• TERKINI
  • UAD BERDAMPAK
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Hakikat Takwa dalam Kehidupan

28/10/2025/in Feature /by Ard

Ust. Muhammad Aziz, S.T., M.Cs., Ph.D., Khatib Jum’at Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. IC UAD)

Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) melakukan siaran langsung khotbah Jumat, 24 Oktober 2025, dengan khatib Ust. Muhammad Aziz, S.T., M.Cs., Ph.D., yang merupakan Dosen S-1 Informatika Fakultas Teknik Informatika (FTI) UAD. Dalam khotbahnya, ia mengajak untuk memahami makna takwa kepada Allah Swt. dan mengimplementasikannya dalam kehidupan.

Mengutip Surah Ali Imran ayat 102 yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa dan janganlah kamu mati kecuali dalam kondisi Islam.” Kemudian beliau juga mengutip sabda Rasulullah saw. yang artinya, “Bertakwalah kamu kepada Allah di mana pun saja kamu berada.” Dengan adanya kedua perintah itu, Ustaz Aziz menyatakan bahwa sebagai umat Islam sudah sepatutnya menjadi orang yang bertakwa di manapun dan kapanpun berada.

Secara singkat, takwa merupakan terpeliharanya diri dari siksa Allah Swt. dengan tetap melaksanakan perintah Allah Swt. dan menjauhi larangan-Nya. Dalam khotbah ini, Ustaz Aziz mencontohkan Ali bin Abi Thalib sebagai suri teladan dalam bertakwa. “Ada empat ciri orang bertakwa menurut Ali bin Abi Thalib. Yang pertama yaitu Al-Khauf min al-Jalil, yang berarti merasa takut kepada Allah. Rasa takut di sini berarti takut melakukan perbuatan yang salah atau dosa. Jika seseorang sudah telanjur melakukan kesalahan, sebaiknya segera meminta ampunan kepada Allah Swt. atas segala dosa yang telah dilakukan,” jelasnya.

Kemudian, Ustaz Aziz menjelaskan ciri yang kedua, yaitu Al-‘Amal bi al-Tanzil, artinya beramal dengan apa yang diwahyukan oleh Allah Swt. Dalam Islam sudah ada peraturan serta regulasinya, yaitu Al-Qur’an dan as-Sunnah. Muhammadiyah secara konsisten berpegang teguh pada Al-Qur’an dan as-Sunnah untuk menegakkan amar makruf nahi munkar dan memberantas tahayul, bid’ah, dan khurafat dalam kemurnian Islam. Dengan demikian, jangan pernah menambah atau mengurangi regulasi yang sudah ada dalam Al-Qur’an maupun as-Sunnah. Jadi, beramal dengan apa yang diwahyukan oleh Allah Swt., misalnya melaksanakan puasa, salat, dan ibadah lainnya yang diwahyukan oleh Allah Swt. Jika tidak ada wahyu atau perintah dari Allah Swt. yang jelas, maka tidak usah dikerjakan.

Lalu, Ustaz Aziz menjelaskan ciri takwa yang ketiga, yaitu Al-Qana’ah bi al-qalil, yang berarti merasa cukup dan rida dengan pemberian Allah Swt. meskipun sedikit. Banyak orang yang diberikan harta yang banyak tetapi tidak puas mencari harta dengan cara yang haram, seperti korupsi dan lain sebagainya. Dalam khotbahnya, Ustaz Aziz mencontohkan Tsa’labah, seorang yang sangat takwa ketika dalam keadaan miskin, yang kemudian melenceng setelah meminta didoakan oleh Rasulullah saw. untuk menjadi kaya. Karena kekayaannya, Tsa’labah tidak sempat lagi beribadah.

“Jadi, Allah Swt. lebih tahu mana yang lebih baik bagi umatnya. Apakah cukup pantas untuk diberikan harta yang banyak kemudian menjadi dermawan atau hanya diberikan harta yang sedikit agar tetap menjadi manusia yang bertakwa,” tambahnya.

Kemudian, Ustaz Aziz memaparkan ciri yang terakhir, yaitu Al-Isti’dad li Yaum al-Rahil, yang bermakna senantiasa mempersiapkan bekal untuk menghadapi kematian dan kembali menghadap Allah Swt. Kematian adalah sesuatu yang pasti. Hanya soal kapan dan jadwalnya tentu saja berbeda-beda. Untuk mengekspresikan ketakwaan itu, maka harus menerapkan sikap ihsan.

Ihsan adalah berbuat baik atau menjadi orang yang baik. Ihsan merupakan bentuk sikap yakin semua perbuatan yang dilakukan dilihat Allah Swt. Contoh dari perbuatan ihsan yaitu berbicara baik, seperti tidak suka gosip atau menyebarkan berita hoaks, kemudian tidak menyakiti tetangga, selalu memuliakan tamu, kemudian tidak mengungkit kembali perbuatan baik yang telah dilakukan.

