• TERKINI
  • UAD BERDAMPAK
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Cerita Dwi Nur Fadhliyah, Dari Iseng Hingga Raih Prestasi di BICF 2025

27/08/2025/in Feature /by Ard

Dwi Nur Fadhliyah, mahasiswi Program Studi Teknologi Pangan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Dwi)

Dwi Nur Fadhliyah, mahasiswa Program Studi Teknologi Pangan Universitas Ahmad Dahlan (UAD), menjadi salah satu anggota baru Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Ahda Gitana. Ia turut mengantarkan tim meraih penghargaan 2nd Winner pada 14th Bali International Choir Festival (BICF) 2025 setelah membawakan lagu “Malam Bainai” dan “Jaranan” dalam kategori folksong.

Dwi mengaku awal keterlibatannya di PSM Ahda Gitana terjadi secara tidak terduga. “Awalnya, saya diajak teman ikut audisi cuma iseng-iseng saja, tidak menyangka bisa lolos. Ini pengalaman pertama saya ikut paduan suara dan ternyata langsung di ajang internasional,” ungkapnya.

Selama kurang lebih dua setengah bulan persiapan, Dwi harus pandai membagi waktu antara kuliah dan jadwal latihan yang padat. Ia memilih memanfaatkan waktu luang untuk mengerjakan tugas kuliah, sementara saat latihan ia fokus sepenuhnya pada pembekalan vokal, kekompakan, dan penjiwaan lagu. “Saya agak susah manajemen waktu, tetapi sebisa mungkin kalau sudah latihan, ya, fokus latihan, jadi keduanya tetap jalan,” jelasnya.

Sebagai pemula di dunia paduan suara, Dwi mengaku sempat mengalami tantangan, khususnya dalam menyesuaikan teknik vokal dengan anggota lain yang lebih berpengalaman. Namun, suasana latihan yang penuh kekeluargaan membuatnya termotivasi. “Yang membuat saya semangat karena ini ajang internasional, jadi saya harus memberikan yang terbaik. Walau baru pertama kali, saya selalu bilang ke diri sendiri, ‘aku pasti bisa’,” tuturnya.

Momen paling berkesan bagi Dwi adalah ketika tampil di panggung BICF 2025. “Rasanya campur aduk, terharu, bangga, tidak menyangka bisa sampai di titik itu. Semua kerja keras latihan terasa terbayar saat kita nyanyi bersama di panggung,” ujarnya.

Menutup ceritanya, Dwi menyampaikan harapannya untuk PSM Ahda Gitana agar terus melaju di ajang-ajang internasional. “Semoga Ahda Gitana semakin kompak, bisa ikut lebih banyak kompetisi lagi, dan meraih prestasi-prestasi yang lebih besar,” tutupnya. (Adi)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Dwi-Nur-Fadhliyah-mahasiswi-Program-Studi-Teknologi-Pangan-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Dwi.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-08-27 11:16:082025-08-27 11:16:08Cerita Dwi Nur Fadhliyah, Dari Iseng Hingga Raih Prestasi di BICF 2025

Nikmat Tak Bisa Terhitung, Syukur Tak Boleh Terputus

26/08/2025/in Feature /by Ard

Kajian Ahad Pagi di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Bersama Ustaz Yusuf Hanafiah, S.Pd.I., M.Pd. (Foto. IC UAD)

Banyak nikmat Allah yang kerap terabaikan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah nikmat sehat, baik jasmani maupun mental. “Sering kali kita hanya menyadari nikmat sehat ketika sudah jatuh sakit, padahal tidak ada rumus bahwa seseorang harus sakit dulu atau tua dulu baru meninggal. Karena itu, gunakanlah masa sehat untuk memperbanyak amal,” tutur Ustaz Yusuf Hanafiah, S.Pd.I., M.Pd., dalam Kajian Ahad Pagi di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada Ahad, 24 Agustus 2025.

Selain itu, beliau menekankan pentingnya menyadari nikmat waktu. Tidak semua orang diberikan kesempatan untuk duduk dalam majelis ilmu. “Alhamdulillah, pagi ini kita masih diberi waktu luang untuk hadir. Nikmat ini harus disyukuri sebab ada banyak orang yang sibuk dengan urusan dunia hingga lalai dari menuntut ilmu agama,” ujarnya.

Ustaz Yusuf juga menyinggung tentang orang yang tidak bersyukur. Ia mencontohkan perilaku korupsi sebagai buah dari hati yang tidak pernah merasa cukup. “Orang yang bersyukur akan merasa tenang, sementara yang tidak bersyukur akan selalu mencari-cari, bahkan dengan cara yang salah,” tambahnya.

