• TERKINI
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Posts

Strategi Jitu Generasi Z Sukses di Dunia Kerja

19/04/2022/in Terkini /by Ard

Viringga Prasetyaji Kusuma pemateri seminar yang diselenggarakan PVTO Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bertajuk ‘Strategi Jitu Generasi Z Mendapatkan dan Sukses di Dunia Kerja’ (Foto: Farida)

Program Studi Pendidikan Vokasional Teknik Elektronika (PVTE) dan Program Studi Pendidikan Vokasional Teknologi Otomotif (PVTO) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menyelenggarakan seminar dengan tajuk “Strategi Jitu Generasi Z Mendapatkan dan Sukses di Dunia Kerja”.

Program ini dilangsungkan secara daring melalui platform Zoom Meeting dan disiarkan langsung melalui kanal YouTube Universitas Ahmad Dahlan, juga secara luring bertempat di Amphitarium lantai 9 Kampus IV UAD. Acara digelar pada Sabtu, 16 April 2022. Narasumber adalah Muhammad Sayuti, Ph.D. selaku dosen Magister Pendidikan Guru Vokasi (MPGV) UAD sekaligus Sekretaris Majelis Ditlitbang PP Muhammadiyah, dan Viringga Prasetyaji Kusuma yang dikenal sebagai pendiri AMATI Indonesia.

Muhammad Sayuti menyampaikan materi pertama mengenai keterampilan abad 21 pascapandemi. Perubahan perilaku setelah pandemi Covid-19 di antaranya meningkatnya e–commerce seperti restaurant delivery, online grocery shopping, online education, dan telemedisin. Selain itu perubahan juga terlihat pada otomatisasi dan artifisial intelijen. Otomatisasi dapat berkembang cepat karena dapat mengurangi workplace density, mengatasi permintaan variabilitas, meningkatkan efisiensi dan kecepatan, serta menawarkan layanan kontak gratis. Skill yang harus dimiliki untuk mempersiapkan masa depan yaitu complex problem solving, critical thinking, creativity, people management, dan coordinating with others.

“Apa yang harus dilakukan oleh calon mahasiswa atau siswa? Menjadi pembelajar sepanjang hayat, belajar apa saja, harus berpikir terbuka, suka membaca, literasi membaca pengetahuan baru, dan bergaul dengan orang dari berbagai daerah atau suku atau negara,” papar Muhammad.

Sementara itu, Viringga menjelaskan mengenai rise of green jobs. Saat ini ekonomi di dunia bergeser pada green economy, lalu menuntut menjadi green jobs, dan menuntut green skills. Green economy merupakan sesuatu yang menghasilkan peningkatan kesejahteraan manusia dan kesetaraan sosial, sekaligus secara signifikan mengurangi risiko lingkungan dan kelangkaan ekologi. Pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19 menurut survei dari berbagai negara, mereka sepakat membangun pemulihan perekonomian dengan prioritas mengatasi climate change atau perubahan iklim. Dari kesepakatan tersebut, muncullah green jobs, International Labour Organization (ILO) mendefinisikan green jobs sebagai pekerjaan yang membantu mengurangi dampak lingkungan negatif yang pada akhirnya mengarah pada perusahaan dan ekonomi yang berkelanjutan secara lingkungan, ekonomi, dan sosial. Sedangkan green skill adalah kemampuan atau pengetahuan yang dapat digunakan pekerja untuk mencegah, memantau, atau membersihkan polusi dan mengoptimalkan pengelolaan serta konservasi sumber daya alam, yang digunakan perusahaan untuk memproduksi barang atau jasa. Dengan adanya green economy, pekerjaan lebih banyak dibandingkan ekonomi konvensional.

Terakhir ia berpesan, mahasiswa boleh bekerja di kota, sekolah tinggi. Namun ketika berbicara masalah peluang, tidak harus menunggu yang tinggi, sebab potensi peluang di desa sangatlah tinggi. “Jangan tergiur dengan gemerlap kota!” (frd)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Viringga-Prasetyaji-Kusuma-pemateri-seminar-yang-diselenggarakan-PVTO-Universitas-Ahmad-DahlanUAD-bertaju-Strategi-Jitu-Generasi-Z-Mendapatkan-dan-Sukses-di-Dunia-Kerja-Foto-Farida.jpg 768 1366 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-04-19 07:51:382022-04-19 07:56:32Strategi Jitu Generasi Z Sukses di Dunia Kerja

Kelas Tahsin sebagai Implementasi dari Nilai Religiusitas IMM UAD

18/04/2022/in Terkini /by Ard

Tahsinul Quran IMM PBII Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Widia)

Membaca Al-Qur’an merupakan salah satu amalan yang dapat menjadi syafaat bagi seorang muslim di yaumulakhir nanti. Oleh karena itu, seorang muslim ketika membaca Al-Qur’an hendaknya dilakukan secara tartil dan benar sesuai hukum bacaannya. Sehubungan dengan itu, dalam rangka menyongsong nilai religiusitas yang terkandung dalam gerakan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), pada 14 April 2022 IMM Komisariat Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), dan Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) menggelar kelas tahsin di Masjid Darussalam Kampus II Universitas Ahmad Dahlan (UAD).

“Tujuan utamanya supaya banyak kader IMM PBII bisa mengaji dan mengamalkan Al-Qur’an,” ujar Oki Ariyanto yakni ketua bidang Tablig Kajian dan Keislaman (TKK).

