Tantangan Pengajaran Sastra di Era Digital
Dalam rangka menciptakan generasi Asosiasi Dosen Bahasa dan Sastra Indonesia (ADOBSI) sebagai generasi sosial dan menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul, inovatif, kreatif, serta adil dalam memberikan solusi di era digital, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengadakan seminar nasional dan rapat koordinasi nasional (rakornas) dengan tajuk “Inovasi Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Menyongsong Industri Kreatif di Era Digital” pada Sabtu, 22 Januari 2022.
Acara ini digelar secara daring melalui video konferensi Zoom Meeting dan disiarkan secara langsung di kanal YouTube PBSI FKIP UAD, juga secara luring bertempat di Islamic Center UAD dengan mengundang Dr. M. Ardi Kurniawan, M.A., Dr. Dwi Sulistyorini, M.Hum., Prof. Dr. Maman Suryaman, M.Pd., serta Dr. Dewi Kusumaningsih, M.Hum. sebagai pembicara.
“Untuk terjun ke industri kreatif, mahasiswa selayaknya dibekali dengan portofolio. Beberapa mata kuliah dapat diarahkan untuk menghasilkan produk-produk kreatif yang bisa dimanfaatkan oleh mahasiswa, sehingga tidak hanya berbekal sertifikat kompetensi saja. Misalnya dengan bukti produk yang dihasilkan seperti jurnalistik, feature, buku, musikalisasi puisi, dan lain sebagainya. Produk tersebut diusahakan diunggah oleh mahasiswa di internet, sehingga portofolio dapat diakses secara daring,” ujar Ardi.
Lebih lanjut Maman dalam menyampaikan isi seminar mengatakan bahwa era digital saat ini menjadi suatu tantangan baru bagi pengajaran sastra sehingga menjadi suatu magnet baru bagi munculnya perubahan persepsi tentang pengajaran sastra. Peran guru sastra dengan demikian harus bergeser dari transfer pengetahuan ke transformasi digital.
Rusyadi Umar, S.T., M.T., Ph.D. selaku Wakil Rektor Bidang Akademik UAD yang juga hadir dalam seminar itu menambahkan, “Penanaman karakter sebagai penguatan pembentukan mental dan kompetensi hard skill dan soft skill bagi generasi bahasa dan sastra Indonesia harus ditanamkan. Diperlukan strategi yang dapat menjawab tantangan abad ke-21 dengan formula 4C (critical thinking, communication, collaboration, dan creativity and innovation). Sebagai generasi muda yang memiliki kreativitas yang tinggi dan selalu berinovasi, soft skill akan menghasilkan produk unggulan yang menjadi kebanggaan bangsa untuk menghadapi Revolusi Industri 4.0.” (frd)