis paling tidak meluangkan waktu untuk membaca, karena membaca ini penting banget, apalagi kalau mau jadi penulis bekal utama adalah banyak membaca.

Jangan lupa juga untuk tetap ingat bahwa usia paling produktif dalam hidup manusia adalah ketika muda. Jadi manfaatkan masa muda dengan seproduktif mungkin, sehingga bisa memanen hasilnya ketika tua nanti. Saya selalu teringat bahwa orang-orang sukses seperti Elon Musk, Steve Job, Bill Gates, dan sebagainya, mereka saja masih bekerja keras. Masak kita mau rebahan saja di kasur. (hmd)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Gufron-Proses-pembuatan-batik-tulis-Cantingan-Nenek-28-Oktober-2021-scaled.jpg 1707 2560 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2021-11-01 13:22:582021-11-01 13:33:24Alumnus UAD Dirikan UMKM: Mumpung Masih Muda, Waktunya Berbisnis

HMPrisai Adakan Pembukaan Kenduri Sastra #2 dan Seminar Sastra Loka

01/11/2021/in Terkini /by Ard

HMPrisai Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menyelenggarakan pembukaan Kenduri Sastra #2 2021 (Foto: Didi)

Himpunan Mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia (HMPrisai) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menyelenggarakan pembukaan Kenduri Sastra #2 2021 yang merupakan serangkaian acara untuk memeriahkan Bulan Bahasa dan Milad Sastra Indonesia. Pada hari istimewa itu, berlangsung juga seminar kesusastraan dengan tema “Romantika Sastra Berbudaya” pada Selasa, (26-10-2021) secara blended.

“Kenduri Sastra diadakan untuk memperingati Milad Sastra Indonesia dan Bulan Bahasa. Rencananya, kami juga akan mengadakan lomba secara nasional seperti penulisan cerpen, puisi, dan sejenisnya. Untuk beberapa hari ke depan ada serangkaian acara, dan saat ini kami sedang pembukaan dengan seminar Sastra Loka,” ujar Muhamad Gufron selaku Ketua HMPrisai UAD ketika diwawancara di Auditorium Kampus I.

Alasan terselenggaranya Seminar Loka yakni sebagai refleksi dalam pemahaman tentang sastra, khususnya bagi mahasiswa yang belajar Sastra Indonesia. Harapannya, kita bisa memosisikan sastra dan budaya di tengah perkembangan teknologi digital yang semakin masif ini.

Dalam acara tersebut turut hadir Intan Rawit Sapanti, S.S., M.A. selaku Kepala Program Studi (Kaprodi) Sastra Indonesia, Drs. Ani Yulianti, M.Hum. yang merupakan Sekretaris Kaprodi, serta dosen-dosen Sastra Indonesia UAD lainnya.. Intan dalam sambutannya mengapresiasi kegiatan tersebut serta berterima kasih karena menurutnya inilah pertama kalinya diadakan secara luring semenjak pandemi.

Sementara itu, dalam agenda seminar Sastra Loka menghadirkan narasumber Drs. Dedi Pramono, M.Hum. selaku dosen Sastra Indonesia dengan topik Romantika Sastra pada sesi pertama, dan sesi kedua disampaikan oleh Tristanti Apriyani, S.S., M.Hum. yang juga sebagai dosen Sastra Indonesia dengan topik Romantika Sastra dalam Budaya. (didi)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/HMPrisai-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-menyelenggarakan-pembukaan-Kenduri-Sastra-2-2021-scaled.jpg 1781 2560 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2021-11-01 12:59:402021-11-01 12:59:40HMPrisai Adakan Pembukaan Kenduri Sastra #2 dan Seminar Sastra Loka

Pimnas Ke-34: UAD Peringkat 1 Perguruan Tinggi Swasta Nasional

01/11/2021/in Prestasi, Terkini /by Ard

Tim PKM-PM UAD yang meraih medali perak pada PIMNAS ke-34 (Foto: Istimewa)

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mencatatkan prestasi gemilang dengan menjadi perguruan tinggi swasta (PTS) peringkat 1 nasional dalam ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) Ke-34. Dari 7 tim yang berpartisipasi di Pimnas, 3 tim UAD menyabet medali perak dan 2 juara favorit.

