Hapsoro Agung Jatmiko, S.T., M.Si. dalam Acara Grand Design P2K UAD 2022 (Foto: Humas UAD)
“Dahlan Muda Merawat Bangsa dengan Literasi Ekologi Melalui Pemanfaatan Teknologi” dipilih sebagai tema besar Program Pengenalan Kampus (P2K) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) tahun 2022. Bersamaan dengan hal tersebut, panitia berharap tiga poin utama di dalamnya yaitu ekologi, teknologi, dan literasi, bisa diserap oleh Dahlan Muda untuk diterapkan dalam kehidupan mereka.
Dalam acara Grand Design Pra-P2K yang diselenggarakan pada Jumat, 9 September 2022, Inggita Utami, S.Si., M.Sc. didapuk sebagai pembicara pertama untuk mengupas tentang ekologi. Selaras dengan kepakarannya sebagai dosen dari Program Studi (Prodi) Biologi UAD, ia menjelaskan bahwa ekologi dapat didefinisikan sebagai interaksi antara makhluk biotik dengan lingkungan sebagai komponen abiotik.
Dalam suatu sistem yang disebut ecosystem service, lingkungan memberikan servis kepada makhluk hidup yang ada di dalamnya. Meski demikian, seiring berjalannya waktu, polusi dan pencemaran lingkungan mulai terjadi sebagai akibat dari perbuatan manusia yang tidak bertanggung jawab. Efek rumah kaca, yang terdiri atas gas-gas mematikan seperti freon, dinitrogen oksida, metana, dan karbon dioksida, menjadi musuh besar bumi saat ini.
“Untuk mengatasi permasalahan tersebut, hal-hal yang bisa kita lakukan antara lain adalah mengurangi penggunaan plastik, melakukan 3R (reduce, reuse, recycle), dan membatasi penggunaan listrik,” papar Inggit.
Poin kedua adalah teknologi, penjelasan diwakili oleh Hapsoro Agung Jatmiko, S.T., M.Si. selaku dosen Prodi Teknik Industri UAD. Ia menggarisbawahi bahwa saat ini kehidupan kita sangat kental dengan pengaruh teknologi dalam berbagai aspek. Pada dasarnya, teknologi ditujukan untuk membantu manusia dalam kehidupan sehari-hari. “Jangan sampai kita malah terlena karena terlalu dimanjakan oleh teknologi,” ungkap Miko.
Alih-alih hanya melakukan hal-hal tidak penting dengan gawai, sebagai agen perubahan harusnya mahasiswa harus mulai melakukan sesuatu yang produktif. Dengan digitalisasi dan seluruh kecanggihannya, kini dunia berada dalam genggaman kita. Namun, pastikan bahwa kita tidak menjadi orang yang lupa pada hal-hal di sekitar.
Untuk materi terakhir, yaitu literasi, disampaikan oleh Tristanti Apriyani, S.S., M.Hum. dari Prodi Sastra Indonesia UAD. Agar dapat berkembang di abad ke-21 yang penuh persaingan ini, Tristanti menekankan bahwa ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu literasi, kompetensi, dan karakter. “Literasi penting untuk berkomunikasi dengan berbagai cara sesuai dengan tujuannya,” imbuhnya.
Membaca, sebagai salah satu komponen literasi, adalah kunci untuk mempelajari segala ilmu pengetahuan yang berdampak besar bagi kehidupan. Dengan membaca, maka imajinasi dan kreativitas akan tumbuh, serta dapat juga sebagai sarana hiburan untuk menurunkan tingkat stres. Selain itu, membaca dapat meningkatkan daya konsentrasi dan ketajaman berpikir. (tsa)
uad.ac.id