Tentang Prof. Hariyadi. Ph.D.,
Hariyadi adalah dosen tetap yayasan Universitas Ahmad ahlan (UAD) yang mendapat SK Guru Besar / Professor dalam bidang llmu Fisika TMT 1 Maret 2014. Dalam kariernya sebagai dosen di Program Studi Fisika konsentrasi MELINS (Metrologi-Elektronika-Instrumentasi), FMIPA, UAD, yang bersangkutan memperoleh jabatan akademik dengan cara loncat jabatan, mula-mula dari nol ke Lektor, kemudian ke Guru Besar / Profesor. Meskipun proses mendapatkan jabatan akademik tertinggi tersebut terbilang tidak cepat namun Hariyadi cukup ‘menikmati’ proses yang dia katakan sebagai proses yang komplek tersebut. Setelah lulus program S3 (Ph.D.) dari The University of Essex, Colchester, England pada 1998 (pada usia awal tiga puluhan tahun) dalam bidang Physics of Materials Science, yang bersangkutan melakukan ‘Petualangan Ilmiah’ melalui kerja-kerja ilmiah sebagai peneliti profesional (bukan melalui program kerjasama instansi / pemerintah) di banyak negara maju sepeti USA, Finlandia, Jerman, Spanyol, dll.
Selama ini karya ilmiah yang dihasilkan mencapai lebih dari 100 judul tersebar di banyak jurnal internasional bereputasi, prosiding internasional, dll di samping 8 judul Buku Ajar yang sudah diterbitkan dalam bidang Fisika. Yang bersangkutan juga tercatat sebagai inventor sebanyak 10 judul HKI (Hak Patent dan Desain Industri) dengan status Granted ditambah beberapa judul karya HKI lainnya dalam status Pending dan juga karya HKI jenis trade secret.
Hariyadi juga pernah melakukan eksperimen mengukur langsung arah medan magnet di Lingkaran Kutub Utara pada 21 Desember 2011 sewaktu posisi matahari berada di bawah horizon. Selain itu ia juga pernah mengunjungi fasiitas Johnson Space Center NASA, di Houston, Texas, USA (2009) disamping mendapatkan beberapa kali kesempatan untuk melakukan riset di NASA Ames Research Center, USA untuk bidang Fisika – nanotechnology.
Meskipun bekerja dan tinggal di luar negeri belasan tahun dan selalu pulang ke UAD, namun militansi dan komitmennya unuk membangun bangsa Indonesia tercinta menjadi prioritas utama dengan bukti keterlibatannya dalam menangani teknologi nasional dalam bidang pertahanan dan keamanan di samping riset lain dalam bidang Fisika Material dan Optik. Akumulasi pengalaman dan kepakaran dalam ilmu yang ditekuninya menjadi fondasi yang kuat untuk menjadi modal menghadapi persaingan global yang mana SDM bangsa Indonesia akan dihadap-hadapkan dengan SDM bangsa lain sehingga pertaruhan martabat ilmuwan menjadi hal yag krusial. Untuk itu jabatan Profesor tentu bukan sekedar atribut yang melekat pada diri seorang akademisi namun lebih dari itu juga dituntut dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap bangsa dan negara khususnya dengan merujuk pada bidang keilmuwannya terlebih bidang ilmu Fisika terapan yang ditekuninya memerlukan.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!