Tim yang memperoleh perak berasal dari Fakultas Psikologi dengan karya ilmiah berjudul “Metode the Hexa Personality sebagai Upaya untuk Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis Siswa SMA Negeri 1 Ngemplak di Masa Pandemi Covid-19”. Tim diketuai Fatimah Azzahra dengan anggota Aldasya Devi Latfianti, Ainun Zanjabila Maksurah, dan Dhea Alifia Subyantoro. Tim yang dibimbing Dessy Pranungsari, M.Psi., Psi. ini tergabung dalam skim PKM-PM.

Dua tim lain yang menjadi juara favorit berasal dari Fakultas Kedokteran serta Fakultas Sains dan Teknologi Terapan (Fast). Tim dari Fakultas Kedokteran diketuai Faiyana Nurul Arrifqi beranggotakan Intan Dyah Prawesti, Thalia Diva Prameswari, Safira Restiara Dyah Palupi, dan Yuni Tri Widya Ningrum dengan dosen pembimbing dr. Dewi Yuniasih, M.Sc. Tim yang masuk skim PKM-PM ini memilih judul karya ilmiah “Peningkatan Pengetahuan dan Kesadaran dalam Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 pada Anak dengan Buku Permainan Mazzle”.

Sementara tim dari Fast yang masuk skim PKM-RE mengangkat judul karya ilmiah “Potensi Senyawa Flavonoid Tanaman Krokot (Portulaca Oleracea) sebagai Terapi Hipoksia secara in Vivo”. Tim ini dibimbing Rita Maliza, S.Si., M.Si., Ph.D. dengan ketua tim Febriofca Galih Yatalaththov, beranggotakan Nabilah Adzra Fahlevi dan Benta Lenggar.

Dr. Gatot Sugiharto, S.H., M.H. Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UAD mengatakan, prestasi ini merupakan kebanggaan bagi seluruh keluarga besar UAD. “Kami di UAD adalah tim, jadi prestasi ini merupakan prestasi bersama.”

Menurutnya, prestasi yang diraih tidak terlepas dari doa dan dukungan seluruh elemen yang ada di UAD. Khususnya dari Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa) serta PKM Center UAD yang bertugas untuk menggiatkan kegiatan kemahasiswaan dalam program kreativitas mahasiswa. Setiap tahun Bimawa dan PKM Center mengemban tugas berat untuk melakukan aktivitas pembinaan penjaringan mahasiswa yang memiliki minat di PKM.

“Saat ini UAD masuk klaster 1, yang artinya bisa mengunggah 1.040-an proposal. Namun, yang kami kejar bukan kuantitas, melainkan kualitas. Kami hanya mengunggah karya ilmiah mahasiswa yang layak dan memiliki kualitas bagus. Untuk tahun ini, UAD mengunggah 306 proposal. Dari jumlah tersebut 28 di antaranya mendapat pendanaan, dan 7 yang lolos Pimnas Ke-34,” jelasnya ketika diwawancarai di Kantor Bimawa, Sabtu (30-10-2021).

Gatot menambahkan, sebenarnya tahun ini UAD menargetkan emas. Namun dengan hasil yang didapat saat ini pun sudah merupakan prestasi membanggakan, mengingat persaingan di Pimnas sangat berat.

Sementara Kepala Bidang Pembinaan Organisasi Kemahasiswaan dan Prestasi Mahasiswa Bimawa, Danang Sukantar, M.Pd. mengungkapkan, prestasi yang didapat tidak dapat instan. Mahasiswa mendapat pembimbingan keras, kritik tajam, sehingga memiliki mental yang kuat untuk dapat bersaing di ajang Pimnas.