Nikmat iman adalah karunia paling berharga yang sering dilalaikan. Berbeda dengan harta yang bisa dihitung jumlahnya, iman tidak bisa diukur dengan angka, tetapi nilainya jauh lebih tinggi. “Banyak orang yang lalai menjaga imannya, padahal tanpa iman, hidup tidak ada arah dan pegangan,” ungkapnya.

Dalam penjelasannya, Ustaz Yusuf menyebutkan tiga cara bersyukur atas nikmat Allah. Pertama, dengan hati yang meyakini bahwa semua berasal dari Allah. Kedua, dengan lisan yang senantiasa mengucapkan hamdalah. Ketiga, dengan tindakan nyata, yaitu mempergunakan nikmat, termasuk harta, untuk kebaikan. (Lin)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kajian-Ahad-Pagi-di-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Bersama-Ustaz-Yusuf-Hanafiah-S.Pd_.I.-M.Pd_.-Foto.-IC-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-08-26 09:29:302025-08-26 09:29:30Nikmat Tak Bisa Terhitung, Syukur Tak Boleh Terputus

Psikologi Profetik sebagai Paradigma Integratif Ilmu dan Iman

21/08/2025/in Feature /by Ard

Prof. Dr. Drs. H. Waharjani, M.Ag. Guru Besar Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Humas dan Protokol UAD)

Prof. Dr. Drs. H. Waharjani, M.Ag., resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dalam Bidang Ilmu Agama pada Sabtu, 16 Agustus 2025, di Amphitarium Kampus IV UAD.

Dalam pidatonya yang berjudul “Pintu Masuk Psikologi Profetik”, Prof. Waharjani menegaskan pentingnya menghadirkan pendekatan psikologi yang berpijak pada nilai-nilai kenabian. Hal ini merupakan respons atas krisis spiritual dan degradasi moral yang melanda masyarakat modern.

“Psikologi profetik hadir untuk menghidupkan potensi kenabian dalam diri manusia, membimbing agar perilaku mencerminkan akhlak mulia di hadapan Allah Swt. dan sesama makhluk-Nya,” ungkapnya.

Ia memaparkan bahwa psikologi profetik (prophetic psychology) berakar pada wahyu dan keteladanan Nabi Muhammad saw. serta mengintegrasikan dimensi spiritual, moral, sosial, dan teosentris. Konsep ini, lanjutnya, menekankan kecerdasan kenabian (prophetic intelligence) yang terdiri dari kecerdasan spiritual, emosional, intelektual, dan kemampuan menghadapi kesulitan dengan sabar serta optimisme. Semua itu berpangkal pada kesehatan hati (qalb) dan sifat kenabian: shiddiq, amanah, tabligh, serta fathanah.

“Psikologi profetik tidak sekadar teori, tetapi jalan transformatif untuk membentuk insan kamil yang mampu menebar rahmat bagi seluruh alam. Ia bisa menjadi solusi nyata bagi problem krisis akhlak, lemahnya kepemimpinan moral, hingga tekanan psikologis dalam kehidupan sehari-hari,” jelas Waharjani.

Di akhir pidatonya, ia menegaskan harapan agar disiplin ilmu ini dapat terus dikembangkan, tidak hanya di ruang akademik, tetapi juga diterapkan dalam pendidikan, bimbingan keluarga, hingga kebijakan sosial. “Dengan psikologi profetik, kita berupaya melahirkan manusia beradab, yang dekat dengan Tuhannya, sekaligus memberi manfaat sebesar-besarnya bagi sesama,” pungkasnya. (Dnd)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Prof.-Dr.-Drs.-H.-Waharjani-M.Ag_.-Guru-Besar-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Humas-dan-Protokol-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-08-21 10:47:332025-08-21 10:47:33Psikologi Profetik sebagai Paradigma Integratif Ilmu dan Iman

Prof. Maryudi Dorong Inovasi Polimer untuk Lingkungan yang Berkelanjutan

20/08/2025/in Feature /by Ard

Prof. Ir. Maryudi, S.T., M.T., Ph.D. Guru Besar Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Humas dan Protokol UAD)

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali menambah daftar panjang akademisi berprestasi dengan dikukuhkannya Prof. Ir. Maryudi, S.T., M.T., Ph.D., sebagai Guru Besar dalam bidang Teknik Kimia. Pengukuhan ini berlangsung pada Sabtu, 16 Agustus 2025, di Amphitarium Kampus IV UAD.