Dengan demikian, dalam khotbah ini Ustaz Aziz mengajak untuk mengimplementasikan keempat ciri takwa dari Ali bin Abi Thalib dengan cara melakukan perbuatan yang ihsan dalam kehidupan. (Nah)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Ust.-Muhammad-Aziz-S.T.-M.Cs_.-Ph.D.-Khatib-Jumat-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-IC-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-10-28 11:28:452025-10-28 11:28:45Hakikat Takwa dalam Kehidupan

Tali Allah adalah Tali Persatuan

28/10/2025/in Feature /by Ard

Ustaz Yusuf Hanafiah, S.Pd.I., M.Pd. Pemateri Kajian Ahad Pagi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Islamic Center UAD)

Kajian Ahad Pagi di Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali dilaksanakan pada Minggu, 26 Oktober 2025. Kegiatan ini menghadirkan pemateri dari Majelis Tablig Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY, Ustaz Yusuf Hanafiah, S.Pd.I., M.Pd. Dengan mengangkat tema “Tali Allah = Tali Persatuan,” beliau mengingatkan pentingnya umat Islam untuk berpegang teguh pada ajaran Allah agar terhindar dari perpecahan.

Dengan mengutip firman Allah dalam Surah Ali Imran ayat 103, Ustaz Yusuf menjelaskan bahwa kita diperintah untuk berpegang teguh pada talinya Allah (agama Allah) karena tali Allah adalah sebuah kewajiban mutlak bagi umat Muslim. Ayat tersebut juga mengandung peringatan agar umat tidak saling berpecah belah.

Menurutnya, untuk menjadi kuat, kompak, dan bersatu, umat Islam harus memegang satu tali yang sama, yaitu agama Allah. Mengutip tafsir Ma’alimut Tanzil yang ditulis oleh Imam Al-Baghawi, beliau menyebutkan bahwa tali Allah mencakup tiga hal utama, yaitu Al-Qur’an, al-iman (keimanan), dan al-Islam (agama Islam).

Beliau menyoroti contoh nyata di tengah masyarakat, mulai dari isu Palestina hingga sisa-sisa persaingan Pemilu 2024 yang menunjukkan bahwa umat Islam belum sepenuhnya bersatu. Beliau juga menyebutkan contoh lemahnya persatuan yang sudah pernah dialami oleh bangsa Indonesia pada masa penjajahan. Menurutnya, penjajahan 350 tahun di Indonesia terjadi bukan karena penjajah yang masuk lebih kuat, melainkan karena bangsa kita tidak bersatu dan tercerai-berai.

Melanjutkan ceramahnya, beliau memaparkan empat penyebab utama terjadinya perpecahan. Pertama, sikap fanatisme golongan/kelompok. Kedua, ketidaktahuan terhadap ajaran Islam yang benar. Ketiga, munculnya fitnah, iri, dan dengki karena mudah percaya informasi tanpa memastikan kebenarannya (hoaks).

Dalam menghindari penyebab perpecahan ketiga, Ustaz Yusuf mengajak kita supaya menahan diri dan memperbanyak rasa bersyukur. Selain itu, Ustaz Yusuf juga menyebutkan sumber perpecahan lain adalah perebutan kepentingan dunia. “Kepentingan dunia tidak akan pernah ada habisnya, maka cara mengontrol diri kita dengan banyak bersyukur. Jangan fokus pada tujuan dunia karena kita masih punya tujuan utama, yaitu akhirat,” jelasnya.

Untuk mewujudkan persatuan, Ustaz Yusuf mengajak jemaah untuk saling menghormati perbedaan. Beliau juga mengingatkan agar jemaah menjadikan agama Islam bukan sekadar status, melainkan pedoman hidup yang diamalkan.

Menutup ceramahnya, beliau menegaskan pentingnya memperdalam ilmu agama agar kita bisa bersatu menghindari perpecahan. “Yang namanya perpecahan, tidak akan pernah membawa keberkahan apa pun, tetapi sebaliknya, persatuan itu akan mendatangkan rahmat dan kasih sayang Allah,” jelasnya. (tra)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Ustaz-Yusuf-Hanafiah-S.Pd_.I.-M.Pd_.-Pemateri-Kajian-Ahad-Pagi-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Islamic-Center-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-10-28 10:39:312025-10-28 10:39:31Tali Allah adalah Tali Persatuan

Meraih Amalan Ahli Surga

22/10/2025/in Feature /by Ard

Ustaz Rofiul Wahyudi, S.E.I., M.E.I., Al-Hafiz Pemateri Kajian Ahad Pagi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. IC UAD)

Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali menggelar Kajian Rutin Ahad Pagi pada Ahad, 19 Oktober 2025, bertepatan dengan 26 Rabiulakhir 1447 H. Pada kajian ini, hadir Ustaz Rofiul Wahyudi, S.E.I., M.E.I., Al-Hafiz, yang merupakan anggota Majelis Tablig Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY sekaligus dosen Perbankan Syariah UAD. Beliau hadir sebagai pemateri dengan membawakan tema “Meraih Amalan Ahli Surga”.

Dalam tausiahnya, Ustaz Rofiul menyampaikan bahwa manusia memiliki kecenderungan meniru dan ingin memiliki apa yang orang lain miliki. Oleh karena itu, ia mengajak kita untuk meniru atau mencontoh teladan yang baik, yaitu Rasulullah saw.

