• TERKINI
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Posts

Budayakan Pola Hidup Sehat, KKN UAD Adakan Sosialisasi Stunting dan Senam Bersama

22/06/2022/in Terkini /by Ard

Mahasiswa KKN Alternatif 81 UAD Unit IV.B.3 dalam agenda sosialisasi mengenai stunting bersama masyarakat Dusun Jotawang, Yogyakarta (Foto: Istimewa)

Sampai saat ini, persoalan stunting masih menjadi salah satu masalah yang dihadapi dan menjadi perhatian di Yogyakarta. Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi terutama pada anak. Hal ini terjadi karena kurangnya pemahaman pengelolaan dan pemberian asupan bergizi untuk anak, baik yang sedang dikandung hingga anak berusia dua tahun.

Dalam rangka mendukung pemerintah mengurangi angka stunting di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Alternatif 81 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Unit IV.B.3 menyelenggarakan sosialisasi mengenai stunting dan pemberian makanan atau minuman tambahan (PMT) bagi anak usia di bawah lima tahun. Kegiatan ini berlangsung di Pos Pelayanan Masyarakat (Posyandu) Dusun Jotawang, Kelurahan Bangunharjo, Kapanewon Sewon, Kabupaten Bantul.

Sosialisasi berlangsung pada Rabu, 08 Juni 2022, dan dihadiri oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Wahidah Mahanani Rahayu, S.TP., M.Sc. sebagai pembicara. Ia menyampaikan, stunting yang dialami oleh anak di bawah lima tahun dapat menyebabkan lambatnya tumbuh kembang pada anak, khususnya keterlambatan pada perkembangan fungsi kognitif dan memicu kerusakan kognitif secara permanen.

“Pengetahuan mengenai pencegahan stunting yakni dengan pemenuhan gizi yang seimbang sejak anak masih dalam kandungan dan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif selama enam bulan pertama. Selain itu, pemberian makanan pendamping ASI yang tepat untuk anak sangatlah penting. Hal ini harus menjadi perhatian bagi orang tua yang memiliki anak dengan usia di bawah lima tahun,” papar Wahidah.

Kegiatan sosialisasi berlangsung lancar dengan penerapan protokol kesehatan untuk meminimalisir penyebaran Covid-19. Melihat semangat antusias kehadiran ibu-ibu Dusun Jotawang, mahasiswa KKN berharap para orang tua lebih paham mengenai pemberian makanan tambahan pada anak usia di bawah lima tahun sehingga kebutuhan gizi anak dapat tercukupi dengan optimal dan anak dapat terhindar dari stunting.

Tidak hanya itu, pada Minggu, 12 Juni 2022, mahasiswa KKN mengajak warga Dusun Jotawang untuk lebih memperhatikan pola hidup sehat dengan senam bersama. Kegiatan ini berlangsung di lapangan parkir SD Muhammadiyah Karangkajen diikuti kurang lebih tiga puluh ibu-ibu beserta anak-anak Dusun Jotawang dan dipandu oleh Anin sebagai instruktur senam.

Dari kegiatan yang berlangsung kurang lebih satu jam tersebut, salah satu warga mengaku sangat terbantu dalam melakukan aktivitas untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Terlebih selama pandemi, banyak dari mereka yang absen melakukan aktivitas olahraga. Dengan senam, selain mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan tubuh dan baik untuk jantung, kegiatan ini juga mempererat hubungan warga. Terlihat mereka saling bercengkerama satu sama lain.

Reyhan selaku ketua Unit IV B 3 berharap dari kegiatan senam yang mereka adakan dapat membuka pandangan masyarakat tentang pola hidup sehat, salah satunya dengan berolahraga setiap hari minimal tiga puluh menit. Selain itu, mahasiswa KKN juga lebih mengakrabkan diri dengan masyarakat, baik pada kegiatan formal maupun informal.

“Selama ini peserta KKN Alternatif UAD biasanya berinteraksi dengan warga ketika mereka mempunyai program kerja dan hal itu biasanya bersifat formal,” jelas Reyhan. (guf/Enysa/Salsabila)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Mahasiswa-KKN-Alternatif-81-UAD-Unit-IV.B.3-dalam-agenda-sosialisasi-mengenai-stunting-bersama-masyarakat-Dusun-Jotawang-Yogyakarta-Foto-Istimewa.jpeg 1200 1600 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-06-22 11:20:312022-06-22 11:20:31Budayakan Pola Hidup Sehat, KKN UAD Adakan Sosialisasi Stunting dan Senam Bersama

Apakah Ada Batasan Aurat Perempuan?

22/06/2022/in Terkini /by Ard

Kajian Islam IMM Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Laela)

Bidang Tablig dan Kajian Keislaman (TKK) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Psikologi UAD mengadakan kajian Islam pada Jumat, 17 Juni 2022. Tema yang dibahas yaitu “Interaksi Sosial dan Batasan Aurat Perempuan”, dengan tujuan memahami batasan aurat Immawati dan adab dalam berinteraksi antarsesama.