Dalam pelaksanaannya, kegiatan baca Al-Quran diikuti oleh lima belas peserta yang terdiri atas Pimpinan Komisariat IMM PBII beserta kader angkatan 2021. Sebelum memulai kelas tahsin, terlebih dahulu diawali dengan salat tarawih berjamaah. Kelas tahsin ini juga merupakan salah satu program kerja bidang TKK yang bertujuan untuk meningkatkan bacaan Al-Qur’an kader juga pimpinan komisariat.

Kemudian, muatan materi yang diajarkan dalam kelas tahsin ialah ihwal mempraktikkan irama dan seni dalam membaca Al-Qur’an dengan metode irama bayyati, hijaz, rast, jiharkah, dan lainnya. Lebih lagi, di samping mendapatkan ilmu, antusiasme peserta kelas tahsin juga dikarenakan dapat bercengkerama sekaligus menyambung silaturahmi.

“Harapan dari adanya kelas tahsin ini banyak kader dan pimpinan komisariat bisa membaca Al-Qur’an dan mengamalkannya,” tutup Oki Ariyanto. (wid)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Tahsinul-Quran-IMM-PBII-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Widia.jpg 573 713 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-04-18 08:29:332022-04-18 08:29:33Kelas Tahsin sebagai Implementasi dari Nilai Religiusitas IMM UAD

Buku ‘Bahan Ajar’ Harus Miliki ISBN

18/04/2022/in Terkini /by Ard

Pendidikan Matematika Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengadakan pelatihan penyusunan bahan ajar atau buku ajar ber-ISBN (Foto: Farida)

Pendidikan Matematika Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengadakan pelatihan penyusunan bahan ajar atau buku ajar berstandar International Standard Book Number (ISBN). Acara digelar secara daring melalui platform Zoom Meeting dan disiarkan langsung melalui kanal YouTube Pendidikan Matematika UAD pada Sabtu, 16 April 2022. Hadir sebagai pemateri adalah Kepala UAD Press, Hatib Rahmawan, S.Pd., Th.I., M.Ag., yang juga dikenal sebagai penulis buku nasional.

Uswatun Khasanah. S.Si., M.Sc. selaku Kepala Program Studi (Kaprodi) Pendidikan Matematika dalam sambutannya menyampaikan, bahan ajar yang ber-ISBN sangat menunjang akreditasi untuk luaran standar pendidikan. Harapannya bahan ajar ber-ISBN ini nantinya tidak hanya digunakan oleh mahasiswa internal saja tetapi juga dimanfaatkan untuk pihak luar.

Lebih lanjut, Hatib menjelaskan buku dibagi menjadi dua yaitu buku pendidikan dan nonpendidikan. Sedangkan buku pendidikan dibagi lagi menjadi buku teks pelajaran dan nonteks pelajaran. Buku teks pelajaran sering disebut juga sebagai buku ajar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa buku ajar merupakan buku pendidikan (teks pelajaran) yang ditulis oleh pakar di bidang tertentu berisi mengenai satu topik tertentu untuk memudahkan seseorang memahami mata kuliah. Buku ajar ditulis sesuai dengan kurikulum tertentu.

“Benefit dosen menulis buku ajar yaitu untuk memenuhi borang Beban Kerja Dosen (BKD), mendapatkan insentif buku ajar dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), mendapatkan royalti penjualan dari UAD Press apabila diterbitkan di UAD Press, dapat diikutsertakan dalam hibah penulisan buku ajar, serta dapat dikaryakan kembali di LIPPI,” papar Hatib.

Adapun sistematika penulisan buku ajar adalah ditulis berdasarkan sub-Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) atau turunannya lagi, awali dengan menjelaskan capaian pembelajaran di setiap bab, berilah uraian teori yang sederhana dan mudah dipahami, serta akhiri di setiap bab (pembahasan) dengan sebuah evaluasi. Jenis dan bentuk evaluasi sangat bervariasi dengan catatan untuk mengukur capaian pembelajaran. Kemudian satu bab, bagian, dan topik terkadang dibahas dua hingga tiga kali pertemuan. Struktur buku terdiri atas preliminary, isi, dan postliminary.

Di akhir penyampaian, Hatib memberikan tips untuk memparafrase. Parafrase adalah membahasakan kembali pendapat orang lain. Tips parafrase yaitu carilah substansi dan ide dasar pendapat orang lain, tulis kembali tanpa harus melihat buku aslinya, gunakanlah sinonim dan padanan kata lainnya, ubahlah pola kalimatnya (misal dari aktif ke pasif), cek ulang kesamaan dengan aslinya dan agar tidak terkena Turnitin (program cek plagiasi dengan sistem algoritma yang sistematis, runtut dan kompleks) kata, rumus, dan kalimat yang sudah umum dapat dibuat image. (frd)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Pendidikan-Matematika-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-mengadakan-pelatihan-penyusunan-bahan-ajar-atau-buku-ajar-berstandar-ISBNFoto-Farida.jpg 768 1366 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-04-18 08:14:022022-04-18 08:14:02Buku 'Bahan Ajar' Harus Miliki ISBN

Kontribusi Keilmuan Ulama dalam Peradaban Indonesia

18/04/2022/in Feature /by Ard

Prof. Dr. KH. Hamid Zarkasyi MAEd., M.Phil. narasumber tablig akbar Ramadan di kampus Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Farida)