Ustaz Rofiul menyampaikan perintah dari Rasulullah saw., “Beribadahlah sekuat dan semampu kita.” Dalam hal ini, ia mencontohkan dengan menyampaikan kisah Khaula dan Aisyah yang selalu mengerjakan ibadah salat malam sampai melupakan waktu istirahat. “Ibadahlah sekuat dan semampumu, sedikit tetapi istiqamah. Sebagai contoh, ibu-ibu dan bapak-bapak selesai pengajian ini menjadi rajin ibadah malam sampai tidak tidur, tetapi hanya satu malam saja. Maka, sebaiknya kita beribadah sesuai kemampuan kita,” ujarnya.

Lalu, apa saja amalan ahli surga? Menurut Ustaz Rofiul, setiap kita yang beriman dan beramal saleh berhak memperoleh tiga hal, yaitu: masuk surga, dimasukkan ke surga, dan menjadi penduduk surga.

“Pertama, masuk surga bisa kita peroleh dengan beriman dan mengucapkan syahadat. Kedua, dimasukkan ke surga bisa kita peroleh dengan beriman dan beramal saleh. Ketiga, menjadi penduduk surga artinya surga akan diwariskan kepada orang yang beriman, bertakwa, dan beramal saleh,” jelasnya.

Di sisi lain, Ustaz Rofiul juga menjelaskan bahwa luasnya surga untuk satu orang itu sama dengan sepuluh kali luas langit dan bumi. “Dalam sebuah riwayat, diceritakan orang yang terakhir masuk surga akan mendapatkan jatah surga yang luasnya sama dengan sepuluh kali luas langit dan bumi,” jelasnya.

Dengan demikian, dalam kajian ini pemateri mengajak kita melakukan amalan-amalan ahli surga dengan beriman, bertakwa, dan beramal saleh semampu dan sekuat kita masing-masing. (san)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Ustaz-Rofiul-Wahyudi-S.E.I.-M.E.I.-Al-Hafiz-Pemateri-Kajian-Ahad-Pagi-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-IC-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-10-22 10:59:322025-10-22 10:59:32Meraih Amalan Ahli Surga

Perjalanan Salsabilla Raih Gelar Sarjana dalam 3,3 Tahun

20/10/2025/in Feature /by Ard

Salsabilla Nuranisa Wahyudi mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Salsabilla)

Salsabilla Nuranisa Wahyudi mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) angkatan 2022 ini berhasil menuntaskan studinya dalam waktu 3,3 tahun. Di balik pencapaiannya, tentu tersimpan perjuangan dan perjalanan terhadap pengembangan diri di bidang akademik maupun nonakademik.

Sejak semester pertama, Salsabilla aktif mengikuti berbagai kegiatan eksternal kampus, mulai dari kepanitiaan, lomba, hingga organisasi dan komunitas tingkat regional hingga nasional. Ia juga rutin mengikuti kuliah umum di beberapa universitas ternama seperti Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), Universitas Padjadjaran (Unpad), dan Universitas Airlangga (Unair). Tak hanya itu, ia juga memperluas wawasan dengan mengikuti seminar dan konferensi daring dari sejumlah universitas di Eropa.

Memasuki semester tiga dan empat, Salsabilla mulai mencoba berkecimpung ke dunia penelitian. Ia menerima tawaran menjadi asisten dosen dari universitas lain dan turut bergabung dalam tim penelitian dosen UAD. Pada masa itu pula, ia aktif mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat sebagai relawan, serta menjadi student employment di unit riset dan pengabdian masyarakat UAD.

Salsabilla juga aktif di organisasi nasional, yakni Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia (ILMPI) sebagai anggota Badan Pengembangan dan Pengkajian Keilmuan. Ia bahkan bergabung dalam komunitas yang berfokus pada analisis ekonomi dan politik. Selain keterlibatan di berbagai kegiatan inilah muncul ide untuk mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM).

Ide yang ia ajukan berangkat dari pengamatan sosial dan pengalaman organisasi. Hasilnya sangat memuaskan, proposal PKM miliknya berhasil lolos pendanaan dan menghasilkan tiga Hak Kekayaan Intelektual (HKI) serta publikasi jurnal terakreditasi Sinta 3.

“Proses PKM benar-benar menguji dedikasi. Kami bekerja dari pagi hingga malam, bahkan bisa dibilang 24 jam penuh untuk riset dan pelaporan. Rasanya seperti berjuang tanpa henti, tapi semua terbayar saat akhirnya berhasil lolos pendanaan dan mendapat rekognisi,” tuturnya.

Rekognisi PKM diperoleh pada semester lima, setelah melalui proses panjang mulai dari pelaporan, presentasi, hingga penerbitan jurnal. Berkat dukungan berbagai pihak, hasil penelitian tersebut diakui sebagai pengganti skripsi. Ia bahkan sudah mencicil penulisan bab satu hingga tiga pada semester enam dan menuntaskan bab empat dan lima dalam waktu singkat saat semester tujuh.

Setelah itu, Salsabilla kembali menerima tawaran kerja di bidang riset berskala besar. Ia juga aktif dalam social project dan kolaborasi dengan berbagai institusi besar. Perjuangannya mengantarkannya menjadi Mahasiswa Berprestasi Tingkat Fakultas dan Finalis Mahasiswa Berprestasi Universitas.