“Prestasi ini merupakan motivasi dan evaluasi untuk kami agar melakukan yang terbaik di tahun mendatang. Targetnya meningkatkan perolehan medali, kami optimis bisa meraihnya. Mudah-mudahan capaian ini tidak menjadikan kami terlena,” tandasnya. (ard)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Tim-PKM-PM-UAD-yang-meraih-medali-perak-pada-PIMNAS-ke-34.jpeg 852 1280 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2021-11-01 07:56:192021-11-01 08:02:02Pimnas Ke-34: UAD Peringkat 1 Perguruan Tinggi Swasta Nasional

Literasi Digital untuk Mahasiswa Cerdas Berkemajuan

30/10/2021/in Feature, Terkini /by Ard

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bersama Kemenkominfo dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan (LPPA) Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah melaksanakan seminar bertajuk “Mahasiswa Cerdas untuk Indonesia Berkemajuan” (Foto: Didi) (Foto: Didi)

Perkembangan modern dalam kehidupan semakin meluas, dibarengi dengan banyaknya alternatif untuk berkomunikasi. Dalam praktiknya, sering dijumpai kekeliruan di dalam memanfaatkan alternatif ini. Sebut saja media digital. Kerugian kepada diri sendiri sampai masyarakat luas terdampak karena banyak yang tidak memperhatikan kaidah atau cara bijak dalam berinteraksi media. Padahal sebaliknya, keuntungan dari sana bisa saja didapatkan.

Berlandas pada fenomena tersebut, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bersama Kemenkominfo dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan (LPPA) Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah melaksanakan seminar yang bertujuan agar media digital ini mampu merealisasikan nilai literasi, keuntungan, dengan tetap berperilaku sebagai manusia yang beradab. Acara diselenggarakan pada Sabtu, 23 Oktober 2021, berlangsung secara daring via Zoom Meet dan YouTube UAD.

Bertajuk “Mahasiswa Cerdas untuk Indonesia Berkemajuan”, seminar ini dibuka dengan sambutan yang disampaikan oleh Semuel Abrijani Pangerapan selaku Dirjen Aprika Kemenkominfo. Menurutnya, “Literasi digital merupakan kunci dan pondasi utama yang harus dimiliki. Kemenkominfo bersama pemerintah dalam hal ini berusaha meningkatkan literasi digital di masyarakat.”

Setelahnya dilanjut oleh sambutan dari Presiden Republik Indonesia, Ir. H. Joko Widodo, dengan hangat dan beberapa nilai penegasan, “Kejahatan di ruang digital terus meningkat. Hoaks, penipuan daring, perjudian, eksploitasi seksual pada anak, perundungan siber, ujaran kebencian, radikalisme berbasis digital, perlu diwaspadai karena mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Harus makin banyak masyarakat yang melek digital.”

Usai mendengar beberapa sambutan, dimulailah pengenalan tiga pemateri, di antaranya Dr. Muchlas, M.T. selaku Rektor UAD, Khusnul hidayah, S.E., M.Si. sebagai dosen ekonomi dan Wakil Ketua Lembaga Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (LPPH) Pengembangan dan Penelitian UAD, dan Royan Agil Nugroho mahasiswa yang merupakan aktivis terbaik 1 UAD.

Topik seminar terbagi ke dalam tiga topik berbeda, yang masing-masing dibahas oleh pemateri. Menjadi narasumber pertama, Muchlas membawakan tema “Mendorong Generasi Muda Cerdas Bermedia Sosial dengan Akhlaqul Medsosiyah Muhammadiyah maupun Fiqih Informasi”. Topik ini berisi tentang cara menjadi manusia yang berperilaku bijak dalam bermedia digital

Persis seperti yang disampaikannya, “Cerdas bermedia sosial yang dimaksud adalah bermanfaat dan aman dalam menggunakannya, terutama bagi diri sendiri. Sebab di dalam bermedia sosial terlibat pengambilan keputusan serta interaksi, melakukan selektivitas dalam memilih konten. Tidak semua informasi memiliki kebenaran di dalamnya. Karena informasi bersumber luas bisa dari siapa saja.”

