• TERKINI
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Posts

Milad ke-26 Televisi Universitas Ahmad Dahlan

22/06/2022/in Terkini /by Ard

Closing ceremony milad TV Universitas Ahmad Dahlan (UAD) ke-26 (Foto: Yosita)

Komunitas Televisi Universitas Ahmad Dahlan (TV UAD) menggelar closing ceremony milad ke-26 pada Minggu, 19 Juni 2022. Acara dilaksanakan di depan Gedung Laboratorium Kampus IV UAD dan disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube resmi Televisi UAD.

Salah satu dari rangkaian acara closing ceremony itu yaitu live special episode Kita Talk dengan mengundang narasumber Rizkan Is Mahmud dan Fahrizal Ahmad yang merupakan Alumni Crew TV UAD. Acara dipandu oleh Syafira Anna Dzirin selaku host yang juga mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Fahrizal mengatakan, awal mula mengikuti komunitas TV UAD karena ingin meningkatkan skill public speaking. “Saya dulu pemalu, akhirnya saya bergabung di TV UAD dan di sana kami belajar public speaking,” ucapnya.

Rizkan mengungkapkan, manfaat ketika menjadi anggota TV UAD tidak hanya dapat belajar cara memproduksi acara, tetapi juga dapat memiliki kesempatan belajar public speaking. “Ketika belum sampai lulus, saya sudah mendapat pekerjaan di Televisi Muhammadiyah (TV MU). Tampa bergabung dengan TV UAD, saya tidak mungkin menjadi bagian dari TV MU,” imbuhnya.

Terakhir Rizkan mengatakan, “Ketika sudah bergabung TV UAD, yang terpenting adalah niat dan terus belajar. TV UAD dapat menjadi wadah yang sangat cocok untuk mengembangkan minat karier.” (Yos)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Closing-ceremony-milad-TV-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-ke-26-Foto-Yosita.jpg 540 960 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-06-22 08:07:412022-06-22 08:07:41Milad ke-26 Televisi Universitas Ahmad Dahlan

Lebih Hemat, Warga Murtigading Manfaatkan Magot untuk Ternak Ayam

20/06/2022/in Terkini /by Ard

Produksi magot untuk pakan ternak di Desa Murtigading Laboratorium Pengelolaan Sampah Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Istimewa)

Ayam merupakan salah satu hewan ternak yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat. Tidak hanya karena mudah didapat, ayam juga merupakan komoditi pangan yang mengandung protein hewani yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Dalam keseharian masyarakat Indonesia, tidak sulit bagi kita menemukan masyarakat yang memelihara ayam, baik itu untuk konsumsi pribadi maupun untuk dijual kembali.

Sama halnya dengan yang kita ditemukan di Dusun Sanden, Desa Murtigading, Bantul. Banyak warga setempat yang beternak ayam di sekitar pelataran rumahnya. Menurut Rudy Suharta selaku Dinas Lingkungan Hidup (DHL) Kabupaten Bantul, sekitar hampir 90% masyarakat Dusun Sanden memelihara ayam. Bagi mereka, ayam merupakan hewan ternak yang mudah untuk dipelihara.

Pada dasarnya, komponen utama dalam memelihara ayam adalah memilih anakan yang sehat. Selain itu, memberikan pakan yang mengandung banyak protein untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ayam agar tumbuh dan berkembang. Dalam memilih anakan, Rudy menganjurkan untuk mendapatkan anakan ayam yang sehat dan tidak membawa banyak penyakit.

“Jangan membeli anakan dari pasar karena berpotensi membawa penyakit. Pilihlah anakan ayam dari rumahan atau e-commerce seperti Shopee atau Facebook.”

Berbeda dengan anakan ayam yang biasa didapatkan dari rumahan, untuk pakan ayam yang mereka pelihara, pada umumnya masyarakat menggunakan pakan konsentrat yang biasa didapatkan dari pasar. Berdasarkan penelitian para dosen Universitas Ahmad Dahlan (UAD) di Desa Murtigading, perbedaan biaya yang dikeluarkan untuk memelihara ayam jika pakan yang diberikan 100% konsentrat dengan biaya yang dikeluarkan jika pakan ayam dicampur dengan magot yakni 30% konsentrat dan 70% magot.

Pakan yang dibutuhkan seekor ayam sebanyak 46 gram per hari dengan masa panen ayam 90 hari, maka dibutuhkan sekitar 4,14 kg pakan. Jika pakan konsentrat ada di harga Rp16.000,00 maka dibutuhkan biaya Rp66.240,00 per ekor untuk membeli pakan konsentrat. Berbeda dengan biaya yang dikeluarkan jika 70% pakan menggunakan magot. Maka biaya yang dikeluarkan untuk pakan ayam dari anakan sampai panen hanya sekitar Rp17.140,00 per ekor.