“Perjalanan ini tidak mudah. Ada banyak kegagalan dan masa-masa sulit. Tapi dengan dukungan keluarga, teman, dan dosen, saya bisa bangkit. Allah juga selalu kirim orang-orang baik di sekitar saya, dan itu yang membuat saya terus semangat,” ungkapnya.

Selain itu, Salsabilla bertekad mengembangkan minatnya di bidang psikologi forensik, bidang yang dari awal sudah menjadi fokusnya. Ia menilai peran psikolog forensik semakin dibutuhkan untuk membantu menegakkan keadilan dan menjernihkan kasus-kasus hukum di Indonesia. (Lus)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Salsabilla-Nuranisa-Wahyudi-mahasiswa-Program-Studi-Psikologi-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Salsabilla.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-10-20 12:12:362025-10-20 12:12:36Perjalanan Salsabilla Raih Gelar Sarjana dalam 3,3 Tahun

Unlock Your Next Level

15/10/2025/in Feature /by Ard

Talkshow ”Unlock Your Next Level” di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Humas dan Protokol UAD)

Masih dalam rangkaian acara Kick Off PMB, pada Senin, 13 Oktober 2025, bertempat di Amphitarium Kampus IV UAD, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengadakan Talk Show. Acara yang mengangkat tema ”Unlock Your Next Level” ini menghadirkan dua narasumber inspiratif, yakni Dr. Muhammad Najih Farihanto, S.I.Kom., M.A., dosen Fakultas Sastra, Budaya, dan Komunikasi (FSBK) UAD, serta Abdurrafi Afif, S.E., seorang content creator muda yang aktif di platform TikTok.

Dalam sesi pemaparannya, Dr. Muhammad Najih Farihanto menyoroti perubahan besar di dunia kerja yang menuntut generasi muda untuk terus meningkatkan kemampuan diri. Ia memaparkan sepuluh jenis pekerjaan yang paling banyak dicari pada tahun 2024, di antaranya pengembang perangkat lunak, ahli keamanan siber, AI engineer, analis data, hingga analis manajemen bisnis.

“Dunia kerja makin kompetitif. Tidak cukup hanya pintar, tetapi dibutuhkan kemampuan berpikir kritis, berkomunikasi dengan baik, dan menguasai teknologi,” ungkap Najih. Ia juga menegaskan bahwa pendidikan tinggi tidak lagi hanya menjadi tempat belajar, melainkan wadah untuk menemukan jati diri. “Sekolah bukan sekadar sekolah lagi, tetapi tempat kamu mengenal siapa dirimu, membangun jaringan, dan menyiapkan masa depan,” tambahnya.

Talkshow ini juga menghadirkan data menarik. Berdasarkan laporan Detik.com yang merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata gaji lulusan pendidikan tinggi (D-4, S-1, S-2, S-3) pada Februari 2024 mencapai Rp4.685.241,00 per bulan dan meningkat menjadi Rp4.960.000,00 per Agustus 2024. Sementara itu, rata-rata upah lulusan SMA berada di angka Rp3.092.781,00 per bulan.

Data ini menjadi bukti nyata bahwa pendidikan memiliki dampak signifikan terhadap kesejahteraan. “Ini salah satu alasan mengapa kita harus level up,” ujar Najih.

Sebagai penutup, kedua narasumber sepakat bahwa setiap orang memiliki potensi besar untuk mencapai next level dalam kehidupannya. “The next level of your life will demand a different you,” kata Najih, menutup sesi talkshow dengan kalimat reflektif. (Lid)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Talkshow-Unlock-Your-Next-Level-di-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Humas-dan-Protokol-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-10-15 10:31:192025-10-15 10:31:19Unlock Your Next Level

Mahkamah Konstitusi sebagai Pelaku Kekuasaan Kehakiman dalam Melindungi Hak Asasi Manusia

08/09/2025/in Feature /by Ard

Kuliah Umum Fakultas Hukum Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Salsya)

Dr. Suhartoyo, S.H., M.H., selaku Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Republik Indonesia (RI), hadir sebagai pemateri yang memaparkan mengenai MK sebagai pelaku kekuasaan kehakiman dalam melindungi Hak Asasi Manusia (HAM). Acara ini merupakan Kuliah Umum yang diselenggarakan oleh Fakultas Hukum (FH) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada Sabtu, 30 Agustus 2025, di Ruang Amphiteater Kampus IV UAD.

Pasal 24 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia (NRI) Tahun 1945 menjelaskan bahwa kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Kekuasaan kehakiman salah satunya dilakukan oleh Mahkamah Konstitusi.

Dr. Suhartoyo mengatakan, “MK merupakan pelaku kekuasaan kehakiman sehingga harus berfungsi sebagai The Guardian of Constitution (pelindung konstitusi), The Final Interpreter of the Constitution (penafsir akhir konstitusi), The Guardian of Democracy (pelindung demokrasi), The Protector of Human Rights (pelindung hak asasi manusia), dan The Protector of Citizen’s Constitutional Rights (pelindung hak konstitusional warga negara).”

Sebagai lembaga negara yang menyelenggarakan peradilan, MK diberi wewenang oleh UUD 1945 untuk menguji Undang-Undang (UU) terhadap konstitusi, yang mencakup perlindungan HAM melalui regulasi negara. MK juga dapat membatalkan undang-undang jika dirasa bertentangan dengan hak-hak dasar warga negara.