Muchlas mengatakan bahwa dalam merealisasikannya perlu bekerja sama dari beberapa elemen pendukung. Untuk hal ini Majelis Pustaka dan Informasi dengan Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah turut mengambil peran.

“The Akhlaqul Karimah behind the social media,” tegasnya di akhir kata.

Berlanjut ke narasumber kedua, berbicara tentang cara media digital dapat mendatangkan keuntungan dari segi finansial, alasan “Membangun Skill Digital Ekonomi untuk Generasi Muda” menjadi tema yang dipilihnya. Ia percaya di era modern saat ini banyak pilihan mudah dalam mencari pemasukan sumber ekonomi, salah satunya ialah dengan pemasaran di media sosial.

“Saat ini mahasiswa sangat berpotensi di bermedia sosial yang bisa mendatangkan keuntungan tadi. Landasan utamanya ialah paham dengan komunikasi online, digital market, riset pasar, dan marketing harus dipahami serta dengan riset maupun keahlian penunjang seperti fotografi dan sebagainya,” imbuhnya.

Dengan senyum dan keyakinan Khusnul mengakhiri, “Digital ekonomi adalah peluang dan opportunity.”

Moderator tersenyum manis sembari memberikan giliran kepada narasumber ketiga, Royan Agil Nugroho yang membawakan tema “Kecakapan Digital untuk Mahasiswa Berprestasi”. Salam pembuka selesai saat moderator memberikan pertanyaan pembuka kepadanya, “Sikap atau pemikiran apa yang dibutuhkan mahasiswa bisa berprestasi nantinya?”

“Ilmu, pengalaman, dan karya. Penting berliterasi digital adalah melepas apa yang ada di diri lalu membagikan kepada publik. Menyiarkan kegiatan bermanfaat pribadi kepada khalayak umum, melalui sosial media. Sebab saat ini pun kita terbatas untuk pertemuan, ajang personal branding agar mewujudkan pencapaian melalui sosial media dan menginspirasi,” jawab Royan dengan mantap.

Sebagai penutup Royan menambahkan, “Jangan lupa untuk memanfaatkan fasilitas guna meraih prestasi.” (didi)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Literasi-Digital-untuk-Mahasiswa-Cerdas-Berkemajuan-Bertajuk-Mahasiswa-Cerdas-untuk-Indonesia-Berkemajuan.jpg 750 1334 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2021-10-30 17:36:222021-10-30 17:39:28Literasi Digital untuk Mahasiswa Cerdas Berkemajuan

Bangun PLTS, UAD Bantu Warga Cukupi Kebutuhan Air

29/10/2021/in Terkini /by Ard

Peresmian PLTS UAD di Kalurahan Serut oleh Bupati Gunungkidul dan Rektor UAD (Foto: Humas UAD)

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Kalurahan Serut, Kapanewon Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). PLTS tersebut digagas dosen UAD sebagai program pengabdian kepada masyarakat dengan dukungan dari Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN).

Dr. Muchlas M.T., Rektor UAD menjelaskan, PLTS digunakan untuk menghidupkan pompa untuk mengalirkan air dari sumur ke bak penampungan dan selanjutnya didistribusikan ke rumah-rumah warga. “PLTS ini merupakan bentuk semangat UAD untuk mengembangkan energi terbarukan.”

Ia berharap, pembangunan PLTS memberikan dampak besar bagi masyarakat khususnya dalam efisiensi penggunaan biaya listrik. Adanya PLTS ini juga menunjukkan kalau UAD memiliki komitmen pada pemberdayaan masyarakat, khususnya dalam pengembangan energi terbarukan.

Penandatanganan Prasasti PLTS UAD di Kalurahan Serut oleh Bupati Gunungkidul dan Rektor UAD (Foto: Humas UAD)

Dari data yang dihimpun tim pengabdian selama dua bulan, menunjukkan efisiensi penghematan yang luar biasa. Dari yang semula menggunakan listrik PLN dengan biaya sekitar 1,2 juta rupiah turun menjadi 11 ribu rupiah saja. Saat ini sudah ada 30 kepala keluarga (KK) yang mendapat air bersih dari PLTS UAD.