“Mengapa sains Islam yang dulu pernah mengungguli prestasi sains di peradaban Yunani, Persia, dan India, tetapi sekarang justru ketinggalan? Prof. Ahmad Hasan menulis dalam sebuah makalah yang berjudul Factor the Behind the Decline of Islamic After the Sixteenth Century, terdapat asumsi yang tidak benar terkait sains di dalam Islam muncul akibat Imam Ghazali mengkritik filsafat. Padahal kenyataannya, sesudah Imam Ghazali mengkritik filsafat Yunani pun sains dalam Islam tetap berjalan. Terbukti bahwa seorang astronot bernama Ibnu Syatir sampai abad ke-15 masih bertahan dengan astronomi pusat studinya dan itulah yang memengaruhi Copernicus, Bruno, Galileo Galilei, yang menemukan teori heliosentris. Jadi sains tidak mati dengan kritik Imam Ghazali.”

Kutipan di atas merupakan salah satu hal yang disampaikan oleh Prof. Dr. K.H. Hamid Zarkasyi, M.A.Ed., M.Phil. selaku Rektor Universitas Darussalam Gontor pada Tablig Akbar Ramadan di Kampus (RDK) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang diselenggarakan oleh Masjid Islamic Center UAD. Acara ini disiarkan secara daring melalui platform Zoom Meeting dan kanal YouTube Masjid Islamic Center UAD, juga secara luring bertempat di Masjid Islamic Center UAD pada Sabtu, 16 April 2022.

Hamid memaparkan, “Empat faktor kekuatan peradaban Islam yaitu lembaga pendidikan dan penelitian, kekuasaan, ekonomi, dan stabilitas politik. Ketika sebuah peradaban di bangun maka faktor kompetensi sumber daya manusia yang harus ada yaitu konsep ilmu seperti halnya kemampuan manusia untuk berpikir yang menghasilkan sains dan teknologi, konsep sosial seperti halnya kemampuan berorganisasi dalam bentuk kekuatan politik dan militer, serta konsep hidup seperti kesanggupan berjuang untuk hidup.”

Dari Tafaqquh Al-Qur’an menjadi tiga gerakan peradaban yaitu gerakan pendidikan dan keilmuan, gerakan politik, serta gerakan dakwah dan ekonomi. Al-Qur’an apabila diklasifikasikan menjadi syariat (ilmu), akidah (iman), dan akhlak (amal), tidak ada pemisahan di antara ketiga tersebut. Al-Qur’an sebagai sebuah kitab suci terkadang disebut makdubah yaitu makanan. Makdubah ketika dimakan menjadi adab dalam diri seseorang yang isinya ilmu, iman, dan amal. Sehingga orang yang berilmu, beramal, dan beriman ketika jumlahnya dari individu menjadi masyarakat, masyarakat menjadi umat, hingga menjadi peradaban.

Lebih lanjut Hamid menjelaskan sejarah kedatangan Islam di nusantara yaitu dimulai pada abad 8–9 Masehi telah terdapat perdagangan internasional orang Arab, Turki, Persia, ke Cina dan Asia Tenggara, tetapi Islam belum tersebar. Islam datang ke nusantara sejak abad 12–13 Masehi dibawa oleh penduduk dunia Islam yang melakukan migrasi karena beberapa hal yaitu Perang Salib, pemberontakan di negeri-negeri Islam, perselisihan mazhab, dan jatuhnya Baghdad tahun 1258 sebagai ibu kota kekhalifahan Abbasiyah. Pada abad itu pula tidak sedikit dari tarekat-tarekat sufi ini yang mengikat hubungan dengan organisasi dagang dan pengrajin di berbagai negeri Islam, serta menguasai kegiatan pelayaran di Afrika Timur, Asia Selatan dan Asia Tenggara. Kedatangan imigrasi Islam membawa beberapa aktivitas seperti komunitas-komunitas Islam, terjadi perkawinan pedagang asing dengan perempuan setempat, pembukaan lembaga pendidikan Islam, serta adanya kegiatan dakwah para mubalig.

“Periode islamisasi nusantara dibagi menjadi tiga yaitu periode pertama abad 13–14 mengajarkan syariah, periode kedua terjadi abad 15–18 akhir tersebarnya tasawuf. Melalui tasawuflah masuknya semangat intelektual dan rasional yang tinggi ke dalam pikiran masyarakat waktu itu, ia membangkitkan semangat intelektualisme dan rasionalisme yang tidak wujud pada era pra-Islam. Periode ketiga terjadi abad 18–19 ditandai dengan berkembangnya lembaga-lembaga pendidikan seperti lahirnya pengajian di masjid, lahirnya pesantren, dan madrasah,” ucap Hamid.