“MK berwenang untuk menguji UU terhadap konstitusi atau hak konstitusional. Artinya, sesuai dengan pasal 51 ayat (1) UU MK, hak konstitusional merupakan hak-hak yang diatur dalam UUD 1945 dan hak yang diatur dalam UUD tersebut tentu tidak terlepas daripada melindungi hak asasi setiap manusia. Sehingga, putusan MK dalam perkara pengujian UU akan terkabul manakala mampu melindungi hak konstitusional warga negara,” tambah Dr. Suhartoyo.

Oleh sebab itu, MK sebagai pelaku kekuasaan kehakiman harus dapat memberi putusan yang mengabulkan secara final terhadap pengujian UU yang memberikan perlindungan HAM dan berani menolak perkara pengujian UU apabila terdapat potensi melemahkan hak konstitusional warga negara. (Salsya)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kuliah-Umum-Fakultas-Hukum-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Salsya.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-09-08 10:44:472025-09-08 10:44:47Mahkamah Konstitusi sebagai Pelaku Kekuasaan Kehakiman dalam Melindungi Hak Asasi Manusia

Konseling Harapan bagi Keluarga dan Remaja

05/09/2025/in Feature, MBKM /by Ard

Prof. Dr. Dody Hartanto, M.Pd., Guru Besar dalam bidang Bimbingan dan Konseling Keluarga Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Humas UAD)

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengukuhkan Prof. Dr. Dody Hartanto, M.Pd. sebagai guru besar dalam bidang Bimbingan dan Konseling Keluarga. Pada pidato pengukuhannya, Prof. Dody menyampaikan pidato berjudul “Konseling Harapan: Paradigma Baru Layanan bagi Keluarga dan Remaja dengan Masalah Kesehatan Mental.”

Dalam pemaparannya, Prof. Dody mengajak seluruh hadirin untuk merenungkan pertanyaan mendasar: “Kemanakah kita akan pergi pasca nanti mati?” Ia menekankan bahwa setelah kematian, setiap individu akan dikenang oleh orang-orang terdekatnya, dan kualitas kenangan itu bergantung pada bagaimana seseorang menjalani kehidupannya di dunia.

Prof. Dody menyoroti perubahan signifikan struktur dan fungsi keluarga di Indonesia dalam beberapa dekade terakhir. Menurutnya, banyak permasalahan kehidupan berakar dari dinamika keluarga, yang ia sebut sebagai “kotak pandora.” Permasalahan yang sering muncul antara lain komunikasi yang minim, disfungsional keluarga, perubahan nilai-nilai, ketidakhadiran ayah secara psikologis (fatherless), hingga pengalaman buruk di masa kanak-kanak (adverse childhood experience).

“Survei ketahanan keluarga di Indonesia mengungkapkan 68 persen masalah kesehatan mental pada remaja dan dewasa muda berakar dari pengalaman negatif di keluarga. Kondisi ini menandakan bahwa tekanan dalam keluarga dapat memunculkan permasalahan sosial yang serius,” jelas Prof. Dody.

Data dari AINAMS tahun 2022 turut memperkuat pandangannya. Disebutkan bahwa sekitar 15,5 juta remaja Indonesia mengalami masalah kesehatan mental, atau setara dengan satu dari tiga remaja. Sebagian besar kasus tersebut berkaitan dengan relasi keluarga. “Masalah hopelessness, gangguan mood, dan stigma terkait kesehatan mental masih menjadi hambatan signifikan bagi remaja dan keluarga untuk mencari bantuan profesional,” tambahnya.

Untuk menjawab tantangan tersebut, Prof. Dody memperkenalkan paradigma baru konseling yang ia sebut sebagai Konseling Harapan. Berbeda dengan pendekatan konvensional yang berfokus pada kekurangan (deficit based), pendekatan ini menekankan pada kekuatan (strength based) serta potensi internal individu dan keluarga.

Dalam model yang dibahas, Prof. Dody menggunakan bunga teratai sebagai metafora. Teratai yang tumbuh dari lumpur namun tetap bersih melambangkan kemampuan keluarga menghadapi tantangan sekaligus mengembangkan potensi terbaiknya melalui konseling harapan. Model ini divisualisasikan dengan kelopak bunga berjumlah delapan, terinspirasi dari bentuk bintang Alhambra, yang merepresentasikan delapan aspek penting dalam konseling harapan.

