• TERKINI
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Al-Qur’an sebagai Pedoman dalam Kehidupan

11/07/2025/in Feature /by Ard

Ustaz Prof. Dr. Sutrisno, M.Ag. sebagai Penceramah Khotbah Jumat di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Darmawan)

Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali menayangkan siaran langsung Khotbah Jumat pada Jumat, 4 Juli 2025. Ustaz Prof. Dr. Sutrisno, M.Ag., dari Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, ditunjuk sebagai penceramah pada kesempatan ini.

Dalam ceramahnya, beliau menyampaikan bahwa Al-Qur’an diturunkan kepada umat manusia untuk menjadi pedoman dan petunjuk kehidupan. Oleh sebab itu, umat manusia harus mendalami serta memahami arti dari masing-masing ayat Al-Qur’an dengan bantuan alat penerjemah secara bertahap dan istikamah. “Dengan cara demikian, insyaallah dari hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan, dan tahun ke tahun, kita akan mudah untuk memahami isinya,” tegasnya.

Al-Qur’an tidak dapat dikaitkan dengan sains, tetapi dapat dijadikan sebagai pedoman hidup bagi umat manusia sepanjang masa. Ketika seorang hamba dapat mengkaji dan menghayati ajaran Islam secara komprehensif sebagai tatanan dalam hidupnya, ia akan memahami bahwa agama Islam adalah pendorong untuk mencari ilmu.

Tak hanya itu, ia juga menjelaskan kepada jemaah, khususnya kepada tenaga pendidik, agar senantiasa memahami dan berusaha mengamalkan Al-Qur’an dan as-Sunnah. Sebab, tenaga pendidik atau dosen merupakan teladan bagi para mahasiswanya. Mahasiswa tidak hanya belajar dari materi di perkuliahan, melainkan juga dari akhlak dan cara pengambilan keputusan ketika menghadapi tantangan dalam kehidupan. “Ini sesuatu yang sederhana, sesuatu yang mungkin dapat kita laksanakan. Namun, memerlukan kesungguhan, kemauan, dan kebulatan tekad,” tutup Ustaz Prof. Dr. Sutrisno.

Dengan berakhirnya Khotbah Jumat kali ini, diharapkan para jemaah dapat memperoleh wawasan dan kesadaran mengenai pentingnya menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman dan mengamalkannya dalam kehidupan, khususnya bagi para tenaga pendidik. (dar)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Ustaz-Prof.-Dr.-Sutrisno-M.Ag_.-sebagai-Penceramah-Khotbah-Jumat-di-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Darmawan.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-07-11 09:58:282025-07-11 09:58:28Al-Qur'an sebagai Pedoman dalam Kehidupan

Terapi Kesehatan Mental Menurut Al-Qur’an dan as-Sunnah

10/07/2025/in Feature /by Ard

Kajian Ahad Islamic Center (Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bersama Ustaz Dr. Ruslan Faryadi, A.M., M.S.I. (Foto. Septia)

Jemaah memadati Masjid Islamic Center (IC) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada Ahad, 6 Juli 2025, dalam rangka Kajian Ahad Pagi bertema “Terapi Kesehatan Mental Menurut Al-Qur’an dan as-Sunnah” yang disampaikan oleh Ustaz Dr. Ruslan Faryadi, A.M., M.S.I., dari Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah.

Ustaz Ruslan menekankan bahwa kesehatan mental merupakan bagian penting dari kesempurnaan hidup manusia yang telah diatur secara rinci dalam Al-Qur’an dan hadis. Ia menjelaskan bahwa kesehatan tidak hanya terbatas pada fisik, tetapi juga mencakup mental dan sosial. “Kesehatan yang sebenarnya adalah keseimbangan antara fisik, mental, dan spiritual. Ketiganya harus dirawat agar hidup menjadi lebih bermakna,” ujarnya.

Melalui pendekatan tadarus ayat-ayat Al-Qur’an yang berisi nilai-nilai psikologis (tadarusul ayat as-psikologiyah), Ustaz Ruslan mengajak jemaah untuk kembali menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman dalam mengatasi kegelisahan, stres, dan gangguan kejiwaan. Ia menyampaikan bahwa penyakit mental bisa menyerang siapa saja, baik karena faktor pribadi, sosial, maupun kurangnya kedekatan dengan Allah.