Di akhir, Hamid menyampaikan bahwa individu yang beradab akan menghasilkan komunitas beradab, lalu dari komunitas tersebut menghasilkan masyarakat beradab, maka akan menghasilkan bangsa yang beradab hingga menghasilkan peradaban Islam. Peran ulama membangun peradaban sangat sentral, apabila ulama rusak maka masyarakat pun akan ikut rusak, apabila ulama sehat dan benar maka masyarakat pun akan sehat, dan ulama tersebut akan terinstitusikan. (frd)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Prof.-Dr.-KH.-Hamid-Zarkasyi-MAEd.-M.Phil_.-selaku-Rektor-Universitas-Darussalam-Gontor-sedang-memaparkan-materi-pada-acara-tablig-akbar-RDK-UAD.-foto-farida-2.jpg 768 1366 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-04-18 07:53:352022-04-18 08:00:50Kontribusi Keilmuan Ulama dalam Peradaban Indonesia

Anggy Aulia, Mahasiswa UAD yang Berprestasi dengan Kaligrafi

16/04/2022/in Terkini /by Ard

Karya lukisan kaligrafi Anggy Aulia mahasiswa FAI Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Raihan)

“Kaligrafi tidak terlepas dari keindahan, tetapi ada satu hal yang ditinggalkan oleh umat Islam yakni hasil karya kaligrafi bisa ditampilkan di dalam rumah dan menjaga rumah tersebut dengan ayat suci Al-Qur’an,” ucap Anggy Aulia, mahasiswa Ilmu Hadis Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) saat menjadi narasumber dalam acara FAI Talk, Kamis, 14 April 2022. Selain kesibukan sebagai mahasiswa, Anggy, begitu ia kerap disapa, juga mengajar kaligrafi di beberapa pondok pesantren. Dengan latar belakang ketertarikan terhadap kaligrafi, ia mulai mempelajari ilmu kaligrafi sejak duduk di bangku Sekolah Dasar.

Ia menjelaskan, dari pendapat mayoritas guru kaligrafi, seorang yang menekuni kaligrafi disebut juga sebagai hafiz Qur’an yang tidak terlihat. Hafiz Qur’an bukan hanya untuk orang yang menghafal, karena sejatinya arti dari istilah tersebut adalah para penulis-penulis Qur’an. Bahkan pada masa Rasulullah, para hafiz Qur’an dijaga dengan ketat tetapi akhirnya penjaga mengalami kepunahan atau wafat.

“Bagaimana ayat suci Al-Qur’an itu sampai kepada kita? Jika tidak ada hafiz Qur’an maka ayat suci Al-Qur’an itu tidak mampu terbaca sampai saat ini,” ucap Anggy.

Begitulah ketertarikan Anggy terhadap kaligrafi. Mengawali kemampuannya sebagai kaligrafer, ia mengikuti lomba kaligrafi tingkat provinsi yang diadakan UAD. Saat itu ia masih menjadi mahasiswa baru. Sayangnya ia gagal percobaan pertama itu. Di kesempatan lain, Anggy tidak putus harapan, Bimawa UAD menggelar perlombaan Musabaqah Tilawati Qur’an (MTQ) tingkat kampus yang berhasil membawanya mendapatkan gelar juara kaligrafi.

Lebih lanjut ia memaparkan, ilmu kaligrafi merupakan salah satu ilmu yang mempelajari ketelitian secara detail. Sebagai contoh huruf alif memiliki cara penulisan yang sangat detail. Ukuran dalam huruf alif harus lima titik dalam khat notasi ilmu kaligrafi. Dengan pemahaman yang singkat, menulis kaligrafi merupakan bentuk literatur sedangkan membaca kaligrafi merupakan bentuk irama lagu yang elok didengar.

“Mempelajari ilmu kaligrafi membutuhkan waktu yang cukup lama. Ini disebabkan bahasa Arab merupakan bahasa terindah yang bisa ditampilkan dengan berbagai macam versi. Ilmu kaligrafi tidak hanya tentang menulis ayat Al-Qur’an  yang dibuat dengan menampilkan unsur keindahan tetapi juga mencakup bacaan ayat suci Al-Qur’an yang juga dibuat dengan suara yang indah didengar,” jelasnya.

Dalam menulis kaligrafi terdapat cara membuat ornamen-ornamen yang digunakan untuk memperindah karya, salah satunya dengan melakukan kunjungan ke daerah-daerah yang memiliki banyak hiasan di rumah seperti rumah adat yang ada di berbagai daerah di Indonesia. Di Indonesia, kaligrafi memiliki empat golongan yakni dekorasi, mushaf, kontemporer, dan naskah.

“Empat golongan dalam melukis kaligrafi memiliki fungsi dalam menyusun tema kaligrafi. Di Indonesia, hiasan mushaf merupakan hiasan yang digunakan dalam Al-Qur’an yakni terletak di antara surah Al-Faatihah dan surah Al-Baqarah. Melukis kaligrafi juga tidak hanya sekadar melukis saja tetapi memiliki mazhab yang harus dipahami bagi kaligrafer yakni Mazhab Hasyim dan Mazhab Syauqi,” tambahnya.

Adapun tips yang diberikan Anggy terkait menjadi mahasiswa yang dapat membagi waktu antara kuliah dengan mengikuti perlombaan, yakni mampu memimpin diri sendiri dengan bijak. Memanajemen waktu dengan baik dan memilah waktu kegiatan merupakan cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kapasitas diri secara mendalam. Ingat selalu tujuan dan misi dalam melakukan perkuliahan, mengetahui kelemahan dan antisipasi yang harus dilakukan terhadap diri sendiri, serta menyadari kemampuan dan kapasitas diri sendiri terhadap kegiatan yang dijalani.