Dalam pidato yang disampaikan, Prof. Maryudi mengangkat tema “Polimer untuk Pengolahan Air Limbah dalam Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan”. Tema ini, menurutnya, bukan sekadar isu akademik, melainkan panggilan zaman untuk menjawab persoalan lingkungan yang kian mendesak.

“Air limbah merupakan salah satu tantangan terbesar yang dihadapi peradaban modern. Tanpa penanganan yang tepat, ia berubah menjadi sumber pencemaran dan ancaman kesehatan. Namun, dengan teknologi yang tepat, limbah bisa diubah menjadi sumber daya,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan potensi besar polimer sebagai material yang mampu menjadi solusi. Polimer, baik alami maupun sintetis, memiliki sifat unik: dapat dimodifikasi, multifungsi, serta ramah lingkungan. Dengan karakteristik tersebut, polimer bisa dimanfaatkan dalam berbagai metode pengolahan limbah, mulai dari koagulasi-flokulasi, adsorpsi, filtrasi membran, hingga pengembangan hydrogel cerdas. “Keunggulan polimer ada pada fleksibilitasnya. Kita bisa merancangnya sesuai dengan kebutuhan sehingga mampu menyasar polutan berbeda, seperti logam berat, senyawa organik, pewarna industri, hingga mikroplastik,” jelasnya.

Menurut Prof. Maryudi, pengembangan teknologi berbasis polimer tidak hanya menawarkan solusi teknis, tetapi juga mendukung agenda global untuk keberlanjutan. Ia menekankan pentingnya mengaitkan riset dengan prinsip reduce, reuse, recycle serta penguatan circular economy.

“Polimer adalah kunci untuk merancang teknologi pengolahan limbah yang efektif sekaligus ramah lingkungan. Tantangan kita ke depan adalah memastikan bahwa riset-riset ini tidak berhenti di jurnal, tetapi diwujudkan dalam aplikasi nyata di lapangan,” tegasnya.

Menutup pidatonya, Prof. Maryudi menyampaikan harapan agar riset lintas disiplin semakin diperkuat. Ia percaya, kolaborasi antara akademisi, industri, dan pemerintah menjadi kunci agar inovasi polimer benar-benar memberi manfaat. “Apa yang kita bangun hari ini bukan hanya untuk menyelesaikan persoalan teknis, melainkan untuk diwariskan kepada generasi mendatang sebagai lingkungan yang lebih sehat, bersih, dan berkelanjutan,” tutupnya. (Dnd)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Prof.-Ir.-Maryudi-S.T.-M.T.-Ph.D.-Guru-Besar-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Humas-dan-Protokol-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-08-20 10:35:522025-08-20 10:35:52Prof. Maryudi Dorong Inovasi Polimer untuk Lingkungan yang Berkelanjutan

Implikasi Putusan MK 135/PUU-XXII/2024: Momentum Baru Demokrasi Lokal Indonesia

20/08/2025/in Feature /by Ard

Prof. Dr. Anom Wahyu Asmorojati, S.H., M.H., Guru Besar Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Humas dan Protokol UAD)

Dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar Ilmu Hukum Pemerintahan Daerah di Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Prof. Dr. Anom Wahyu Asmorojati, S.H., M.H., menegaskan bahwa perubahan mendasar dalam sistem pemilu Indonesia harus dilihat sebagai bagian penting dari perjalanan reformasi demokrasi. Menurutnya, praktik pemilu serentak lima kotak sejak 2019 memang membawa legitimasi konstitusional, namun juga menimbulkan kompleksitas teknis, pragmatisme partai politik, hingga tenggelamnya isu-isu lokal dalam dominasi agenda politik nasional.

Prof. Anom menjelaskan, keluarnya Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 135/PUU-XXII/2024 yang memisahkan pemilu nasional dan lokal menjadi jawaban atas berbagai problem tersebut. Dengan adanya pemisahan dan jeda waktu dua tahun, pemilih tidak lagi dihadapkan pada lima surat suara sekaligus, melainkan maksimal tiga, sehingga rasionalitas pilihan meningkat dan beban teknis berkurang.

Temuan empiris dari pelaksanaan pemilu serentak di tingkat lokal juga menjadi catatan penting. Meskipun efisiensi biaya dan penyederhanaan administratif menjadi keunggulan, Prof. Anom mengingatkan bahwa efisiensi tersebut tidak berlaku merata di semua daerah. Bahkan, dalam konteks pemilu saat pandemi COVID-19, prinsip demokrasi harus berhadapan dengan nilai-nilai sosial dan keagamaan terkait keselamatan jiwa (khifazul nafs). Hal ini menunjukkan bahwa demokrasi Indonesia bukan hanya soal prosedur teknis, tetapi juga berkaitan erat dengan dimensi moral dan kemanusiaan.