Berlangsung selama dua jam melalui platform Google Meet, dalam acara itu hadir Immawati Wardah Imaniyah, S.Psi. selaku narasumber sekaligus Sekretaris Umum Pimpinan Cabang IMM Djazman Al-Kindi Yogyakarta 2019–2020. Pimpinan Komisariat (PK), kader IMM Psikologi UAD, juga PK IMM lainnya, ikut terlibat acara tersebut.

Dalam pemaparannya, Immawati Wardah menyampaikan peradaban perkembangan zaman sekarang dipengaruhi oleh para perempuan yang membuka wawasan dan pemikirannya, sehingga kemajuan dan arah gerak bangsa makin beraturan.

“Perkembangan zaman makin pesat karena adanya kesetaraan gender, yaitu kesetaraan derajat antara laki-laki dan perempuan. Apa pun yang dikerjakan laki-laki juga dapat dikerjakan perempuan. Berkaitan dengan itu, tidak menutup kemungkinan adanya interaksi yang cukup akrab dalam ranah habluminannas atau hubungan baik sesama manusia,” paparnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa sebagai kader IMM yang senantiasa menyeru kepada kebajikan tentunya bisa menyikapi hal tersebut. Adab berinteraksi antara laki-laki dan perempuan harus dipahami, begitu juga batasan aurat perempuan terhadap yang bukan mahram.

“Adab perempuan dalam berinteraksi dengan laki-laki yang bukan mahram yaitu menutup aurat sebagaimana batasan yang ditentukan. Batasan aurat perempuan mencakup semua hal kecuali wajah dan telapak tangan. Batasan ini juga berlaku antara perempuan muslim dengan perempuan nonmuslim. Kedudukan di antaranya sama, tetapi dikhawatirkan jika aurat tersebut diceritakan kepada orang lain. Adab berinteraksi lainnya yaitu berkomunikasi sesuai keperluan, tegas dalam menjawab tanpa mendayukan-dayukan suara. Menghindari ber-khalawat (berdua) karena membahayakan sehingga jaga jarak dan menundukkan pandangan juga harus diperhatikan kembali,” tambahnya.

Di akhir acara, Immawati Wardah menyampaikan bahwa hukum dasar bergaul dan berinteraksi antara laki-laki dan perempuan baik secara bersama ataupun individu adalah boleh. Hukum berubah haram apabila melewati batasan yang sudah ditentukan syariat Islam. Sebab, tidak sempurna keimanan seseorang jika hanya habluminallah (hubungan antara manusia dengan Allah) dan tidak diimbangi habluminannas (hubungan baik dengan sesama manusia). (lae)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Immawati-Wardah-Imaniyah-kanan-atas-selaku-narasumber-kajian-islam-TKK-IMM-Psikologi-UAD-Foto-Laela.jpg 655 1365 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-06-22 10:13:502022-06-22 10:13:50Apakah Ada Batasan Aurat Perempuan?

PGPAUD UAD Adakan Kuliah Umum ‘From Parents to Partner’

22/06/2022/in Terkini /by Ard

Dr. Didik Suryadi, M.A., pembicara Kuliah Umum PGPAUD Universitas Ahmad Dahlan (UAD) ‘From Parents to Partners’ (Foto: Farida)

Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PGPAUD) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) adakan kuliah umum dengan tajuk “From Parents to Partners: Peran Orang Tua dan Shadow Teacher dalam Pelaksanaan Kelas Inklusi”. Acara digelar pada Kamis, 16 Juni 2022, berlangsung secara luring bertempat di Kampus V UAD Yogyakarta Jl. Ki Ageng Pemanahan No.19, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, juga secara daring melalui platform Zoom Meeting dan kanal YouTube PGPAUD FKIP UAD. Hadir Dr. Didik Suryadi, M.A. yang merupakan dosen PGPAUD Universitas Bengkulu dan Dra. Hj. Alif Muarifah, S.Psi., M.Si., Ph.D. yang dikenal sebagai dosen PGPAUD UAD.

Masuk ke tema bahasan mengenai partnership orang tua dan sekolah dalam pendidikan inklusi, Didik menyampaikan, “Setidaknya ada empat perspektif terhadap anak. Perspektif ilahiah, anak diletakkan sebagai amanah dari Allah untuk orang tua, bukan dimiliki orang tua. Dalam perspektif ekonomis, sering kali anak dianggap atau dipersepsikan sebagai investasi sedangkan pandangan dari perspektif sosiologis, anak mempunyai nilai sosial bagi keluarga maupun anak itu sendiri. Tidak ada satu pun orang tua yang menghendaki anaknya terisolasi dari sosialnya. Dari perspektif politik, anak dipandang sebagai masa depan bangsa dan negara, baik buruknya negara di masa depan itu ditentukan oleh baik buruknya anak itu sendiri. Itulah pentingnya Early Childhood Education (ECE) yang mendasari proses perkembangan selanjutnya.”