Penelitian ini berkesinambungan dengan program Pemerintah Kota Bantul yang melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama dengan UAD mengenai pengolahan sampah rumah tangga. Masyarakat dapat melakukan pengolahan sampah tanpa harus melakukan pembuangan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan, apalagi TPA diisukan dalam dua tahun ke depan tidak dapat lagi menampung sampah dari masyarakat. Oleh karena itu, program ini memiliki luaran pupuk kompos dan magot yang digunakan masyarakat setempat untuk bertani dan beternak.

Hasil dari ternak ayam yang dilakukan oleh masyarakat tersebut digunakan untuk menyokong ketahanan pangan di dusun, belum sampai pada ranah komersial untuk memenuhi kebutuhan pasar. Sampai sejauh ini, belum ada penelitian lebih lanjut mengenai sejauh mana ternak ayam berpengaruh pada perekonomian masyarakat Dusun Sanden, Desa Murtigading. Namun dengan adanya ternak ayam yang dilakukan, dinilai dapat memenuhi kebutuhan pangan wilayah tersebut. (kul)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Produksi-magot-untuk-pakan-ternak-di-Desa-Murtigading-Laboratorium-Pengelolaan-Sampah-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Istimewa.jpg 1666 2500 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-06-20 10:42:102022-06-20 10:42:10Lebih Hemat, Warga Murtigading Manfaatkan Magot untuk Ternak Ayam

Magot: Solusi Pengurai Sampah

20/06/2022/in Terkini /by Ard

Magot budi daya Laboratorium Pengelolaan Sampah Universitas Ahmad Dahlan (UAD) di Murtigading, Bantul, Yogyakarta (Foto: Istimewa)

Rudi, salah satu warga Dusun Sanggrahan yang juga mantan mahasiswa jurusan Peternakan, mengungkap pembudidayaan magot bermula dari adanya prakarsa dirinya dan warga sekitar yang jengah dengan masalah sampah yang tak kunjung usai. Magot sebagai salah satu ekosistem pengurai sampah tercepat, menjadi solusi yang masyarakat Sanggrahan gunakan sebagai alat untuk mengatasi timbunan sampah rumah tangga yang tak ada habisnya itu. Pembudidayaan magot ini juga mendapat dukungan serta dampingan dari salah satu dosen Program Studi (Prodi) Manajemen Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Aditya Rechandy Christian, S.M., M.M.

Staf Lurah Dusun Sanggrahan, Terina, mengungkapkan budi daya magot sebelumnya sudah terlaksana di desanya, tetapi masih dalam skala kecil. Pembudidayaan ini baru berjalan kurang lebih satu tahun.

“Pembudidayaan magot memang menjadi salah satu bentuk kolaborasi yang dicanangkan oleh Dusun Sanggrahan, Kelurahan Murtigading, dengan UAD dalam pengembangan sarana Laboratorium Sampah Terpadu. UAD sebagai model kolaborasi sejauh ini sudah melaksanakan perannya, misalnya menyelenggarakan berbagai pelatihan,” tambah Terina.

Lebih lanjut, Rudi menjelaskan tentang jenis-jenis sampah. “Sampah rumah tangga terdapat dua macam, organik dan anorganik. Sampah organik berupa dedaunan yang sangat mudah terurai, sedangkan anorganik menjadi salah satu sampah yang sulit hancur.”

Sampah organik dapat diolah dengan komposter, dan sisa sayuran seperti bunga kol (bonggolnya) yang dicacah halus untuk menjadi kompos atau pupuk tanaman. Sisa dapur ini biasa diolah dengan alat berupa losida (lodong sisa dapur) yang berupa paralon untuk mengurai sisa-sisa sampah atau limbah dapur.

Berkenaan dengan magot, Rudi mengatakan, “Agar bisa mengundang lalat BSF, dapat dipancing dengan buah-buahan yang diletakkan di atas ember tumpuk, kemudian lalatnya bertelur, dan diberikan makanan untuk magot sesuai takarannya.”

Satu kilogram sampah dapat cepat diurai dengan 3 kilogram magot berdurasi 30 menit dengan perbandingan 3 bulan jika menggunakan komposter. Hasil penguraian sampah ini menghasilkan lendi (sisa-sisa cairan yang dikeluarkan oleh magot) yang dapat digunakan untuk pupuk cair. Kemudian, sisa-sisa magot tersebut diolah menjadi media tanam dan magotnya difungsikan sebagai makanan lele dan ayam yang dipanen dalam 15–20 hari. Hasil panen magot memiliki kandungan protein tinggi, yang sangat dibutuhkan untuk hewan-hewan ternak.