Prof. Dody juga menegaskan bahwa model konseling ini berlandaskan nilai-nilai spiritual, khususnya Surah An-Nisa ayat 9. Ayat tersebut menekankan pentingnya empati universal dan naluri orang tua dalam melindungi serta mendidik anak-anak. “Membangun harapan bukan hanya tentang optimisme individu, tetapi juga membangun jejaring dukungan sosial dalam keluarga dan masyarakat,” ujarnya. (Lus)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Prof.-Dr.-Dody-Hartanto-M.Pd_.-Guru-Besar-dalam-bidang-Bimbingan-dan-Konseling-Keluarga-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Humas-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-09-05 09:21:442025-09-15 13:01:54Konseling Harapan bagi Keluarga dan Remaja

Potensi Minyak Atsiri Bunga Cengkeh untuk Obat Antiinflamasi

04/09/2025/in Feature, MBKM /by Ard

Prof. Dr. apt. Nining Sugihartini, M.Si., Guru Besar Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dalam bidang kepakaran teknologi formulasi sediaan obat dan kosmetika (Foto. Humas UAD)

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengukuhkan guru besar baru yaitu Prof. Dr. apt. Nining Sugihartini, M.Si., dalam bidang kepakaran teknologi formulasi sediaan obat dan kosmetika. Dalam pidato pengukuhannya, Prof. Nining membawakan orasi ilmiah berjudul “Transformasi Sediaan Antiinflamasi Minyak Atsiri Bunga Cengkeh (Syzygium aromaticum L.): Eksplorasi Sediaan Topikal dan Inisiasi Scale-Up ke Skala Pilot.”

Minyak atsiri bunga cengkeh telah lama dikenal di Indonesia, khususnya dari Kepulauan Maluku, sebagai salah satu rempah berkhasiat dan bernilai tinggi. Indonesia bahkan dijuluki sebagai “raja cengkeh dunia” karena kandungan eugenol yang tinggi sehingga diminati masyarakat global. Menurut Prof. Nining, kekayaan alam tersebut perlu terus dieksplorasi untuk mendukung kesejahteraan masyarakat, termasuk dalam bidang farmasi dan pengobatan.

“Upaya ini sejalan dengan implementasi ayat Al-Qur’an Surat An-Nahl ayat 11, bahwa tumbuhan yang Allah ciptakan adalah tanda kebesaran-Nya sekaligus anugerah bagi umat manusia,” ujarnya.

Berdasarkan penelitian sebelumnya, minyak atsiri bunga cengkeh diketahui memiliki aktivitas antimikroba, antioksidan, dan antiinflamasi dengan mekanisme penghambatan senyawa proinflamasi. Rangkaian riset yang dilakukan Prof. Nining dimulai dengan formulasi minyak atsiri bunga cengkeh dalam tujuh tipe sediaan topikal, yakni salep basis larut air, salep basis hidrokarbon, salep basis serap, losion, emulgel, krim tipe A/M, dan krim tipe M/A. Dari hasil uji, empat di antaranya menunjukkan aktivitas antiinflamasi.

Penelitian lebih lanjut menemukan bahwa sediaan hidrofilik lebih efektif dalam menyalurkan aktivitas minyak atsiri. Misalnya, konsentrasi minyak atsiri dalam salep basis larut air relatif lebih kecil dibandingkan losion dan emulgel, namun tetap menunjukkan hasil yang baik.

Formulasi tersebut kemudian dikembangkan dalam bentuk mikroemulsi. Komposisi optimal diperoleh pada 7% fase minyak, 60% fase surfaktan, dan 30% fase air, dengan penggunaan kombinasi tween 80 dan PEG 400 sebagai surfaktan-cosurfaktan. Hasil uji menunjukkan bahwa kombinasi tersebut memberikan stabilitas fisik dan karakteristik yang sesuai untuk skala industri.

Tahap selanjutnya adalah inisiasi scale-up dari skala laboratorium menuju skala pilot. Dalam proses ini, digunakan dua metode, yakni low energy (pengadukan 360-980 rpm selama 10-30 menit) dan high energy (penggunaan ultraturrax dengan kecepatan 3.600-8.000 rpm selama 10-30 menit). Hasil evaluasi menunjukkan parameter pH, viskositas, serta stabilitas fisik yang baik, yang nantinya menjadi dasar bagi pengembangan skala industri lebih lanjut.

Prof. Nining menegaskan bahwa pencapaian akademik ini merupakan hasil dari perjalanan panjang dalam menekuni bidang formulasi sediaan obat dan kosmetika. “Capaian ini bukan hanya hasil kerja keras pribadi, melainkan juga berkat hubungan, kerja sama, dan dukungan dari berbagai pihak,” ungkapnya. (Lus)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Prof.-Dr.-apt.-Nining-Sugihartini-M.Si_.-Guru-Besar-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-dalam-bidang-kepakaran-teknologi-formulasi-sediaan-obat-dan-kosmetika-Foto.-Humas-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-09-04 09:39:132025-09-15 13:00:39Potensi Minyak Atsiri Bunga Cengkeh untuk Obat Antiinflamasi

Psikologi Komunitas Kelompok Rentan

03/09/2025/in Feature, MBKM /by Ard

Prof. Elli Nur Hayati, M.PH., Ph.D., Guru Besar Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Humas UAD)

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengukuhkan Prof. Elli Nur Hayati, M.PH., Ph.D., Psikolog sebagai guru besar dalam bidang Psikologi Komunitas Kelompok Rentan. Dalam pidato pengukuhannya yang berjudul “Psikologi Komunitas: Transisi Psikologi ‘Individual Sentris’ ke ‘Komunal-Sistemik’ Sentris”, Prof. Elli menekankan pentingnya pergeseran paradigma dalam ilmu psikologi.

Sejak kelahirannya, psikologi berakar dari dunia kedokteran yang orientasinya bersifat individual. Fokusnya lebih banyak pada fisik dan perilaku manusia, bahkan sering kali hanya pada individu yang sakit atau bermasalah. Namun, menurut Prof. Elli, pendekatan tersebut tidak lagi memadai dalam menghadapi kompleksitas persoalan kesehatan mental masyarakat modern.