“Ya Allah, obat itu bukan penyembuh, dokter itu bukan penyembuh, tetapi Yang Maha Memberi Kesembuhan hanyalah Engkau, ya Allah. Aku pasrahkan hidupku sepasrah-pasrahnya,” ungkapnya.

Ia juga menyoroti fenomena meningkatnya gangguan mental di kalangan generasi muda, termasuk Gen Z dan milenial. Data yang dikutip menunjukkan sekitar 15,5 juta masyarakat Indonesia mengalami gangguan kesehatan mental, dengan 46% di antaranya berasal dari rentang usia 12–27 tahun.

Sebagai solusi, beliau menyampaikan tiga prinsip utama dalam menjaga kesehatan mental menurut perspektif Islam: keseimbangan hidup (wasathiyah), pendidikan spiritual dan akhlak, serta rasa syukur kepada Allah. Ia juga menekankan pentingnya memperbaiki kualitas ibadah sebagai upaya memperbaiki kualitas hidup. “Perbaiki kualitas ibadahmu, insyaallah Allah akan memperbaiki kualitas hidupmu,” tegasnya.

Kajian Ahad Pagi ditutup dengan doa bersama agar seluruh jemaah diberi kesehatan lahir dan batin serta mampu mengamalkan materi yang telah disampaikan. Jemaah pun tampak antusias dan tersentuh dengan kisah perjuangan narasumber yang baru saja sembuh dari sakit berat, tetapi tetap semangat menyampaikan ilmu demi kebaikan umat. (Septia)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kajian-Ahad-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-bersama-Ustaz-Dr.-Ruslan-Faryadi-A.M.-M.S.I.-Foto.-Septia.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-07-10 10:35:382025-07-10 10:35:38Terapi Kesehatan Mental Menurut Al-Qur'an dan as-Sunnah

Teman Sebaya Bukan Cuma Pendengar: Look, Listen, Link

10/07/2025/in Feature /by Ard

Seminar Pengembangan Kesejahteraan Mental Mahasiswa di Era Digital di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Ulinuha)

Kesehatan mental mahasiswa di lingkungan kampus merupakan hal yang tidak boleh diremehkan. Menanggapi hal ini, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengadakan seminar bertema “Pengembangan Kesejahteraan Mental Mahasiswa di Era Digital” pada Kamis, 5 Juni 2025.

Acara yang dibuka oleh Rektor UAD, Prof. Dr. Muchlas, M.T., ini dihadiri oleh perwakilan mahasiswa dari perguruan tinggi se-DIY. Seminar ini menghadirkan dua narasumber, yaitu Dr. Suwirjo, M.Si., Wakil Dekan Bidang Akademik, Kerja Sama, dan Alumni Fakultas Psikologi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), dan Dr. Berry Juliandi, M.Si., Plt. Direktur Belmawa Ditjen Dikti.

Melalui pemateriannya, Dr. Berry menyampaikan bahwa masalah kesehatan mental di kalangan mahasiswa kerap dipicu oleh dua faktor utama. Pertama, tekanan akademik yang meliputi beban tugas, ujian, dan persaingan ketat sering kali menimbulkan stres serta kecemasan. Kedua, proses adaptasi terhadap lingkungan kampus yang baru dapat menyebabkan gangguan psikologis, terutama bagi mahasiswa yang jauh dari keluarga dan dituntut untuk hidup mandiri.

Gangguan kesehatan mental memberikan dampak signifikan. Banyak mahasiswa mengalami penurunan prestasi akibat kesulitan konsentrasi dan motivasi belajar yang menurun. Selain itu, interaksi sosial terganggu karena perasaan cemas, rendah diri, atau depresi. Tak jarang pula rutinitas harian seperti tidur dan makan ikut terpengaruh. Dalam kondisi lebih serius, mahasiswa berisiko melakukan tindakan membahayakan diri, termasuk penyalahgunaan zat, melukai diri, hingga bunuh diri.

Dr. Suwirjo menyampaikan bahwa beberapa upaya deteksi dini menjadi sangat krusial dalam mencegah kondisi yang lebih parah. Strategi yang disarankan mencakup tiga pendekatan: Look, Listen, Link.