Berkaitan dengan hal itu, dalam perspektif ilahiah tentunya terdapat anak yang dititipkan Allah mempunyai istilah Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Dari definisi yang ada, ABK merupakan anak yang mengalami keterbatasan dalam bidang kognitif, sosial, mental, intelektual, dan emosional. Layanan pendidikan ABK di antaranya dengan bentuk segregasi, terpadu, dan inklusif.

Alif menjelaskan mengenai kompetensi PAUD sebagai guru pendamping khusus. Dalam pengelola di pendidikan saat ini, ABK dengan anak normal tidak boleh dipisahkan, tujuannya agar saling menghargai satu sama lain. Oleh karena itu, pemerintah menerapkan pendidikan inklusif. Pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan atau bakat istimewa, untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya.

“Lalu siapakah Guru Pendamping Khusus (GPK) itu? Ia adalah guru yang ditugasi untuk membantu ABK dalam pembelajaran sekolah penyelenggara pendidikan inklusif. GPK terdiri atas guru pendamping, guru pembimbing, dan guru kunjung. Guru kunjung biasanya guru yang ditugasi dari lembaga yang bekerja sama dengan universitas,” papar Alif.

Terakhir, ia menyampaikan mengenai model kerja sama guru kelas dan GPK. Seperti halnya apabila guru kelas menetapkan materi, strategi, media pembelajaran, dan penilaian maka GPK melakukan modifikasi, materi, strategi, media pembelajaran, dan penilaian. Kemudian guru kelas menyusun laporan hasil belajar, sedangkan GPK menyusun deskripsi kemajuan peserta didik. Guru kelas difokuskan pada pengelolaan kelas, GPK fokus pada pengelolaan lingkungan belajar ABK. (frd)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Dr.-Didik-Suryadi-M.A.-pembicara-Kuliah-Umum-PGPAUD-UAD-From-Parents-to-Partners.-foto-Farida.jpg 768 1366 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-06-22 09:12:352022-06-22 09:12:35PGPAUD UAD Adakan Kuliah Umum 'From Parents to Partner'

Milad ke-26 Televisi Universitas Ahmad Dahlan

22/06/2022/in Terkini /by Ard

Closing ceremony milad TV Universitas Ahmad Dahlan (UAD) ke-26 (Foto: Yosita)

Komunitas Televisi Universitas Ahmad Dahlan (TV UAD) menggelar closing ceremony milad ke-26 pada Minggu, 19 Juni 2022. Acara dilaksanakan di depan Gedung Laboratorium Kampus IV UAD dan disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube resmi Televisi UAD.

Salah satu dari rangkaian acara closing ceremony itu yaitu live special episode Kita Talk dengan mengundang narasumber Rizkan Is Mahmud dan Fahrizal Ahmad yang merupakan Alumni Crew TV UAD. Acara dipandu oleh Syafira Anna Dzirin selaku host yang juga mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Fahrizal mengatakan, awal mula mengikuti komunitas TV UAD karena ingin meningkatkan skill public speaking. “Saya dulu pemalu, akhirnya saya bergabung di TV UAD dan di sana kami belajar public speaking,” ucapnya.

Rizkan mengungkapkan, manfaat ketika menjadi anggota TV UAD tidak hanya dapat belajar cara memproduksi acara, tetapi juga dapat memiliki kesempatan belajar public speaking. “Ketika belum sampai lulus, saya sudah mendapat pekerjaan di Televisi Muhammadiyah (TV MU). Tampa bergabung dengan TV UAD, saya tidak mungkin menjadi bagian dari TV MU,” imbuhnya.

Terakhir Rizkan mengatakan, “Ketika sudah bergabung TV UAD, yang terpenting adalah niat dan terus belajar. TV UAD dapat menjadi wadah yang sangat cocok untuk mengembangkan minat karier.” (Yos)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Closing-ceremony-milad-TV-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-ke-26-Foto-Yosita.jpg 540 960 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-06-22 08:07:412022-06-22 08:07:41Milad ke-26 Televisi Universitas Ahmad Dahlan

Lebih Hemat, Warga Murtigading Manfaatkan Magot untuk Ternak Ayam

20/06/2022/in Terkini /by Ard

Produksi magot untuk pakan ternak di Desa Murtigading Laboratorium Pengelolaan Sampah Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Istimewa)

Ayam merupakan salah satu hewan ternak yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat. Tidak hanya karena mudah didapat, ayam juga merupakan komoditi pangan yang mengandung protein hewani yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Dalam keseharian masyarakat Indonesia, tidak sulit bagi kita menemukan masyarakat yang memelihara ayam, baik itu untuk konsumsi pribadi maupun untuk dijual kembali.

