• TERKINI
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Kampus Harus Menjadi Pusat Kolaborasi Dakwah dan Ilmu Pengetahuan

24/06/2025/in Feature /by Ard

Sambutan Prof. Dr. Muchlas, M.T., dalam acara Tabligh Akbar Ahad Pon di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Septia)

Rektor Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Prof. Dr. Muchlas, M.T., memberikan sambutan hangat dalam acara Tablig Akbar Ahad Pon yang digelar di Masjid Islamic Center UAD, kompleks Kampus IV, pada Minggu, 15 Juni 2025. Kegiatan ini merupakan putaran ke-65 dari pengajian rutin yang diselenggarakan oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Banguntapan Selatan sejak 2016.

Dalam sambutannya, Prof. Muchlas menekankan pentingnya kolaborasi antara perguruan tinggi dan organisasi keagamaan untuk membangun peradaban. Ia mengapresiasi kehadiran jemaah dari lingkungan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) dan Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Banguntapan Selatan, serta dukungan penuh dari takmir masjid, mahasiswa, dan dosen UAD.

β€œKami bersyukur dapat menjadi tuan rumah pengajian akbar ini. Semoga tidak hanya setahun sekali, tetapi bisa lebih sering agar masjid ini semakin makmur,” ujarnya.

Prof. Muchlas juga mengungkapkan rasa syukurnya atas partisipasi aktif UAD dalam syiar dakwah. Ia menyebutkan, lebih dari 80 dosen dan tenaga kependidikan (tendik) UAD menjadi penggerak kegiatan Muhammadiyah di Banguntapan Selatan, baik di bidang pendidikan, sosial, maupun keagamaan.

β€œInilah wujud kontribusi nyata UAD sebagai kampus Muhammadiyah. Kami akan terus mendorong mahasiswa dan pegawai untuk terlibat aktif dalam persyarikatan,” tegasnya.

Di akhir sambutannya, Prof. Muchlas mendoakan agar UAD terus berkembang menjadi perguruan tinggi unggul yang kebermanfaatannya dirasakan oleh umat secara luas. β€œSemoga UAD semakin maju dan jumlah mahasiswanya terus bertambah sehingga dari kampus inilah manfaat dapat tersebar lebih luas,” pungkasnya. (Septia)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Sambutan-Prof.-Dr.-Muchlas-M.T.-dalam-acara-Tabligh-Akbar-Ahad-Pon-di-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Septia.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-06-24 10:49:552025-06-24 10:49:55Kampus Harus Menjadi Pusat Kolaborasi Dakwah dan Ilmu Pengetahuan

Refleksi Kehidupan dalam Perspektif Surah Az-Zumar

24/06/2025/in Feature /by Ard

Khutbah Jumat pada 13 Juni 2025 bersama Ustaz Hendra Darmawan, S.Pd., M.A. di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Itoshiko)

Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali menggelar Khotbah Jumat pada Jumat, 13 Juni 2025. Kali ini, khotbah disampaikan oleh Ustaz Hendra Darmawan, S.Pd., M.A., dengan materi yang mendalam dan reflektif, mengangkat tema kerusakan moral dan tantangan dehumanisasi dalam era teknologi, berlandaskan Surah Az-Zumar ayat 54.

Dalam khotbahnya, Ustaz Hendra menyoroti fenomena paradoksal dalam peradaban manusia: kemajuan teknologi justru membawa kemunduran moral dan munculnya berbagai krisis kemanusiaan. Ia mengingatkan jemaah bahwa sejarah telah mencatat keruntuhan peradaban besar akibat kesombongan dan kerakusan kekuasaan, sebagaimana dialami oleh tokoh seperti Firaun.

Mengutip Surah Az-Zumar ayat 54, beliau menekankan pentingnya kembali kepada Allah sebelum datangnya azab. Menurutnya, konsep an-nawb (kembali) dan at-taubah (bertobat) harus menjadi pijakan bagi umat Islam untuk terus memperbaiki diri secara menyeluruh, bukan sekadar penyesalan sesaat.

β€œManusia diberikan akal, hati nurani, dan wijdan untuk menimbang baik dan buruk. Maka, jangan sampai teknologi yang kita ciptakan justru mengendalikan kita hingga melunturkan nilai-nilai kemanusiaan,” ujarnya.

Beliau juga mengutip pesan dari Buya Syafii Maarif: β€œJika ada satu ayat yang membolehkan putus asa, maka akulah orang pertama yang akan melakukannya.” Namun, Ustaz Hendra menegaskan bahwa Islam justru melarang umatnya berputus asa dari rahmat Allah. Oleh karena itu, ia mengajak seluruh jemaah untuk tetap optimistis, terus berikhtiar, dan memperkuat hubungan spiritual dengan Allah.

Khotbah ditutup dengan doa agar umat Islam diberikan kekuatan iman, dijauhkan dari sifat sombong, serta diberi kemampuan untuk menjadi manusia yang bijak dan bertanggung jawab dalam memanfaatkan teknologi maupun kekuasaan.