“Kuliah merupakan salah satu momen bagi mahasiswa untuk berkembang sebagaimana mestinya. Namun dalam memanfaatkan momen untuk berkembang, mahasiswa dituntut untuk bisa mengetahui kegiatan yang dapat memaksimalkan waktu untuk bisa berkembang atau tidak. Setiap mahasiswa harus bisa memilih terhadap salah satu bidang tertentu untuk kehidupan di dunia ini tidak hanya secara kuantitas tetapi secara kualitas yang banyak dicari oleh orang lain.” (rai)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Karya-lukisan-kaligrafi-Anggy-Aulia-mahasiswa-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-saat-menjuarai-perlombaan-kaligrafi-Foto-Raihan.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-04-16 09:14:192022-04-16 09:14:19Anggy Aulia, Mahasiswa UAD yang Berprestasi dengan Kaligrafi

Aku Anak Kecil yang Ceria, Enggan Mendengar Kisah dengan Klimaks Sad Ending!

16/04/2022/in Feature /by Ard

Nurlaila Hikmah Alfina, Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) saat mengikuti kompetisi mendongeng (Fofo: Didi)

Saat usia Taman Kanak-Kanak (TK) Nurlaila Hikmah Alfina telah diperdengarkan dongeng oleh ayahnya. Kisah “Si Kancil” adalah dongeng yang menghiasi ruang-ruang imajinasinya pada saat itu dan membekas di benaknya hingga ia berusia dewasa.

“Masih tersimpan dalam ingatan tentang dongeng hewan licik dan cerdik tersebut. Uniknya, dari berbagai macam dongeng yang ayah saya perdengarkan umumnya selalu klimaks dengan sad ending. Sebagai anak kecil yang ceria, saya tidak terima dong dengan akhir cerita yang seperti itu. Karena menginginkan akhir cerita yang happy ending, akhirnya saya mengatakan ke Ayah bahwa kelak saat besar nanti, akan saya ciptakan dongeng karangan saya sendiri.”

Berawal dari keluh polosnya anak perempuan di usia belia, sejak TK sampai Sekolah Menengah Pertama (SMP) Nurlaila, mahasiswi Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Inggris (PBI), Universitas Ahmad Dahlan (UAD), berminat dan terjun ke dunia story telling dengan rekomendasi dari guru pelajaran bahasa Inggrisnya.

Meski berstatus sebagai mahasiswi akhir yang kerap mengalami “pening”, perempuan asal Palembang, Sumatra Selatan (Sumsel) ini tidak kehabisan akal dan spirit untuk terus meraih prestasi di dunia mendongeng dan story telling. Ada pun sederet prestasi yang diringkusnya, antara lain, juara I Mendongeng Kesusastraan Nasional Universitas Mulawarman (Unmul) 2021, juara I Mendongeng Pelagis Super Unmul 2021, juara I dan Favorit Mendongeng Tingkat Internasional Festival Sastra Mursal Esten Universitas Negeri Padang (UNP) 2021, juara I Mendongeng Gebyar PGSD Universitas Negeri Jambi (UNJA) 2021, dan juara I Bercerita Mahasiswa Nasional UAD 2021.

Karena rasa percaya diri, kegemaran bercerita, dan kebiasaan baik orang tua yang selalu memberikannya kesempatan untuk bercerita usai pulang sekolah, Nurlaila tidak heran jika ia berhasil meraih juara di berbagai lomba mendongeng dan story telling. Secara tidak langsung dan tanpa disadari, berbagai hal tersebut menjadi latihan, bekal, dan media tumbuh-kembang bagi dirinya.

“Sederhananya, kepada orang tua aku menceritakan kegiatanku di sekolah dalam satu hari itu.”

Nurlaila pernah berada di fase tidak percaya diri yang terkadang membuat dirinya menahan diri mengikuti berbagai perlombaan. “Bagaimana kalau nanti kalah? Apa yang terjadi jika penampilan dan hasil yang saya berikan akan mengecewakan guru? Serta masih banyak kecemasan lain yang saya takutkan pada waktu itu.”

Sampai duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) melalui momentum terpilihnya ia sebagai pemeran utama di pagelaran festival Provinsi Sumsel, barulah Nurlaila benar-benar siap dan yakin unjuk gigi di perlombaan. Hingga sampai saat ini, berstatus sebagai mahasiswa, mengikuti perlombaan telah menjadi bagian dari kegemarannya.

“Saya mulai serius menekuni dunia mendongeng pada tahun 2018,” jelas Nurlaila.

Dari informasi yang didapat melalui media sosial mengenai salah satu komunitas mendongeng di Yogyakarta, akhirnya Nurlaila menggabungkan diri di Rumah Dongeng Mentari, yaitu komunitas mendongeng yang dibawahi langsung oleh Rona Mentari. Berkat perempuan juru dongeng berusia 26 tahun itulah, Nurlaila tekun mempelajari teknik mendongeng.

Terkait persiapan intens sebelum beraksi di perlombaan, Nurlaila terbiasa melakukannya di jauh hari sebelum hari yang mendebarkan itu tiba.

“Naskah dongeng di suatu lomba ada yang sudah ditentukan oleh penyelenggara tetapi ada pula yang tidak, sehingga dua kemungkinan tersebut harus tetap peserta antisipasi dengan kreativitas. Misal di pembuatan naskah, dari banyak dongeng yang telah diketahui, kita bisa mengambil inspirasi dari sana dan membuat kembali dongeng karya sendiri, dengan pengolahan ide yang lebih segar dan tanpa unsur plagiarisme,” ungkap Nurlaila bagikan tips dan trik dalam menulis naskah dongeng.

Menurutnya, makin banyak berlatih dan terampil dalam menguasai materi, maka akan makin apik penampilan yang bisa diberikan oleh peserta.