“Sejauh ini, pembudidayaan magot mendatangkan keuntungan untuk warga sekitar dan sudah ada kerja sama dengan Guwo Sari Training Center (GSTC) dalam usaha memasarkan produk dari olahan magot,” ungkap Terina.

“Tak hanya berfokus pada pembudidayaan magotnya saja, ada pula eco enzyme yang diolah dari sisa-sisa sampah dapur dengan perbandingan 7:3:1 (air, sisa dapur, dan tetes tebu atau gula aren). Model ini disebut dengan fermentasi yang dilakukan selama tiga bulan, yang dapat menghasilkan produk berupa sabun, hand sanitizer, dan desinfektan,” sambung Rudi.

Pengembangan Laboratorium Sampah Terpadu UAD dengan Dusun Sanggrahan dalam pembudidayaan magot tersebut, akhirnya tak hanya bernilai ekonomi tinggi, tetapi juga dapat mengurangi volume sampah yang dihasilkan oleh warga masyarakat di sana.

Dengan adanya magot ini, ke depannya diharapkan dapat menjadi usaha komersial, integrasi lahan baru, dan fokus pada makanan unggas dan ternak. Meski untuk saat ini, pembudidayaan magot masih berfokus untuk perikanan, makanan ternak, serta unggas. Sebab, seperti tujuan awal diadakannya program ini, yaitu untuk pengurangan volume sampah pada tingkat pedukuhan. (nad)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Magot-budi-daya-di-Laboratorium-Pengelolaan-Sampah-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-di-Murtigading-Bantul-Yogyakarta-Foto-Istimewa.jpg 867 1156 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-06-20 08:24:502022-06-20 08:24:50Magot: Solusi Pengurai Sampah

Terus Berbenah untuk Atasi Masalah Sampah

20/06/2022/in Terkini /by Ard

Salah satu alat pengolahan sampah di Laboratorium Pengelolaan Sampah Universitas Ahmad Dahlan (UAD) di Murtigading, Bantul (Foto: Humas UAD)

Alat pengolah sampah yang terdapat di Desa Murtigading merupakan bentuk perjanjian kerja sama antara Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Dinas Lingkungan Hidup, dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Murtigading. Alat ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk permasalahan utama daerah Bantul, yaitu melimpahnya sampah rumah tangga. Masalah ini menjadi rumit saat Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Lempuyangan tidak dapat menampung sampah dari daerah Bantul.

Mesin pemilah, pengayak, dan pembakaran, itulah tiga komponen alat pengolah sampah tersebut. Untuk mempermudah pengoperasian, digunakan pula alat konveyor. Menurut Budi Subawa selaku Ulu-ulu Desa Murtigading, pengeluaran yang dibutuhkan dalam pengoperasian alat tersebut belum dapat diketahui secara rinci, karena alat ini masih perlu banyak perbaikan sehingga belum dioperasikan secara rutin. Perkiraan perhitungan total biaya pengeluaran dialokasikan ke biaya solar, token listrik, gas elpiji, dan upah pekerja.

Sampah-sampah yang akan diolah di Badan Usaha Milik Kalurahan (BUMKal) Unit Pengolahan Sampah adalah akumulasi sampah rumah tangga Desa Murtigading, yang akan diangkut oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan ditimbun di suatu tempat. Selanjutnya, sampah tersebut akan dibawa ke tempat pengolahan sampah. Pelanggan membayar sebesar Rp25.000,00 setiap bulan kepada DLH untuk biaya pengangkutan tersebut. Adanya pemasukan yang didapatkan yakni untuk mengoperasikan alat pengolah sampah.

Hasil pengolahan sampah tersebut berupa pupuk organik, limbah plastik, dan abu hasil pembakaran. Nantinya, limbah hasil pengolahan dapat digunakan oleh warga, terutama petani. Budi Subawa menuturkan, pupuk organik hasil pengolahan ini sangat bermanfaat bagi petani lokal karena dapat digunakan sebagai alternatif pengganti pupuk kimia.