Melalui khotbah ini, diharapkan para jemaah dapat merenungi kembali makna kehidupan serta menjalankan perannya sebagai khalifah di bumi dengan lebih bijak dan bertanggung jawab. (Ito)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Khutbah-Jumat-pada-13-Juni-2025-bersama-Ustaz-Hendra-Darmawan-S.Pd_.-M.A.-di-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Itoshiko.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-06-24 10:42:102025-06-24 10:42:10Refleksi Kehidupan dalam Perspektif Surah Az-Zumar

Nilai Pancasila sebagai Landasan Berpikir Kritis Menuju Masyarakat Berkemajuan

21/06/2025/in Feature /by Ard

Prof. Dr. Sumaryati, M.Hum., dosen PPKn FKIP Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Festyanove)

Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar webinar nasional bertema β€œPancasila sebagai Landasan Berpikir Kritis untuk Kemajuan Bangsa” pada Sabtu, 14 Juni 2025, melalui Zoom Meeting. Webinar ini menghadirkan Prof. Dr. Sumaryati, M.Hum., dosen PPKn Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UAD, sebagai narasumber utama dalam sesi pertama. Peserta webinar berasal dari berbagai universitas di Indonesia.

Dalam pemaparannya yang bertema β€œNilai-nilai Pancasila sebagai Paradigma Berpikir Kritis Menuju Masyarakat Berkemajuan”, Prof. Sumaryati menekankan bahwa Pancasila harus dimaknai secara praktis, bukan sekadar ideologis atau utopis. Ia mengajak peserta untuk menjadikan Pancasila sebagai dasar berpikir dan bertindak dalam menghadapi kompleksitas zaman.

β€œMasyarakat modern menghadapi tantangan globalisasi, perang multidimensi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), hingga revolusi industri 4.0 dan era Society 5.0. Dalam konteks ini, kemampuan berpikir kritis menjadi mutlak,” ujar Prof. Sumaryati. Ia menambahkan bahwa bangsa Indonesia tidak boleh hanya menjadi penonton arus perubahan, melainkan harus terlibat aktif menanggapi dengan nalar yang tajam dan reflektif.

Menurutnya, berpikir kritis yang dilandasi nilai-nilai Pancasila mampu menghindarkan masyarakat dari disinformasi, sesat pikir, dan dominasi kekuatan asing, termasuk potensi munculnya penjajah domestik. β€œKetika cara berpikir suatu bangsa berhasil dikuasai, maka akan mudah mengendalikan aspek lainnya,” tegasnya.

Prof. Sumaryati mengutip filosofi cogito ergo sum dari RenΓ© Descartes, β€œSaya berpikir, maka saya ada” sebagai landasan pentingnya membangun peradaban melalui kekuatan nalar. Ia mengaitkan konsep berpikir kritis dengan ajaran Islam, merujuk pada QS. Ali β€˜Imran: 190 tentang pentingnya menggunakan akal untuk menemukan kebesaran Tuhan.

Ia menguraikan urgensi berpikir kritis, seperti pengambilan keputusan yang lebih baik, kemampuan beradaptasi dengan perubahan, peningkatan kreativitas dan inovasi, kemampuan memecahkan masalah secara sistematis, menghindari disinformasi, berkontribusi dalam perkembangan ilmu, peningkatan kemandirian berpikir, dan menghindarkan sesat pikir.

Prof. Sumaryati menutup sesi pertama dengan menegaskan bahwa sila-sila Pancasila adalah pilar kuat dalam membentuk nalar kritis bangsa. β€œPancasila bukan hanya pandangan hidup, tetapi juga fondasi rasional dalam menyikapi realitas dengan cara yang arif dan bertanggung jawab,” tutupnya. (Anove)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Prof.-Dr.-Sumaryati-M.Hum_.-dosen-PPKn-FKIP-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Festyanove.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-06-21 12:50:242025-06-21 12:51:04Nilai Pancasila sebagai Landasan Berpikir Kritis Menuju Masyarakat Berkemajuan

Speak with Impact, Bangun Kepercayaan Diri Mahasiswa

21/06/2025/in Feature /by Ard

Pelatihan Public Speaking Himakom Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Himakom UAD)

Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (Himakom) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sukses menggelar Pelatihan Public Speaking bertajuk β€œSpeak with Impact: Melatih Keterampilan Berbicara dengan Percaya Diri yang Tinggi” pada Rabu, 4 Juni 2025, di Ruang Kaca Barat Lantai 10, Gedung Kampus IV UAD. Kegiatan ini menghadirkan Moch. Hafid Arofat, S.Pd., M.A., seorang penyiar Televisi Republik Indonesia (TVRI), dosen, dan praktisi komunikasi yang telah malang melintang di dunia penyiaran dan pelatihan.