Beberapa bentuk intervensi yang dapat dilakukan di antaranya, look (red:perhatikan) amati tanda-tanda seperti gangguan tidur, anhedonia (mati rasa emosional), perubahan perilaku, hingga pikiran tentang kematian. Kemudian listen (red:dengarkan) gunakan kemampuan mendengarkan aktif, tanyakan kebutuhan, dan hadir sebagai teman yang membuat nyaman. Terakhir link (red:hubungkan)a rahkan ke bantuan profesional, penuhi kebutuhan dasar, dan beri akses pada layanan psikologis serta dukungan dari orang terdekat.

Teman sebaya memegang peran penting dalam menjaga kesehatan mental. Dalam interaksi sosial, mahasiswa membutuhkan kelekatan emosional berupa afeksi dan perhatian yang penuh hormat. Mereka juga membutuhkan kenyamanan ketika menghadapi masalah, terutama melalui kehadiran orang-orang yang mau mendengar dan peduli. (Lin)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Seminar-Pengembangan-Kesejahteraan-Mental-Mahasiswa-di-Era-Digital-di-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Ulinuha.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-07-10 10:01:382025-07-10 10:01:38Teman Sebaya Bukan Cuma Pendengar: Look, Listen, Link

Apa Kabar Kesehatan Mental Mahasiswa?

09/07/2025/in Feature /by Ard

Seminar Pengembangan Kesejahteraan Mental dan Platihan Konseling Sebaya di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Ulin)

Kesehatan mental mahasiswa di lingkungan kampus merupakan hal yang tidak boleh diremehkan. Menyadari hal tersebut, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) berupaya untuk selalu peduli dan membersamai mahasiswanya, salah satunya melalui Seminar Pengembangan Kesejahteraan Mental Mahasiswa di Era Digital dan Pelatihan Konseling Sebaya se-DIY Tahun 2025. Acara ini diikuti oleh perwakilan mahasiswa dari DIY pada Sabtu, 5 Juli 2025.

Kegiatan ini menghadirkan narasumber Dr. Dody Hartanto, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Ikatan Bimbingan dan Konseling Perguruan Tinggi (ABKIN) sekaligus dosen UAD, yang memaparkan hasil studi tentang berbagai persoalan yang kerap dihadapi mahasiswa di Indonesia.

Dr. Dody mengungkapkan empat isu utama yang paling banyak dialami mahasiswa, yaitu:

  1. Manajemen Waktu: Sebanyak 73% mahasiswa mengalami kesulitan mengatur waktu, terutama mereka yang harus bekerja sambil kuliah atau memiliki gangguan belajar.
  2. Kecemasan dan Depresi: Sebanyak 68% mahasiswa pernah mengalami gangguan kecemasan atau depresi, terutama yang memiliki riwayat trauma masa kecil atau berasal dari kondisi ekonomi tidak stabil.
  3. Ketidakamanan Finansial: Sebanyak 60% mahasiswa merasa sangat cemas terhadap kondisi keuangan keluarganya, yang turut memengaruhi konsentrasi dan prestasi akademik mereka.
  4. Kesulitan Menyesuaikan Diri: Sebanyak 42% mahasiswa merasa kesulitan untuk menyesuaikan diri atau fit in di lingkungan kampus, terutama mahasiswa baru dari luar daerah.

Dalam paparannya, Dr. Dody juga menyoroti proses adaptasi mahasiswa selama perkuliahan yang tidak jarang menimbulkan gangguan psikologis dan fisik, seperti sakit kepala, gangguan pernapasan, kelelahan, dan bahkan gangguan pencernaan.

Mahasiswa dari luar Pulau Jawa cenderung mengalami culture shock pada tahun pertama kuliah dan memerlukan waktu serta dukungan untuk menyesuaikan diri, baik secara sosial maupun akademik.

Ia mengingatkan bahwa mendengarkan keluhan secara terus-menerus, baik dari diri sendiri maupun orang lain, berdampak negatif terhadap kesehatan mental. Studi menunjukkan bahwa mendengarkan keluhan lebih dari 10 menit dapat meningkatkan hormon stres dan memengaruhi fungsi otak. Oleh karena itu, penting bagi mahasiswa untuk memiliki mekanisme coping yang sehat serta akses terhadap layanan konseling kampus. Dengan demikian, mahasiswa diharapkan mampu menjaga kondisi mentalnya dengan baik, mengelola emosi dan stres, sehingga menjadi pribadi yang sehat jiwa dan raga. (Lin)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Seminar-Pengembangan-Kesejahteraan-Mental-dan-Platihan-Konseling-Sebaya-di-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Ulin.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-07-09 10:27:262025-07-09 10:27:26Apa Kabar Kesehatan Mental Mahasiswa?