“Individu itu tidak berdiri sendiri, melainkan bersarang dalam lapisan-lapisan yang saling memengaruhi hingga ke tingkat makro dan kronosistem. Maka psikologi tidak bisa berhenti hanya pada level individu, melainkan harus bertransformasi ke arah pendekatan komunitas dan sistemik,” jelasnya.

Prof. Elli memaparkan bahwa pada era sebelum 1990-an, penyakit masyarakat didominasi penyakit menular yang dapat diatasi dengan penemuan obat-obatan modern. Namun, setelah tahun 2000, masalah kesehatan lebih banyak dipicu oleh gaya hidup, tekanan sosial, dan faktor lingkungan.

Situasi ini menuntut psikologi untuk tidak lagi semata-mata bersifat kuratif dan rehabilitatif, tetapi juga preventif dan promotif. Dengan kata lain, psikologi harus bekerja di “hulu” dengan memberdayakan masyarakat agar mampu menjaga kesehatan mentalnya sebelum masalah muncul.

Dalam pidatonya, Prof. Elli menegaskan bahwa psikologi komunitas harus berorientasi pada pemberdayaan kelompok rentan, yakni perempuan, anak-anak, lansia, kaum minoritas, penyandang disabilitas, masyarakat di daerah 3T (tertinggal, terluar, terdepan), serta mereka yang mengalami stigma sosial akibat kondisi fisik maupun mental.

“Tanpa keterlibatan masyarakat, kesehatan mental di tingkat komunitas mustahil diwujudkan. Masyarakat harus dilatih, diberdayakan, dan memiliki daya untuk memperjuangkan kesejahteraan mereka sendiri,” paparnya.

Ia juga menyoroti keterkaitan antara kesejahteraan mental, keadilan sosial, dan situasi struktural. Menurutnya, ketidakadilan sosial menjadi akar dari banyak masalah psikososial. Dalam konteks ini, Prof. Elli mengaitkan prinsip Islam dalam Surah al-Ma’un yang menekankan perhatian pada anak yatim dan fakir miskin sebagai kelompok yang memerlukan dukungan.

Sebagai penutup, Prof. Elli menegaskan bahwa psikologi di UAD akan memberi warna dengan pendekatan komunitas yang kuat. Fokus utamanya adalah pemberdayaan masyarakat, penguatan kelompok rentan, serta mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga kesehatan mental.

“Psikologi komunitas tidak hanya bicara tentang ilmu, tetapi juga tentang peradaban. Bila kita mengabaikan kelompok rentan, kita mengabaikan masa depan masyarakat secara keseluruhan,” pungkasnya. (Lus)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Prof.-Elli-Nur-Hayati-M.PH_.-Ph.D.-Guru-Besar-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Humas-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-09-03 12:56:552025-09-15 13:00:51Psikologi Komunitas Kelompok Rentan

Konsep Strategi Ilmiah dalam Pengelolaan Sampah DIY

03/09/2025/in Feature, MBKM /by Ard

 

Prof. Dr. Surahma Asti Mulasari, S.Si., M.Kes., Guru Besar Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Humas UAD)

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali mengukuhkan salah satu guru besar barunya, Prof. Dr. Surahma Asti Mulasari, S.Si., M.Kes., dalam bidang pengelolaan sampah dan manajemen lingkungan. Pada pidato pengukuhannya yang berjudul “Mengelola Sampah, Mengelola Kehidupan: Strategi Ilmiah dalam Pengelolaan Lingkungan di Yogyakarta”, ia menyoroti potensi besar pengelolaan sampah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Dalam paparannya, Prof. Surahma mengungkapkan bahwa setiap orang di Yogyakarta menghasilkan rata-rata setengah kilogram sampah per hari. “Bayangkan, bila ditimbun dalam setahun, volume sampah tersebut bisa menutupi Candi Prambanan dengan gunungan sampah,” ujarnya.

Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2023, timbulan sampah nasional mencapai kurang lebih 67 juta ton per tahun, menjadikan Indonesia salah satu penyumbang terbesar di Asia Tenggara. Adapun di DIY, timbulan sampah mencapai 600–700 ton per hari atau sekitar 300–350 ribu ton per tahun, dengan 60–65 persen berasal dari rumah tangga.

Kondisi ini semakin mendesak setelah TPA Piyungan mengalami kelebihan kapasitas sejak 2022, sehingga memicu munculnya sedikitnya 21 titik pembuangan sampah ilegal di Yogyakarta dan sepanjang jalur ring road. Di balik krisis tersebut, Prof. Surahma melihat adanya potensi besar. Jika dikelola dengan baik, sampah di DIY diperkirakan bernilai Rp90–98 miliar per tahun. Bahkan jika hanya separuhnya yang masuk dalam sistem formal bank sampah, nilainya tetap signifikan, yakni sekitar Rp40 miliar, setara dengan biaya pembangunan puluhan sekolah dasar.