Sama halnya dengan yang kita ditemukan di Dusun Sanden, Desa Murtigading, Bantul. Banyak warga setempat yang beternak ayam di sekitar pelataran rumahnya. Menurut Rudy Suharta selaku Dinas Lingkungan Hidup (DHL) Kabupaten Bantul, sekitar hampir 90% masyarakat Dusun Sanden memelihara ayam. Bagi mereka, ayam merupakan hewan ternak yang mudah untuk dipelihara.

Pada dasarnya, komponen utama dalam memelihara ayam adalah memilih anakan yang sehat. Selain itu, memberikan pakan yang mengandung banyak protein untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ayam agar tumbuh dan berkembang. Dalam memilih anakan, Rudy menganjurkan untuk mendapatkan anakan ayam yang sehat dan tidak membawa banyak penyakit.

“Jangan membeli anakan dari pasar karena berpotensi membawa penyakit. Pilihlah anakan ayam dari rumahan atau e-commerce seperti Shopee atau Facebook.”

Berbeda dengan anakan ayam yang biasa didapatkan dari rumahan, untuk pakan ayam yang mereka pelihara, pada umumnya masyarakat menggunakan pakan konsentrat yang biasa didapatkan dari pasar. Berdasarkan penelitian para dosen Universitas Ahmad Dahlan (UAD) di Desa Murtigading, perbedaan biaya yang dikeluarkan untuk memelihara ayam jika pakan yang diberikan 100% konsentrat dengan biaya yang dikeluarkan jika pakan ayam dicampur dengan magot yakni 30% konsentrat dan 70% magot.

Pakan yang dibutuhkan seekor ayam sebanyak 46 gram per hari dengan masa panen ayam 90 hari, maka dibutuhkan sekitar 4,14 kg pakan. Jika pakan konsentrat ada di harga Rp16.000,00 maka dibutuhkan biaya Rp66.240,00 per ekor untuk membeli pakan konsentrat. Berbeda dengan biaya yang dikeluarkan jika 70% pakan menggunakan magot. Maka biaya yang dikeluarkan untuk pakan ayam dari anakan sampai panen hanya sekitar Rp17.140,00 per ekor.

Penelitian ini berkesinambungan dengan program Pemerintah Kota Bantul yang melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama dengan UAD mengenai pengolahan sampah rumah tangga. Masyarakat dapat melakukan pengolahan sampah tanpa harus melakukan pembuangan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan, apalagi TPA diisukan dalam dua tahun ke depan tidak dapat lagi menampung sampah dari masyarakat. Oleh karena itu, program ini memiliki luaran pupuk kompos dan magot yang digunakan masyarakat setempat untuk bertani dan beternak.

Hasil dari ternak ayam yang dilakukan oleh masyarakat tersebut digunakan untuk menyokong ketahanan pangan di dusun, belum sampai pada ranah komersial untuk memenuhi kebutuhan pasar. Sampai sejauh ini, belum ada penelitian lebih lanjut mengenai sejauh mana ternak ayam berpengaruh pada perekonomian masyarakat Dusun Sanden, Desa Murtigading. Namun dengan adanya ternak ayam yang dilakukan, dinilai dapat memenuhi kebutuhan pangan wilayah tersebut. (kul)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Produksi-magot-untuk-pakan-ternak-di-Desa-Murtigading-Laboratorium-Pengelolaan-Sampah-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Istimewa.jpg 1666 2500 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-06-20 10:42:102022-06-20 10:42:10Lebih Hemat, Warga Murtigading Manfaatkan Magot untuk Ternak Ayam

Magot: Solusi Pengurai Sampah

20/06/2022/in Terkini /by Ard

Magot budi daya Laboratorium Pengelolaan Sampah Universitas Ahmad Dahlan (UAD) di Murtigading, Bantul, Yogyakarta (Foto: Istimewa)

Rudi, salah satu warga Dusun Sanggrahan yang juga mantan mahasiswa jurusan Peternakan, mengungkap pembudidayaan magot bermula dari adanya prakarsa dirinya dan warga sekitar yang jengah dengan masalah sampah yang tak kunjung usai. Magot sebagai salah satu ekosistem pengurai sampah tercepat, menjadi solusi yang masyarakat Sanggrahan gunakan sebagai alat untuk mengatasi timbunan sampah rumah tangga yang tak ada habisnya itu. Pembudidayaan magot ini juga mendapat dukungan serta dampingan dari salah satu dosen Program Studi (Prodi) Manajemen Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Aditya Rechandy Christian, S.M., M.M.

Staf Lurah Dusun Sanggrahan, Terina, mengungkapkan budi daya magot sebelumnya sudah terlaksana di desanya, tetapi masih dalam skala kecil. Pembudidayaan ini baru berjalan kurang lebih satu tahun.