Di sisi lain, Bupati Gunungkidul mengatakan, sebelum gempa bumi tahun 2006, Kapanewon Gedangsari memiliki banyak sumber mata air. Pascabencana kini tinggal empat mata air sehingga setiap musim kemarau masyarakat selalu kekurangan air bersih.

Bantuan PLTS dari UAD sangat membantu masyarakat Kalurahan Serut dalam mendapatkan air. “Kami berterima kasih kepada UAD yang telah menghibahkan PLTS. Semoga ke depan tidak hanya mengaliri 30 KK, tetapi bisa lebih banyak lagi,” kata Sunaryanta. (ard)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Peresmian-PLTS-UAD-di-Kalurahan-Serut-oleh-Bupati-Gunungkidul-dan-Rektor-UAD-1.jpg 924 1643 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2021-10-29 12:10:092021-10-29 12:25:38Bangun PLTS, UAD Bantu Warga Cukupi Kebutuhan Air

Webinar Legal Drafting: Pelajari Pembentukan Perundang-Undangan

29/10/2021/in Terkini /by Ard

Nurfaqih Irfani S.H., M.H. Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-Undangan Kemenkumham Republik Indonesia saat menyampaikan materi mengenai proses dalam peraturan perundang-undangan (Foto: Ghufron)

Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menyelenggarakan webinar nasional dengan tema “Sharing Knowledge to Increase About Legal Drafting and it’s Preparation” secara daring pada Minggu, (24-10-2021). Pelaksanaan Webinar tersebut selain dalam rangka kewajiban memenuhi program kerja sebagai lembaga legislatif, juga untuk mengetahui mengenai tata cara pembentukan perundang-undangan. Hadir sebagai narasumber yakni Ilham Yuli Isdianto, S.H., C.L.A., C.M.B. Dosen Fakultas Hukum UAD dan Nurfaqih Irfani, S.H., M.H. selaku Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan Kemenkumham Republik Indonesia.

Ilham sebagai pemateri pertama menyampaikan tentang bagaimana membumikan regulasi untuk mewujudkan bangsa yang berkemajuan melalui legal drafting dalam perspektif keindonesiaan. Menurutnya hal ini menjadi penting sebab ketika membicarakan ilmu hukum selalu berkaitan dengan pemikiran-pemikiran dari luar negeri. Pembangunan hukum tidak akan berjalan dengan baik jika tidak didasarkan pada nilai-nilai dan budaya sesuai dengan tempat hukum tersebut diterapkan.

“Kalau kita memakai perspektif luar kemudian diterapkan di Indonesia tanpa adanya perspektif Indonesia, maka jadinya implementasi atau eksperimen,” ucapnya. Dalam proses regulasi penegak hukum memang diperlukan kapasitas dan kualitas yang mumpuni agar tujuan hidup terpenuhi sesuai dengan UUD’45, dan kuncinya ada pada di legal drafting. “Kalau dalam perspektif lokal hukum itu ada hukum adat, agama, dan ada hukum hidup atau hukum alam, tetapi kalau kita bicara dalam perspektif negara pada paradigma hukum tertulis maka bentuknya adalah perundang-undangan.”

Selama ini, diketahui bahwa tujuan hukum meliputi terciptanya ketertiban dalam perilaku, ketenteraman, dan kesejahteraan dalam hal perekonomian. Bahan untuk membangun hukum yakni memahami lingkungan, budaya, serta bahasa yang dipahami. Ketika memasuki era globalisasi dan Industri 4.0, menurutnya dibutuhkan sebuah sistem hukum yang komunikatif dengan dinamika perubahan sosial, yakni hukum yang elastis dan dinamis sesuai kebutuhan dan perkembangan masyarakat. Sistem hukum yang kaku dan sangat formal legal dalam pelembagaannya tidak bisa dipertahankan karena dapat menghambat esensi dari hukum itu sendiri untuk melindungi dan mengatur kehidupan masyarakat.

