PPK Ormawa HMPS Biologi UAD Wujudkan Lingkungan Bersih Melalui Pelatihan Ecobrick
Sebagai upaya mewujudkan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan, tim Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Biologi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) melakukan pelatihan ecobrick yang dilaksanakan pada Minggu 21 Juli 2024 bertempat di Gedung Serba Guna Kelurahan Wonolelo, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Hal itu sejalan dengan rangkaian kegiatan PPK Ormawa HMPS Biologi yang mengusung tema “Optimalisasi Sekolah Walidah: Women’s Academy of Leadership, Innovation, Development, and Harmony” sehingga bertujuan untuk memberdayakan perempuan di desa tersebut.
Penyampaian materi tentang ecobrick dilakukan oleh mahasiswa Biologi, Fajar Aulia Akbar. Peserta dengan antusias mempelajari teknik pembuatan ecobrick yang tepat, mulai dari pemilihan botol plastik yang sesuai hingga proses pengisian sampah organik padat secara merata. Melalui proses penekanan yang cermat, botol-botol plastik tersebut disulap menjadi balok padat yang kokoh dan tahan lama. Ecobrick yang dihasilkan tidak hanya memiliki nilai estetika, tetapi juga memiliki kekuatan struktural.
Natasya, selaku ketua PPK Ormawa HMPS Biologi, memaparkan bahwa motivasi timnya untuk mengadakan pelatihan ecobrick ini adalah dapat memberikan pengetahuan terkait pentingnya menjaga alam dengan melakukan pengolahan sampah agar alam ini terjaga kebersihannya. Selain itu bertujuan untuk meningkatkan hard skill dan soft skill kaum perempuan di Desa Wonolelo terutama dalam menjaga lingkungan.
Antusiasme ibu-ibu setempat dalam mengikuti pelatihan ecobrick benar-benar membangkitkan semangat. Mereka tidak hanya aktif berpartisipasi, tetapi juga menunjukkan kreativitas yang tinggi dalam mengolah sampah menjadi karya yang bermanfaat. “Harapan kami, ilmu yang telah mereka dapatkan dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk peduli terhadap lingkungan, dengan demikian Desa Wonolelo bisa menjadi contoh nyata bagaimana masyarakat dapat hidup berdampingan dengan alam secara harmonis,” tutup Natasya dalam wawancaranya (Lin).