Kepribadian dan Metode Pendidikan Nabi

05/07/2025/in Feature /by Ard

Penyampaian Ceramah pada Kajian Bulanan FKIP Universitas Ahmad Dahlan (UAD) #26 (Foto. FKIP UAD)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menyelenggarakan Kajian Bulanan ke-26 bertema “Kepribadian Nabi sebagai Pendidik #2” pada Sabtu, 28 Juni 2025. Kegiatan ini menghadirkan Qaem Aulassyahied, S.Th.I., M.Ag., Sekretaris Divisi Fatwa dan Pengembangan Tuntunan Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, sebagai penceramah utama.

Dalam pemaparannya, Qaem Aulassyahied menjelaskan salah satu hadis tentang keutamaan Surah Al-Fatihah. Rasulullah saw. pernah mengajarkan kepada sahabatnya, Ibnul Mualla, bahwa Surah Al-Fatihah adalah surah paling agung dalam Al-Qur’an. Hadis ini menunjukkan metode pendidikan Nabi dalam menumbuhkan rasa ingin tahu (at-tasywiq) serta metode menguji pemahaman murid (al-ikhtibar) agar mereka hadir secara utuh, baik fisik maupun jiwanya.

Lebih lanjut, ia menyampaikan metode pendidikan Nabi lainnya, seperti at-taujih al-mubasyir (pengarahan langsung) yang diterapkan di pesantren melalui sistem sorogan untuk melatih kedisiplinan dan keberanian santri. Rasulullah juga meneladankan al-ihsan bil-ihsan atau membalas kebaikan dengan kebaikan yang lebih besar untuk menumbuhkan cinta murid kepada guru, serta pentingnya qudratut tahawul atau kepercayaan pada kemampuan murid untuk berubah menjadi lebih baik.

Selain itu, Qaem menjelaskan hadis tentang Abu Dzar yang menanyakan amal utama kepada Nabi. Rasulullah menjawab, “Iman kepada Allah dan berjihad di jalan-Nya,” tetapi ketika Abu Dzar merasa tidak mampu, Nabi menyarankan untuk membantu orang lain atau menjauhi keburukan, yang nilainya juga sedekah. Hal ini mengajarkan mutabadilah atau kepercayaan timbal balik dan kesabaran dalam menghadapi murid dengan kemampuan beragam. (Mawar)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Penyampaian-Ceramah-pada-Kajian-Bulanan-FKIP-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-26-Foto.-FKIP-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-07-05 09:55:082025-07-05 09:55:08Kepribadian dan Metode Pendidikan Nabi

Belajar ONMIPA dari Ahlinya

04/07/2025/in Feature /by Ard

Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Ikuti Pembekalan ONMIPA-PT (Foto. Bimawa UAD)

Bagi mahasiswa sains dan matematika, Olimpiade Nasional Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Perguruan Tinggi (ONMIPA-PT) merupakan kegiatan perlombaan bergengsi tingkat nasional yang sudah tidak asing lagi. Dalam rangka menyambut kompetisi tersebut, Biro Kemahasiswaan dan Alumni (BIMAWA) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengadakan pembekalan ONMIPA untuk mempersiapkan kandidat terbaiknya.

Narasumber yang hadir dalam kegiatan ini antara lain: Dr. Puguh Wahyu Prasetyo, S.Si., M.Sc. (Bidang Matematika); Priyagung Dhemi Widiakongko, M.Sc. (Bidang Kimia); Selly Violita Septiningrum (Bidang Biologi); dan Shaldhan Bayu Yuska (Bidang Biologi). Masing-masing pemateri menyampaikan tips dan arahan berdasarkan bidang keahliannya untuk membantu peserta dalam mempersiapkan diri secara lebih optimal menghadapi ONMIPA.

Bidang Biologi

Beberapa tips penting yang diberikan antara lain: memahami materi dasar secara menyeluruh, rutin berlatih soal-soal dari tahun sebelumnya, mampu mengelola waktu belajar secara efisien, menentukan materi prioritas yang sering muncul, memvariasikan metode belajar agar tidak jenuh, serta menumbuhkan motivasi dan semangat belajar secara konsisten. Materi ONMIPA Biologi meliputi biologi sel, biologi molekuler, bioinformatika, bioteknologi, ekologi dan keanekaragaman hayati, fisiologi serta metabolisme hewan dan tumbuhan, biologi perkembangan, reproduksi, dan perilaku.