Dengan latar belakang tersebut, Hafid menghadirkan suasana pelatihan yang interaktif dan down-to-earth. Pelatihan ini bertujuan membekali mahasiswa dengan keterampilan berbicara di depan umum secara percaya diri dan efektif, terutama bagi mahasiswa calon praktisi Public Relations (PR).

β€œPublic speaking bukan hanya soal berbicara, tetapi bagaimana kita menyampaikan pesan secara jelas, memengaruhi audiens, dan membangun hubungan dengan mereka,” ujar Hafid membuka sesi pelatihan.

Materi pelatihan meliputi definisi dan urgensi keterampilan public speaking, teknik penguasaan suara, kontak mata, bahasa tubuh, hingga strategi mengatasi rasa gugup. Ia menekankan bahwa berbicara di depan umum adalah keterampilan yang dapat dilatih.

Selain materi, peserta juga diajak untuk mempraktikkan langsung. Hafid memandu latihan pengenalan diri, teknik vokal, serta menyusun pesan singkat dengan kata kunci yang menantang, seperti budaya, wisatawan, dan alam.

Tak hanya memberikan motivasi, Hafid juga menanamkan kesadaran bahwa keterampilan komunikasi kini menjadi salah satu penentu utama kesuksesan di era digital dan media sosial. β€œKemampuan menyampaikan ide secara efektif bisa membuka pintu di dunia kerja, pendidikan, bahkan kehidupan pribadi,” tuturnya.

Pelatihan ini menjadi bagian dari program kerja Divisi Minat dan Bakat Himakom UAD. Melalui kegiatan ini, mahasiswa tidak hanya belajar berbicara, tetapi juga belajar mendengarkan, memahami audiens, dan menjadi komunikator yang berkarakter. Selain itu, pelatihan ini menjadi langkah awal mahasiswa untuk berani bersuara dalam ruang-ruang publik yang lebih luas. (Anove)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Pelatihan-Public-Speaking-Himakom-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Himakom-UAD-2.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-06-21 12:34:092025-06-21 12:34:09Speak with Impact, Bangun Kepercayaan Diri Mahasiswa

Upaya Sekolah Menyiapkan Generasi Kritis Menghadapi Dunia Luar melalui Pancasila

21/06/2025/in Feature /by Ard

Webinar Nasional HMPS PPKn Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. HMPS PPKn UAD)

Tantangan dunia modern yang semakin kompleks menuntut siswa tidak hanya cakap secara akademik, tetapi juga mampu berpikir kritis. Hal ini disampaikan oleh Melyati, S.Sos., selaku Kepala Sekolah SMA Budi Utomo Prabumulih, dalam webinar nasional bertema β€œPancasila sebagai Landasan Berpikir Kritis untuk Kemajuan Bersama” yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada Sabtu, 14 Juni 2025, melalui Zoom Meeting.

Melyati membawakan materi β€œUpaya Sekolah dalam Menyiapkan Siswa Menghadapi Dunia Luar melalui Pancasila”. Ia menekankan bahwa Pancasila bukan hanya dasar negara, tetapi juga fondasi penting dalam penguatan karakter dan nalar kritis siswa di era globalisasi dan digitalisasi saat ini.

β€œPendidikan Pancasila harus mengajarkan cara berpikir logis, berani bertanya, dan mampu menganalisis informasi secara objektif. Ini sangat relevan untuk menangkal hoaks dan disinformasi di era digital,” ujarnya.

Ia menyoroti pentingnya nilai-nilai Pancasila, seperti kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial, sebagai pijakan moral dalam mengambil keputusan yang adil dan bertanggung jawab. Menurutnya, nilai-nilai tersebut dapat mendorong siswa untuk berpikir rasional, terbuka, dan tidak reaktif terhadap perubahan sosial.

Dalam praktiknya, sekolah memiliki peran besar dalam mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila ke dalam kurikulum maupun kegiatan ekstrakurikuler. Melyati menjelaskan bahwa pihaknya mendorong pembelajaran yang melatih siswa bertanya kritis, mengevaluasi informasi, serta aktif berdiskusi. β€œKami juga menyisipkan nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan seperti organisasi siswa dan kegiatan ekstrakurikuler,” tuturnya.

Melyati menutup pemaparannya dengan menegaskan bahwa pendidikan Pancasila tidak boleh berhenti pada hafalan teks, tetapi harus menjadi proses pembentukan pola pikir. β€œSekolah adalah garda terdepan dalam membentuk generasi yang tidak hanya siap bersaing, tetapi juga memiliki pijakan kuat pada nilai-nilai luhur bangsa,” tutupnya. (Anove)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Webinar-Nasional-HMPS-PPKn-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-HMPS-PPKn-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-06-21 12:20:512025-06-21 12:36:37Upaya Sekolah Menyiapkan Generasi Kritis Menghadapi Dunia Luar melalui Pancasila

Bukan Desainer? Tidak Masalah!