“Oleh karena itu, kami dari BUMDes Murtigading akan melakukan uji coba selama satu minggu untuk memperkirakan total biaya pemasukan dan pengeluaran pengoperasian alat pengolah sampah. Jika didapati biaya pengeluaran lebih besar daripada pemasukan, kami akan melakukan koordinasi dengan DLH untuk mencari solusi terbaik,” ucap Budi Subawa. (ind)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Salah-satu-alat-pengolahan-sampah-di-Laboratorium-Pengelolaan-Sampah-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-di-Murtigading-Bantul-Foto-Humas-UAD.jpg 1876 2500 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-06-20 07:50:192022-06-20 07:53:44Terus Berbenah untuk Atasi Masalah Sampah

Srikandi Sampah Desa Murtigading: Penyelamat Lingkungan Hidup

18/06/2022/in Feature /by Ard

Sri Kartiyati, Anggota Pokmas Resik Becik, menjelaskan tentang Bank Sampah di Kalurahan Murtigading, Lab. Pengelolaan Sampah Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Tsabita)

Saat ini, sampah menjadi salah satu isu sentral yang perlu segera ditangani, tanpa terkecuali di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Seperti yang telah diketahui, mayoritas pengolahan sampah di DIY masih dilakukan secara konvensional, yaitu diangkut ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Hal ini kemudian menimbulkan masalah baru yaitu menumpuknya sampah di TPA Piyungan (selaku TPA Regional) sehingga tidak mampu menampung lagi.

Mengutip dari data yang dimiliki oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bantul, pada tahun 2021 terjadi kenaikan signifikan volume sampah yang masuk ke TPA Piyungan, yaitu dari 566 ton per hari pada 2020 menjadi 700 ton per hari pada 2021. Sleman menempati posisi teratas sebagai penyumbang sampah terbesar, disusul oleh Yogyakarta, dan Bantul di urutan terakhir.

Menyikapi hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Bantul mencanangkan gerakan Bantul Bersih Sampah 2025 dengan harapan bahwa pengelolaan sampah akan bisa lebih sistematis. Dusun Dagan, Pedukuhan 15, Kalurahan Murtigading, Kapanewon Sanden, Kabupaten Bantul, ditunjuk menjadi salah satu pilot project untuk menggawangi gerakan tersebut di lingkup kalurahan. Kelompok Masyarakat (Pokmas) yang terdiri atas sukarelawan warga, secara konsisten menerapkan pola Bank Sampah sebagai wadah untuk mengurangi sampah.

Wagini, Sri Kartiyati, dan Arifahani, adalah tiga sosok ibu rumah tangga yang memiliki andil besar dalam menyukseskan Bank Sampah di Dusun Dagan. Setiap 35 hari sekali, mereka rutin berkeliling ke rumah warga untuk mengambil sampah agar selanjutnya dipilah mana saja yang bisa jadi nilai ekonomis. Untuk saat ini, pengolahan Bank Sampah masih terbatas pada pemilahan, selanjutnya mereka menjualnya ke pengepul.

Klasifikasi sampah akan dikelompokkan berdasarkan jenisnya, mulai dari kardus, duplex, kaleng, botol, dan lain-lain. Bukan tanpa tantangan, Wagini, Sri Kartiyati, dan Arifahani, mengaku bahwa masih banyak warga yang kesadarannya belum terbentuk. Kebanyakan dari mereka masih tak acuh dan tidak sadar bahwa sampah bisa bernilai ekonomis.

“Jika masih bisa menghasilkan uang, kenapa harus dibakar?” tutur Wagini saat diwawancara pada Sabtu, 11-06-2022.

Kendala lain yang sering dijumpai oleh tiga warga ini adalah komposisi sampah yang masuk ke proses pemilahan terkadang masih cenderung bebas. Dalam artian, sesuatu yang tidak seharusnya ikut seperti diaper dan bekas pembalut masih kerap mereka temui. Selain itu, kondisi cuaca hujan juga kadang sedikit menghambat proses pemilahan karena sampah menjadi basah dan rusak.

Tergabung dalam Pokmas “Resik Becik”, Sri Kartiyati menuturkan nama ini memiliki arti filosofis bahwa bersih itu bagus. Sama dengan kalimat peribahasa yang sering kita dengar yaitu kebersihan sebagian dari iman. Bersama, ketiga ibu rumah tangga ini bahu membahu untuk terus meningkatkan kesadaran warga akan pentingnya pengelolaan sampah. Lebih lanjut, Arifahani juga memaparkan bahwa kebiasaan ini harus dimulai dengan pendidikan sejak dini.

