Dosen UAD Berikan Edukasi Pemanfaatan Sampah Anorganik
Dua dosen Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yaitu apt. Azis Ikhsanudin, M.Sc. dan apt. Lolita, M.Sc. berkolaborasi dengan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler UAD Periode 101 di Dusun Mranggen, Candirejo, Semanu, Gunungkidul, mengadakan serangkaian kegiatan edukasi pemanfaatan sampah anorganik. Anak-anak menjadi sasaran utama dalam kegiatan ini.
Permasalahan sampah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sendiri makin memprihatinkan, terlebih dengan terbatasnya kapasitas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang juga memperburuk kondisi lingkungan. Sebagai upaya, pada tahun 2023, Pemerintah DIY telah mencanangkan nol bebas sampah anorganik. Dalam rangka mendukung program tersebut, UAD melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) menerjunkan dosen dan mahasiswa untuk penguatan edukasi pengelolaan sampah.
Program kepedulian pada sampah harus dikenalkan sejak dini kepada anak-anak, sebab pengenalan ini menjadi kunci keberhasilan dalam upaya pengendalian dan pengelolaan sampah di DIY. Ikhsanudin menjelaskan bahwa pemilahan jenis sampah menjadi pengetahuan dasar bagi anak-anak dalam memahami konsep recycle dan reuse pada pengelolaan sampah.
Dalam penyelenggaraannya, anak-anak diajarkan terkait pemilahan sampah dengan metode βMatching Picturesβ. Mereka menentukan jenis sampah berdasarkan gambar yang terbagi dalam kategori sampah organik, anorganik, dan B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya). Selanjutnya, mereka diminta untuk memasukkannya ke dalam kotak yang sesuai dengan jenis sampah. Metode penyuluhan dengan bentuk permainan ini menarik minat dan mempermudah anak-anak dalam memahami jenis sampah.
βKegiatan ini juga sebagai upaya membentuk agen perubahan terkait pengelolaan sampah anorganik, serta sebagai sarana melatih rasa kecintaan anak-anak terhadap lingkungan,β papar Lolita.
Kegiatan edukasi kemudian dilanjutkan dengan pelatihan pemanfaatan sampah anorganik menjadi barang yang dapat digunakan kembali. Anak-anak terlihat sangat aktif dan antusias mengikuti jalannya kegiatan dari awal hingga akhir. Hasil evaluasi dari penelitian tersebut juga menunjukkan hasil yang signifikan di mana pemahaman anak-anak makin meningkat.
Kombinasi metode penyuluhan dengan metode permainan sangat efektif dan memudahkan anak-anak memahami konsep recycle dan reuse sehingga mampu menanamkan pola pikir dan pengetahuan tentang sampah sejak dini. Penanaman rasa cinta pada lingkungan ini juga sebagai sarana menumbuhkan tanggung jawab dan rasa peduli untuk menjaga kelestarian lingkungan di masa kini dan masa depan. (tsa)