Nurlaila mempunyai harapan, agar mahasiswa UAD bisa terus berprestasi di bidangnya masing-masing. Ia menekankan bahwa dan tidak ada kata terlambat untuk melakukan segala sesuatu. “Teruslah berlatih serta beranikan diri mengikuti perlombaan. Kalah ataupun menang tidak menjadi persoalan, dan jangan ragu show up kemampuan diri.” (didi)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Potret-Nurlaila-saat-sedang-mendongeng-di-salah-satu-kompetisi-mendongeng.Sumber-foto-SS-kanal-YouTube-UAD.jpg 576 1024 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-04-16 08:37:192022-04-16 09:11:42Aku Anak Kecil yang Ceria, Enggan Mendengar Kisah dengan Klimaks Sad Ending!

ADEV 01 ‘Monalisa’ Mobil Listrik Kebanggaan UAD

16/04/2022/in Terkini /by Ard

Rektor Dr. Muchlas, M.T. dan Tim Mobil Listrik Al Qorni Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Humas UAD)

Ahmad Dahlan Electric Vehicle Generasi 1 (ADEV 01) ‘Monalisa’ merupakan mobil listrik yang dibuat oleh tim Al Qorni Automotive Electrical Universitas Ahmad Dahlan (UAD).

Pada ajang kompetisi Formula Electric Student Championship (FEMS) Indonesia International Motor Show (IIMS) Hybrid 2022 di Jakarta, mobil ini mengantarkan tim Al Qorni meraih juara umum II.

Ilham Eko Prakoso sebagai ketua tim menjelaskan, juara umum II diraih dari hasil peringkat kelima kategori akselerasi, peringkat ketiga kategori skidpad, serta peringkat ketiga kategori endurance dan efficiency.

ADEV 01 ‘Monalisa’ memiliki tegangan 48-volt yang disuplai baterai aki kering 12-volt 4 buah dengan daya 40AH yang mampu berjalan sampai jarak 20km dengan kecepatan maksimal 40km/jam.

Sistem steering bersudut yang dirancang untuk dapat berbelok sekaligus berakselerasi. Mobil listrik didukung dengan mesin motor listrik 3KW dan pengendali 6KW. “Ke depannya, Al Qorni berkomitmen untuk terus berpartisipasi dalam berbagai ajang bergengsi untuk terus meningkatkan prestasi,” jelas Ilham.

Sementara Rektor UAD Dr. Muchlas, M.T., menyampaikan kegembiraannya atas kemenangan Tim Al Qorni pada acara jumpa pers yang digelar pada Rabu, 13 April 2022 di Gedung Utama Kampus IV UAD.

“Apresiasi yang setinggi-tingginya patut saya berikan kepada segenap tim yang telah bekerja keras dalam memenangkan lomba ini. Prestasi ini tidak akan dapat diraih tanpa dukungan dari seluruh pihak termasuk program studi, fakultas, dan universitas,” terangnya.

Muchlas juga menekankan bahwa prestasi tersebut harus terus ditingkatkan dan diimbangi dengan akademik yang bagus.

Tim mobil listrik terdiri atas mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Vokasional Teknologi Otomotif (PVTO), Teknik Elektro, Teknik Industri, Teknik Informatika, dan Pendidikan Matematika dengan dosen pembimbing Alfian Ma’arif, M. Eng. dari Teknik Elektro dan Dr. Budi Santosa dari PVTO.

Mereka adalah Ilham Eko Prakoso (PVTO) sebagai ketua tim, Aji Apri Setiawan (PVTO) sebagai general manajer, Kurnia Rega Nugraha (PVTO) sebagai ketua mekanik, Muh. Damar Wibisono (T. Elektro) ketua elektrik, Muh. Zada Fikri (PVTO) sebagai driver mobil listrik dan Fajar Fahmi Aziz (PVTO) sebagai anggota mekanik. (tsa)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Rektor-Dr.-Muchlas-M.T.-dan-Tim-Mobil-Listrik-Al-Qorni-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Humas-UAD.jpg 1666 2500 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-04-16 08:18:072022-04-16 08:18:07ADEV 01 ‘Monalisa’ Mobil Listrik Kebanggaan UAD

Membangun Religiusitas yang Mencerahkan di Era Disrupsi

16/04/2022/in Terkini /by Ard

LPSI Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar pengajian bertajuk “Membangun Religiusitas yang Mencerahkan di Era Disrupsi” (Foto: Yosita)

Lembaga Pengembangan Studi Islam (LPSI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar kegiatan pengajian dengan tajuk “Membangun Religiusitas yang Mencerahkan di Era Disrupsi”. Acara digelar pada Rabu, 13 April 2022 secara daring melalui platform Zoom Meeting dan disiarkan langsung melalui kanal YouTube LPSI UAD juga secara luring bertempat di Aula Masjid Islamic Center UAD.

Hadir sebagai pemateri adalah Prof. K.H. M. Sirajuddin Syamsuddin, M.A., Ph.D. selaku Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2005–2015. Dengan jumlah keseluruhan peserta kurang lebih 635 orang, talkshow dipandu oleh H. Hendra Darmawan, S.Pd., M.A. selaku moderator yang juga sebagai Kabid. Pengkaderan LPSI UAD.