21/06/2025/in Feature /by Ard

Aprillia Nugraheni Ayuningtyas, Pemateri Diskusi Teras Cerita #1, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Aprillia)

Sebagai generasi yang tumbuh bersama gawai dan internet, mahasiswa kini dituntut tidak hanya mampu menulis, tetapi juga memvisualisasikan gagasannya dengan menarik. Inilah pesan utama yang dibawa oleh Aprillia Nugraheni Ayuningtyas, Kepala Redaksi Media Baru, dalam sesi pemaparannya di Teras Cerita #1 yang digelar oleh Lembaga Semi Otonom (LSO) Kreativitas Kita (Kreskit) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Ia memperkenalkan Canva sebagai alat bantu sederhana namun efektif dalam mendukung kekuatan visual literasi.

Canva, menurut Aprillia, adalah platform desain grafis yang sangat ramah bagi pemula. Melalui aplikasi ini, mahasiswa bisa dengan mudah membuat konten visual seperti poster, infografik, hingga presentasi menarik. β€œCanva itu bukan hanya untuk anak desain. Siapa pun bisa belajar, apalagi sekarang dunia literasi juga menuntut tampilan visual yang kuat,” ujarnya. Ia menekankan bahwa visual tidak hanya pelengkap, tetapi juga penyampai pesan yang tak kalah penting dari teks.

Dalam pemaparannya, Aprillia juga membagikan berbagai shortcut penting yang mempermudah proses desain, seperti kombinasi tombol untuk mengatur posisi elemen, memperbesar tampilan, hingga menggandakan objek. Ia menunjukkan antarmuka Canva, mulai dari area kerja hingga side bar, sambil sesekali memberi contoh desain yang bisa dibuat dalam hitungan menit.

Aprillia menutup sesi dengan ajakan untuk tidak takut mencoba. β€œKita tidak harus jadi desainer profesional untuk mulai membuat karya yang menarik. Mulailah dari kebutuhan literasi kita sendiri, dari membuat pamflet kegiatan, konten media sosial, sampai ilustrasi opini. Semua bisa dimulai dari Canva,” katanya. (Mawar)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Aprillia-Nugraheni-Ayuningtyas-Pemateri-Diskusi-Teras-Cerita-1-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Aprillia.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-06-21 12:07:062025-06-21 12:07:06Bukan Desainer? Tidak Masalah!

Membumikan Opini, Menyalakan Literasi

21/06/2025/in Feature /by Ard

Mawar Ledya Serli, mahasiswa PBSI Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Mawar)

Suasana sore itu begitu syahdu di halaman depan Museum Muhammadiyah Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Beberapa mahasiswa berkumpul dalam lingkaran diskusi yang hangat dan bersahabat. Mereka bukan sekadar hadir, melainkan ingin bersuara. Di sinilah Lembaga Semi Otonom (LSO) Kreativitas Kita (Kreskit) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) UAD menggelar Teras Cerita #1, sebuah ruang kecil penuh energi literasi.

Di tengah forum, Mawar Ledya Serli, Pimpinan Umum Kreskit, tampil membawakan materi bertajuk β€œOpini Itu Penting! Tetapi Jangan Asal Bicara”. Mawar membuka kesadaran peserta akan pentingnya membedakan opini dan fakta dalam wacana publik. “Opini itu adalah pendapat pribadi yang belum tentu benar. Berbeda dengan fakta yang bisa dibuktikan,” ujarnya.

Bagi Mawar, opini memiliki fungsi yang kuat. Ia bisa menjadi jembatan gagasan, alat berpikir kritis, bahkan pemicu perubahan sosial. Ia menyampaikan bahwa opini yang ditulis dan disampaikan dengan logika yang baik bisa menjadi dasar tulisan seperti esai, artikel opini, hingga editorial media.

Namun, Mawar juga menegaskan, β€œOpini itu tidak bisa asal keluar dari mulut. Harus ada pertimbangan. Harus ada kesadaran.” Opini, menurutnya, seharusnya menjadi bagian dari proses berpikir, bukan sekadar pelampiasan emosi.

Di akhir pemaparannya, Mawar mengajak mahasiswa untuk tidak takut bersuara, tetapi juga tidak gegabah dalam menyampaikan pendapat. Ia ingin mahasiswa PBSI menjadi insan literat yang tidak hanya pandai membaca dan menulis, tetapi juga bijak dalam menyampaikan opini. (Mawar)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Mawar-Ledya-Serli-mahasiswa-PBSI-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Mawar.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-06-21 11:52:152025-06-21 11:52:15Membumikan Opini, Menyalakan Literasi

Menjadi β€œSherlock Holmes” di Dunia Akademik

21/06/2025/in Feature /by Ard

Dr. Yosi Wulandari, S.Pd., M.Pd., dosen PBSI Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Mawar)

Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) dan Pendidikan Bahasa Korea Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) sukses menggelar Prapembekalan Penelitian dan Penulisan Artikel Ilmiah Berbantuan Teknologi Artificial Intelligence (AI) pada Rabu, 11 Juni 2025.