Selanjutnya Nurfaqih selaku pemateri kedua berbagi mengenai proses dalam Peraturan Perundang-Undangan (PUU) dalam proses pembentukannya terdapat beberapa tahap yaitu perencanaan, penyusunan, pembahasan di DPR/DPRD, kemudian pengesahan. Sedangkan untuk teknik PUU yaitu standar baku yang telah disepakati bersama guna mewujudkan tertib penyusunan PUU, sedangkan metode PUU adalah berbagai cara yang dapat ditempuh untuk mencapai tujuan pembentukan dan penyusunan peraturan perundang-undangan yang baik dan berkualitas.

Pada PUU juga diperlukannya norma, sebuah aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok dalam masyarakat, dipakai sebagai panduan, tatanan, dan pengendali tingkah laku yang sesuai serta dapat diterima. Untuk Jenis norma sendiri dalam konteks tegishtive drafting meliputi norma agama, susila, kesopanan, dan hukum.

Dianita Titis Puspita N selaku ketua pelaksana berharap dengan diadakannya kegiatan tersebut selain dapat mengambil ilmu dari para pemateri, khususnya pembentukan perundang-undangan, DPM FEB dapat menjadi contoh untuk lembaga legislatif yang ada di UAD. Sebab, antusias audiens yang sangat aktif dalam forum sekaligus berbagi pengetahuan mengenai hukum yang tidak menutup kemungkinan semua orang bisa belajar mengenai legal drafting yaitu mengenai perancangan perundang-undangan.

“Untuk tujuan kegiatan ini nantinya akan dapat kami aplikasikan dalam menjalankan roda pemerintahan di fakultas yang kami naungi. Kebetulan kami sebagai legislatif yang berwenang untuk mengatur undang-undang yang ada di fakultas, untuk dijalankan berbagai organisasi mahasiswa,” tuturnya ketika diwawancara melalui WhatsApp. (hmd)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Nurfaqih-Irfani-S.H.-M.H.-Direktorat-Jenderal-Peraturan-Perundang-Undangan-KEMENKUMHAM-Republik-Indonesia-saat-menyampaikan-materi-mengenai-proses-dalam-peraturan-perundang-undangan..jpg 768 1366 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2021-10-29 09:49:102021-10-29 09:49:10Webinar Legal Drafting: Pelajari Pembentukan Perundang-Undangan

Kemajemukan Adalah Tantangan, Bukan Ancaman

29/10/2021/in Terkini /by Ard

Dr. Surahma Asti Mulasari, S.Si., M.Kes saat menyampaikan materi dengan topik topik Budaya Digital Menghidupkan Kemajemukan Menguatkan Kebanggaan Indonesia Maju di Dunia Digital (Foto: Ghufron)

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Lembaga Penelitian dan Pengembangan ‘Aisyiyah (LPPA-PPA), serta Universitas Ahmad Dahlan menyelenggarakan kolaborasi berupa diskusi Literasi Digital bertajuk “Mahasiswa Cerdas untuk Indonesia Berkemajuan” pada Sabtu, (23-10-2021) secara daring.

Diskusi tersebut menghadirkan beberapa narasumber salah satunya Dr. Surahma Asti Mulasari, S.Si., M.Kes. Ia menjadi pemateri pertama yang membahas topik “Budaya Digital: Menghidupkan Kemajemukan Menguatkan Kebanggaan Indonesia Maju di Dunia Digital”. Menurutnya, kemajemukan merupakan sebuah keniscayaan yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, serta bernegara, ditambah perkembangan dunia digital yang terus meningkat. Tentunya dengan adanya kemajemukan tersebut akan muncul sebuah ancaman berupa intoleransi, lunturnya gotong royong, dan mulai hilangnya rasa saling menghargai termasuk budaya orang lain.