“Pembudidayaan magot memang menjadi salah satu bentuk kolaborasi yang dicanangkan oleh Dusun Sanggrahan, Kelurahan Murtigading, dengan UAD dalam pengembangan sarana Laboratorium Sampah Terpadu. UAD sebagai model kolaborasi sejauh ini sudah melaksanakan perannya, misalnya menyelenggarakan berbagai pelatihan,” tambah Terina.

Lebih lanjut, Rudi menjelaskan tentang jenis-jenis sampah. “Sampah rumah tangga terdapat dua macam, organik dan anorganik. Sampah organik berupa dedaunan yang sangat mudah terurai, sedangkan anorganik menjadi salah satu sampah yang sulit hancur.”

Sampah organik dapat diolah dengan komposter, dan sisa sayuran seperti bunga kol (bonggolnya) yang dicacah halus untuk menjadi kompos atau pupuk tanaman. Sisa dapur ini biasa diolah dengan alat berupa losida (lodong sisa dapur) yang berupa paralon untuk mengurai sisa-sisa sampah atau limbah dapur.

Berkenaan dengan magot, Rudi mengatakan, “Agar bisa mengundang lalat BSF, dapat dipancing dengan buah-buahan yang diletakkan di atas ember tumpuk, kemudian lalatnya bertelur, dan diberikan makanan untuk magot sesuai takarannya.”

Satu kilogram sampah dapat cepat diurai dengan 3 kilogram magot berdurasi 30 menit dengan perbandingan 3 bulan jika menggunakan komposter. Hasil penguraian sampah ini menghasilkan lendi (sisa-sisa cairan yang dikeluarkan oleh magot) yang dapat digunakan untuk pupuk cair. Kemudian, sisa-sisa magot tersebut diolah menjadi media tanam dan magotnya difungsikan sebagai makanan lele dan ayam yang dipanen dalam 15–20 hari. Hasil panen magot memiliki kandungan protein tinggi, yang sangat dibutuhkan untuk hewan-hewan ternak.

“Sejauh ini, pembudidayaan magot mendatangkan keuntungan untuk warga sekitar dan sudah ada kerja sama dengan Guwo Sari Training Center (GSTC) dalam usaha memasarkan produk dari olahan magot,” ungkap Terina.

“Tak hanya berfokus pada pembudidayaan magotnya saja, ada pula eco enzyme yang diolah dari sisa-sisa sampah dapur dengan perbandingan 7:3:1 (air, sisa dapur, dan tetes tebu atau gula aren). Model ini disebut dengan fermentasi yang dilakukan selama tiga bulan, yang dapat menghasilkan produk berupa sabun, hand sanitizer, dan desinfektan,” sambung Rudi.

Pengembangan Laboratorium Sampah Terpadu UAD dengan Dusun Sanggrahan dalam pembudidayaan magot tersebut, akhirnya tak hanya bernilai ekonomi tinggi, tetapi juga dapat mengurangi volume sampah yang dihasilkan oleh warga masyarakat di sana.

Dengan adanya magot ini, ke depannya diharapkan dapat menjadi usaha komersial, integrasi lahan baru, dan fokus pada makanan unggas dan ternak. Meski untuk saat ini, pembudidayaan magot masih berfokus untuk perikanan, makanan ternak, serta unggas. Sebab, seperti tujuan awal diadakannya program ini, yaitu untuk pengurangan volume sampah pada tingkat pedukuhan. (nad)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Magot-budi-daya-di-Laboratorium-Pengelolaan-Sampah-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-di-Murtigading-Bantul-Yogyakarta-Foto-Istimewa.jpg 867 1156 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-06-20 08:24:502022-06-20 08:24:50Magot: Solusi Pengurai Sampah

Terus Berbenah untuk Atasi Masalah Sampah

20/06/2022/in Terkini /by Ard

Salah satu alat pengolahan sampah di Laboratorium Pengelolaan Sampah Universitas Ahmad Dahlan (UAD) di Murtigading, Bantul (Foto: Humas UAD)

Alat pengolah sampah yang terdapat di Desa Murtigading merupakan bentuk perjanjian kerja sama antara Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Dinas Lingkungan Hidup, dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Murtigading. Alat ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk permasalahan utama daerah Bantul, yaitu melimpahnya sampah rumah tangga. Masalah ini menjadi rumit saat Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Lempuyangan tidak dapat menampung sampah dari daerah Bantul.

Mesin pemilah, pengayak, dan pembakaran, itulah tiga komponen alat pengolah sampah tersebut. Untuk mempermudah pengoperasian, digunakan pula alat konveyor. Menurut Budi Subawa selaku Ulu-ulu Desa Murtigading, pengeluaran yang dibutuhkan dalam pengoperasian alat tersebut belum dapat diketahui secara rinci, karena alat ini masih perlu banyak perbaikan sehingga belum dioperasikan secara rutin. Perkiraan perhitungan total biaya pengeluaran dialokasikan ke biaya solar, token listrik, gas elpiji, dan upah pekerja.