Dr. Yosi Wulandari, S.Pd., M.Pd., dosen PBSI UAD, hadir sebagai narasumber. Ia menekankan pentingnya menanamkan pola pikir peneliti sejak dini kepada mahasiswa, terutama menjelang pelaksanaan skripsi. Penelitian bukan sekadar tugas akademik, tetapi merupakan proses berpikir ilmiah yang membutuhkan rasa ingin tahu, ketekunan, dan integritas.

Kunci Utama Sukses dalam Riset

Untuk menjadi peneliti yang andal, mahasiswa harus memiliki pola pikir yang tepat. Rasa penasaran yang tinggi merupakan fondasi utama. Selalu bertanya β€œmengapa?”, tidak puas dengan jawaban umum, serta tertarik pada hal-hal yang sering diabaikan orang lain. Selain itu, objektivitas sangat penting. Peneliti sejati tidak memanipulasi data demi mendukung hipotesis pribadi, bersikap terbuka terhadap hasil yang tidak sesuai harapan, serta tidak bias terhadap latar belakang subjek penelitian.

Teliti dan Etis dalam Setiap Langkah Penelitian

Menjadi detail dan teliti juga merupakan bagian dari mindset peneliti. Semua langkah perlu dicatat secara sistematis, data dianalisis ulang, dan prosedur diikuti secara konsisten. Penting pula untuk selalu melakukan cadangan data agar informasi yang telah dikumpulkan tidak hilang. Tak kalah penting, etika dalam penelitian harus dijunjung tinggi. Peneliti wajib meminta izin sebelum melakukan pengumpulan data, menjaga privasi responden, tidak merugikan pihak mana pun, dan bersikap jujur dalam menyampaikan hasil penelitian.

Menguasai Alat Penunjang Penelitian Modern

Di era digital, peneliti dituntut untuk menguasai berbagai perangkat dan platform pendukung. Beberapa database seperti Scopus, Web of Science, ProQuest, JSTOR, dan ResearchGate menjadi sumber utama jurnal internasional berkualitas. Mahasiswa juga dapat menggunakan tools seperti Notion atau Obsidian untuk manajemen pengetahuan, serta Trello, Asana, dan RescueTime untuk mengatur jadwal dan meningkatkan produktivitas. Aplikasi seperti Forest atau Focus juga bermanfaat untuk menjaga konsentrasi dalam sesi kerja mendalam.

Penelitian sebagai Jalan Menuju Kematangan Akademik

Menjadikan penelitian sebagai bagian dari budaya pribadi bukanlah hal instan. Diperlukan komitmen, rasa ingin tahu, kejujuran, serta penguasaan alat bantu. Dengan mindset yang tepat dan etika yang kuat, mahasiswa dapat berkembang menjadi peneliti tangguh yang mampu memberi kontribusi nyata di bidangnya. Momen semester enam bukan hanya tentang skripsi, melainkan tentang membangun fondasi untuk masa depan akademik dan profesional yang lebih cerah. (Mawar)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Dr.-Yosi-Wulandari-S.Pd_.-M.Pd_.-dosen-PBSI-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Mawar.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-06-21 10:55:032025-06-21 10:55:03Menjadi β€œSherlock Holmes” di Dunia Akademik

Apakah Benar Media Sosial Mengganggu Kesehatan Mental?

21/06/2025/in Feature /by Ard

Daffa Nur Fauzy, mahasiswa Ilmu Hadis Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Humas UAD)

Di era digital, hampir mustahil menemukan mahasiswa yang tidak menggunakan media sosial seperti Instagram, TikTok, Twitter, dan platform lainnya. Media sosial telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Namun, apakah benar media sosial dapat mengganggu kesehatan mental?

Fenomena Akibat Media Sosial

Dari berbagai artikel dan berita, menunjukkan bahwa gangguan mental seperti kecemasan dan depresi di kalangan mahasiswa meningkat drastis. Hal ini disebabkan oleh media sosial yang kemudian melahirkan fenomena dengan istilah baru seperti Popcorn Brain dan Strawberry Generation.

Popcorn Brain adalah istilah untuk menyebut kondisi otak yang terbiasa mengonsumsi konten singkat dan cepat di media sosial seperti TikTok, Reels, dan Twitter. Akibatnya, otak menjadi terbiasa dengan stimulasi yang singkat dan dangkal. Fenomena ini dapat mengakibatkan berkurangnya kemampuan untuk fokus dan berkonsentrasi dalam jangka waktu panjang. Hal ini kemudian berdampak pada kehidupan nyata, seperti dalam pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah, yang pada akhirnya dapat memicu gangguan mental.