Rektor UAD Dr. Muchlas, M.T. dalam sambutannya mengungkapkan, adanya kajian yang sangat bermanfaat ini semoga dapat menjadi satu wahana atau sarana untuk meningkatkan pengawalan penghayatan nilai-nilai Al-Islam dan Kemuhammadiyahan.

Sementara itu, sesuai dengan tajuk kajian, kata disrupsi bermakna tercabut dari akarnya, yakni situasi ketika pergerakan peradaban penuh dengan ketidakpastian dan tidak lagi linear. Transformasinya sangat cepat, fundamental, dengan mengacak-acak pola tatanan lama untuk menciptakan tatanan baru.

Kaitannya dengan itu, Sirajuddin mengatakan, di dunia ini telah terjadi kerusakan yang bersifat akumulatif yang berakar dari sistem dunia itu sendiri. Apa yang terjadi adalah sebuah arus liberalisasi atau arus kebebasan manusia yang sangat menikmati kebebasan. Bersama dengan hal itu, terjadilah kehilangan kemanusiaan.

“Yang ingin saya tekankan adalah tentang adanya gejala dehumanisasi, yaitu manusia yang kehilangan kemanusiaannya, terjebak pada titik nadir dari kemanusiaannya, juga kehilangan fitrah kemanusiaan baik dimensi kesucian maupun kekuatan. Oleh karena itu mutiara yang hilang ini yang harus di hidupkan,” tandasnya.

Terakhir Sirajuddin menyampaikan harapannya, “Saya berharap UAD akan makin menangguhkan diri sebagai salah satu center academic excellence di lingkungan Muhammadiyah di Indonesia. Saya kira dunia Islam memiliki momentum untuk bangkit asalkan harus ada pekerja-pekerja serius secara intelektual,” pungkasnya. (Yos)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/LPSI-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-menggelar-pengajian-bertajuk-Membangun-Religiusitas-yang-Mencerahkan-di-Era-Disrupsi-Foto-Yosita.jpg 540 960 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-04-16 07:50:052022-04-16 08:18:33Membangun Religiusitas yang Mencerahkan di Era Disrupsi

Nurlailah Hikmah Afina: Story Telling dan Segudang Prestasi

14/04/2022/in Terkini /by Ard

Talkshow Mawapres Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dengan narasumber Nurlailah Hikmah Afina (Foto: Eka Marcella)

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali menggelar talkshow Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) dengan menghadirkan Nurlailah Hikmah Afina, seorang mahasiswi Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris yang Memiliki segudang prestasi di bidang dongeng dan story telling sekaligus peraih penghargaan pemuda berprestasi Provinsi Sumatra Selatan tahun 2021. Acara ini berlangsung pada Rabu, 13 April 2022, dan ditayangkan secara langsung melalui kanal YouTube resmi UAD.

Melalui acara yang digelar pada pukul 09.45 tersebut, Nurlailah atau yang akrab disapa Lailah, menceritakan pengalaman dari awal mula tertarik untuk berkecimpung di bidang dongeng dan story telling hingga akhirnya meraih banyak prestasi di bidang tersebut.

Beralih dari itu, Lailah kemudian membagikan beberapa hal yang harus diperhatikan saat mengikuti lomba dongeng, salah satunya adalah persiapan yang matang.

“Persiapannya itu apa saja? Jika naskah cerita ditentukan langsung oleh panitia maka ikuti aturan dengan benar, tetapi jika panitia hanya menentukan tema cerita, maka tipsnya adalah dengan mencari inspirasi terlebih dahulu untuk membuat cerita yang pastinya tidak plagiat. Kita bisa bikin cerita versi kita sendiri, rangkum sendiri, kemudian baru mulai memahami keseluruhan isi cerita,” paparnya.

Lebih lanjut, Lailah menyarankan untuk memperbanyak praktik dan latihan di depan kamera, “Makin banyak latihan, makin kita menguasai materi, makin tampil yang terbaik. Selain itu, penting untuk mempersiapkan kostum dengan sebaik mungkin karena akan termasuk ke dalam penilaian.”

Tidak kelewatan, ia juga membocorkan cara membuat dongeng yang baik dan benar, cara membangun antusias penonton saat mendongeng, hingga cara membangun rasa percaya diri dan motivasi untuk mengikuti perlombaan.

Pesannya adalah, “Jangan pernah ragu, jangan pernah takut, dan tetap optimis. Kalau kamu banyak latihan dan banyak pengalaman, kamu pasti bisa menjadi yang terbaik.” (eka)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Talkshow-Mawapres-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-dengan-narasumber-Nurlailah-Hikmah-Afina-Foto-Eka-Marcella.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-04-14 08:39:402022-04-14 08:39:53Nurlailah Hikmah Afina: Story Telling dan Segudang Prestasi

Masa Pandemi, Diri Sendiri Jadi Kunci untuk Berprestasi

14/04/2022/in Prestasi /by Ard

Panji Nur Fitri Yanto Mahasiswa Prodi BK Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Istimewa)

Panji Nur Fitri Yanto adalah mahasiswa Program Studi (Prodi) Bimbingan dan Konseling (BK) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang baru-baru ini meraih juara II pada Lomba Esai Tingkat Nasional Tahun 2022. Ajang bergengsi tersebut diselenggarakan oleh Universitas Negeri Makassar yang bekerja sama dengan beberapa Organisasi Beasiswa Bidikmisi/Kartu Indonesia Pintar (KIP) di Indonesia.