Lebih jauh, Prof. Anom menekankan implikasi pemisahan pemilu terhadap penguatan otonomi daerah. Dengan adanya jeda waktu, pemerintah daerah dapat menyusun RPJMD yang lebih stabil dan sinkron dengan RPJMN serta RPJPN. Hal ini sekaligus memperkuat kapasitas kelembagaan daerah untuk menjalankan fungsinya secara lebih terarah, tanpa tekanan langsung dari siklus politik nasional yang cenderung sentralistis.

Sebagai penutup, Prof. Anom menegaskan bahwa Putusan MK 135/PUU-XXII/2024 bukanlah sekadar perubahan teknis, melainkan momentum bersejarah untuk reformasi demokrasi yang lebih sehat dan berkelanjutan. Namun, peluang ini juga hadir bersama tantangan, seperti risiko kejenuhan politik, kebutuhan anggaran besar, hingga keterbatasan kapasitas sumber daya manusia. Keberhasilan implementasi sangat bergantung pada kolaborasi seluruh pihak.

“Tujuan akhir dari setiap desain pemilu adalah memastikan kedaulatan rakyat benar-benar terwujud, baik di tingkat nasional maupun lokal, demi terciptanya pemerintahan yang responsif, inklusif, dan berpihak pada masyarakat,” pungkasnya. (Mawar)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Prof.-Dr.-Anom-Wahyu-Asmorojati-S.H.-M.H.-Guru-Besar-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Humas-dan-Protokol-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-08-20 09:50:252025-08-20 09:50:25Implikasi Putusan MK 135/PUU-XXII/2024: Momentum Baru Demokrasi Lokal Indonesia

Peran Reverse Logistics untuk Ekonomi Sirkular Berkelanjutan

19/08/2025/in Feature /by Ard

Prof. Dr. Siti Mahsanah Budijati, S.T.P., M.T., Guru Besar Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Humas dan Protokol UAD)

Dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Prof. Dr. Siti Mahsanah Budijati, S.T.P., M.T., menekankan urgensi pengelolaan produk akhir masa pakai (end-of-life/end-of-use) melalui strategi reverse logistics. Upaya ini merupakan bagian dari mewujudkan ekonomi sirkular yang berkelanjutan.

Pidato tersebut disampaikan di Amphitarium Kampus IV UAD pada Sabtu, 16 Agustus 2025, dengan tema “Model Integratif Pengelolaan Produk Akhir Masa Pakai (End-of-Life) dalam Kerangka Ekonomi Sirkular: Analisis Pendorong, Hambatan, dan Strategi Reverse Logistics.”

Prof. Siti Mahsanah menjelaskan, reverse logistics adalah proses pengembalian produk dari konsumen ke titik asal untuk diproses kembali atau didaur ulang. Konsep ini tidak hanya berfokus pada pengelolaan limbah, tetapi juga menjadi strategi penting dalam mendukung tanggung jawab sosial, efisiensi ekonomi, serta keberlanjutan lingkungan.

“Faktor pendorong seperti insentif ekonomi, regulasi, dan kepedulian lingkungan dapat mempercepat implementasi. Namun, hambatan berupa keterbatasan fasilitas, kurangnya pengetahuan teknis, hingga regulasi yang belum konsisten masih menjadi tantangan besar,” ungkapnya.

Dalam penelitiannya, Prof. Siti Mahsanah secara khusus menyoroti pengelolaan limbah elektronik atau e-waste, terutama ponsel bekas. Ia menjelaskan bahwa ponsel bekas mengandung material bernilai tinggi sekaligus berbahaya sehingga membutuhkan penanganan yang kompleks dan berkelanjutan.

Temuan yang dipaparkan menunjukkan bahwa regulasi pemerintah memiliki pengaruh lebih besar dibandingkan dengan insentif ekonomi dalam mendorong partisipasi masyarakat terhadap program pengembalian (take-back). Etika dan kontrol diri juga mendorong tumbuhnya kesadaran lingkungan, meski pada praktiknya pola pascakonsumsi masih didominasi oleh perilaku menyimpan atau menyumbangkan ponsel bekas.