Sampah-sampah yang akan diolah di Badan Usaha Milik Kalurahan (BUMKal) Unit Pengolahan Sampah adalah akumulasi sampah rumah tangga Desa Murtigading, yang akan diangkut oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan ditimbun di suatu tempat. Selanjutnya, sampah tersebut akan dibawa ke tempat pengolahan sampah. Pelanggan membayar sebesar Rp25.000,00 setiap bulan kepada DLH untuk biaya pengangkutan tersebut. Adanya pemasukan yang didapatkan yakni untuk mengoperasikan alat pengolah sampah.

Hasil pengolahan sampah tersebut berupa pupuk organik, limbah plastik, dan abu hasil pembakaran. Nantinya, limbah hasil pengolahan dapat digunakan oleh warga, terutama petani. Budi Subawa menuturkan, pupuk organik hasil pengolahan ini sangat bermanfaat bagi petani lokal karena dapat digunakan sebagai alternatif pengganti pupuk kimia.

“Oleh karena itu, kami dari BUMDes Murtigading akan melakukan uji coba selama satu minggu untuk memperkirakan total biaya pemasukan dan pengeluaran pengoperasian alat pengolah sampah. Jika didapati biaya pengeluaran lebih besar daripada pemasukan, kami akan melakukan koordinasi dengan DLH untuk mencari solusi terbaik,” ucap Budi Subawa. (ind)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Salah-satu-alat-pengolahan-sampah-di-Laboratorium-Pengelolaan-Sampah-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-di-Murtigading-Bantul-Foto-Humas-UAD.jpg 1876 2500 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-06-20 07:50:192022-06-20 07:53:44Terus Berbenah untuk Atasi Masalah Sampah

Srikandi Sampah Desa Murtigading: Penyelamat Lingkungan Hidup

18/06/2022/in Feature /by Ard

Sri Kartiyati, Anggota Pokmas Resik Becik, menjelaskan tentang Bank Sampah di Kalurahan Murtigading, Lab. Pengelolaan Sampah Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Tsabita)

Saat ini, sampah menjadi salah satu isu sentral yang perlu segera ditangani, tanpa terkecuali di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Seperti yang telah diketahui, mayoritas pengolahan sampah di DIY masih dilakukan secara konvensional, yaitu diangkut ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Hal ini kemudian menimbulkan masalah baru yaitu menumpuknya sampah di TPA Piyungan (selaku TPA Regional) sehingga tidak mampu menampung lagi.

Mengutip dari data yang dimiliki oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bantul, pada tahun 2021 terjadi kenaikan signifikan volume sampah yang masuk ke TPA Piyungan, yaitu dari 566 ton per hari pada 2020 menjadi 700 ton per hari pada 2021. Sleman menempati posisi teratas sebagai penyumbang sampah terbesar, disusul oleh Yogyakarta, dan Bantul di urutan terakhir.

Menyikapi hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Bantul mencanangkan gerakan Bantul Bersih Sampah 2025 dengan harapan bahwa pengelolaan sampah akan bisa lebih sistematis. Dusun Dagan, Pedukuhan 15, Kalurahan Murtigading, Kapanewon Sanden, Kabupaten Bantul, ditunjuk menjadi salah satu pilot project untuk menggawangi gerakan tersebut di lingkup kalurahan. Kelompok Masyarakat (Pokmas) yang terdiri atas sukarelawan warga, secara konsisten menerapkan pola Bank Sampah sebagai wadah untuk mengurangi sampah.

Wagini, Sri Kartiyati, dan Arifahani, adalah tiga sosok ibu rumah tangga yang memiliki andil besar dalam menyukseskan Bank Sampah di Dusun Dagan. Setiap 35 hari sekali, mereka rutin berkeliling ke rumah warga untuk mengambil sampah agar selanjutnya dipilah mana saja yang bisa jadi nilai ekonomis. Untuk saat ini, pengolahan Bank Sampah masih terbatas pada pemilahan, selanjutnya mereka menjualnya ke pengepul.

Klasifikasi sampah akan dikelompokkan berdasarkan jenisnya, mulai dari kardus, duplex, kaleng, botol, dan lain-lain. Bukan tanpa tantangan, Wagini, Sri Kartiyati, dan Arifahani, mengaku bahwa masih banyak warga yang kesadarannya belum terbentuk. Kebanyakan dari mereka masih tak acuh dan tidak sadar bahwa sampah bisa bernilai ekonomis.

“Jika masih bisa menghasilkan uang, kenapa harus dibakar?” tutur Wagini saat diwawancara pada Sabtu, 11-06-2022.

Kendala lain yang sering dijumpai oleh tiga warga ini adalah komposisi sampah yang masuk ke proses pemilahan terkadang masih cenderung bebas. Dalam artian, sesuatu yang tidak seharusnya ikut seperti diaper dan bekas pembalut masih kerap mereka temui. Selain itu, kondisi cuaca hujan juga kadang sedikit menghambat proses pemilahan karena sampah menjadi basah dan rusak.