Bidang Matematika

Untuk ONMIPA Matematika, cakupan materi meliputi: aljabar linear, kombinatorika, struktur aljabar, analisis real, dan analisis kompleks. Narasumber menekankan pentingnya memahami konsep secara mendalam dan memperbanyak latihan soal untuk memperkuat pemahaman.

Bidang Fisika

Belajar fisika tidak cukup hanya dengan menghafal, tetapi perlu strategi dan arah yang jelas. Narasumber memberikan beberapa tips penting, seperti: fokus pada materi inti yang sering keluar; belajar menggunakan buku-buku internasional dan soal tahun-tahun sebelumnya; konsisten dalam latihan soal dan melakukan simulasi ujian secara rutin; mengikuti bimbingan dengan dosen serta berdiskusi dengan teman; dan membangun support system sebagai penyelamat semangat dan sumber insight baru.

Bidang Kimia

Soal ONMIPA Kimia sebelumnya terdiri dari tipe esai terstruktur maupun pilihan ganda berbobot. Materi yang sering diujikan mencakup: kimia anorganik, kimia fisik, kimia organik, dan kimia analitik. Narasumber menekankan pentingnya penguasaan konsep serta latihan intensif untuk menghadapi tipe soal yang menuntut ketelitian tinggi.

Kegiatan ini tidak hanya menjadi sarana pembekalan akademik, tetapi juga memberikan dorongan semangat bagi para peserta untuk berani berkompetisi dan mengukir prestasi di tingkat nasional. Dengan strategi yang tepat dan motivasi yang kuat, diharapkan mahasiswa dapat memberikan performa terbaik dalam ajang ONMIPA 2025. (Lin)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Mahasiswa-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Ikuti-Pembekalan-ONMIPA-PT-Foto.-Bimawa-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-07-04 12:10:182025-07-04 12:11:29Belajar ONMIPA dari Ahlinya

Kunci Mendapatkan Kebahagiaan Hidup

04/07/2025/in Feature /by Ard

Ustaz Dr. H. Riduwan, M.Ag. selaku Pemateri Kajian Ahad Pagi di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Darmawan)

Setiap manusia tentunya ingin bahagia. Hidup bahagia kerap menjadi tolok ukur keberhasilan, melampaui materi, pangkat, ataupun pencapaian lainnya. Hal inilah yang dibahas dalam pemaparan materi oleh Ustaz Dr. H. Riduwan, M.Ag., selaku Wakil Ketua PWM DIY, pada Kajian Rutin Ahad Pagi di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Minggu, 29 Juni 2025.

Ia menyampaikan bahwa setiap umat manusia pasti menginginkan kehidupan yang bahagia. Dalam konteks demikian, bahagia mempunyai arti perasaan senang yang ada pada diri manusia dan diwujudkan dengan berbagai perilaku atau tindakan positif. “Yang dimaksud bahagia adalah ketika kebutuhan jasmani sekaligus kebutuhan rohani telah terpenuhi,” tuturnya.

Selanjutnya, Ustaz Riduwan menjelaskan mengenai kecenderungan manusia yang bersukacita terhadap kepemilikan harta. Ketika kemauan terpenuhi, maka manusia tersebut merasa lebih bahagia. Namun, kesenangan atas kepemilikan harta hanya sementara karena pada hakikatnya kebahagiaan tidak hanya bergantung pada materi, melainkan pada kesetimbangan hati. “Harta tidak menjamin kebahagiaan hidup, tetapi dengan harta seseorang bisa mencapai kenyamanan hidup untuk menuju kebahagiaan,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia juga memaparkan kepada para jemaah mengenai istilah berkah, yakni ziyadatul khair yang berarti bertambahnya kebaikan. Makna dari istilah tersebut ialah bertambahnya nikmat yang telah diberikan oleh Allah Swt. serta menghadirkan kebaikan dalam kehidupan sehingga umat manusia dapat menerima nikmat yang telah diberikan oleh-Nya. “Semakin banyak pemberian dari Allah Swt., seharusnya perilaku hidup dari seorang individu menjadi lebih baik lagi,” tandasnya.