“Menariknya, bagi mahasiswa, kepedulian lingkungan tidak selalu menjadi faktor utama. Justru, aspek ekonomi seperti uang saku dan strata pendidikan lebih berpengaruh terhadap keterlibatan mereka,” jelasnya.

Selain perilaku konsumen, Prof. Siti Mahsanah juga menekankan pentingnya kolaborasi jalur formal dan informal dalam sistem pengelolaan e-waste. Menurutnya, jalur informal yang tumbuh pesat di Indonesia cenderung lebih cepat bergerak, tetapi berisiko tinggi sehingga membutuhkan sinergi dengan sektor formal.

Melalui pidatonya, Prof. Siti Mahsanah Budijati menegaskan komitmennya untuk terus mengembangkan model integratif dalam pengelolaan produk akhir masa pakai. Ia berharap hasil penelitiannya dapat memberi kontribusi nyata dalam merancang strategi pengelolaan limbah yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga bernilai ekonomi dan berdampak sosial. “Pengelolaan produk akhir masa pakai harus menjadi bagian dari kesadaran kolektif kita dalam membangun peradaban berkelanjutan,” pungkasnya. (Mawar)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Prof.-Dr.-Siti-Mahsanah-Budijati-S.T.P.-M.T.-Guru-Besar-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Humas-dan-Protokol-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-08-19 11:23:452025-08-19 11:23:45Peran Reverse Logistics untuk Ekonomi Sirkular Berkelanjutan

Organisasi sebagai Rumah Bertumbuh

12/08/2025/in Feature /by Ard

Pemateri Upgrading Ormawa FKIP Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Dr. Caraka Putra Bhakti, M.Pd. (Foto. Humas FKIP)

Upgrading Organisasi Kemahasiswaan (ORMAWA) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bukan sekadar agenda seremonial tahunan. Lebih dari itu, forum ini menjadi ruang reflektif dan strategis bagi mahasiswa untuk meninjau ulang arah gerak organisasinya. Dalam kegiatan yang berlangsung di Educators Hall, Gedung Utama Kampus IV UAD, Dr. Caraka Putra Bhakti, M.Pd., hadir sebagai pembicara utama yang menggugah kesadaran peserta akan pentingnya membangun budaya organisasi yang sehat dan berdaya. Kegiatan ini berlangsung pada Sabtu, 2 Agustus 2025.

Dalam pemaparannya, Dr. Caraka mengangkat tema “Peran Strategis Organisasi Mahasiswa dalam Mewujudkan Mahasiswa Berdaya dan Beretika”. Ia tidak hanya menyodorkan teori, tetapi juga membingkai materi dengan pengalaman empiris sebagai Dosen Bimbingan dan Konseling (BK) UAD, Kepala Bidang Pengembangan Karakter dan Kesejahteraan (PKK) Biro Kemahasiswaan dan Alumni (BIMAWA), hingga rekam jejak prestasinya di berbagai ajang inovasi internasional.

“Apakah organisasi kita masih menjadi ruang yang toxic? Apakah kita memberi ruang bagi anggota untuk bertumbuh, atau justru terjebak dalam siklus kerja yang melelahkan tanpa makna?” tanyanya memancing renungan.

Ia menyayangkan banyaknya mahasiswa yang berhenti berorganisasi karena pengalaman yang kurang menyenangkan. Menurutnya, sudah saatnya organisasi mahasiswa di FKIP UAD dibangun sebagai “Rumah Bertumbuh”, tempat belajar yang memanusiakan, bukan hanya tempat mengerjakan program kerja.

Dr. Caraka juga mengajak mahasiswa untuk memahami beragam potensi anggotanya. Melalui pendekatan gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik, organisasi diajak untuk lebih inklusif dalam membangun komunikasi dan keterlibatan anggota. “Kita tidak bisa menyamakan cara memimpin dan menyampaikan gagasan. Pahami cara belajar rekan kita, maka kerja tim akan lebih hidup,” ujarnya.

Tidak kalah penting, ia memperkenalkan strategi “One Shoot, Multiple Effect”, sebuah prinsip untuk menyusun program kerja yang sederhana, tetapi berdampak luas. “Kita tidak butuh kegiatan yang banyak, kita butuh kegiatan yang bermakna,” tegasnya.