Ada juga istilah burnout, yaitu kondisi seseorang yang lelah secara mental karena terlalu banyak menerima informasi di media sosial sehingga kemampuan otak dalam berpikir menurun. Kondisi ini ditandai dengan perasaan lelah, hampa, dan merasa tidak memiliki semangat untuk melanjutkan pekerjaan atau aktivitas.

Media sosial juga menyebabkan perbandingan sosial akibat FOMO (Fear of Missing Out). Melihat orang lain berpesta, jalan-jalan, makan di restoran mahal, atau mengenakan pakaian bagus yang seakan-akan menampilkan hidup sempurna di media sosial juga dapat menyebabkan gangguan mental, padahal semua itu adalah standar hidup yang tidak realistis.

Mental lemah ini disebut oleh Rhenald Kasali sebagai Strawberry Generation atau Generasi Stroberi. Mereka adalah generasi yang tampilan luarnya tampak sempurna, tetapi apabila dihadapkan pada suatu persoalan, mereka mudah tertekan dan mengalami gangguan mental.

Apakah Benar Pendapat Tersebut?

Sebelum kita menuduh media sosial sebagai penjahat utama, perlu diingat bahwa platform ini juga memberikan manfaat yang cukup besar. Banyak mahasiswa menemukan sistem pendukung melalui komunitas media digital, dan kesadaran akan kesehatan mental yang semakin meningkat akhir-akhir ini juga dipicu oleh diskusi terbuka di media sosial.

Saat pandemi, media sosial menjadi jembatan untuk tetap terhubung dengan teman dan keluarga. YouTube menjadi perpustakaan gratis untuk belajar keterampilan baru. LinkedIn membantu membangun networking dan mencari peluang karier. Twitter juga menjadi platform diskusi isu-isu penting. Jadi, apakah adil jika kita menyalahkan media sosial sepenuhnya?

Waktu Penggunaan Merupakan Kunci

Tidak tepat jika kita menyalahkan media sosial sepenuhnya. Persoalannya adalah bagaimana kita menggunakan media sosial secara lebih bijak, bukan sekadar melabelinya baik atau buruk.

Algoritma platform dirancang untuk membuat kita menggulir lebih lama, tetapi kita masih punya kontrol. Kita bisa memilih untuk mengikuti akun yang memberikan konten positif dan mendidik serta mengatur batas waktu layar sehingga tidak terkena dampak fenomena sosial yang dijelaskan di atas. Hal ini juga sesuai dengan pandangan Islam.

Bagaimana Pandangan Agama?

Dalam sebuah hadis sahih tentang tanggung jawab yang diriwayatkan Ibnu Umar sebagai berikut:

كُلُّكُمْ رَاعٍ ΩˆΩŽΩƒΩΩ„Ω‘ΩΩƒΩΩ…Ω’ Ω…ΩŽΨ³Ω’Ψ¦ΩΩˆΩ„ΩŒ ΨΉΩŽΩ†Ω’ Ψ±ΩŽΨΉΩΩŠΩ‘ΩŽΨͺΩΩ‡ΩΨŒ ΩΩŽΨ§Ω„Ψ₯ΩΩ…ΩŽΨ§Ω…Ω Ψ§Ω„Ω‘ΩŽΨ°ΩΩ‰ ΨΉΩŽΩ„ΩŽΩ‰ Ψ§Ω„Ω†Ω‘ΩŽΨ§Ψ³Ω رَاعٍ ΩˆΩŽΩ‡ΩΩˆΩŽ Ω…ΩŽΨ³Ω’Ψ¦ΩΩˆΩ„ΩŒ ΨΉΩŽΩ†Ω’ Ψ±ΩŽΨΉΩΩŠΩ‘ΩŽΨͺΩΩ‡ΩΨŒ ΩˆΩŽΨ§Ω„Ψ±Ω‘ΩŽΨ¬ΩΩ„Ω Ψ±Ψ§ΨΉ ΨΉΩŽΩ„ΩŽΩ‰ Ψ£ΩŽΩ‡Ω’Ω„ Ψ¨ΩŽΩŠΩ’Ψͺِهِ ΩˆΩŽΩ‡ΩΩˆΩŽ Ω…ΩŽΨ³Ω’Ψ¦ΩΩˆΩ„ΩŒ ΨΉΩŽΩ†Ω’ Ψ±ΩŽΨΉΩΩŠΩ‘ΩŽΨͺΩΩ‡ΩΨŒ ΩˆΩŽΨ§Ω„Ω’Ω…ΩŽΨ±Ω’Ψ£ΩŽΨ©Ω رَاعِيَةٌ ΨΉΩŽΩ„ΩŽΩ‰ Ψ£ΩŽΩ‡Ω’Ω„ Ψ¨ΩŽΩŠΩ’Ψͺِ Ψ²ΩˆΨ¬Ω‡Ψ§ ΩˆΩ‡ΩŠΩŽ Ω…ΩŽΨ³Ω’Ψ¦ΩΩˆΩ„ΩŽΨ©ΩŒ ΨΉΩŽΩ†Ω’Ω‡ΩΩ…Ω’ΨŒ ΩˆΩŽΨΉΩŽΨ¨Ω’Ψ―Ω Ψ§Ω„Ψ±Ω‘ΩŽΨ¬ΩΩ„ Ψ±Ψ§ΨΉ ΨΉΩŽΩ„ΩŽΩ‰ Ω…ΩŽΨ§Ω„ Ψ³ΩŽΩŠΩ‘ΩΨ―ΩΩ‡ ΩˆΩŽΩ‡ΩΩˆΩŽ Ω…ΩŽΨ³Ω’Ψ¦ΩΩˆΩ„ΩŒ ΨΉΩŽΩ†Ω’Ω‡ΩΨŒ Ψ£ΩŽΩ„ΩŽΨ§ كُلُّكُمْ رَاعٍ ΩˆΩŽΩƒΩΩ„Ω‘ΩΩƒΩΩ…Ω’ Ω…ΩŽΨ³Ω’Ψ¦ΩΩˆΩ„ΩŒ ΨΉΩŽΩ†Ω’ Ψ±ΩŽΨΉΩΩŠΩ‘ΩŽΨͺِهِ