Terakhir, dengan adanya Bank Sampah ini, Wagini, Sri Kartiyati, dan Arifahani, berharap bahwa warga akan makin sadar untuk melakukan pengolahan sampah, makin peduli, dan pemerintah bisa terus memberikan fasilitas yang maksimal. Bukan karena gaji atau validasi, alasan mereka menjadi sukarelawan adalah murni untuk mengabdikan diri pada lingkungan. Di tengah-tengah gempuran isu lingkungan hidup yang makin kencang terdengar, Srikandi-Srikandi hebat seperti mereka adalah sosok yang dibutuhkan oleh bumi ini. (tsa)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Sri-Kartiyati-Anggota-Pokmas-Resik-Becik-menjelaskan-tentang-Bank-Sampah-di-Kalurahan-Murtigading-Foto-Tsabita.jpg 1200 1600 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-06-18 09:23:072022-06-18 09:23:07Srikandi Sampah Desa Murtigading: Penyelamat Lingkungan Hidup

KKN UAD Ajak Warga Pandeyan Terapkan Budaya Hidup Sehat

18/06/2022/in Terkini /by Ard

Antusias snak-anak dan remaja Dusun Pandeyan saat mengikuti jalan sehat yang diadakan oleh mahasiswa KKN Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Istimewa)

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Alternatif 81 Unit IV.A.1 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang bertugas di Pedukuhan Pandeyan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, mengadakan kegiatan Jalan Sehat pada Minggu, 12 Juni 2022. Melalui kegiatan ini, mahasiswa KKN ajak masyarakat Pandeyan terutama remaja dan anak-anak untuk menerapkan pola hidup sehat.

Bagi mahasiswa KKN, masa pandemi Covid-19 bukanlah halangan untuk tetap melakukan berbagai aktivitas untuk meningkatkan daya tahan tubuh, salah satunya dengan berolahraga. Seperti yang disampaikan beberapa pakar kesehatan pun bahwa jalan 10.000 langkah sehari akan memberikan manfaat kesehatan untuk tubuh. Tidak hanya itu, jalan sehat juga dapat membantu mencegah penyakit jantung dengan menurunkan tekanan darah dan kadar kolesterol serta memperlancar sirkulasi darah.

Kegiatan tersebut menggandeng Ikatan Remaja Masjid (Irmas) An-Nur Pandeyan dengan harapan dapat dijadikan wadah berkumpul serta meningkatkan hubungan antaranggota Irmas Pandeyan dan kebersamaan antara Irmas dengan anak-anak. “Kekompakan dan kebersamaan merupakan modal dasar yang sangat penting dalam meningkatkan solidaritas,” ujar salah satu mahasiswa KKN.

Adapun rute jalan sehat dimulai dari Masjid An-Nur mengelilingi Dusun Pandeyan dan berakhir kembali ke Masjid An-Nur. Selaku panitia kegiatan, mahasiswa KKN menyediakan hadiah sehingga meningkatkan antusias para peserta Jalan Sehat agar makin bersemangat.

Jalan sehat ini disambut meriah oleh masyarakat terutama para remaja dan anak-anak, pasalnya kegiatan itu pertama kali diselenggarakan di Dusun Pandeyan. Acara diakhiri dengan makan bubur bersama yang telah disediakan oleh mahasiswa KKN, pembagian hadiah, dan foto bersama. (guf)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Antusias-snak-anak-dan-remaja-Dusun-Pandeyan-saat-mengikuti-jalan-sehat-yang-di-adakan-oleh-mahasiswa-KKN-UAD-Foto-Istimewa.jpeg 898 1600 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-06-18 07:45:272022-06-18 07:49:31KKN UAD Ajak Warga Pandeyan Terapkan Budaya Hidup Sehat

Manfaatkan Sampah Jadi Pupuk Organik, KKN UAD Edukasi Metode Ember Tumpuk

17/06/2022/in Terkini /by Ard

KKN Universitas Ahmad Dahlan (UAD) edukasi pengelolaan sampah menjadi pupuk organik dengan manfaatkan ember tumpuk (Foto: Istimewa)

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang tergabung dalam Unit III.B.3 menyelenggarakan edukasi berupa pengelolaan limbah rumah tangga atau sampah dapur menjadi Pupuk Organik Cair (POC) menggunakan metode ember tumpuk. Sasaran program ini adalah warga RT 01 Mintoragan, Potorono, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta, pada Sabtu, (11-06-2022).

Disampaikan Heronitah Yanzyah, Ketua Unit KKN III.B.3, kegiatan ini dilaksanakan guna memberikan edukasi pemanfaatan limbah rumah tangga menjadi POC sebagai alternatif pengganti pupuk di saat terjadi kelangkaan ketersediaan pupuk. Selain itu, pemanfaatan sampah organik dengan metode ember tumpuk sekaligus mendukung program Pemerintah Bantul yaitu Bantul Bersih Sampah 2025, melalui pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga.