Kegiatan Upgrading ORMAWA FKIP UAD tahun ini menjadi ruang yang tidak hanya memperkuat pengetahuan organisatoris, tetapi juga membangkitkan kesadaran kolektif bahwa organisasi bukan tujuan, melainkan media pembelajaran kehidupan. (Mawar)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Pemateri-Upgrading-Ormawa-FKIP-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dr.-Caraka-Putra-Bhakti-M.Pd_.-Foto.-Humas-FKIP.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-08-12 12:08:132025-08-12 12:08:13Organisasi sebagai Rumah Bertumbuh

Tujuh Pintu yang Mengundang Setan ke Hati

02/08/2025/in Feature /by Ard

Ustaz Fajar Rachmadani, Lc., M.Hum., Ph.D dalam Kajian Ahad di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Itoshiko)

Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali menyelenggarakan Kajian Rutin Ahad Pagi pada Minggu, 27 Juli 2025, yang bertepatan dengan 2 Safar 1447 H. Pada kesempatan ini, kajian diisi oleh Ustaz Fajar Rachmadani, Lc., M.Hum., Ph.D., dari Majelis Tablig Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Tema yang diangkat adalah kajian Kitab Mukhtashar Minhaj Al-Qashidin karya Imam Ibnu Qudamah.

Dalam kajiannya, Ustaz Fajar menyampaikan bahwa Kitab Mukhtashar Minhaj Al-Qashidin merupakan ringkasan dari karya Imam Ibnul Jauzi yang pada dasarnya adalah koreksi atas kitab legendaris Ihya Ulumuddin karya Imam Al-Ghazali. Ibnu Qudamah membagi isi kitabnya ke dalam empat bagian besar, yaitu Rubu’ al-‘Ibadat (ibadah), Rubu’ al-‘Adat (kebiasaan), Rubu’ al-Muhlikat (perkara yang membinasakan), dan Rubu’ al-Munjiyat (perkara yang menyelamatkan).

Fokus kajian pada pagi itu adalah pembahasan awal dari Rubu’ al-Muhlikat, khususnya tentang pentingnya menjaga hati sebagai pusat perhatian Allah. “Sesungguhnya Allah tidak melihat rupa dan harta kalian, tetapi yang Allah lihat adalah hati dan amal kalian,” ujar Ustaz Fajar mengutip hadis Nabi saw.

Beliau mengibaratkan hati sebagai benteng yang harus dijaga dari serangan musuh, yakni setan. Dalam kitabnya, Ibnu Qudamah mengidentifikasi tujuh pintu utama masuknya setan ke dalam hati manusia, di antaranya hasad (iri dan dengki), marah yang tidak terkontrol, cinta berlebihan terhadap perabot dan hiasan dunia, kenyang berlebihan yang melemahkan rohani, tamak terhadap pujian manusia, tergesa-gesa tanpa pertimbangan, dan cinta harta secara berlebihan.

Ustaz Fajar juga menekankan bahwa setiap manusia memiliki dua qarin (pendamping), satu dari golongan malaikat dan satu dari golongan jin. Hati manusia senantiasa menjadi medan tarik-menarik antara dua kekuatan ini. Oleh karena itu, penting bagi setiap muslim untuk senantiasa menjaga hatinya agar tetap bersih, tidak dikuasai hawa nafsu, dan terus memperkuat sisi spiritualnya.

“Jika ada orang yang wafat saat membaca doa Ihdinas shiratal mustaqim dalam salat, sungguh itu bukan kebetulan, tetapi karena hatinya telah bersih dan Allah rida memanggilnya,” ungkap Ustaz Fajar, mengisahkan seorang jemaah yang wafat dalam keadaan khusyuk saat berlatih menjadi imam.

Acara ditutup dengan sesi tanya jawab dan doa bersama, dengan harapan agar ilmu yang disampaikan dapat menuntun umat untuk lebih berhati-hati dalam menjaga hati dari godaan setan. (Ito)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Ustaz-Fajar-Rachmadani-Lc.-M.Hum_.-Ph.D-dalam-Kajian-Ahad-di-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Itoshiko.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-08-02 15:59:232025-08-02 15:59:23Tujuh Pintu yang Mengundang Setan ke Hati

Burnout di Balik Jas Putih: Siapa yang Peduli?

28/07/2025/in Feature /by Ard

Mahasiswa Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Sajdah)

Pandemi COVID-19 membuka mata dunia tentang betapa rentannya tenaga kesehatan (nakes) terhadap infeksi nosokomial yang ada di rumah sakit. Mereka selalu ada di garis depan, namun sering kali justru diabaikan. Setelah pandemi berlalu, nakes masih mengalami tekanan yang datang dari berbagai arah. Risiko tinggi tertular penyakit dan beban kerja yang berat membuat banyak nakes mengalami burnout. Bahkan, tidak sedikit yang memilih berhenti bekerja demi keselamatan diri mereka sendiri.