Tergabung dalam Pokmas “Resik Becik”, Sri Kartiyati menuturkan nama ini memiliki arti filosofis bahwa bersih itu bagus. Sama dengan kalimat peribahasa yang sering kita dengar yaitu kebersihan sebagian dari iman. Bersama, ketiga ibu rumah tangga ini bahu membahu untuk terus meningkatkan kesadaran warga akan pentingnya pengelolaan sampah. Lebih lanjut, Arifahani juga memaparkan bahwa kebiasaan ini harus dimulai dengan pendidikan sejak dini.

Terakhir, dengan adanya Bank Sampah ini, Wagini, Sri Kartiyati, dan Arifahani, berharap bahwa warga akan makin sadar untuk melakukan pengolahan sampah, makin peduli, dan pemerintah bisa terus memberikan fasilitas yang maksimal. Bukan karena gaji atau validasi, alasan mereka menjadi sukarelawan adalah murni untuk mengabdikan diri pada lingkungan. Di tengah-tengah gempuran isu lingkungan hidup yang makin kencang terdengar, Srikandi-Srikandi hebat seperti mereka adalah sosok yang dibutuhkan oleh bumi ini. (tsa)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Sri-Kartiyati-Anggota-Pokmas-Resik-Becik-menjelaskan-tentang-Bank-Sampah-di-Kalurahan-Murtigading-Foto-Tsabita.jpg 1200 1600 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-06-18 09:23:072022-06-18 09:23:07Srikandi Sampah Desa Murtigading: Penyelamat Lingkungan Hidup

KKN UAD Ajak Warga Pandeyan Terapkan Budaya Hidup Sehat

18/06/2022/in Terkini /by Ard

Antusias snak-anak dan remaja Dusun Pandeyan saat mengikuti jalan sehat yang diadakan oleh mahasiswa KKN Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Istimewa)

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Alternatif 81 Unit IV.A.1 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang bertugas di Pedukuhan Pandeyan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, mengadakan kegiatan Jalan Sehat pada Minggu, 12 Juni 2022. Melalui kegiatan ini, mahasiswa KKN ajak masyarakat Pandeyan terutama remaja dan anak-anak untuk menerapkan pola hidup sehat.

Bagi mahasiswa KKN, masa pandemi Covid-19 bukanlah halangan untuk tetap melakukan berbagai aktivitas untuk meningkatkan daya tahan tubuh, salah satunya dengan berolahraga. Seperti yang disampaikan beberapa pakar kesehatan pun bahwa jalan 10.000 langkah sehari akan memberikan manfaat kesehatan untuk tubuh. Tidak hanya itu, jalan sehat juga dapat membantu mencegah penyakit jantung dengan menurunkan tekanan darah dan kadar kolesterol serta memperlancar sirkulasi darah.

Kegiatan tersebut menggandeng Ikatan Remaja Masjid (Irmas) An-Nur Pandeyan dengan harapan dapat dijadikan wadah berkumpul serta meningkatkan hubungan antaranggota Irmas Pandeyan dan kebersamaan antara Irmas dengan anak-anak. “Kekompakan dan kebersamaan merupakan modal dasar yang sangat penting dalam meningkatkan solidaritas,” ujar salah satu mahasiswa KKN.

Adapun rute jalan sehat dimulai dari Masjid An-Nur mengelilingi Dusun Pandeyan dan berakhir kembali ke Masjid An-Nur. Selaku panitia kegiatan, mahasiswa KKN menyediakan hadiah sehingga meningkatkan antusias para peserta Jalan Sehat agar makin bersemangat.

Jalan sehat ini disambut meriah oleh masyarakat terutama para remaja dan anak-anak, pasalnya kegiatan itu pertama kali diselenggarakan di Dusun Pandeyan. Acara diakhiri dengan makan bubur bersama yang telah disediakan oleh mahasiswa KKN, pembagian hadiah, dan foto bersama. (guf)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Antusias-snak-anak-dan-remaja-Dusun-Pandeyan-saat-mengikuti-jalan-sehat-yang-di-adakan-oleh-mahasiswa-KKN-UAD-Foto-Istimewa.jpeg 898 1600 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-06-18 07:45:272022-06-18 07:49:31KKN UAD Ajak Warga Pandeyan Terapkan Budaya Hidup Sehat

Manfaatkan Sampah Jadi Pupuk Organik, KKN UAD Edukasi Metode Ember Tumpuk

17/06/2022/in Terkini /by Ard

KKN Universitas Ahmad Dahlan (UAD) edukasi pengelolaan sampah menjadi pupuk organik dengan manfaatkan ember tumpuk (Foto: Istimewa)

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang tergabung dalam Unit III.B.3 menyelenggarakan edukasi berupa pengelolaan limbah rumah tangga atau sampah dapur menjadi Pupuk Organik Cair (POC) menggunakan metode ember tumpuk. Sasaran program ini adalah warga RT 01 Mintoragan, Potorono, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta, pada Sabtu, (11-06-2022).