“Pembuatan POC sangat mudah dan tidak membutuhkan biaya besar. Hanya dengan memanfaatkan limbah rumah tangga seperti sisa buah dan sayuran, kemudian dimasukkan ke dalam ember yang sudah dimodifikasi menjadi ember tumpuk,” ungkap Ajeng Listiani selaku penanggung jawab kegiatan.

Metode ember tumpuk digunakan untuk mengolah sampah dengan bantuan magot atau larva Hi (Hermetia illucens) yang dapat membantu proses pengomposan dan mempercepat proses penguraian sampah. Ember tumpuk dibuat dengan menggunakan alat sederhana dan mudah diperoleh, sehingga teknologi ini sangat mudah diaplikasikan di rumah. Selain itu, ember tumpuk mampu mengolah sampah organik menjadi pupuk cair yang ramah terhadap lingkungan.

Sosialisasi tersebut mendapat tanggapan baik dari warga RT 01 Mintoragan. Hal ini dibuktikan dengan para peserta yang sangat interaktif dan aktif bertanya seputar manfaat maupun kandungan pupuk organik cair.

Sarjono, Ketua RT 01, berharap dengan adanya kegiatan ini dapat bermanfaat bagi warga setempat yang kebanyakan berprofesi sebagai petani. “Adanya pelatihan pengelolaan sampah rumah tangga menjadi POC ini sangat bagus, terutama untuk warga yang berprofesi sebagai petani,” ujarnya.

Senada dengan yang disampaikan Sarjono, mahasiswa KKN berharap edukasi yang disampaikan membuat warga Mintoragan dapat meningkatkan kesadaran untuk mengurangi sampah dengan memanfaatkan menjadi pupuk organik dan mengaplikasikan ember tumpuk di setiap rumah. “Kegiatan edukasi ini menambah kesadaran tentang pengelolaan sampah yang dimulai dari lingkup rumah tangga. Selain itu, dari limbah rumah tangga dapat menghasilkan pupuk yang dapat digunakan sebagai alternatif pengganti pupuk kompos yang bermanfaat untuk para petani,” tutup Heronitah. (guf/fua)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Edukasi-pengelolaan-sampah-menjadi-pupuk-organik-mahasiswa-KKN-UAD-edukasi-warga-dengan-manfaatkan-ember-tumpuk-Foto-Istimewa-scaled.jpg 1920 2560 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-06-17 11:16:072022-06-17 11:16:07Manfaatkan Sampah Jadi Pupuk Organik, KKN UAD Edukasi Metode Ember Tumpuk

Hadapi New Normal, KKN UAD Edukasi Masyarakat Secara Door to Door

17/06/2022/in Terkini /by Ard

Mahasiswa KKN Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sosialisasikan masa new normal di Kauman (Foto: Istimewa)

Masa tatanan baru ketika pandemi Covid-19 atau yang biasa disebut dengan new normal, menginisiasi mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang bertugas di Desa Kauman, Kelurahan Tamanan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, untuk giatkan sosialisasi penyebaran dan penanggulangan Covid-19.

Kegiatan ini dilaksanakan pada Kamis, 9 Juni 2022, oleh KKN UAD yang tergabung dalam kelompok II.C.2. Mereka berjumlah sembilan mahasiswa dan dibagi menjadi tiga kelompok. Pengelompokan dilakukan agar pelaksanaan sosialisasi ke setiap rumah warga menjadi lebih efektif dan efisien.

Mahasiswa KKN mendatangi setiap rumah warga untuk memberikan edukasi tentang Covid-19, dan pemasangan poster di beberapa tempat strategis dalam rangka menghadapi kebijakan yang telah ditetapkan pemerintah untuk mengatasi penyebaran Covid-19. Tidak hanya sosialisasi semata, mereka juga membagikan masker dan hand sanitizer. Dilansir dari Kemenkeu.go.id pada 10 Juni 2022, menyebutkan bahwa new normal adalah perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal dengan menerapkan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan Covid-19. Oleh karena itu, penggunaan masker ketika beraktivitas bersama orang banyak dan budaya kebersihan harus tetap dijaga.

Haryadi selaku Kepala Dukuh Desa Kauman menyampaikan, sosialisasi new normal yang dilakukan mahasiswa KKN UAD ini sangat membantu dalam memberikan edukasi kepada warga agar dapat beraktivitas kembali dalam situasi pandemi Covid-19. Mereka juga membantu pemerintah menjelaskan terkait masa new normal kepada masyarakat karena maraknya miskonsepsi mengenai kebijakan tersebut.