Kesehatan Mental Bukan Sekadar Tambahan, tetapi Hak

Burnout adalah kondisi kelelahan fisik, emosional, dan mental yang muncul karena stres berkepanjangan. Bagi nakes, menjaga kesehatan mental sangat penting karena mereka harus terus melayani pasien setiap hari dengan kondisi yang tidak pasti.

WHO mencatat lebih dari sepertiga tenaga kesehatan mengalami burnout. Jim Campbell dari WHO menyatakan bahwa pascapandemi COVID-19, penting untuk menyelesaikan krisis kelelahan yang sudah lama terjadi di dunia kesehatan dengan menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan mendukung.

Di Indonesia, Kementerian Kesehatan mencatat tingginya angka stres kerja, terutama di rumah sakit rujukan COVID-19. Gejalanya beragam, mulai dari kecemasan, mudah tersinggung, sulit tidur, hingga keinginan untuk mengundurkan diri (resign). Perlu adanya program di fasilitas kesehatan yang mampu menangani ini dengan pendekatan berbasis bukti dan sistem pendukung yang kuat.

Beberapa Sudah Melangkah

Kementerian Kesehatan RI telah mengambil sejumlah langkah untuk mendukung kesehatan mental nakes, seperti menyediakan layanan konseling, pedoman layanan kesehatan jiwa, edukasi tentang well-being, serta penempatan psikolog di fasilitas layanan kesehatan.

RSUP Dr. Sardjito, misalnya, sudah menerapkan berbagai program seperti mindfulness, relaksasi, kelompok dukungan sebaya (peer support group), piket bergilir, dan sistem cuti. Semua ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan kerja dan kesehatan mental para nakes.

Seorang nakes di RSUP Sardjito menyampaikan bahwa setiap enam bulan dilakukan screening kesehatan mental. Hasilnya akan ditindaklanjuti oleh tim SDM melalui rotasi kerja, cuti, atau bahkan pensiun dini. Laporan dari rekan kerja atau pribadi juga diproses oleh komite etik dan K3. Program ini terbukti mampu meningkatkan kinerja dan menurunkan tingkat absensi.

Jalan Masih Panjang

Sayangnya, tidak semua rumah sakit bisa atau mau melakukan hal serupa. Stigma bahwa nakes yang mengeluh dianggap lemah masih sangat kuat. Ditambah lagi, anggaran terbatas dan belum dijadikannya isu kesehatan mental sebagai prioritas manajemen membuat upaya ini kurang berkelanjutan.

Manajemen rumah sakit perlu menyadari pentingnya membangun ketahanan mental tenaga kesehatannya agar pelayanan tetap optimal dan kualitas hidup nakes terjaga.

Waktunya Bergerak: Mental Sehat, Hak Nakes!

Sudah saatnya pemerintah dan pengelola rumah sakit menjadikan well-being sebagai bagian penting dari manajemen SDM. Kesehatan mental tenaga kesehatan bukan bonus, tetapi kebutuhan dasar. Pemerintah perlu memperluas akses layanan kesehatan mental (mental health) untuk nakes, sementara rumah sakit harus membangun sistem pendukung internal yang nyata. Masyarakat juga perlu didorong untuk lebih menghargai peran nakes, tak hanya saat krisis.

Yang tak kalah penting, tenaga kesehatan sendiri harus berani mencari bantuan ketika mengalami tekanan atau burnout. Karena saat mereka sehat, pasien pun akan lebih terlindungi.

Kini, waktunya kita mengubah cara pandang bahwa kebijakan manajemen rumah sakit tidak hanya soal tunjangan dan jam kerja, tetapi juga bagaimana menjaga hati dan pikiran mereka yang bekerja demi menyelamatkan nyawa. Kesehatan mental bukan sekadar tambahan, melainkan hak yang harus dijamin. (Sajdah)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Mahasiswa-Magister-Kesehatan-Masyarakat-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Sajdah.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-07-28 10:15:202025-07-28 10:15:20Burnout di Balik Jas Putih: Siapa yang Peduli?

Tantangan Hafiz dalam Meraih Medali Kyorugi Senior Putra U-54

26/07/2025/in Feature /by Ard

Hafiz, Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Peraih Perak Kyorugi Senior Putra U-54 (Foto. Salsya)

Hafiz Indrakusuma, mahasiswa Fakultas Hukum (FH) Universitas Ahmad Dahlan (UAD), meraih Medali Perak Kyorugi Senior Putra U-54 pada Kejuaraan Perang Bintang Pelajar dan Mahasiswa Tahun 2025. Kejuaraan ini diselenggarakan oleh Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) bersama dengan Pengurus Taekwondo Indonesia Provinsi Banten pada 27–29 Juni 2025 di GOR Stadion Indoor Kelapa Dua, Bonang, Tangerang.