Disampaikan Heronitah Yanzyah, Ketua Unit KKN III.B.3, kegiatan ini dilaksanakan guna memberikan edukasi pemanfaatan limbah rumah tangga menjadi POC sebagai alternatif pengganti pupuk di saat terjadi kelangkaan ketersediaan pupuk. Selain itu, pemanfaatan sampah organik dengan metode ember tumpuk sekaligus mendukung program Pemerintah Bantul yaitu Bantul Bersih Sampah 2025, melalui pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga.

“Pembuatan POC sangat mudah dan tidak membutuhkan biaya besar. Hanya dengan memanfaatkan limbah rumah tangga seperti sisa buah dan sayuran, kemudian dimasukkan ke dalam ember yang sudah dimodifikasi menjadi ember tumpuk,” ungkap Ajeng Listiani selaku penanggung jawab kegiatan.

Metode ember tumpuk digunakan untuk mengolah sampah dengan bantuan magot atau larva Hi (Hermetia illucens) yang dapat membantu proses pengomposan dan mempercepat proses penguraian sampah. Ember tumpuk dibuat dengan menggunakan alat sederhana dan mudah diperoleh, sehingga teknologi ini sangat mudah diaplikasikan di rumah. Selain itu, ember tumpuk mampu mengolah sampah organik menjadi pupuk cair yang ramah terhadap lingkungan.

Sosialisasi tersebut mendapat tanggapan baik dari warga RT 01 Mintoragan. Hal ini dibuktikan dengan para peserta yang sangat interaktif dan aktif bertanya seputar manfaat maupun kandungan pupuk organik cair.

Sarjono, Ketua RT 01, berharap dengan adanya kegiatan ini dapat bermanfaat bagi warga setempat yang kebanyakan berprofesi sebagai petani. “Adanya pelatihan pengelolaan sampah rumah tangga menjadi POC ini sangat bagus, terutama untuk warga yang berprofesi sebagai petani,” ujarnya.

Senada dengan yang disampaikan Sarjono, mahasiswa KKN berharap edukasi yang disampaikan membuat warga Mintoragan dapat meningkatkan kesadaran untuk mengurangi sampah dengan memanfaatkan menjadi pupuk organik dan mengaplikasikan ember tumpuk di setiap rumah. “Kegiatan edukasi ini menambah kesadaran tentang pengelolaan sampah yang dimulai dari lingkup rumah tangga. Selain itu, dari limbah rumah tangga dapat menghasilkan pupuk yang dapat digunakan sebagai alternatif pengganti pupuk kompos yang bermanfaat untuk para petani,” tutup Heronitah. (guf/fua)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Edukasi-pengelolaan-sampah-menjadi-pupuk-organik-mahasiswa-KKN-UAD-edukasi-warga-dengan-manfaatkan-ember-tumpuk-Foto-Istimewa-scaled.jpg 1920 2560 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-06-17 11:16:072022-06-17 11:16:07Manfaatkan Sampah Jadi Pupuk Organik, KKN UAD Edukasi Metode Ember Tumpuk
Page 390 of 442«‹388389390391392›»

TERKINI

  • PBII Walkie Talkie, Ruang Bicara Anak Muda tentang Pancasila17/06/2025
  • UAD Gelar Pelatihan Publikasi Ilmiah Seri Kedua17/06/2025
  • Rakornas AIK: UAD Torehkan Prestasi Gemilang17/06/2025
  • IMM BPP UAD Gelar Seminar Nasional SDGs16/06/2025
  • “Sehari Menjadi Dahlan Muda” Merancang Masa Depan Generasi Emas di UAD16/06/2025

PRESTASI

  • Tim Indynamics UAD Raih Prestasi di UNITY Competition #1317/06/2025
  • Mahasiswi Gizi UAD Raih Juara I Kelas C Putri di Kejurnas Tapak Suci Semar VI13/06/2025
  • UAD Raih Juara Umum II di Kejuaraan Nasional Tapak Suci Semar VI13/06/2025
  • UKM Karate UAD Raih 12 Medali dalam Kejuaraan Internasional11/06/2025
  • Mahasiswa UAD Juara 2 Nasional Cover Lagu Islami11/06/2025

FEATURE

  • Membangun Identitas Kader IMM di Tengah Tantangan Zaman17/06/2025
  • Peran Mahasiswa dalam Melahirkan Hukum yang Adil16/06/2025
  • Kolaborasi Digital, Kunci Mewujudkan SDGs di Era Gen Z16/06/2025
  • Langkah Kecil Gen Z untuk Dunia yang Berkelanjutan16/06/2025
  • Kunci Kesehatan Mental Menuju Indonesia Emas 204516/06/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top