Mahasiswa KKN berharap dengan adanya kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru yang lebih sehat dan bersih. Selain itu, peran warga dalam memutus mata rantai penularan Covid-19 dapat dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan melalui perlindungan kesehatan individu dan perlindungan kesehatan masyarakat. (guf)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Mahasiswa-KKN-Universitas-Ahmad-DahlanUAD-sosialosasikan-masa-new-normal-di-Kauman-Foto-Istimewa.jpeg 1200 1600 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-06-17 09:45:102022-06-17 09:46:18Hadapi New Normal, KKN UAD Edukasi Masyarakat Secara Door to Door

Bantu Tingkatkan Ekonomi Warga Dusun Kepuh Wetan, KKN UAD Gelar Seminar UMKM

17/06/2022/in Terkini /by Ard

KKN Alternatif Universittas Ahmad Dahlan (UAD) sosialisasikan maksimalisasi media sosial sebagai sarana promosi UMKM untuk warga Dusun Kepuh Wetan (Foto: Istimewa)

Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di masa pandemi Covid-19 mengalami berbagai masalah, seperti penurunan penjualan, permodalan, distribusi terhambat, hingga kesulitan bahan baku. Hal ini membuat para pelaku UMKM melakukan perubahan orientasi ke pemasaran digital. Sayangnya metode penjualan digital tidak didukung dengan kemampuan para pelaku UMKM yang cenderung rendah dalam menggunakan teknologi.

Sementara yang kita ketahui bersama, pemasaran digital merupakan bagian strategi dengan memanfaatkan perangkat elektronik seperti media sosial. Strategi ini menjadi sebuah upaya pemasaran online di mana penjual bisa berkomunikasi dengan pelanggan melalui internet. Walaupun menggunakan media sosial adalah sebuah strategi pemasaran bisnis yang tepat, tetap diperlukan memahami esensi penggunaan media sosial bagi masyarakat modern. Sebab, pemasaran melalui media sosial tidak bekerja secara langsung. Konversi penjualan membutuhkan waktu yang cukup lama, persamaan persepsi dengan para pengguna media sosial lainnya, dan membutuhkan trust atau rasa percaya. Jika rasa percaya ini meningkat dibarengi strategi yang tepat, maka penjualan bisa berjalan dengan lancar.

Alasan ini yang mendorong mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Alternatif 81 UAD Unit III.D.3 menyelenggarakan seminar UMKM bertajuk “DigiTalk for UMKM: Maksimalisasi Media Sosial sebagai Sarana Promosi UMKM”, untuk membantu para pelaku UMKM maupun warga di Dusun Kepuh Wetan, Wirokerten, Banguntapan, Yogyakarta, yang baru akan terjun dalam dunia bisnis. Selain itu, acara seminar UMKM ini dilatarbelakangi penurunan penghasilan warga yang mayoritas pekerjaannya adalah petani dan peternak sapi selama pandemi.

Seminar yang berlangsung pada Minggu, 05 Juni 2022, bertujuan membantu warga Dusun Kepuh Wetan yang memiliki usaha baik yang berbentuk produk makanan, minuman, dan jasa agar dapat mempromosikan usaha mereka dengan memaksimalkan penggunaan media sosial.

Mariyono selaku kepala dukuh Dusun Kepuh Wetan dalam sambutannya menuturkan ucapan terima kasih kepada mahasiswa KKN UAD dan berharap kegiatan ini dapat meningkatkan UMKM di tersebut. “Terima kasih kepada mahasiswa KKN UAD yang telah menyelenggarakan kegiatan seminar UMKM ini, semoga yang disampaikan nanti dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya warga Dusun Kepuh Wetan.”

Senada dengan hal ini, Defika Choirunnisa Hasibuan ketua KKN UAD Alternatif 81 Unit III.D.3. menyampaikan, “Dengan adanya seminar ini diharapkan dapat menjadi sarana pengembangan dan peningkatan pendapatan warga Dusun Kepuh Wetan, Wirokerten, Banguntapan, khususnya bagi bapak, ibu, dan para remaja desa yang ingin meningkatkan wirausahanya.”