Surahma menegaskan, itu semua disebabkan oleh kurangnya literasi digital. Bentuk kemajemukan khususnya yang ada di Indonesia sendiri meliputi agama, budaya, kelas sosial, bahasa, jenis kelamin, dan usia. Dari bentuk kemajemukan tersebut diperlukannya kompetensi pengelolaan di dalam virtual secara baik agar terjaganya kebangsaan dan keindonesiaan.

Sedangkan untuk era digital sekarang ini, ia mencontohkan beberapa kasus yang telah terjadi. Di antaranya polarisasi, keraguan, dan pengabaian, dampak dari politik di dunia digital sehingga menimbulkan berkurangnya nalar kritis, percaya terhadap hoaks, dan adanya ujaran kebencian yang dianggap biasa. “Sebagai generasi muda kita perlu berpikir kritis juga menyaring berbagai informasi, sehingga apa yang kita lakukan agar menjadi hal-hal positif bukan sebaliknya,” tuturnya.

Selain isu politik dan isu pemerintahan, isu keberagamaan dirasa penting karena bisa menjadi ancaman kebhinekaan Indonesia. Hal ini merupakan isu sensitif dan semua orang bisa melakukan banyak hal dari ideologi yang mereka peroleh dan meyakini.

“Kita sebagai mahasiswa yang nantinya membawa perubahan harapannya adalah menyadari bahwa agama itu memiliki keyakinan masing-masing, sehingga kita harus saling bertoleransi keberagaman beragama,” tambahnya.

Selanjutnya dalam upaya penguatan kemajemukan yang telah ada, perlu adanya sumber daya manusia (SDM) yang menerima kemajemukan di dunia digital, sebab manusia adalah individu yang memiliki kemampuan untuk belajar menyesuaikan diri dan beradaptasi. Karakter penerima kemajemukan tersebut, masih menurutnya, terdiri atas empat poin. Pertama mempunyai kesadaran mengenai perbedaan watak, sikap, dan sifat, kedua menghargai berbagai karakteristik manusia, ketiga bersikap ramah dan berpikir positif, dan keempat tidak mudah left group serta mengeluarkan teman yang berbeda pendapat dari WhatsApp Group (delete, block, atau unfriend).

“Sebagai manusia yang diberi akal untuk berpikir, kita bisa menyempurnakan, memperbaiki perilaku kita, pengetahuan, sikap, karakter, serta nilai dengan banyak belajar, banyak melihat dari pengalaman orang lain, literasi, atau dari mengamati sekitar,” tandasnya. (hmd)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Dr.-Surahma-Asti-Mulasari-S.Si_.-M.Kes-saat-menyampaikan-materi-dengan-topik-topik-Budaya-Digital-Menghidupkan-Kemajemukan-Menguatkan-Kebanggaan-Indonesia-Maju-di-Dunia-Digital..jpg 768 1366 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2021-10-29 07:52:082021-10-29 07:52:08Kemajemukan Adalah Tantangan, Bukan Ancaman

Lima Tim UAD Dapat Hibah Riset Keilmuan Kemendikbudristek 2021

28/10/2021/in Terkini /by Ard

Lima Tim UAD yang mendapat hibah Program Riset Keilmuan Kemendikbudristek dan LPDP tahun 2021 (Foto: Humas UAD)

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menjadi perguruan tinggi dengan penerima hibah Program Riset Keilmuan Tahun 2021 terbanyak. Hibah ini merupakan program dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

UAD mengungguli perguruan tinggi negeri seperti UGM dan UNY dan perguruan tinggi swasta lainnya. Total ada lima proposal dari UAD yang mendapat pendanaan. Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UAD, Anton Yudhana, S.T., M.T., Ph.D. menjelaskan, UAD mendukung secara penuh terkait riset yang dilakukan dosen.