Komposisi sampah di DIY menunjukkan 53 persen berupa sampah organik, 12 persen plastik, dan 8 persen kertas. Hal ini berarti lebih dari separuh timbulan sebenarnya masih dapat diolah kembali. “Namun, faktanya lebih dari 90 persen sampah masih ditimbun di landfill. Hal ini perlu menjadi perhatian bersama,” tegasnya.

Selain aspek ekonomi, Prof. Surahma juga menekankan dampak kesehatan akibat pengelolaan sampah yang buruk, mulai dari meningkatnya kasus demam berdarah, diare, hingga memperburuk sanitasi yang berhubungan dengan kasus stunting anak.

Pengelolaan sampah di DIY juga menunjukkan ketimpangan antarwilayah. Kota Yogyakarta berhasil mengelola lebih dari 96 persen sampah melalui peraturan daerah yang diterapkan sejak 2022, sementara Sleman mendorong rumah tangga untuk mengolah sampah secara mandiri. Namun, Bantul masih stagnan, sedangkan Gunungkidul dan Kulon Progo menghadapi tantangan tersendiri akibat aktivitas pariwisata dan UMKM.

World Bank sendiri memprediksi timbulan sampah global akan naik menjadi 2,2 miliar ton per tahun pada 2025. Di DIY, dengan harga pasaran kompos Rp1.000/kg, plastik Rp4.000/kg, dan kertas Rp2.000/kg, total nilai sampah bisa mencapai Rp91,7 miliar per tahun. Angka tersebut setara dengan 10 persen APBD DIY. “Lebih dari sekadar ekonomi, bank sampah juga memberi manfaat sosial, mulai dari tabungan pendidikan, dana sosial, hingga insentif keluarga,” tambahnya.

Prof. Surahma menawarkan strategi ilmiah berlapis untuk mengatasi permasalahan sampah. Tingkat keluarga: pemilahan sampah, penggunaan komposter, biopori, dan edukasi. Penelitiannya menunjukkan edukasi keluarga dapat menurunkan residu hingga lebih dari 30 persen; Tingkat komunitas: optimalisasi 1.200 bank sampah unit di DIY yang terbukti efektif dengan partisipasi ribuan warga; Tingkat regional: optimalisasi TPA, teknologi refuse-derived fuel (RDF), pirolisis, dan composting skala besar; Tingkat kebijakan nasional: penguatan langkah yang sejalan dengan SDGs (tujuan 3, 11, dan 12) serta Rencana Induk Riset Nasional (RIRN) 2017–2045; Tingkat perguruan tinggi: pengembangan teknologi inovatif, seperti pembakar sampah berbasis IoT, briket bioarang, pencacah sampah, serta media edukasi masyarakat.

Menutup pidatonya, Prof. Surahma menegaskan bahwa paradigma pengelolaan sampah tidak lagi sekadar mengangkut dan menimbun, melainkan mencegah sejak awal. “Jika setiap keluarga disiplin memilah, komunitas aktif dalam bank sampah, dan pemerintah konsisten meregulasi, maka beban TPA akan berkurang drastis,” ujarnya.

Ia menegaskan, “Sampah adalah ujian peradaban. Bila kita lalai, ia menjadi krisis. Namun bila kita kelola dengan ilmu dan kebersamaan, sampah bisa menjadi sumber daya, pengetahuan, bahkan peradaban baru. Mengelola sampah berarti mengelola kesehatan, ekonomi, sosial, dan masa depan bangsa.” (Lus)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Prof.-Dr.-Surahma-Asti-Mulasari-S.Si_.-M.Kes_.-Guru-Besar-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Humas-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-09-03 10:46:182025-09-15 13:01:00Konsep Strategi Ilmiah dalam Pengelolaan Sampah DIY
Page 1 of 71123›»

TERKINI

  • PPKO BEM Fakultas Psikologi Beri Pelatihan di Sekolah Perempuan Poetri Mardika07/11/2025
  • Hanif Menapaki Perjalanan Panjang Penuh Doa dan Usaha07/11/2025
  • Membangun Generasi Berdaya dengan Iman dan Karya07/11/2025
  • Program Studi Akuntansi UAD Sandang Akreditasi Unggul07/11/2025
  • Tak Menyerah Meski Tanpa Orang Tua, Nona Carolina Buktikan Mimpi Bisa Dicapai07/11/2025

PRESTASI

  • KPS FH UAD Raih Juara II dalam Kompetisi Surat Gugatan Lokajaya Law Fair 202507/11/2025
  • Mahasiswa UAD Raih Gold Medal di National Writing Competition (NWC) Universitas Andalas 202507/11/2025
  • Staf Humas UAD Raih Juara II Lomba Desain Poster Internasional SEIFA 202507/11/2025
  • Mahasiswa UAD Torehkan Prestasi Internasional di Ahmad Dahlan International Seminar #3 Competition 202507/11/2025
  • Mahasiswa Psikologi UAD Raih Juara II Nasional Lomba Fotografi AP2TPI 202506/11/2025

FEATURE

  • Hakikat Takwa dalam Kehidupan28/10/2025
  • Tali Allah adalah Tali Persatuan28/10/2025
  • Meraih Amalan Ahli Surga22/10/2025
  • Perjalanan Salsabilla Raih Gelar Sarjana dalam 3,3 Tahun20/10/2025
  • Unlock Your Next Level15/10/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top