Muhammadiyah Membangun Peradaban Modern Berkemajuan Berlandaskan Nilai Keislaman
Kongres Sejarawan Muhammadiyah, di dalam praktiknya mengandung muatan informasi dan pengetahuan dari para pelaku sejarah dan tokoh Muhammadiyah di masa lampau. Hal tersebut kemudian dapat didaur ulang menjadi suatu rumusan perspektif yang baru, guna merealisasikannya di kehidupan modern berkemajuan saat ini. Khususnya untuk pengembangan pola penyebaran syiar Muhammadiyah, dalam membangun suatu peradaban yang maju, bermoral, dan berlandaskan keislaman.
Saat ini narasi tentang Muhammadiyah masih sangat minim. Dengan terselenggaranya kongres, diharapkan mampu melahirkan gagasan baru yang akan menumbuhkan spirit untuk terus berinovasi dan mempromosikan Muhammadiyah melalui pengangkatan para sejarawan, tokoh, dan pelaku sejarah Muhammadiyah terdahulu hingga kini. Mereka turut berperan aktif pada masa perjuangan maupun pertumbuhan bangsa Indonesia.
Dr. Haedar Nashir, M.Si. selaku Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Dr. Muchlas, M.T. yang merupakan Rektor Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sekaligus Ketua Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) Muhammadiyah membahas tentang peran Muhammadiyah. Menurut mereka, sejarah tidak sebatas pada tulisan tentang seorang tokoh maupun peristiwa, tetapi bagaimana generasi di masa mendatang memiliki kesinambungan spirit dan daya juang dalam mewujudkan cita-cita para tokoh Muhammadiyah terdahulu, yaitu merawat dan menjaga martabat bangsa.
Hadirnya sejarah, tokoh, dan sejarawan memiliki peran sentral untuk membangun perubahan yang lebih baik di masa depan. Selain itu, kongres ini diharapkan mampu menggali nilai-nilai dasar di Muhammadiyah dan kemudian diwujudkan menjadi pola gerak perkembangan syiar yang sistematis dan dinamis.
Muhammadiyah menyadari bahwa penulisan sejarah penting dilakukan guna meluruskan, mengingat, dan merangkai kembali sepak terjang para sejarawan dan tokoh besar Muhammadiyah terdahulu. Khususnya di dalam keterlibatannya membangun bangsa Indonesia, serta bermoral terpuji sebagai warga negara. (didi)