“Kami memberikan dukungan kepada para dosen dengan memberikan sosialisasi dan informasi terkait program dari Kemendikbudristek-LPDP. Dalam waktu yang singkat kami melakukan klinik proposal, pendampingan secara intens. Kemudian juga mengawal secara daring maupun luring. Ada cukup banyak dari UAD yang kami daftarkan, alhamdulillah ada lima yang masuk,” jelasnya.

Dari keterangannya, strategi yang dilakukan UAD untuk mendukung peningkatan riset adalah dengan melakukan efisiensi dan efektivitas sistem informasi penelitian. Kemudian menyediakan sistem informasi penelitian yang simpel, efisien, dan akuntabel.

“Sistem informasi yang baik akan memudahkan dan mendukung riset. Selain itu, secara terjadwal kami melakukan workshop series dengan berbagai latar bidang keilmuan. Kemudian ada juga workshop inovasi. Strategi lain dengan melakukan prosedur penelitian yang memudahkan. Artinya tidak terjebak pada sisi administrasi saja, tetapi lebih kepada luaran ataupun kualitas riset itu sendiri,” ungkapnya ketika diwawancarai melalui WhatsApp, Rabu (27-10-2021).

Hal lain yang dilakukan untuk meningkatkan riset adalah dengan menyiapkan proposal-proposal yang berkualitas. Kemudian meningkatkan kerja sama atau kolaborasi riset dengan pihak-pihak eksternal.

Lima tim UAD yang menerima hibah Program Riset Keilmuan Tahun 2021 Kemdnikbudristek-LPDP masing-masing diketuai Dr. Fatwa Tentama, S.Psi., M.Si. skema riset desa, Choirul Fajri, S.I.Kom., M.A. skema riset kemanusiaan, Dr. Wantini, S.Pd.I., M.Pd.I. skema riset kemanusiaan, Ika Dyah Kumalasari, S.Si., M.Sc., Ph.D. skema riset mandiri, dan Laila Fatmawati, S.Pd., M.Pd. skema riset mandiri. (ard)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Lima-Tim-UAD-yang-mendapat-hibah-program-riset-keilmuan-Kemendikbudristek-dan-LPDP-tahun-2021.jpeg 1080 1080 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2021-10-28 08:39:422021-10-28 08:41:01Lima Tim UAD Dapat Hibah Riset Keilmuan Kemendikbudristek 2021
Page 439 of 441«‹437438439440441›»

TERKINI

  • FKIP UAD Gelar Pengajian Bulanan ke-2504/06/2025
  • PGSD UAD Gelar Kegiatan Kuliah Pakar: Mempersiapkan Diri menjadi Pendidik Profesional04/06/2025
  • Mahasiswa UAD Gelar Sosialisasi dan Motivasi Belajar di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta04/06/2025
  • Tingkatkan Keterampilan Mahasiswa PPG UAD Melalui Workshop Penyusunan Berita04/06/2025
  • Pelatihan Publikasi Ilmiah UAD 2025, Menulis Prosiding Semudah Membuat Story WhatsApp03/06/2025

PRESTASI

  • Mahasiswa FK UAD Raih Juara 3 Nasional Solo Pop Porseni 202504/06/2025
  • Kejutan Manis Tim Futsal UAD: Raih Juara 1 TUN FC 202504/06/2025
  • UKM Basket Putra UAD Juara 1 pada Kompetisi GBC 202504/06/2025
  • Mahasiswa UAD Juara 2 Lomba Desain Nasional03/06/2025
  • Mahasiswa FAI UAD Raih Juara 3 Lomba Qiroatul Akhbar02/06/2025

FEATURE

  • Menulis Artikel Ilmiah Serasa Update Story04/06/2025
  • Moral dan Peran Keluarga di Era Digital04/06/2025
  • Matematika Bukan Momok: Zakiah Intan dan Perjalanannya Menuju Lulusan Terbaik04/06/2025
  • Kalender Hijriyah Global Tunggal, Ikhtiar Persatuan Umat Islam04/06/2025
  • Dari Jahitan ke Jurnal: Transformasi Bisnis Fashion Syar’i Menjadi Karya Ilmiah03/06/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top