β€œTiap-tiap kalian adalah pemimpin, dan tiap-tiap kalian bertanggung jawab atas yang dipimpinnya. Seorang imam memimpin orang banyak dan ia bertanggung jawab atas yang dipimpinnya. Seorang pria adalah pemimpin di keluarganya, dan ia bertanggung jawab atas yang dipimpinnya. Seorang wanita adalah pemimpin di keluarga suaminya, dan ia bertanggung jawab atas yang dipimpinnya. Seorang budak adalah pemimpin harta tuannya, dan ia bertanggung jawab tentang hal itu. Ingatlah, tiap-tiap kalian adalah pemimpin, dan tiap-tiap kalian bertanggung jawab atas yang dipimpinnya.” 

Hadis di atas oleh Utsman Najati (tokoh Psikologi Islam) diambil sebagai hadis tentang pembentukan kesehatan mental. Beliau menjelaskan bahwa setiap individu harus bertanggung jawab atas apa yang ada di dalam pengurusannya, termasuk dalam penggunaan media sosial.

Dalam konteks ini, nilai tanggung jawab sangat relevan bagi anak muda agar dapat menggunakan media sosial secara bijak. Salah satu bentuk tanggung jawab tersebut adalah dengan membatasi waktu penggunaan media sosial serta memilih dan menyaring konten yang bermanfaat.

Nilai tanggung jawab di atas juga terdapat dalam agama-agama lain sehingga hadis ini adalah bentuk inklusivitas dalam memberikan solusi terhadap persoalan mental untuk semua kalangan agama.

Kesimpulan

Media sosial bukanlah musuh kesehatan mental, tetapi juga bukan sahabat terbaik. Namun, yang terpenting adalah kesadaran kita untuk menggunakan platform ini secara bijaksana dan tidak membiarkannya mengontrol hidup kita.

Akhir kata, media sosial hanyalah alat dan yang menentukan dampaknya adalah kita sendiri. Jadi, daripada menghindari atau menyalahkan media sosial, lebih baik kita belajar menggunakannya secara bijak, misalnya untuk mendukung karier ke depan sehingga terbentuk mental yang sehat. (daf)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Daffa-Nur-Fauzy-mahasiswa-Ilmu-Hadis-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Humas-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-06-21 10:10:272025-06-21 10:58:27Apakah Benar Media Sosial Mengganggu Kesehatan Mental?

Fikih Wanita dalam Bingkai Manhaj Tarjih Muhammadiyah

21/06/2025/in Feature /by Ard

Diskusi Siti Bariyah di Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Daffa)

Dalam sebuah “Diskusi Siti Bariyah” di Islamic Center, Aisya Nabila Hanifa, seorang mahasiswi Ilmu Hadis Universitas Ahmad Dahlan (UAD), menyampaikan dinamika perkembangan pemikiran tentang Fikih Wanita yang menjadi salah satu topik hangat.

Muhammadiyah dalam pandangan Manhaj Tarjih memandang kedudukan dan peran perempuan tidak boleh berhenti pada pemahaman tekstual semata, melainkan mengintegrasikan pendekatan bayani, burhani, dan irfani untuk menghasilkan pemahaman yang komprehensif dan kontekstual.

Landasan Metodologis

Manhaj Tarjih Muhammadiyah dalam memahami fikih wanita bertumpu pada prinsip-prinsip dan nilai-nilai keadilan dan kesetaraan.

Pendekatan Bayani (tekstual) tidak berdiri sendiri, melainkan diperkuat dengan analisis Burhani (rasional) yang mempertimbangkan konteks sosial, budaya, dan perkembangan zaman, kemudian diperkaya dengan dimensi Irfani (spiritual) yang menghasilkan sebuah prinsip dan hukum.