Salah satu kunci untuk memperoleh kebahagiaan hidup adalah dengan cara memberi atau membantu orang lain. Sebab, membantu orang yang sedang berada dalam kesulitan dapat memunculkan rasa kepedulian sosial dan empati. Dengan demikian, membantu atau memberi kepada orang lain dapat mempererat hubungan antarmanusia dan juga dapat meningkatkan rasa kebahagiaan dalam diri.

Dengan berakhirnya Kajian Ahad Pagi kali ini, diharapkan para jemaah dapat memperoleh pemahaman dan wawasan, khususnya mengenai kunci untuk mendapatkan kebahagiaan dalam hidup serta bagaimana cara penerapannya. (Dar)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Ustaz-Dr.-H.-Riduwan-M.Ag_.-selaku-Pemateri-Kajian-Ahad-Pagi-di-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Darmawan.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-07-04 12:01:092025-07-04 12:01:09Kunci Mendapatkan Kebahagiaan Hidup

Memperteguh Jati Diri Mahasiswa

03/07/2025/in Feature /by Ard

Stadium General Baitul Arqam Universitas Ahmad Dahlan (Foto. Faiq)

Sabtu, 28 Juni 2025, menjadi momentum penting bagi peserta Baitul Arqam Gelombang 1 Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Dalam studium generale yang berlangsung di Masjid Islamic Center UAD, para mahasiswa diajak menyelami makna kepribadian sejati dalam konteks kemuhammadiyahan bersama pemateri utama, Dr. Mhd Lailan Arqam, S.Pd., M.Pd., yang merupakan dosen Magister Pendidikan Agama Islam sekaligus Direktur Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta.

Dengan mengusung tema “Kepribadian Mahasiswa Muhammadiyah”, acara ini menyoroti pentingnya pembentukan karakter yang kokoh dan relevan di tengah dinamika zaman. Dr. Lailan membuka pemaparannya dengan pernyataan yang menggugah: “Kepribadian itu sesuatu yang akan menyelamatkan Anda dalam segala situasi perubahan zaman.”

Menurutnya, kepribadian adalah unsur yang membentuk kekhasan seseorang. Dalam konteks mahasiswa Muhammadiyah, kepribadian yang kuat berfungsi sebagai jangkar nilai dan prinsip, yang akan menjadi penyelamat dalam menghadapi tantangan modern.

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa Perguruan Tinggi Muhammadiyah–‘Aisyiyah (PTMA), termasuk UAD, memiliki tanggung jawab besar dalam menyelenggarakan pendidikan berbasis nilai-nilai Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK). Penerapan AIK bukan sekadar formalitas, melainkan landasan ideologis, filosofis, dan praktis yang menopang keberlangsungan dan kesinambungan gerakan dakwah Muhammadiyah.

Kepribadian yang Berdimensi Dakwah dan Tajdid

Dr. Lailan menguraikan konsep Kepribadian Muhammadiyah sebagai fondasi ideologis gerakan. Muhammadiyah dipahami sebagai Gerakan Islam yang menyerukan amar ma’ruf nahi munkar, yang ditujukan kepada individu maupun masyarakat demi terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Ciri khas kepribadian tersebut tercermin dalam berbagai nilai, antara lain:

  • Berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan.
  • Mengamalkan ukhuwah islamiyah dan memperluas jalinan pertemanan.
  • Teguh dalam memegang ajaran Islam dan terbuka dalam pandangan.
  • Peduli terhadap hukum, falsafah negara, dan kehidupan kemasyarakatan.
  • Menjadi teladan dalam berbagai aspek kehidupan.
  • Bersikap adil dan korektif, baik secara internal maupun eksternal.

Kepribadian Mahasiswa Muhammadiyah: Pilar Perubahan

Dengan landasan itu, kepribadian mahasiswa Muhammadiyah dimaknai sebagai manifestasi nilai-nilai luhur dalam sikap dan tindakan. Mahasiswa diharapkan menjadi pribadi yang memiliki daya juang tinggi dalam membangun perdamaian, memperkuat ukhuwah, dan menjadi contoh teladan yang menjunjung tinggi nilai keadilan serta ketaatan terhadap ajaran Islam dan hukum.

Untuk membentuk pribadi tersebut, menurut Dr. Lailan, diperlukan serangkaian aktivitas pembinaan yang berkesinambungan, baik melalui mata kuliah AIK, pelatihan kader seperti Baitul Arqam, maupun keterlibatan aktif dalam organisasi otonom Muhammadiyah.