Motivasi Hafiz mengikuti kejuaraan ini bukan hanya untuk menambah pengalaman, tetapi juga untuk meningkatkan prestasi di bidang nonakademik. Menurutnya, tumbuh menjadi generasi emas tentu memerlukan perjuangan, salah satunya adalah mengumpulkan prestasi pada bidang yang ia tekuni.

“Motivasi saya mengikuti kejuaraan ini bukan hanya untuk menambah pengalaman, tetapi juga untuk mencetak prestasi di bidang nonakademik. Saya ingin tumbuh menjadi generasi emas dan untuk mewujudkan hal tersebut, tentu memerlukan perjuangan, salah satunya adalah mengumpulkan prestasi pada bidang yang saya tekuni, yaitu taekwondo,” ujarnya.

Di balik itu, Hafiz merasa bahwa saat ini fisiknya sedang mengalami penurunan sehingga belum bisa mendapatkan prestasi yang maksimal. “Saat ini, yang menjadi tantangan saya adalah fisik saya sendiri. Saya merasa mengalami penurunan daya tahan fisik sehingga pada perlombaan kemarin belum bisa mendapatkan hasil yang maksimal,” ungkap Hafiz.

Namun, dengan semangat yang membara, ia tidak patah arang. Ia bertekad untuk berlatih fisik lebih maksimal agar mampu meraih prestasi yang lebih baik lagi dalam perlombaan selanjutnya.

“Saya berterima kasih sekali kepada teman-teman, khususnya UKM Taekwondo dan kampus UAD, karena telah mendukung penuh saya dalam mengikuti perlombaan. Ke depan, saya pasti akan berlatih fisik lebih maksimal lagi agar mampu memberikan hasil yang lebih baik untuk mengharumkan nama baik kampus,” tutupnya. (Salsya)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Hafiz-Mahasiswa-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Peraih-Perak-Kyorugi-Senior-Putra-U-54-Foto.-Salsya.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-07-26 13:34:142025-07-26 13:34:14Tantangan Hafiz dalam Meraih Medali Kyorugi Senior Putra U-54
Page 1 of 70123›»

TERKINI

  • Riset Intervensi Anemia pada Ibu Hamil Antarkan Rizka Novia Atmadani Raih Gelar Doktor ke-9 PSDIF UAD01/09/2025
  • KKN UAD dan BNN Bantul Sukses Gelar Sosialisasi P4GN di Padukuhan Daleman01/09/2025
  • Mahasiswa KKN UAD dan Karang Taruna Padukuhan Kasihan Sukseskan Pentas Seni Jathilan01/09/2025
  • Pentingnya Komunikasi Efektif bagi Ormawa UAD01/09/2025
  • KKN UAD dan Warga RW 19 Brontokusuman Olah Jelantah Jadi Lilin Ramah Lingkungan01/09/2025

PRESTASI

  • Mahasiswa UAD Raih Juara Harapan III Kompetisi Artikel Ilmiah Tingkat Nasional 202528/08/2025
  • Mahasiswa UAD Raih Juara Harapan I di National Economic Business Competition 202527/08/2025
  • Mahasiswa UAD Raih Penghargaan Karya Jurnalistik Terbaik Pers Mahasiswa 2025 dari AJI Indonesia25/08/2025
  • Mahasiswa UAD Raih Juara II Lomba Pengabdian Masyarakat Tingkat Nasional pada ASLAMA PTMA 202519/08/2025
  • Mahasiswa UAD Raih Juara II di Ajang AILEC 202519/08/2025

FEATURE

  • Cerita Dwi Nur Fadhliyah, Dari Iseng Hingga Raih Prestasi di BICF 202527/08/2025
  • Nikmat Tak Bisa Terhitung, Syukur Tak Boleh Terputus26/08/2025
  • Psikologi Profetik sebagai Paradigma Integratif Ilmu dan Iman21/08/2025
  • Prof. Maryudi Dorong Inovasi Polimer untuk Lingkungan yang Berkelanjutan20/08/2025
  • Implikasi Putusan MK 135/PUU-XXII/2024: Momentum Baru Demokrasi Lokal Indonesia20/08/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top