Lebih lanjut, Azura Salsabilla mahasiswa Program Studi (Prodi) Perbankan Syariah UAD selaku narasumber menyampaikan bahwa di zaman sekarang semua orang sudah memakai gawai, sehingga sangat mempermudah untuk melakukan pemasaran digital. (guf)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kuliah-Kerja-Nyata-KKN-Alternatif-UAD-sosialisasikan-maksimalisasi-media-sosial-sebagai-sarana-promosi-UMKM-untuk-warga-Dusun-Kepuh-Wetan-Foto-Istimewa.jpg 1200 1600 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-06-17 09:17:592022-06-17 09:17:59Bantu Tingkatkan Ekonomi Warga Dusun Kepuh Wetan, KKN UAD Gelar Seminar UMKM

Kongres KBM FAI Wujudkan Kualitas Ormawa yang Egaliter dengan Spirit Islam Visioner

17/06/2022/in Terkini /by Ard

KBM FAI Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengadakan kongres serentak seluruh Ormawa (Foto: Widia)

Abdullah bin Umar menyampaikan bahwa Rasulullah saw. pernah berkata, “Ketahuilah bahwa setiap dari kalian adalah pemimpin dan setiap dari kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.” Hadis tersebut merupakan salah satu pengingat bagi manusia, khususnya umat Islam yang tengah diberikan amanah baik dalam masyarakat maupun dalam organisasi. Pertanggungjawaban senantiasa akan dimintai di dunia maupun akhirat.

Sama halnya dengan kegiatan yang tengah dilakukan oleh Organisasi Mahasiswa (Ormawa) di Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Mereka mengakhiri masa periode menjabatnya dengan melakukan kongres sebagai bentuk dari pertanggungjawaban.

Pada 13 Juni 2022, Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) FAI UAD mengadakan kongres serentak seluruh Ormawa, mulai dari Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS), Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), hingga Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Kegiatan yang dilakukan secara blended learning ini turut dihadiri Wakil Dekan FAI Arif Rahman, S.Pd.I., M.Pd.I. serta Presiden Mahasiswa UAD yaitu Andar Adi Satria.

“Kongres bukan hanya ajang untuk menggugat tetapi untuk mempertanggungjawabkan amanah yang sudah diberikan selama satu periode ini. Kongres juga sebagai tempat keluarga besar mahasiswa FAI untuk bermusyawarah yang nantinya akan menghasilkan ide-ide baru untuk Ormawa FAI yang lebih baik lagi.” ujar Rendi Herinarso selaku Gubernur BEM FAI ketika memberikan sambutan dalam pembukaan kongres.

Dengan mengambil tema “Membangun Kualitas Ormawa yang Egaliter dengan Spirit Islam Visioner”, diharapkan mampu mewujudkan Ormawa FAI yang memegang teguh nilai-nilai egaliter, yang artinya memiliki persamaan derajat pada setiap manusia, baik itu antara laki-laki maupun perempuan, dan yang paling utama harus berdasarkan pada semangat keislaman. (wid)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/KBM-FAI-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-mengadakan-kongres-serentak-seluruh-Ormawa-Foto-Widia.jpg 1666 2500 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-06-17 08:48:592022-06-17 08:48:59Kongres KBM FAI Wujudkan Kualitas Ormawa yang Egaliter dengan Spirit Islam Visioner
Page 370 of 426«‹368369370371372›»

TERKINI

  • UAD Buka Pendaftaran Beasiswa Kuliah Gratis dan Potongan Biaya Hingga 8 Semester15/05/2025
  • Lulusan FAI UAD Harus Tanggap dengan Perubahan Teknologi15/05/2025
  • Webinar Edukasi dan Pencegahan Kekerasan Seksual15/05/2025
  • Tim PKM UAD Buat Mini Terrarium Sebagai Obat Anti Stress15/05/2025
  • Menulis dengan Hati, Menyunting dengan Nurani15/05/2025

PRESTASI

  • Mahasiswa PPKn UAD Juara I Tournament Badminton Pubhfest 202515/05/2025
  • Mahasiswa FKM UAD Raih Juara I Lomba Futsal Tingkat Provinsi13/05/2025
  • Mahasiswi UAD Raih Juara 2 dalam Turnamen Badminton PUBHFEST 202513/05/2025
  • UKM Voli UAD Raih 2 Trofi pada Ajang Febipharm Championship 202508/05/2025
  • Mahasiswi Magister Kesehatan Masyarakat UAD Berprestasi di Nusantara Writing Festival 305/05/2025

FEATURE

  • Wadek FKIP UAD: Lulusan UAD Harus Berilmu, Beraksi, dan Berarti15/05/2025
  • Relevansi Antara Pertumbuhan Lapangan Kerja dengan Pemuda Politik15/05/2025
  • Mentalitas Gen Z Dalam Dunia Kerja15/05/2025
  • Bagaimana Mengatasi Permasalahan Pengangguran di Indonesia15/05/2025
  • Menghidupkan Ilmu, Menyulut Aksi14/05/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top