Acara studium generale ini menjadi bagian dari proses pembentukan karakter mahasiswa UAD, bukan hanya sebagai insan akademik, tetapi juga sebagai kader Persyarikatan yang siap menebar nilai dan manfaat di tengah umat. (Faiq)

uad.ac.id

 

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Stadium-General-Baitul-Arqam-Universitas-Ahmad-Dahlan-Foto.-Faiq.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-07-03 10:48:472025-07-03 10:48:47Memperteguh Jati Diri Mahasiswa

Strategi Advokasi dalam Melahirkan Solusi atas Permasalahan Hukum di Masyarakat

03/07/2025/in Feature /by Ard

Kuliah Dosen Tamu Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Salsya)

Dunia advokasi menjadi esensial karena menyangkut solusi atas hadirnya sebuah permasalahan hukum di masyarakat. Namun, tidak semua solusi dapat diterima. Untuk itu, diperlukan sebuah strategi yang tepat agar mampu melahirkan solusi yang efektif.

Nur Ismanto, S.H., M.Si., selaku Ketua Dewan Kehormatan Daerah Perhimpunan Advokat Indonesia (PERADI) Yogyakarta, hadir sebagai pemantik dalam acara Kuliah Dosen Tamu yang diadakan pada Sabtu, 28 Juni 2025, di Auditorium Kampus I UAD untuk membahas strategi advokasi dalam melahirkan solusi atas permasalahan hukum di masyarakat.

“Advokasi memiliki tujuan untuk memberdayakan masyarakat melalui pembelaan di pengadilan dan di luar pengadilan, memberdayakan masyarakat dalam bidang hukum terkait suatu kebijakan yang berhubungan dengan konsep keadilan sosial, dan membantu mengatasi permasalahan hukum yang ada. Oleh karena itu, advokasi harus menghasilkan rekomendasi atau solusi yang memadai,” ujar Ismanto.

Advokasi tanpa solusi bukan menjadi bentuk bantuan hukum yang efektif. Dukungan, pembelaan, maupun edukasi, baik secara litigasi maupun nonlitigasi, yang dilakukan tanpa menghasilkan solusi justru memperlihatkan proses advokasi yang tidak berjalan dengan kondusif. Masyarakat membutuhkan bantuan secara nyata, bukan hanya teori semata.

Untuk mewujudkan rekomendasi atau solusi yang tepat, diperlukan sebuah proses yang konkret, di antaranya: mengidentifikasi permasalahan hukum di masyarakat, mencari tahu faktor penyebab permasalahan tersebut, lalu menganalisis permasalahan dengan baik agar mampu menciptakan rekomendasi atau solusi yang efektif.

“Kemudian, untuk mencapai tujuan advokasi dengan tepat, diperlukan sebuah strategi dalam pengadvokasian permasalahan kasus yang ada. Strategi tersebut di antaranya: memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) atau pelaku advokasi yang tangguh disertai dengan kapasitas profesionalitas yang tinggi, kemudian sensitif (peka) terhadap permasalahan sosial dalam perspektif non-individual,” ungkap Ismanto.

“Strategi lainnya yaitu memiliki jejaring yang kuat dengan para aktor perubahan sosial, perguruan tinggi, media, tokoh masyarakat, seniman, dan politisi profetik. Terakhir, informasi serta dokumentasi yang disampaikan kepada masyarakat atas permasalahan hukum yang ada pun harus akurat dan komprehensif. Dengan melaksanakan strategi tersebut, akan melahirkan rekomendasi atau solusi yang konkret,” tambahnya.

Untuk itu, dengan disampaikannya materi ini, diharapkan para mahasiswa hukum mampu berpikir lebih kritis terhadap proses advokasi yang tepat sehingga dapat membantu masyarakat dalam memberikan solusi atas permasalahan hukum yang terjadi di masyarakat. (Salsya)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kuliah-Dosen-Tamu-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Salsya.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-07-03 10:24:532025-07-03 10:24:53Strategi Advokasi dalam Melahirkan Solusi atas Permasalahan Hukum di Masyarakat

Fenomena Anomali Brain Rot: Bijak Konsumsi Konten Digital

03/07/2025/in Feature /by Ard

BIMAWA Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dalam Seminar Ancaman Digital bagi Kesehatan (Foto. BIMAWA)

