Hery Gunawan Muhammad, S.IP., M.E, CES (tengah) dan Rai Rake Setyawan S.E., M.S.A, Ph.D. (kiri), pemateri Webinar Nasional FEB Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: BEM FEB UAD)
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dalam webinar nasional memberikan pelatihan terkait investasi saham dan ekonomi pasar. Mengusung tema Economy Stock Exchange Market and Investment in Indonesia, webinar nasional diadakan untuk khalayak umum tetapi secara terbatas. Terdapat fasilitas yang cukup menarik berupa kelanjutan kelas intensif terkait saham bahkan pendaftaran akun saham.
Menghadirkan keynote speaker Nur Rachma Handayanie, S.E., M.B.A. selaku Head of Market Development Area 1 Bursa Efek Indonesia, pemateri satu Hery Gunawan Muhammad, S.IP., M.E., C.E.S. selaku Kepala Divisi Syariah FAC Sekuritas, pemateri dua Rai Rake Setyawan, S.E., M.S.A., Ph.D. selaku Akademisi dan Dosen FEB UAD, serta moderator Poppy Laksita Rini, S.E., M.Sc. selaku Dosen FEB UAD, acara ini berlangsung secara blended melalui ruang virtual Zoom Cloud Meetings dan luring di ruang Auditorium Kampus I pada 31 Januari 2022 serta disiarkan secara live melalui kanal YouTube Universitas Ahmad Dahlan.
Bursa efek Indonesia secara konsisten mengadakan edukasi dengan pelatihan pasar modal. Public expose live menjadi salah satu pelatihan agar para investor bisa mengikuti perkembangan emigran yang tercatat di bursa efek Indonesia dan tercatat oleh para investor secara online. Hal ini mampu memudahkan seluruh investor memperhatikan sahamnya yang telah dibeli oleh para investor.
“Kondisi apa pun yang menerpa Indonesia, pasar modal terus bertumbuh seiring pertumbuhan perusahaan yang tercatat di Indonesia. Ini dapat menjadi motivasi untuk berinvestasi sekaligus kontribusi dalam meningkatkan perekonomian negara,” ungkap Nur Rachma Handayanie.
Indeks gabungan saham injection cepat pulih akibat adanya corporate action di tahun 2020, terutama pada tahun 2021, membuat dana masuk ke bursa efek Indonesia secara besar-besaran dari sisi capital injection. Banyak corporate action dengan red issue terutama pada perusahaan besar memesan efek terlebih dahulu (Bank BRI, Bank Argo, Bank digital BBYB, Konstruksi WSKT).
“Ketika melakukan investasi maka sama dengan menjaga harta menurut agama, dijaga dan dapat bertumbuh menggunakan mahar syariah (maqashid syariah),” ungkap Hery Gunawan Muhammad.
Krisis mengajarkan banyak hal terutama mengawali investasi tidak dengan utang, sistem perdagangan syariah harus menggunakan cash untuk menghindari riba akibat utang piutang. Sharia Crisis Protocol mengajarkan beragam hal yang dapat dikaitkan dengan Al-Qur’an, seperti dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 275 membahas tentang penyelesaian barang atau serah terima barang yang nantinya terkena potensi riba. Bisnis bukan sekadar perkara profit, tetapi tentang bagaimana cara kita mengategorikan dalam hal haram maupun tidak, selain itu krisis juga mengajarkan cara mengalokasikan dana secara pas (menyisihkan).
Prinsip pasar modal syariah menghubungkan dua pihak yaitu minus condition dan surplus condition. Mahasiswa diarahkan merintis usaha dengan bentuk perseroan terbatas agar dapat di-IPO-kan, sehingga tidak hanya membeli saham saja.
“Ada hal-hal yang harus diperhatikan, seperti perlunya memahami grafik dengan mengikuti berita keuangan, siap mempelajari dan menafsirkan data ekonomi, pelajari menggunakan indikator teknis, tetap bersabar walaupun analisis bagus karena dimungkinkan perdagangan Anda gagal,” jelas Rai Rake Setyawan.
Sebelum memutuskan saham yang akan dibeli dan dijual, perlu melakukan analisis terlebih dahulu. Terdapat dua pendekatan secara fundamentalis dengan melihat analisis kinerja keuangan, melihat nilai-nilai indikator keuangan serta pendekatan teknikal dengan memperhatikan grafik secara rutin dan pola pergerakan saham. (anh)