Dalam konteks ini, Muhammadiyah memandang bahwa Islam sejak awal telah memberikan kedudukan mulia kepada perempuan. Al-Qur’an dan hadis, ketika dipahami secara holistik, justru mengangkat derajat perempuan dari kondisi yang sebelumnya marginal menjadi subjek yang memiliki hak dan kewajiban setara dengan laki-laki dalam banyak aspek kehidupan.

Kontekstualisasi dalam Kehidupan Modern

Menurut Aisya, salah satu keunggulan Manhaj Tarjih Muhammadiyah adalah kemampuannya dalam melakukan kontekstualisasi tanpa kehilangan substansi dari ajaran Islam, termasuk dalam pembahasan isu-isu kontemporer seperti kepemimpinan perempuan hingga partisipasi perempuan dalam ruang publik.

Misalnya, dalam persoalan kepemimpinan perempuan, Tarjih tidak melihat gender sebagai penghalang mutlak karena yang menjadi pertimbangan utama adalah kapasitas, kompetensi, dan integritas individu. Prinsip al-rijalu qawwamuna ‘ala al-nisa’ tidak dimaknai sebagai superioritas gender, melainkan sebagai pembagian peran yang fleksibel dan dapat disesuaikan dengan konteks zaman.

Peran UAD Terhadap Isu Wanita

Universitas Ahmad Dahlan, sebagai institusi pendidikan tinggi Muhammadiyah, memiliki peran strategis dalam mengembangkan wacana fikih wanita yang progresif namun tetap otentik. Melalui berbagai program studi, penelitian, dan pengabdian masyarakat, UAD dapat menjadi laboratorium pemikiran yang menghasilkan solusi-solusi inovatif atas persoalan-persoalan kontemporer yang dihadapi perempuan Muslim.

Integrasi antara ilmu agama dan ilmu umum yang menjadi ciri khas UAD memberikan peluang untuk menghasilkan lulusan yang tidak hanya memahami fikih secara tekstual, tetapi juga mampu mengaplikasikannya dalam konteks kehidupan modern yang kompleks.

Menuju Islam yang Adil Gender

Fikih wanita dalam perspektif Manhaj Tarjih Muhammadiyah bukan sekadar sekumpulan aturan yang mengekang perempuan, melainkan panduan hidup yang membebaskan dan memberdayakan. Pendekatan yang holistik, kontekstual, dan berorientasi pada keadilan ini sejalan dengan misi Islam sebagai agama yang membawa rahmat bagi seluruh alam.

Sebagai bagian dari keluarga besar Muhammadiyah, UAD memiliki tanggung jawab untuk terus mengembangkan pemahaman yang mencerdaskan dan membebaskan. Melalui pendidikan dan pengabdian, UAD dapat berkontribusi dalam mewujudkan masyarakat yang adil gender, di mana laki-laki dan perempuan dapat berkolaborasi secara harmonis dalam membangun peradaban yang berkeadilan. (daf)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Diskusi-Siti-Bariyah-di-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Daffa.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-06-21 09:35:392025-06-21 09:35:39Fikih Wanita dalam Bingkai Manhaj Tarjih Muhammadiyah
Page 3 of 68‹12345›»

TERKINI

  • Konselor Sebaya Prodi Teknologi Pangan UAD Tekankan Pentingnya Manajemen Waktu14/07/2025
  • Workshop Penerjemahan Teks Akademik di Era Kecerdasan Buatan14/07/2025
  • Laboratorium TEYL PBI UAD Gelar English for Holiday14/07/2025
  • Psikologi dan Industri: Strategi Karier Lulusan di Psychology Career Planning 202514/07/2025
  • FAI UAD Resmi Luncurkan Ujian Standardisasi Bahasa Arab β€œIkhla’”14/07/2025

PRESTASI

  • UKM Karate UAD Borong Medali di Ajang Nasional12/07/2025
  • Langkah Berani Arya Eka Putra: Dari Keraguan Menjadi Juara I Pilmapres LLDikti V10/07/2025
  • Irgiawan, Mahasiswa Ilmu Komunikasi UAD Raih Juara II Nasional di Ajang SILAT APIK-PTMA 202510/07/2025
  • Mahasiswa UAD Raih Bronze Medal dan Best Poster di Kompetisi Nasional Business Plan05/07/2025
  • Mahasiswa Gizi UAD Raih Juara I Lomba Poster Contest 2025 Tingkat Nasional05/07/2025

FEATURE

  • Al-Qur’an sebagai Pedoman dalam Kehidupan11/07/2025
  • Terapi Kesehatan Mental Menurut Al-Qur’an dan as-Sunnah10/07/2025
  • Teman Sebaya Bukan Cuma Pendengar: Look, Listen, Link10/07/2025
  • Apa Kabar Kesehatan Mental Mahasiswa?09/07/2025
  • Kepribadian dan Metode Pendidikan Nabi05/07/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top