Istilah Brain Rot menjadi populer, terutama di kalangan anak muda, seiring maraknya video pendek dan konten anomali berbasis kecerdasan buatan. Fenomena Brain Rot menjadi sorotan utama dalam diskusi yang digelar Biro Kemahasiswaan dan Alumni (BIMAWA) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada Sabtu, 31 Mei 2025. Acara ini membahas dampak konsumsi konten digital terhadap kesehatan mental mahasiswa dan pelajar, dengan menghadirkan beberapa pembicara, yaitu: Novia Laraswati, S.Psi. (S-2 Psikologi UAD); Anty Kunanti, S.Pd. (PPG Universitas Pendidikan Indonesia); Nurul Annisa Batubara, S.Psi. (Konselor Sebaya Mahasiswa UAD); dan Wulan Maulundhinta Naillumunna (Mahasiswa Bimbingan dan Konseling UAD).

Dalam paparannya, Anty menjelaskan bahwa Brain Rot adalah kondisi overstimulasi otak yang menyebabkan penurunan fungsi mental dan intelektual seseorang. Hal ini utamanya disebabkan oleh kebiasaan mengonsumsi konten instan, repetitif, dan pasif secara berlebihan, seperti endless scrolling di TikTok dan Reels, hingga kebiasaan binge-watching.

Wulan turut menambahkan bahwa ada beberapa faktor utama pemicu Brain Rot pada generasi muda. Di antaranya adalah penggunaan gadget secara berlebihan tanpa tujuan yang jelas, ketergantungan pada konten cepat dan visual, gangguan konsentrasi akibat multitasking, tekanan sosial digital seperti Fear of Missing Out (FOMO), efek dari filter bubble dan echo chamber, serta tidak adanya batasan antara waktu belajar dan hiburan.

Sementara itu, Nurul menyoroti peran besar media sosial dalam memperburuk kondisi ini. Menurutnya, platform-platform digital dirancang untuk memicu pelepasan dopamin, pemicu rasa senang di otak, yang membuat penggunanya sulit berhenti mengakses konten.

Para pembicara sepakat bahwa penting bagi mahasiswa dan pelajar untuk mulai membatasi konsumsi konten instan serta menjaga keseimbangan antara hiburan dan tanggung jawab belajar demi menjaga kesehatan mental di tengah gempuran era digital. (Lin)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/BIMAWA-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-dalam-Seminar-Ancaman-Digital-bagi-Kesehatan-Foto.-BIMAWA.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-07-03 10:19:122025-07-03 10:19:12Fenomena Anomali Brain Rot: Bijak Konsumsi Konten Digital
Page 1 of 68123›»

TERKINI

  • UAD Gelar FiTalks 2025: Kupas Tuntas Peluang dan Ancaman Era Kecerdasan Buatan (AI)12/07/2025
  • UAD Selenggarakan Pelatihan Koding dan Kecerdasan Artifisial (AI) untuk Guru SD dan SMP DIY12/07/2025
  • BIMAWA UAD Gelar Penerjunan dan Pembekalan Tim PPKO dan PKM11/07/2025
  • Prodi Ilmu Komunikasi 2022 Gelar Talkshow “Internship Insight”, Bahas Dunia Magang dan Karier PR11/07/2025
  • IMM PBII UAD Terima Kunjungan Studi Banding dari IMM FPB UMY11/07/2025

PRESTASI

  • UKM Karate UAD Borong Medali di Ajang Nasional12/07/2025
  • Langkah Berani Arya Eka Putra: Dari Keraguan Menjadi Juara I Pilmapres LLDikti V10/07/2025
  • Irgiawan, Mahasiswa Ilmu Komunikasi UAD Raih Juara II Nasional di Ajang SILAT APIK-PTMA 202510/07/2025
  • Mahasiswa UAD Raih Bronze Medal dan Best Poster di Kompetisi Nasional Business Plan05/07/2025
  • Mahasiswa Gizi UAD Raih Juara I Lomba Poster Contest 2025 Tingkat Nasional05/07/2025

FEATURE

  • Al-Qur’an sebagai Pedoman dalam Kehidupan11/07/2025
  • Terapi Kesehatan Mental Menurut Al-Qur’an dan as-Sunnah10/07/2025
  • Teman Sebaya Bukan Cuma Pendengar: Look, Listen, Link10/07/2025
  • Apa Kabar Kesehatan Mental Mahasiswa?09/07/2025
  • Kepribadian dan Metode Pendidikan Nabi05/07/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top