Panji sendiri merupakan Mahasiswa Berprestasi Tingkat UAD tahun 2020 dengan meraih peringkat harapan II, dan masih di tahun yang sama, ia berhasil meraih penghargaan sebagai Mahasiswa Berprestasi Tingkat Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UAD peringkat I. Tidak berhenti sampai di situ, pada tahun 2021 dirinya berhasil menyabet peringkat II Mahasiswa Berprestasi Bidang Penalaran dan Kreativitas UAD.

“Waktu itu saya sedang terpapar Covid-19. Lalu melihat ada kegiatan ini yang bertepatan ketika saya sedang isolasi mandiri, jadi saya berkeinginan menuangkan waktu luang dan kemampuan yang saya miliki ke dalam hal positif,” ucap Panji.

Panji menjelaskan kendala yang dihadapi saat menyelesaikan esainya ialah mengenai waktu. Karena menurutnya, ia baru mendapatkan informasi pada H-3 sebelum lomba ditutup. Jadi ia hanya bisa membuat esai serealistis mungkin dalam waktu tiga hari dengan tidak terlalu memaksakan target. Mengingat juga kondisi kesehatan waktu itu yang tidak terlalu baik.

Lebih lanjut Panji memaparkan, “Awalnya perlombaan akan dilaksanakan secara langsung di Makassar, tetapi tiba-tiba dibatalkan karena Universitas Negeri Makassar terkena karantina wilayah (lockdown) akibat peningkatan kasus Covid-19. Secara garis besar perlombaan ada 3 kategori, yaitu esai, Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI), dan debat. Saya memilih lomba esai karena memang kemampuan saya senang menuangkan gagasan ke dalam tulisan ilmiah secara sederhana. Untuk pengumpulan esai tanggal 20 Februari 2022. Kemudian dibagi menjadi 2 tahap, yaitu seleksi naskah untuk menentukan 10 finalis. Setelah finalis terpilih dilaksanakan presentasi dan penjurian secara daring melalui Zoom Meeting pada 26 Maret 2022.”

Motivasinya dalam mengikuti lomba esai ialah untuk membuat diri agar bisa berpikir positif ketika sedang mendapatkan ujian. Seberapa mampu untuk mengambil hikmah dan menghargai kesempatan yang sudah diberikan ketika dalam keadaan sehat maupun sakit.

“Pastinya saya mengucap syukur karena usaha yang saya lakukan tidak sia-sia. Tentunya juga menjadi beban moral agar esai yang saya tuliskan benar-benar dapat diimplementasikan kebermanfaatannya. Untuk ke depannya perlombaan yang akan saya ikuti mungkin tinggal beberapa saja yang dipersiapkan. Sebab, saya juga sudah di semester akhir yang fokusnya tentu sudah bukan di perlombaan lagi,” ungkap Panji.

Di akhir Panji berharap supaya teman-teman mahasiswa yang lain bisa lebih produktif dan melampaui apa yang sudah ia capai ketika belajar di UAD.

“Manfaatkanlah waktu, peluang, dan kesempatan yang sudah teman-teman dapatkan di bangku perkuliahan. Kenali diri sendiri, baik dari segi minat dan bakat. Apalagi ketika pandemi seperti sekarang ini, kita banyak disuguhkan berbagai macam pelatihan maupun seminar yang dapat diikuti secara daring yang sangat bermanfaat jika bijak dalam penggunaannya.” (ctr)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Panji-Nur-Fitri-Yanto-Prodi-Bimbingan-dan-Konseling-UAD-berhasil-raih-juara-II-dalam-Lomba-Esai-Nasional.jpeg 1080 1080 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-04-14 08:11:312022-04-14 08:11:31Masa Pandemi, Diri Sendiri Jadi Kunci untuk Berprestasi
Page 382 of 468«‹380381382383384›»

TERKINI

  • UAD Buka Pendaftaran Beasiswa Kuliah Gratis dan Potongan Biaya Hingga 8 Semester15/05/2025
  • Lulusan FAI UAD Harus Tanggap dengan Perubahan Teknologi15/05/2025
  • Webinar Edukasi dan Pencegahan Kekerasan Seksual15/05/2025
  • Tim PKM UAD Buat Mini Terrarium Sebagai Obat Anti Stress15/05/2025
  • Menulis dengan Hati, Menyunting dengan Nurani15/05/2025

PRESTASI

  • Mahasiswa PPKn UAD Juara I Tournament Badminton Pubhfest 202515/05/2025
  • Mahasiswa FKM UAD Raih Juara I Lomba Futsal Tingkat Provinsi13/05/2025
  • Mahasiswi UAD Raih Juara 2 dalam Turnamen Badminton PUBHFEST 202513/05/2025
  • UKM Voli UAD Raih 2 Trofi pada Ajang Febipharm Championship 202508/05/2025
  • Mahasiswi Magister Kesehatan Masyarakat UAD Berprestasi di Nusantara Writing Festival 305/05/2025

FEATURE

  • Wadek FKIP UAD: Lulusan UAD Harus Berilmu, Beraksi, dan Berarti15/05/2025
  • Relevansi Antara Pertumbuhan Lapangan Kerja dengan Pemuda Politik15/05/2025
  • Mentalitas Gen Z Dalam Dunia Kerja15/05/2025
  • Bagaimana Mengatasi Permasalahan Pengangguran di Indonesia15/05/2025
  • Menghidupkan Ilmu, Menyulut Aksi14/05/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top